Kamis, 31 Maret 2011

Berita Pertanian : Keuntungan Rumput Laut Capai Rp13 Triliun


BANDAR LAMPUNG. Budi daya rumput laut di Lampung berpotensi mendatangkan keuntungan bagi masyarakat pesisir hingga Rp13 triliun pada 2014 mendatang.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung Ardhy Wijaya mengatakan Lampung memiliki garis pantai sepanjang 1.105 kilometer. Seluruh garis pantai tersebut bisa dimanfaatkan untuk pengembangan budi daya rumput laut jenis Euchema cotonii.

"Jika masyarakat pesisir berminat, budi daya rumput laut bisa menjadi penghasilan utama karena waktu panen yang cepat, yakni hanya 45 hari, dan pangsa pasar yang luas karena bisa diolah menjadi produk makanan dan produk komestik," kata Ardhy didampingi Sekretaris DKP Provinsi Lampung Affan Erie Yahya, di ruang kerjanya, Rabu (30-3).

Menurut Ardhy, investasi awalnya pun relatif murah, yakni hanya sekitar Rp10 juta untuk tiga titik yang masing-masing titik memiliki luas seperempat hektare.

"Berdasarkan perhitungan tim ahli yang diketuai mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, penghasilan bagi masyarakat pesisir yang ingin membudidayakan rumput laut mencapai Rp2,5 juta/bulan. Kalau budi daya ini dilakukan sebagian besar masyarakat pesisir, ya untungnya bisa Rp13 triliun lebih tiga tahun mendatang," kata dia.

Pangsa Pasar Jelas

Untuk itu, Ardhy mengimbau masyarakat Lampung, terutama yang tinggal di pesisir, untuk menumbuhkan minatnya menjadi pembudidaya rumput laut. Apalagi, kata dia, kondisi cuaca yang saat ini tidak menentu membuat nelayan jadi sering tidak bisa melaut dan penghasilannya terus menurun.

"Jadi masyarakat pesisir tidak harus bergantung pada hasil tangkapan saja. Usaha rumput laut juga bisa dijadikan mata pencarian utama," ujarnya.

Ia menjelaskan pemerintah provinsi juga berjanji untuk memfasilitasi masyarakat yang serius ingin menjadi pembudidaya rumput laut. Dengan bantuan Yayasan Al-Bahri Nusantara, DKP akan membina pembudidaya untuk merawat rumput laut sesuai dengan standar yang berlaku agar hasilnya pun berkualitas tinggi.

Untuk pemasarannya, PT Lampung Jasa Utama siap menjadi pembeli utama rumput laut dari warga untuk kemudian di lempar ke PT Hutama di Jakarta. "Jadi kalau ada masyarakat yang serius mengembangkan rumput laut ya tidak usah repot-repot lagi mencari pembeli karena jika hasil produksinya sesuai standar, pasarnya sudah jelas," kata Ardhy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar