Kamis, 30 Desember 2010

Mengolah Sampah RT Jadi Kompos

Skema Wadah Kompos Dapur

Siapa yang tak pusing dengan limbah atau sampah rumah tangga yang semakin hari semakin bertambah? Bahkan pemerintah daerah sekelas ibukota pun kewalahan menanganinya. Tak ada salahnya sebagai warga yang baik kita bantu pemerintah mengurangi sampah hasil rumah tangga dengan cara mengolahnya menjadi kompos, suatu pupuk organik yang merupakan hasil penguraian atau dekomposisi bahan organik (tanaman, hewan, sampah) yang dilakukan oleh mikroorganisme aktif (bakteri dan jamur).

Kompos memiliki kegunaan, antara lain,

  • memperbaiki struktur tanah;
  • memperbesar daya ikat tanah berpasir;
  • menambah daya ikat air tanah;
  • memperbaiki drainase dan tata udara tanah, serta
  • mengandung hara (tergantung bahan bakunya).

Namun tak semua sampah rumah tangga bisa dibuat kompos. Hanya Sampah yang berasal dari dapur seperti kulit buah, sisa sayur, sisa buah, sisa makanan dan sampah kebun (dedaunan, rumput dll) yang dapat dibuat kompos.

Langkah awal membuat kompos adalah sediakan wadah untuk pengomposan. Tempat pengomposan dapat bermacam-macam, seperti lubang dalam tanah, bak, drum, baskom, dan sebagainya. Syaratnya adalah wadah tidak terkena hujan secara langsung. Jika wadah yang dipergunakan berupa drum atau baskom plastik, hendaknya dilubangi pada bagian dasar sebanyak lima lubang dan diletakkan di atas susunan batu bata.

Cara Membuat Kompos

Tidaklah sulit untuk membuat kompos dari limbah dapur tersebut. Berikut ini langkah-langkah pembuatannya.

1. Pemisahan sampah

Pisahkan sampah organik dari sampah anorganik (plastik, kaleng, karet). Sampah organik berupa sisa makanan, kulit buah, sisa sayuran. Sampah yang berukuran besar sebaiknya dipotong/dicacah terlebih dahulu.
2. Pencampuran

Isi wadah dengan kompos lama setinggi 1/3, selanjutnya sampah dapur dimasukkan. Aduk bahan secara merata. Bahan bisa ditambah serbuk gergaji atau pupuk kandang dan organisme perombak limbah/ragi kompos (Tricholant). Tutup wadah dengan karung/plastik.
3. Pematangan

Aduk sampah setiap 7 hari, selama proses berlangsung suhu bahan berkisar 30-70 oC. Memasuki minggu ke-5 atau ke-6, kompos sudah jadi. Cirinya adalah tidak berbau busuk, berbau tanah, warna coklat kehitaman dan suhu 30-32 oC.
4. Pengayakan dan Pengemasan

Kompos yang sudah matang diayak untuk memperoleh hasil seragam, lalu dikemas dalam plastik.
Untuk mendapatkan pupuk kompos yang baik, beberapa fisik bahan yang dapat dilihat secara visual dan dirasakan, antara lain,
  • warna kompos coklat kehitaman;
  • tidak berbau busuk atau menyengat, tetapi berbau tanah tanah;
  • berbutir halus, lunak ketika dihancurkan dengan jari-jari tangan;
  • delama dalam pengomposan suhu bahan organik berkisar 30-70 oC;
  • kelembaban bahan organik berkisar 40-60 oC; dan
  • derajat kemasaman pH kompos berkisar antara 6,5-7,5.

Tak sulit bukan untuk bisa membantu pemerintah menanggulangi masalah sampah? Jadi, mulai saat ini marilah kita sediakan dua tempat sampah di dapur kita. Satu untuk sampah dapur organik, dan satu lagi untuk yang anorganik. (Sumber : Deptan)

Biji Srikaya Dan Biji Mahoni Sebagai Bahan Pestisida Nabati Yang Ramah Lingkungan

Pestisida Nabati

Peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur telah melakukan pengkajian terhadap beberapa jenis tanaman maupun biji sehingga dapat dimanfaatakan sebagai pestisida nabati. Biji srikaya mengandung bahan aktif asetogenin dan squamosin untuk sasaran hama ulat maupun hama penghisap polong. Sedangkan biji mahoni mengandung bahan aktif swietenin dan limonoid dapat menghambat perkembangbiakan ulat, hama penghisap, penyakit karat pada daun kopi.

Cara kerja pestisida nabati ini adalah dapat mengendalikan serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggul. Cara kerja yang sangat spesifik yaitu merusak perkembangan telur, larva dan pupa, penolak makan, mengurangi nafsu makan, menghambat reproduksi serangga betina dll.

Keunggulannya adalah biaya yang murah karena mudah didapat, relatif aman bagi lingkungan, tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, tidak menimbulkan kekebalan pada hama, kompatible bila digabungkan dengan cara pengendalian lain dan yang tidak kalah pentingnya adalah hasil pertanian yang sehat dan bebas residu pestisida.

Sedangkan kelemahannya adalah daya kerja relatif lambat, tidak membunuh langsung ke jasad sasaran, tidak tahan terhadap sinar matahari, kurang praktis, tidak tahan disimpan dan penyemprotan dilakukan secara berluang-ulang. Informasi di bawah ini perlu anda ketahui untuk menambah pengetahuan atau mungkin mencobanya di lahan pertanian anda, karena dilengkapi dengan cara pembuatan pestisida nabati dengan cara sederhana.

(Sumber : Deptan)

Resep Makanan : Sayur Kangkung

1. Kangkung Cah Telur Puyuh

Bahan-bahan yang digunakan :
  • 2 ikat kangkung
  • 10 butir telur puyuh, direbus dan dikupas kulitnya
  • 1 ons daging sapi
  • 1 sendok makan taocu
  • 1 sendok teh merica
  • 1 sendok makan saus tirem
  • 1 sendok makan kecap manis
  • 3 siung bawang putih
  • 1 ruas jahe
  • 1 sendok makan sagu, diencerkan dengan air masak
  • 1 sendok makan minyak goreng
  • 300 cc air bersih, dan
  • secukupnya kecap asin.
Cara membuatnya :
  • dipanaskan minyak goreng, digoreng bawang putih dan jahe
  • dimasukkan daging sapi yang sebelumnya telah dibumbui merica, saus tirem, kecap asin dan taocu kemudian diaduk sebentar dan dimasukkan air 300 cc tadi
  • dimasak selama 20 menit kemudian dimasukkan sagu yang telah diencerkan
  • dimasukkan kangkung dan telur puyuh, diberi garam dan kecap manis kemudian dimasak lagi sambil diaduk hingga matang lalu diangkat. Selesai dan siap untuk dihidangkan.

Resep Makanan : Tempe

1. Tempe Bumbu Cabai

Bahan-bahan :
  • 500 gr tempe, dipitong-potong 2x2 cm
  • 1 sendok makan air asam
  • 5 buah bawang merah, diiris tipis-tipis
  • 2 siung bawang putih, dihaluskan dengan 1 sendok teh garam
  • 2 sendok teh gula pasir
  • dihaluskan bumbu : 12 buah cabai merah, 2 siung bawang putih dan 1 sendok teh garam.
Cara membuatnya :
  • dicampurkan 2 siung bawang putih yang dihaluskan dengan 1 sendok teh garam tadi dengan air 100 ml, kemudian dilumurkan ke potongan tempe dan dibiarkan selama 5 menit
  • tempe digoreng dan ditiriskan
  • ditumis bawang merah merah sampai berwarna kecoklatan, kemudian masukkan bumbu cabai yang sudah dihaluskan tadi dan diaduk sampai matang
  • dimasukkan gula dan air asam dan tunggu sampai agak kering
  • setelah agak kering, dimasukkan tempe yang sudah digoreng dan aduk hingga rata
  • angkat, tempe bumbu cabai siap dihidangkan.

Rabu, 29 Desember 2010

Teknik Pembuatan Pupuk Kandang

Umumnya pembuatan pupuk kandang dilakukan dengan cara menyimpan atau menimbun kotoran hewan selama sekitar 3 bulan. Namun pembuatan pupuk kandang ini sebenarnya dapat dipercepat proses penguraiannya dengan penambahan bio-aktivator sebagai bahan pemacu mikroorganisme.

Tahap pembuatan pupuk kandang adalah sebagai berikut :
Bahan-bahan yang digunakan
  • kotoran hewan 1 ton,
  • bio-aktivator 1 liter,
  • molase (larutan gula) 1 liter,
  • air sumur 100 l.
Alat-alat yang digunakan
  • karpet atau terpal plastik,
  • cangkul,
  • sarung tangan,
  • ember,
  • termometer.
Cara pembuatan pupuk kandang
  • tentukan lokasi pembuatan pupuk kandang kemudian tempat tersebut dibersihkan. Diusahakan alas tempat pembuatan pupuk kandang terbuat dari lantai atau alas plastik,
  • dibuat galangan atau sekat disekeliling kotoran hewan agar air atau rembesan air tidak masuk ke kotoran hewan,
  • dicampur atau disiram kotoran hewan dengan campuran air, bio-aktivator dan molase, kemudian diaduk merata,
  • dihamparkan bahan kotoran hewan tadi di atas lantai dengan ketinggian tumpukan 15-20 cm dan dibuat segi empat atau persegi panjang,
  • mengingat pembuatan pupuk kandang ini secara anaerobik, tutup bahan kotoran hewan dengan plastik atau terpal. Suhu ideal proses pembuatan pupuk kandang ini adalah 50-60 derajat Celcius dan jika suhu lebih maka dibuka terpal sewaktu-waktu untuk menurunkan suhu,
  • dibiarkan proses penguraian berlangsung selama 7-14 hari,
  • setelah itu, diperiksa kotoran hewan apakah sudah matang dengan ciri tidak lagi berbau tajam, terasa dingin dipegang dan warnanya gelap,
  • jika sudah berciri-ciri seperti itu maka dapat dikatakan sudah menjadi pupuk kandang,
  • dibuka terpal penutupnya dan pupuk kandang diaduk merata,
  • dikeringkan di bawah sinar matahari untuk proses pengeringan, dikeringkan selama 2 hari dengan sinar matahari penuh tidak mendung atau pupuk kandang sudah berkadar air 30 %,
  • diayak pupuk kandang untuk membuang partikel kasar atau besar,
  • pupuk kandang sudah siap digunakan.
Perlu diingat bahwa kotoran hewan bukanlah pupuk kandang namanya jika belum terjadi proses penguraian atau dekomposasi pada kotoran hewan tersebut. Proses dekomposasi baru terjadi jika kotoran hewan ditimbun atau disimpan 3 bulan atau dipercepat prosesnya dengan bio-aktivator, baru kemudian dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.

Selasa, 28 Desember 2010

Budidaya Tanaman Cabai di Media Pot

Bertanam cabai dapat dilakukan dalam pot sehingga masyarakat kota bisa menikmati buah cabe dan keindahan pohonnya. Apalagi sangat banyak varietas cabai yang sekaligus dapat sebagai bahan konsumsi dan cabe hias di pekarangan.

Persiapan yang perlu untuk bertanam cabe dalam pot meliputi pemilihan jenis dan ukuran pot, media tanah, bibit cabai dan persemaian.


PEMILIHAN POT

Pot yang digunakan harus mampu mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik terutama perakaran. Pot yang terlalu kecil akan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan tidak mampu berbuah, sedangkan pot yang terlalu besar akan berat apabila dipindahkan. Sebagai contoh, dapat dipilih pot sebesar separuh dari kaleng bekas cat volume 20 kg atau pot yang mampu menampung sekitar 5 kg tanah.

Pot yang baik adalah yang memenuhi kriteria berikut :

  • Mampu mendukung perkembangan perakaran.
  • Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan air berelebih.
  • Dasar pot dipilih yang berkaki untuk membantu aerasi dan drainase.
  • Tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan.
  • Tidak mudah lapuk dan pecah.
  • Dinding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap stabil.

PERSEMAIAN

Jenis pot yang dipakai dapat berupa pot tanah liat, pot plastik, pot porselin, pot semen, pot ban bekas, pot kaleng bekas dan pot anyaman bambu. Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.

  • Bibit cabe dapat dipersiapkan sendiri dari buah cabai yang tua dengan membeli dari kios penjual bibit.
  • Benih disemaikan pada tanah pasir yang telah dicampur pupuk dan ditutup tanah tipis-tipis.
  • Bibit diperjarang setelah berumur 10 - 12 hari (berdaun dua helai). Bibit cabai siap ditanam dalam pot pada umur sekitar 6 minggu (tinggi 10 - 15 cm).


PENYIRAMAN MEDIA TANAH

Bertanam cabe dalam pot pada dasarnya sama dengan bertanam cabai di lahan pekarangan rumah . Pilihlah tanah yang gembur, berasal dari lapisan atas tanah, dan mampu mengikat cukup air.
Untuk tanah gembur, perbandingan tanah dngan pupuk organik / kompos adalah 1:1. Tanah liat dicampur dengan tanah pasir dan pupuk kompos dengan komposisi 1:1:1.
Untuk tanah berpasir dicampur dengn tanah liat dan pupuk organik dengan perbandingan 5:2:3. Mengisi tanah di dalam pot bisa dilakukan sebagai berikut :

  1. Tutup lubang pot bagian bawah dengan pecahan genteng.
  2. Isi dasar pot dengan kerikil dan pasir kasar untuk membantu aerasi dan drainase.
  3. Masukkan tanah ke dalam pot dan jangan dipadatkan.
  4. Siram dengan air secukupnya agar tanah menjadi mapan.

PENANAMAN

Penanaman cabai dalam pot dapat dilaukan kapan saja dengan memperhatikan kondisi air dan penempatan pot. Tanaman cabai tidak tahan terhadap hujan atau air yang berlebihan krena bunga akan gugur dan tanaman menjadi layu.

Pilih bibit cabai yang tumbuh sehat dan baik. Pindahkan bibit cabe secara hati-hati dengan sedikit tanah di sekitar akarnya dan tanam di bagian tengah pot.

Kemudian tanah sekitar pangkal batang ditekan pelan-pelan agar sedikit padat. Siram tanaman cabai dengan air secukupnya. Pada awal pertumbuhan yang banyak hujan letakkan pot di tempat teduh.

PEMUPUKAN

  • Sebagai pupuk dasar, gunakan pupuk organik atau kompos sebanyak ½ kg per pot. Pupuk N dan K diberikan sebagai pupuk dsar.
  • Pupuk N diberikan ½ dosis pada usia tanaman 2-3 minggu si sekeliling tanaman berjarak 5 cm dari batang. Sisa pupuk N diberikan pada umur tanaman 5-6 minggu setelah tanam.
(Sumber Info Agribisnis)

Lowongan Kerja Pertanian Desember 2010

Perusahaan kami yang tergabung dalam Indofood-Group, bergerak dalam bidang Agribisnis berupa perkebunan, pengolahan kelapa sawit, serta memproduksi dan memasarkan minyak goreng, margarin dan lemak nabati, membutuhkan tenaga-tenaga yang ulet, dinamis dan menyukai tantangan, untuk bergabung bersama kami dengan posisi :

ASISTEN KEBUN – AKB

Penempatan : Sumatera dan Kalimantan

Persyaratan :

  • Pria, usia max. 28 tahun
  • Lulus Ujian Negara / PTS dengan IPK minimal : 2,75
  • Pendidikan : D-3/S-1 Pertanian (Agronomi/ Budidaya Perkebunan, Ilmu Tanah, Ilmu Hama & Penyakit Tanaman, Sosek. Pertanian)
  • Memiliki kemampuan memimpin
  • Memiliki daya juang yang tinggi dan good interpersonal skills

Jika anda merasa sesuai dengan kualifikasi di atas, silahkan kirimkan lamaran lengkap anda
Ke alamat berikut :

Human Resources Department
PT. Salim Ivomas Pratama
Sudirman Plaza, Indofood Tower Lt. 11
Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78
Jakarta 12910
Atau melalui email ke :
HR.recruitment@simp.co.id

(Mohon menuliskan kode lowongan di kanan atas amplop atau sebagai judul/ subyek email anda)



Lowongan Kerja di Perkebunan PT. TOR GANDA Terbaru Desember 2010

Dibutuhkan segera Tenaga Profesional untuk posisi “PENELITI” dibagian :

  1. Tanah dan Pemupukan
  2. Agronomi dan Proteksi Tanaman
  3. Kultur Jaringan Tanaman

Untuk ditempatkan di MEDAN

Persyaratan sbb :

  • Pendidikan S1 Pertanian Jurusan Ilmu Tanah
  • Pendidikan S1 Pertanian Jurusan Budi Daya Pertanian atau Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman
  • Pendidikan S1 Pertanian Jurusan Budi Daya Pertanian atau S1 Biologi FMIPA
  • Pria/Wanita, usia 20 s/d 30 thn
  • IPK min. 2.75
  • Diutamakan berpengalaman di Labolatorium Kultur Jaringan Tanaman
  • Surat lamaran dikirim paling lambat tanggal 18 Desember 2010 disertai fotocopy Ijazah, tanskrip nilai, KTP, CV, pasphoto terbaru 3×4

Lamaran dikirim/diantar langsung ke kantor:

PT. TOR GANDA
Jl. Abdullah Lubis No. 26 Medan
Atau PO. BOX 1109 Medan 20001

Jumat, 17 Desember 2010

Pupuk Organik Dari Sampah Perkotaan

Debit sampah di kota besar semacam Jakarta bisa mencapai 8500 ton per hari. Persentase terbesar dari jumlah sampah tersebut adalah sampah organik yang potensial untuk dikembangkan sebagai pupuk. BPTP DKI Jakarta telah menghasilkan kajian dalam pemanfaatan limbah dengan metode pengomposan, formula pupuk organik padat dalam bentuk pelet dan granul ("HPS Granular/HPS Pelet'), dan pupuk organik cair "HPS-1" (Harapan Petani Sejahtera).

Teknologi pengomposan sampah organik pasar yang telah teruji paling sesuai untuk jenis sampah tersebut (kandungan air sangat tinggi) adalah melalui pengaturan sistem drainase melalui kemiringan bidang pengomposan sebesar 15o serta pembuatan alur-alur pembuangan lindi pada bidang sejajar kemiringan bidang. Selain itu melalui pengaturan sistem aerasi menggunakan bambu atau paralon yang dilubangi pada sisi-sisinya dan ditanam di dalam tumpukan bahan kompos; serta perlakuan inokulasi menggunakan mikroba eksogenous. Karakteristik kimia kompos yang dihasilkan, diantaranya, C organik 13%, N-total 3,53%, P-total 0,53%, K-total 4,44%, Ca 5,80%, Mg 1,34%, C/N ratio 10 setelah 14 hari waktu pengomposan.

Komposisi formula pupuk organik padat dalam bentuk pelet dan granul berbahan baku kompos sampah kota (Pupuk HPS Granular/HPS Pelet) yang dikembangkan meliputi tepung kompos sampah kota 75% (b/b), Batuan Fosfat 10% (b/b), Arang Sekam 10% (b/b), Zeolit 5% (b/b), serta kultur campuran penambat N-bebas dan pelarut fosfat dengan kerapatan minimal 106 sel.g-1 bahan pupuk. Formulasi pupuk HPS-1 meliputi ekstrak sampah sayur dan buah 70% (v/v) dan Molase 30% (v/v) yang difermentasi secara anaerobik selama 14 hari menggunakan kultur campuran Lactobacillus sp. Hasil fermentasi sebanyak 80% (v/v) diperkaya hasil fermentasi batuan fosfat 20% (v/v) dan kultur campuran pelarut fosfat (Pseudomonas sp.) dan penambat N bebas (Azozpirilium sp.), masing-masing dengan kerapatan 106-109 sel.ml-1.

Pada beberapa komoditas tanaman sayuran (terong, kacang panjang, sawi, selada, bayam, dan kangkung serta jagung manis) pupuk HPS Granul, HPS Pelet, maupun HPS-1 (cair) memiliki nilai efektivitas agronomis nisbih (RAE) berkisar 60-87% dibandingkan pupuk kimia NPK (Teknologi Petani). Berdasarkan nilai RAE tersebut, maka pupuk HPS tersebut secara umum layak untuk digunakan sebagai pupuk alternatif pengganti pupuk kimia dalam sistem pertanian organik tanpa pupuk mineral/kimia atau dapat juga dikombinasikan dengan pupuk kimia guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pupuk kimia dalam sistem pertanian konvensional.

Teknologi pembuatan pupuk dari sampah tersebut telah didiseminasikan pada semua wilayah di DKI Jakarta, baik melalui forum yang difasilitasi oleh Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Pertanian di lima wilayah kota, maupun melalui media dan kegiatan diseminasi BPTP Jakarta (media cetak, audio visual, gelar dan temu teknologi, serta pertemuan rutin dengan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani).

Hingga saat ini, Teknologi pengomposan pupuk dari sampah kota telah diadopsi oleh Kelompok Tani Adenium Jaya, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sementara itu, teknologi pembuatan pupuk cair (HPS-1) telah diadopsi oleh Kelompok Tani Nusa Indah, Jakarta Selatan.

Penerapan pembuatan pupuk organik padat dan cair sedang diinisiasi untuk diterapkan di Kelompok Tani Primatara dan Kelompok Peternak di Wilayah Mampang Prapatan, Jakarta selatan. Selain itu, tercatat beberapa kelompok masyarakat dan kelompok tani telah menelusuri lebih lanjut informasi teknologi yang dikembangkan guna ditindaklanjuti dalam penerapan di lapang.

(Sumber : Deptan)

Kamis, 16 Desember 2010

Tips Mengenal Pupuk Palsu

Sulit untuk membedakan pupuk palsu dengan pupuk asli karena umumnya pemalsu sudah paham dan terkoordinir untuk mengambil keuntungan dari pemalsuan pupuk. Teknologi sudah canggih, banyak cara untuk memalsukan produk dari pupuk.

Dari bentuk dan penampilan fisik dari pupuk palsu sulit dibedakan dari pupuk aslinya jika hanya sepintas atau sebentar saja kita lihat dan perhatikan. Keaslian dari pupuk, apakah asli atau palsu mungkin baru kita ketahui setelah pupuk kita pergunakan sehingga nampak hasil dari pemupukan yang tidak memuaskan. Jika tepat dosis dan teknis penggunaan pupuk umumnya hasil pemupukan akan memuaskan pada pertumbuhan tanaman.

Walaupun sulit membedakan pupuk asli atau palsu, namun sebenarnya pupuk palsu dapat dikenali asalkan kita cermati dan teliti memperhatikannya. Hal-hal yang harus kita ketahui dan curigai dari pupuk palsu adalah sebagai berikut :
  1. Tidak terdaftarnya merk pupuk di Departermen Pertanian Indonesia,
  2. Produsen pupuk atau perusahaan yang memproduksi atau memasarkan pupuk tidak tertera pada kemasan atau label produk,
  3. Anjuran dosis dalam pemakaian dan dan kadar kandungan unsur dari pupuk kadang tidak tertera pada label atau kemasan,
  4. Sistem pemasaran dari pupuk tidak sesuai prosedur yang ada,
  5. Tidak ada dijualnya pupuk tersebut di kios, toko atau agen resmi pertanian,
  6. Pupuk palsu lebih sering dipasarkan hanya dari mulut ke mulut secara perorangan atau langsung ke petani,
  7. Harga pupuk palsu umumnya jauh di bawah harga pupuk sejenis yang asli beredar di pasaran pertanian'
  8. Tidak sesuainya merk dagang dan komposisi unsur hara dengan izin peredarannya.
  9. Jadi pastikan terlebih dahulu dengan teliti dan cermat sebelum membeli pupuk, pastikan asli atau palsu. Jangan membeli produk aspal, asli tapi palsu.

Selasa, 07 Desember 2010

Mengembang-biakkan Bakteri EM (Effective microorganisme)

Effective Microorganisme (EM) adalah suatu kultur campuran berbagai mikroorganisme bermanfaat yang dapat digambarkan sebagai inokulan untuk mendapatkan keragaman mikroba tanah. EM (Effective Microorganisme) adalah inokulan mikroba yang berfungsi sebagai alat pengendali biologis dalam menekan dan atau mengendalikan hama dan penyakit dengan cara memasukkan mikroorganisme bermanfaat ke dalam lingkngan hidup tanaman. Dengan demikian hama dan penyakit di hambat pertumbuhannya atau dikendalikan dalam proses alami melalui peningkatan kegiatan kompetitif dan antagonistik antar mikroorganisme. Secara umum EM mengandung mikroorganisme utama yaitu bakteri Fotosintetik, bakteri Asam Laktat, Ragi (yeast), Actinomycetes dan Jamur Fermentasi.
Secara umum manfaat Teknologi EM dalam bidang pertanian adalah :
  1. Memperbaiki sifat biologis, fisik, dan kimia tanah
  2. Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi
  3. Memfermentasi bahan organik tanah dan mempercepat dekomposisi
  4. Menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan
  5. Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah
Cairan bakteri EM dapat kita kembang biakkan sendiri. Dengan melakukan pembiakan EM sendiri akan membuat kita memiliki stok EM lebih banyak untuk dipergunakan karena kita tahu tidak sebegitu mudah mencari bakteri EM ini dan tentunya akan menghemat biaya.

Bahan-bahan yang dipergunakan untuk membiakkan cairan bakteri EM adalah :
  • 1 liter cairan bakteri EM yang kita beli dari toko pertanian,
  • 3 kg bekatul,
  • 1/4 kg terasi,
  • 1/4 liter cairan molase (larutan gula),
  • 5 liter air bersih dari sumur.
Alat-alat yang digunakan adalah :
  • gayung kecil atau cangkir,
  • kayu pengaduk,
  • panci untuk memasak air,
  • saringan kain,
  • 5 buah botol.
Cara membuat biakan cairan bakteri EM adalah :
  • masak air bersih dari sumur menggunakan panci pemasak sampai mendidih,
  • masukkan terasi, bekatul dan cairan molase sekaligus semuanya ke dalam panci berisi air mendidih tadi dan diaduk hingga rata,
  • dibiarkan campuran atau adonan sampai dingin (suhu kamar), setelah adonan dingin masukkan cairan bakteri EM ke dalam panci berisi adonan tadi dan diaduk hingga merata. Diharuskan mencampurkan bakteri EM setelah adonan dingin karena jika masih suhunya panas akan mematikan bakteri EM yang akan dibiakkan tersebut.
  • tutup rapat selama 2 hari dan jangan sampai udara masuk ke dalam panci panci adonan tadi,
  • kemudian pada hari ketiga, dibuka tutup panci dan diaduk rata adonan selama lebih kurang 10 menit dan tutup kembali panci tetapi jangan ditutup terlalu rapat,
  • lakukan hal yang sama sampai seminggu dan jangan lupa jika menutup panci tidak rapat,
  • pengembangbiakan bakteri EM selesai dan berhasil maka sudah dapat diambil dan disaring ke dalam botol untuk disimpan,
  • simpan botol-botol di tempat yang sejuk tidak terkena sinar matahari langsung dan botol jangan ditutup rapat agar bakteri mendapatkan kebutuhan oksigen.

Kamis, 02 Desember 2010

DNA PENCIUMAN LALAT BUAH

by : Sciencedaily

Suatu penelitian baru mengidentifikasi potongan sel DNA gen lalat buah yang dapat mengaktifkan atau menonaktifkan penciuman sehingga membuka jalan bagi penolak serangga yang lebih baik.

Dengan mengacu pada "hidung" lalat buah, ilmuwan Yale telah menemukan sebuah penolak serangga baru yang dapat mengurangi penyebaran penyakit menular dan kerusakan pada tanaman pertanian. Hal ini dikarenakan untuk pertama kalinya mereka meneliti bagaimana mengaktikan atau mengnonaktifkan sekelompok gen yang digunakan dalam membedakan bau sehingga membuka kesempatan menemukan pengendalian serangga yang baru. Sama halnya dalam pengembangan obat baru, peneliti dapat menciptakan zat yang membuat tanaman dan orang-orang "tak terlihat" oleh serangga. Serangga akan menyerang seseorang atau tanaman kemungkinannya menjadi jauh lebih kecil jika kemampuan penciumannya salah, seperti halnya dengan nyamuk akan terganggu oleh bahan aktif dalam penolak serangga, DEET yang memiliki bau asam laktat. Temuan ini dilaporkan dalam edisi 2010 September jurnal Genetics.

Menurut Carson Miller, seorang peneliti yang bekerja Departemen Molekuler, Seluler dan Perkembangan Biologi di Yale University, "Salah satu pertanyaan mendasar dalam biologi adalah, bagaimana sel memilih gen mana yang diaktifkan atau harus non aktifkan? Dengan mempelajari syaraf penciuman lalat buah, kami berharap dapat mempelajari bagaimana sel membuat pilihan-pilihan, serta untuk mengembangkan penolak serangga lebih efektif berdasarkan penciuman bau."

Para ilmuwan mempelajari empat gen dari sekelompok gen reseptor bau di lalat buah. Gen ini mampu membuat lalat memiliki kemampuan untuk mendeteksi aroma yang berbeda. Bagian DNA di depan gen ini berisi informasi yang cukup untuk memberitahu lalat bagaimana mengaktifkan gen pada sel tertentu. Miller membuat gen pelapor penciuman buatan sebuah gen reseptor pada aturan DNA untuk mengendalikan uji gen yang dapat dengan mudah dimonitor perkembangannyai. Dalam sebuah gen reporter yang diciptakan, masing-masing berisi kurang dari aturan DNA yang berlaku. Tujuannya adalah untuk menentukan bagaimana lama waktu terpendek pada batasan aturan namun masih bisa mengontrol pengujian gen normal. Ini membantu Miller dalam mengidentifikasi di mana elemen kontrol yang penting tersebut terletak pada peraturan DNA , dan bagaimana mengaktifkan atau menon aktifkan gen di dalam sel tempat yang membutuhkan pada tempatnya masing masing.

"indera penciuman bau adalah kelemahan bagi banyak serangga," kata Mark Johnston, Editor Kepala jurnal GENETICS, "dan semakin kita belajar tentang reseptor bau maka akan memudahkan dalam melibatkan mereka untuk penanggulangan hama penyakit serangga dan kehancuran tanaman. Penelitian ini merupakan langkah maju dalam melakukan identifikasi mekanisme sangat selektif dari 'gen penciuman bau'

Sumber : Deptan

Pupuk Cair Organik

Pupuk cair organik dapat digunakan atau diberikan kepada tanaman dengan cara dikocor ke perakaran tanaman dan disemprotkan ke daun tanaman. Dalam penggunaannya perlu diperhatikan dosisnya. Dimana pupuk cair yang dikocor ke akar tanaman dengan perbandingan air dan pupuk cair adalah 250 liter air dengan 1 liter pupuk cair atau 2,5 liter air dicampur dengan 10 ml pupuk cair.

Sedangkan untuk dosis dengan cara pengaplikasian secara penyemprotan ke daun tanaman adalah 100 liter air dicampurkan dengan 1 liter pupuk cair organik atau 2 liter air dicampur dengan 20 ml pupuk cair. Penggunaan pupuk dilakukan seminggu sekali, baik dengan cara kocor atau disemprotkan ke tanaman.

Bahan yang paling baik untuk dipakai dalam pembuatan pupuk cair organik adalah sisa sayuran atau buah-buahan seperti : kubis, sawi, wortel, bayam, labu, pisang, jeruk karena mudah terdekomposisi dan mengandung nutrisi atau bahan organik tinggi yang akan akan dibutuhkan tanaman.

Dalam pembuatannya bahan-bahan yang digunakan adalah :
  • sampah organik berupa sayuran atau buah-buahan sebanyak 12-15 kg,
  • 1 liter cairan bakteri EM (Effective Microorganisme),
  • 1 liter air tajin (air bekas cucian beras),
  • 1 liter air kelapa tua,
  • 500 ml cairan molase, dapat juga menggunakan gula merah atau gula putih yang dilarutkan (500 gram gula merah atau gula putih dilarutkan dengan air 500 ml), dan
  • 7 liter air bersih dari sumur atau sungai.
Alat-alat yang digunakan adalah :
  • pisau atau alat untuk mencacah sampah organik,
  • ember plastik ukuran 20 liter yang mempunyai tutup,
  • tali rapia,
  • karung atau goni beras ukuran 25 kg yang terbuat dari serat sintetis,
  • batu berat untuk beban,
  • masker kain, dan
  • sarung tangan karet atau plastik.
Cara membuatnya :
  • sampah organik dicincang/dicacah hingga kecil-kecil dan masukkan ke dalam goni semuanya, ditekan sampai padat kemudian diikat dengan tali,
  • dibuat larutan media dengan cara mencampurkan cairan EM, air molase, air tajin, air kelapa dan air sumur ke dalam ember dan ingat memakai sarung tangan,
  • masukkan goni berisi sampah organik ke dalam ember berisi larutan tadi, direndamkan atau ditenggelamkan seluruh goni dan diatas goni diletakkan batu beban agar goni yang berisi sampah tidak naik dan masih tenggelam,
  • ditutup rapat ember dan jika perlu dipinggir ember dan tutupnya diisolasi agar udara tidak bisa masuk ke dalam ember,
  • simpan ember ditempat yang tidak terkena matahari langsung dan disimpan selama 10 hari sehingga proses fermentasi akan terjadi,
  • setelah 10 hari buka ember dan sebelumnya pakai sarung tangan,
  • angkat goni berisi sampah organik tadi dan pisahkan dari ember berisi larutan, sisa sampah hasil fermentasi bisa juga dibuat menjadi pupuk organik kompos,
  • cairan yang di dalam emberlah yang merupakan pupuk cair organik.
Proses pembuatan pupuk organik cair dikatakan berhasil ditandai dengan adanya bercak putih di permukaan cairan. Pupuk cair organik ini berwarna kuning kecoklatan dengan bau sangat menyengat dan untuk mengurangi baunya dicampur dengan air perasan jeruk sitrun jika perlu.

Dalam pembuatan pupuk organik cair ini harus teliti dan jangan sampai ember dimasuki udara selama proses fermentasi berlangsung, walaupun lebih sering berhasil namun sayapun pernah gagal dalam pembuatan pupuk cair organik ini. Semoga sukses dalam membuat pupuk cair organik ini dan diharapkan bermanfaat bagi banyak orang terutama buat petani.