Jakarta. Meski harga rata-rata beras nasional mulai menurun bersamaan dengan datangnya masa panen padi, pemerintah tetap menyiapkan stok beras untuk melakukan operasi pasar beras di daerah-daerah berpotensi lonjakan harga tinggi yang membutuhkan intervensi.

"Operasi pasar tetap dilakukan di daerah-daerah yang kenaikan harganya tinggi, kalau lonjakan harganya sampai 10 persen dan berpotensi naik terus. Untuk operasi pasar digunakan beras medium," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo di Jakarta, Jumat.

Pemerintah, menurut dia, memantau pergerakan harga beras di semua wilayah dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas harga beras, agar harga beras tidak naik terlalu tinggi atau turun terlalu rendah hingga di bawah harga pembelian pemerintah.

Menurut laporan pemantauan harga dan distribusi barang kebutuhan pokok yang dipublikasikan Kementerian Perdagangan, harga rata-rata nasional beras kualitas medium pada 4 Maret 2011 tercatat Rp7.250/Kg. Harga tertinggi tercatat di Padang, sebesar Rp10.625/Kg, dan yang terendah di Yogyakarta Rp5.435/Kg.

Sementara harga rata-rata nasional beras kualitas medium selama 1-4 Maret 2011 tercatat Rp7.279/Kg, lebih rendah dari harga rata-rata selama Februari 2011 yang sebesar Rp7.432/Kg.

Meski telah menunjukkan kecenderungan turun, harga rata-rata bulanan beras medium selama 2011 masih lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Tahun 2010, harga rata-rata beras selama Februari tercatat Rp6.419/Kg dan pada Maret seharga Rp6.318/Kg.

Menurut data Kementerian Perdagangan, pemerintah telah menyalurkan 483.470 ton beras atau 61,28 persen dari rencana Raskin selama Januari-Maret 2011 untuk membantu keluarga kurang mampu mendapatkan beras dengan harga terjangkau dan mengendalikan harga beras.

Pemerintah, melalui Perum Bulog, sejak Januari sampai 4 Maret 2011 juga telah menyalurkan 97.862 ton beras melalui operasi pasar beras untuk meredam kenaikan harga beras di daerah-daerah yang membutuhkan intervensi.(ant)