Jumat, 30 Desember 2011

Kementan Keluarkan Kalender Tanam 2012

Jakarta. Kementerian Pertanian (Kementan) mengeluarkan kalender tanam 2012 untuk memberikan panduan operasional bertanam padi terutama menghadapi perubahan iklim.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian, Kementerian Pertanian Haryono di Jakarta, Rabu (28/12) mengatakan, perubahan iklim seperti perubahan pola curah hujan, tidak menentunya musim kemarau seringkali menyebabkan kacaunya pola tanam dan aktivitas petani.

Menurut dia, dampak perubahan iklim sangat signifikan terhadap produksi pertanian bahkan dapat mengakibatkan gagal panen karena meningkatkan ancaman kekeringan, banjir dan organisme pengganggu tanaman (OPT). "Oleh karena itu kami menerbitkan kalender tanam yang selengkapnya dengan data terbaru," katanya pada Peluncuran Kalender Tanam 2012.

Dikatakannya, kalender tanam tersebut akan diperbaiki setiap musim dan diperbarui setiap dua bulan sekali dengan data terbaru dan kecocokan unsur hara dari tiap provinsi di Indonesia.

Kalender tanam memberikan informasi yang lengkap bagi petani, tambahnya, yang mana panduan operasional tersebut ditetapkan pada level masyarakat, dan kecamatan. Namun, karena setiap dua bulan diperbaiki, maka kalender tanam ini tidak bisa di-print out dan hanya akan ditampilkan di "website" atau situs Kementan saja. "Ini bisa diakses melalui website saja karena biaya akan sangat mahal jika dalam bentuk cetakan mengingat tiap dua bulan diperbaiki," katanya.

Haryono menambahkan, kalender tanam lebih diperuntukkan bagi para penyuluh pertanian dan pemangku kebijakan di daerah mengingat petani banyak yang belum mengenal dunia internet. Begitupun, tidak menutup kemungkinan bagi petani yang telah melek teknologi untuk melihat langsung ke situs Kementan. "Idealnya lebih ke bahasa petani, nantinya penyuluh pertanian yang bertugas menyampaikan kepada petani mengenai cara tanam sesuai ciri khas tanah di daerah tersebut," katanya.

Ia berharap, kalender tanam ini bisa diterapkan dalam waktu dekat ini dengan pengawalan ketat dari Kementerian Pertanian. "Peneliti harus jadi satu dengan penyuluh dan petani, penerapannya nanti kita pantau, tiap propinsi maupun kabupaten, bisa dicek. Kami jamin agar peran penyuluh bekerja dengan baik," katanya.

Peneliti Balitbang Kementerian Pertanian Eleonora Runtunuwu memaparkan kalender tanam tahun ini juga dibuat berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Di dalamnya terdapat rekomendasi mengenai kebutuhan benih, pupuk, dan daftar wilayah pertanian yang rawan bencana.

Menurut dia, kalender tersebut sudah tersedia pada 6.501 kecamatan, 467 kabupaten, 33 propinsi, tujuh koridor di Nusantara. (ant)

Beras Petani Harus Dibeli Komersial

Medan. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) utusan Sumatera Utara (Sumut), Parlindungan Purba, menilai pemerintah sudah seharusnya memberlakukan pembelian beras petani dengan harga komersial ketimbang terus melakukan impor. "Jangan lagi mengacu pada HPP (harga pembelian pemerintah) meski sudah ada tambahan harga melalui insentif, pembelian dengan cara komersial akan mendorong petani bertanam padi sehingga swasembada beras semakin cepat dicapai," katanya, di Medan, Rabu (28/12).

Parlindungan menilai, impor beras yang terus dilakukan akan menjadi bumerang bagi pemerintah. Impor tersebut akan membuat pemerintah menjadi ketergantungan dengan produksi negara lain, ini jelas sangat berbahaya bagi ketahanan pangan nasional.

Impor juga membuat petani semakin enggan bertanam padi dan bahkan menjual lahannya untuk kemudian menjadi pekerja baik di pabrikan atau pekerja perkebunan. "Kalau Vietnam, Thailand bahkan India bisa mengekspor beras ke Indonesia dan negara lain, mengapa Indonesia tidak," katanya.

Swasembada bahkan ekspor beras akan sangat mudah dicapai apabila petani merasa bahwa bisnis bertanam padi itu menguntungkan, bukan seperti dewasa ini yang harga jualnya hanya pas-pasan. "Pemerintah harus segera memberi kepercayaan kepada Bulog untuk melakukan pengadaan beras di dalam negeri dengan cara membeli bahan pangan utama itu dengan harga komersial," kata Parlindungan.

Humas Bulog Sumut, Rusli, mengakui, Bulog memang belum membeli beras petani yang tahun ini ditargetkan 20.000 ton setara beras. Tidak bisa dibelinya beras petani itu karena harga jual tetap lebih mahal dari harga pembelian pemerintah meski sudah ditambah insentif. "Harga GKG (gabah kering giling) di petani misalnya sudah Rp4.500 per kg dari harga pembelian termasuk insentif yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp4.100 per kg.Jadi tetap saja belum bisa dibeli," katanya.

Hal yang sama juga berlaku di harga beras, dimana harga insentif sebesar Rp6.100 per kg, sementara harga di petani jauh di atas harga itu. "Kendala pembelian beras itu tetap saja masih di harga jual petani yang masih jauh di atas HPP, bahkan sudah termasuk insentif," katanya.

Pemerintah sendiri mensyaratkan pembelian beras petani dilakukan kalau harga jual di bawah HPP dan termasuk insentif. Menurut dia, memang ada wacana bisa membeli tanpa mengacu pada HPP ditambah insentif atau harga pasar, tetapi hingga dewasa ini belum ada aturan main yang jelas sehingga belum bisa dilaksanakan Bulog.

Meski belum membeli beras petani sebanyak 20.000 ton masing-masing 10.000 ton beras produk petani lokal dan 10.000 ton perdagangan jarak jauh, stok beras Bulog Sumut cukup aman. Stok beras sebesar 105.000 ton atau cukup untuk delapan bulan alokasi daerah itu. Selain stok lama, ketersedian beras Bulog Sumut itu diperkuat dengan adanya pasokan beras impor asal Vietnam dan Thailand. (ant)

Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian Saling Lempar Soal Pupuk Subsidi

Jakarta. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan membantah keterkaitannya dengan penyelewengan distribusi pupuk bersubsidi karena kurangnya pengawasan dari pihak Kementerian Perdagangan.

"Saya harus ngomong apa, apa itu tanggung jawab kita?," ujar Gita menanggapi tudingan Menteri Pertanian Suswono terkait penyelewengan pupuk subsidi saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (29/12).

Gita menyatakan, pihaknya akan melakukan pembahasan dengan Kementerian Pertanian guna menyelesaikan masalah tersebut.

"Jadi begini, saya kemarin diajak Menteri Pertanian ke sana untuk sidak. Ini kan subsidi pupuk yang diwarnai khusus. Kita akan pelajari, tapi sepengetahuan saya itu bukan tanggung jawab penuh kita mengenai penyelewengan ini. Ini kan di lapangan, siapa yang harus di lapangan untuk mengawasi seperti ini, nanti kita akan duduk lah," jelasnya. (dtc)

Distribusi Mahal Hambat Pengembangan Sektor Pertanian

Semarang. Analis ekonomi dan keuangan Ryan Kiryanto menilai, mahalnya distribusi atau logistik produk dalam negeri menghambat pengembangan sektor pertanian, seperti pemasaran buah-buahan lokal. "Aspek logistik yang mahal ini menyebabkan ongkos angkut jeruk China lebih murah dibanding ongkos angkut dari Pontianak. Ini salah satu problem pertanian tidak "growth" (tumbuh-red)," katanya di Semarang, Rabu malam (28/12).

Hal tersebut diungkapkannya di sela diskusi bertema "Regional Economic Outlook 2012" dan media gathering PT Bank Negara Indonesia (BNI) Kantor Wilayah Semarang yang digelar di Hotel Gumaya Tower, Semarang.

"Penjualnya bilang itu jeruk Vietnam. Bentuknya kecil-kecil mirip jeruk baby, namun warnanya hijau. Rasanya memang enak, manis, dan bijinya juga sedikit. Apa Indonesia kekurangan jeruk sampai harus mengimpor?," katanya.

Menurut Ryan yang juga Head of Chief Economist PT BNI itu, persoalannya ternyata ongkos logistik yang mahal membuat buah-buahan produk lokal justru jatuh lebih mahal di pasaran dibandingkan buah-buahan impor.

Kalau pemerintah tidak segera mengatasi persoalan distribusi ini, kata dia, akan banyak petani buah yang beralih profesi jadi pedagang buah, karena bertani produk buah lokal tidak kompetitif dengan buah-buah impor.

"Begini, petani buah lokal tentu akan berpikir, daripada membudidayakan buah lokal yang pasarnya tidak kompetitif dengan buah impor, lebih baik menjadi pedagang buah impor yang dianggap lebih menguntungkan," katanya.

Kenyataan itu, kata dia, sudah terjadi di kalangan petani kentang lokal yang beberapa di antaranya kini memilih beralih profesi menjadi pedagang kentang impor, sebab kentang impor lebih murah dan banyak dicari.

"Kalau seperti ini, lagi-lagi yang diuntungkan petani luar negeri. Sementara petani kita tidak bisa bersaing dengan petani asing yang pengelolaan pertaniannya efisien dan ongkos logistiknya lebih murah," katanya.

Ia mengakui, sektor pertanian dalam arti luas memang masih menjadi salah satu sektor terpenting Indonesia dalam beberapa tahun ke depan, namun harus dibenahi dan lebih dikembangkan, termasuk nilai tambah komoditas. "Selain kebijakan riil pemerintah terkait aspek distribusi, industri pertanian harus dibenahi, misalnya bagaimana menambah nilai jual, jangan dijual "gelondongan" saja. Pengemasannya juga harus lebih baik," kata Ryan. (ant)

Tips Ampuh : Mentimun Menurunkan Tekanan Darah














MENTIMUN (Cucumis Sativus) terkenal dengan khasiatnya sebagai penurun tekanan darah bagi penderita hipertensi.

Sayuran yang anggota keluarga labu itu memiliki kandungan air berlimpah, lengkap dengan vitamin C dan silika.

Sebuah studi yang dikutip dari Health Me Up mengatakan kandungan kalium, magnesium, fosfor, betakaroten, dan asam folat yang terdapat di dalam mentimun dapat bekerja mengatur tekanan darah menjadi normal.

Penggunaan mentimun untuk menurunkan tekanan darah cukup mudah. Buah yang sering dikelompokkan sebagai anggota sayuran ini dapat dikomsumsi secara langsung begitu saja, dapat pula dijadikan sebagai teman lalapan dengan sambal, atau acar.

Mentimun juga nikmat jika dimasak atau dijus. Sayur yang satu ini sebaiknya tidak dikupas kulitnya karena kulit terluar mentimun mengandung serat. Benar-benar si hijau dengan banyak manfaat!

Senin, 26 Desember 2011

Keripik Sirih untuk Cegah Ejakulasi


Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta berhasil mengolah daun sirih menjadi keripik sirih yang ternyata mampu mencegah ejakulasi dini. Bahkan tak hanya mencegah ejakulasi dini, keripik sirih pun mampu merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik, dan meredakan dengkuran.

Novita Dewi Larassati, Urla Tri Wulanzani, Setia Paranita dan Dita Kristanti, inilah tiga mahasiswa yang berhasil membuat inovasi keripik sirih tersebut. Menurut Novita, inovasi barunya ini terpicu karena daun sirih sudah jarang dikonsumsi oleh masyarakat. Padahal dalam tradisi zaman dulu, daun sirih justru banyak dikonsumsi kaum wanita dengan tradisinya yang disebut menginang. Menginang adalah mengunyah daun sirih dengan gambir, pinang, dan kapur.

"Daun sirih memiliki banyak khasiat seperti mengatasi bau mulut, sariawan, dan menjadikan gigi kuat. Sangat disayangkan bila daun sirih tidak dikonsumsi oleh masyarakat," paparnya.

Dirinya melanjutkan, pemilihan keripik sebagai olahan daun sirih dimaksudkan agar daun sirih disukai semua kalangan. Keripik sirih adalah camilan sehat yang tak hanya enak, tetapi juga menyehatkan.

Sirih mengandung arecoline di seluruh bagian tanaman yang bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik, dan meredakan dengkuran. Bahkan, daunnya mengandung eugenol yang mampu mencegah ejakulasi dini, membasmi jamur Candida albicans, dan bersifat analgesik atau meredakan rasa nyeri. Sirih pun mengandung tannin yang bermanfaat mengurangi sekresi cairan pada vagina, melindungi fungsi hati, dan mencegah diare.

Urla Tri Wulanzani menambahkan bahwa daun sirih mengandung bahan kimia seperti minyak asiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylprokatekol, karvacrok, eugenol, p-cymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, terpenena, fenil propada, tanin, dan sebagainya. "Karena kelengkapan kandungan senyawa kimia inilah daun sirih memiliki manfaat yang sangat luas sebagai bahan obat," ujar Urla.

Terkait dengan proses pembuatannya, keripik sirih membutuhkan bahan seperti daun sirih, tepung beras, garam, kemiri, ketumbar, kunir, telur, bawang putih, air, dan minyak goreng. Sementara itu, keripik sirih ini berhasil mendapatkan dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2011 di bidang kewirausahaan.

Bertani, Kok Semakin Mahal Saja ?!














Musim tanam setiap tahun sangat berarti karena menandai petani untuk mulai mengolah sawahnya. Benih padi, pupuk yang murah, dan air irigasi berkecukupan merupakan modal utama budidaya tanam padi. Benih dan pupuk harus ditebus dengan uang, sedangkan air irigasi adalah anugerah alam.

”Iklim ekstrem ternyata menyebabkan biaya tanam padi, kok, semakin mahal. Air melimpah kalau tak mengalir ke sawah, ya, perlu tambahan biaya supaya mengaliri sawah,” kata Maskur, petani di Dusun Angin-angin, Desa Buko, Kecamatan Wedung, Demak, Jawa Tengah, pekan lalu.

Tahun ini, sawah Maskur termasuk lahan yang kurang beruntung. Pasalnya, bendung karet dekat sawahnya di Sungai Kanal Kumpulan jebol. Petani bertubuh tinggi kurus itu ketika ditemui di sawahnya sedang mengawasi 10 buruh tani sawah seluas 4.500 meter persegi.

Perempuan buruh menanam benih padi, sedangkan laki-laki buruh membantu menarik tumpukan benih padi ke tengah sawah dengan karung. Genangan air di sawah hanya 10 sentimeter, padahal semestinya 20-30 sentimeter agar benih dijamin tumbuh dan aman dari hama tikus.

Sawah Maskur, seperti hamparan sawah lain di Kecamatan Wedung, Mijen, dan Bonang, adalah potret lumbung gabah di Demak. Lumbung ini bisa memasok lebih dari 100.000 ton gabah per musim. Sawah-sawah itu berada di sepanjang aliran Sungai Kanal Kumpulan, sungai andalan pertanian yang airnya berasal dari sisa irigasi Waduk Kedungombo, Boyolali.

Ia menuturkan, modal tanam padi pada musim kali ini sekitar Rp 1,8 juta. Itu di luar iuran menyedot air melalui genset sebesar Rp 1 juta. ”Biaya tambahan itu baru kali ini terpaksa diusahakan meski harus utang kepada juragan beras,” ujarnya mengeluh.

Upah buruh tani pun naik Rp 5.000 per orang. Upah perempuan buruh yang musim lalu Rp 10.000 kini menjadi Rp 15.000 dan upah laki-laki buruh mencapai Rp 30.000. Jika ditambah uang rokok, biaya upah 10 buruh tani minimal Rp 225.000.

Kendati hanya berjarak 150 meter dari Sungai Kanal Kumpulan, sawah Maskur tak terjangkau air. Pasalnya, sawah-sawah itu terhalang tanggul sungai yang berfungsi sebagai jalan desa. Letak hampir semua sawah lebih rendah, 1-2 meter dari permukaan sungai

Sekretaris Dharma Tirta Wedung Dulhadi mengatakan, petani terpaksa mengeluarkan dana tambahan tanam padi menyusul jebolnya bendung karet yang sudah lebih dari 15 tahun berfungsi membendung aliran Sungai Kanal Kumpulan.

Fungsi bendung itu, saat elevasi air naik karena curah hujan, tidak semua air terbuang ke laut, tetapi limpasannya mengalir ke kanal-kanal di kiri dan kanan sungai. Kanal itu merupakan saluran tersier irigasi bagi pengairan sawah.

”Dengan memanfaatkan air di kanal, irigasi untuk pertanian padi yang jauh dari sungai tercukupi. Ketika bendung jebol, air sungai langsung terbuang ke laut,” kata Dulhadi.

Mencegah hama tikus

Kerusakan bendung, menurut Ketua Kelompok Tani Prima Karya, Desa Kenduren, Muhfid, memicu pembengkakan biaya tanam padi. Kelompoknya mengelola 160 hektar sawah di utara sungai. Lahan-lahan itu jauh dari sungai sehingga kalau tak ada pasokan air akan telantar.

”Sawah tidak sepenuhnya mengandalkan air hujan. Air hujan cepat meresap di sawah, tetapi pasokan irigasi tetap jadi andalan,” ujar Muhfid yang mengkoordinasi 125 petani anggota.

Mengingat kebutuhan air hanya bisa dicukupi dari beroperasinya mesin penyedot air, petani pun terpaksa iuran membeli mesin penyedot. Pengadaan mesin Dongfeng 10 PK itu seharga Rp 8 juta.

Mesin tersebut beroperasi dua kali seminggu. Sekali sedot berdurasi 24 jam untuk mengairi 15 hektar lahan. Untuk keperluan layanan mesin itu, kelompok tani ini membayar dua pekerja minimal Rp 6 juta per tahun.

Muhfid menuturkan, untuk mencukupi irigasi sawah di empat blok saja, biayanya sekitar Rp 20 juta. Biaya besar ini belum termasuk biaya budidaya padi Rp 3,5 juta-Rp 4,5 juta per hektar.

Biaya itu meliputi sewa traktor Rp 500.000-Rp 600.000 per musim, biaya tanam Rp 600.000, ongkos pupuk Rp 600.000-Rp 700.000, pembelian benih Rp 50.000, obat-obatan Rp 300.000, serta biaya cadangan. ”Kalau sawahnya sewa, ya, tinggal nambah. Harga sewa sawah per hektar Rp 10 juta-Rp 12 juta setahun,” katanya.

Tambahan biaya cukup besar itu, ujar Sanudi asal Desa Dagan, belum tentu menjamin panen padi bagus. Rata-rata sawah di daerah tersebut menghasilkan minimal 6-7 ton gabah kering giling. Persoalannya, tanaman padi muda menjadi sasaran empuk hama tikus. Kalau sawah tergenang air, tikus naik ke tanggul, lalu petani mudah membasminya.

”Benih padi dipindahkan ke hamparan sawah itu saat umur 30 hari. Setelah ditanam, hama tikus beraksi. Tikus menyerang malam hari, bisa sampai puluhan tikus di sawah iring-iringan anak itik,” kata Sanudi.

Untuk mencegahnya, ada petani yang terpaksa memagari sawahnya dengan pagar seng dalam satu blok seluas 53 hektar. Ongkos pemasangan pagar sebesar Rp 70 juta itu ditanggung petani.

"Wine" Rasa Ubi Jalar dari Bali
















DENPASAR.
Bali akan memproduksi sirup atau minuman (wine) dan es krim menggunakan bahan baku ubi jalar secara besar-besaran mulai 2012 mendatang. Sasaran produksinya tidak hanya pasar dalam negeri, tapi juga luar negeri.

"Produksi ketiga jenis produk itu kini dalam uji coba dan merupakan hasil penelitian yang dilakukannya selama tujuh tahun," kata Guru besar Universitas Udayana, Prof Dr Ir Dewa Ngurah Suprapta di Denpasar, Selasa (27/12/2011).

Dewa mengatakan, penelitian selama tujuh tahun itu bekerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini menghabiskan dana sekitar Rp 3,5 miliar.

"Ketiga jenis mata dagangan baru itu sudah siap diproduksi besar-besaran. Pabriknya berlokasi di Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali," ujar Dewa.

Ia mengatakan, pihaknya sudah mengurus ketiga hasil penelitiannya itu untuk mendapatkan hak paten ke Kementerian Kehakiman dan HAM. Ketiga hak paten tersebut meliputi pembuatan sirup, minuman dan es krim yang berbahan baku dari berbagai jenis umbi-umbian, khususnya ketela rambat ungu. Ia berharap, pengembangan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, jika diimbangi upaya pengolahan akan mampu menghasilkan jenis makanan bergengsi, sejajar dengan junk food yang marak dijual di pusat-pusat perbelanjaan.

"Pengolahan ketela rambat ini sudah membuahkan hasil yang cukup disenangi konsumen, termasuk wisatawan saat menikmati liburan di Bali," tutur Dewa.

Ia mengatakan, teknologi pengolahan menjadi makanan bergengsi itu tidak begitu rumit. Dengan modal yang juga tidak begitu besar, upaya ini hanya diperlukan ketekunan, keuletan, serta mengutamakan faktor kebersihan dalam proses produksi.

"Terobosan seperti itulah yang diperlukan untuk mengangkat dan memanfaatkan potensi lokal, yang akhir-akhir ini kurang dikembangkan petani, karena sulit dalam bidang pemasaran," tutur Dewa.

Peluang Usaha Pertanian : Bunga krisan kian mekar menjelang akhir tahun












Permintaan bunga krisan terus naik dari tahun ke tahun, terutama menjelang Natal dan tahun baru. Di saat seperti itu, omzet pekebun bisa mencapai Rp 40 juta. Selain untuk penghias halaman atau ruang tamu, bunga krisan mempunyai banyak kegunaan.

Bunga krisan atau seruni yang memiliki nama ilmiah Chrysantheum adalah jenis tanaman hias yang banyak dicari menjelang perayaan Natal. Berasal dari wilayah Eropa dan Asia Timur, krisan mulai dikembangkan di Indonesia sejak 1940-an.

Tak hanya dipakai untuk hiasan Natal, krisan juga bermanfaat untuk mengusir nyamuk. Inilah sebabnya, walau bukan bunga jenis baru, krisan masih banyak dicari masyarakat.

Salah satu pembudidaya bunga krisan adalah Rudi Kurniawan, pemilik PD Dwi Putri Flora di Pasuruan, Jawa Timur. Mulai menanam krisan sejak 2000, Rudi mengaku, permintaan dari tahun ke tahun terus meningkat.

Bahkan, Rudi sudah mengaku kewalahan memenuhi kebutuhan dalam negeri. Padahal, dia ingin mengekspor bunga ini. "Dari dalam negeri saja permintaan krisan sudah sangat banyak," kata pria berusia 44 tahun ini.

Rudi menambahkan, cara menanam dan merawat krisan sebenarnya cukup mudah. Hanya saja petani harus telaten melakukan perawatan supaya bunga bisa tumbuh dan berbunga dengan baik.

Saat ini Rudi memiliki lahan seluas satu hektare dengan 450.000 batang krisan di atasnya. Rudi menanam sekitar 16 varietas krisan. Dari 16 varietas itu, mayoritasnya adalah krisan jenis spray. Krisan jenis ini dianggap lebih menguntungkan karena setiap batang pohon bisa menghasilkan lima hingga 10 tangkai bunga.

Pasar terbesar krisan dari kebun Rudi ada di Jawa Timur, Bali, Makassar, dan wilayah timur Indonesia lain. Rudi mengaku menghindari menjual krisan wilayah Indonesia barat. "Ongkos kirim lebih mahal," katanya.

Untuk setiap batang krisan, Rudi menjual seharga Rp 900 kepada pedagang eceran. Namun pengecer bisa mendapat untung lumayan karena harga di konsumen bisa mencapai Rp 1.400 per batang. Tiap bulan setidaknya Rudi bisa menjual 40.000 krisan.

Dengan jumlah penjualan sebanyak itu, Rudi mengaku bisa memperoleh omzet sekitar Rp 40 juta per bulan. Penjualan akan semakin tinggi di saat-saat tanggal penting Jawa, Islam, dan China, termasuk saat Natal. "Di akhir tahun juga meningkat karena banyak resepsi pernikahan yang butuh bunga," ujarnya. Oh, ya, masa panen raya krisan berlangsung antara September hingga Januari.

Selain Rudi, Tubagus Rahman di Semarang, Jawa Tengah, juga membudidayakan krisan. Memulai usaha sejak 2007, lelaki 40 tahun ini mengungkapkan berbagai keunggulan krisan. Selain bisa digunakan sebagai tanaman hias di pelataran rumah maupun bunga potong, krisan juga bisa menjadi obat penurun panas dan penghasil racun serangga.

Seperti halnya Rudi, Tubagus mengaku, permintaan krisan meningkat pesat menjelang akhir tahun. Di saat seperti sekarang ini, Tubagus setidaknya bisa menjual 20.000 batang krisan dengan harga Rp 1.000 per batang. Di bulan seperti ini, omzet Tubagus bisa mencapai Rp 20 juta per bulan. "Kalau tidak ada momen khusus, paling cuma dapat omzet Rp 12 juta," ujar pemilik UD Kramat Jaya ini.

Tubagus banyak menjual krisan kepada pengecer bunga di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ia belum berani memasarkan krisan dari kebunnya ke Jakarta karena pesaing sudah banyak. Apalagi sentra krisan kebanyakan berada di Jawa Barat.

Ketelitian dan ketelatenan, kunci perawatan

Tak hanya indah, budidaya krisan juga menguntungkan. Perawatan tanaman asal Belanda ini mudah, namun butuh ketelitian dan telaten. Selain hama dan penyakit yang bisa menghambat pembungaan, penyiraman air harus benar-benar pas takarannya.

Bunga krisan merupakan tanaman yang berkembang baik di ketinggian 600 meter (m) hingga 800 m di atas permukaan laut. Tanaman ini juga cocok di daerah dengan curah hujan yang cukup.

Suhu udara terbaik untuk iklim tropis seperti Indonesia adalah antara 200 Celcius (C) hingga 260 C. Tanaman ini membutuhkan kelembapan yang tinggi untuk awal pembentukan akar bibit. "Antara 70% hingga 95%," ujar Tubagus Rahman, pemilik UD Kramat Jaya.

Meski membutuhkan banyak air, krisan tak tahan terhadap terpaan air hujan. Alhasil, di daerah yang curah hujannya tinggi, petani harus menanamnya di dalam bangunan rumah plastik.

Sementara itu, pada proses pembungaan, krisan membutuhkan cahaya yang lebih lama, yakni dengan bantuan cahaya dari lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara pukul 23.00 hingga 01.00, dengan lampu berdaya 150 watt.

Media yang ideal untuk krisan adalah tanah bertekstur liat, berpasir, subur, gembur dan memiliki drainase yang baik. "Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5-6,7," tambah Tubagus.

Ia mengingatkan, hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman ini, seperti ulat tanah yang memakan dan memotong ujung batang tanaman muda, sehingga pucuk dan tangkai akan terkulai.

Untuk mengendalikannya, harus disemprot dengan insektisida. Ada juga hama tungau merah yang memiliki gejala daun akan menjadi kuning kecokelatan, terpelintir dan menebal. Untuk mengatasinya, bagian yang terserang dipotong kemudian tanaman yang belum terkena disemprot pestisida.

Adapun untuk penyakit, ada virus kerdil. Virus ini menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, tidak membentuk tunas samping dan menyebabkan warna bunga jadi lebih pucat. Cara penanggulangannya adalah mencabut tanaman yang sakit dan menyemprotkan insektisida untuk pengendalian virus.

Rudi Kurniawan, pemilik PD Dwi Putra Flora juga mengingatkan, penanganan tanaman ini butuh ketelatenan. Tanaman yang berumur satu hingga dua minggu, sebaiknya disiram dua kali sehari. Bila sudah lebih dari dua minggu, tanaman pun cukup disiram sekali sehari. "Jika air terlalu banyak, maka bunga tak akan mekar sempurna," ujar Rudi.

Selain itu, petani harus memilih bibit yang tepat. Ada dua macam bibit yang beredar: bibit lokal dan impor. Tingkat kematian bibit impor lebih rendah ketimbang bibit lokal. Namun, harganya lebih mahal. Harga bibit lokal Rp 175 per batang, sedangkan bibit impor Rp 225 per batangnya.

Bibit dapat ditanam setelah berumur 2 minggu. Lahan seluas satu hektare biasanya bisa menampung 450.000 batang. Bunga krisan pun bisa dipanen tiga bulan kemudian.

Rudi mengatakan, jika ia biasa melakukan penanaman setiap minggu dengan jumlah 10.000 hingga 15.000 batang setiap kali penanaman. Sedangkan, panen bisa dilakukannya setiap hari dengan jumlah 2.000 hingga 3.000 batang tiap kali panen. "Dalam sebulan setidaknya saya bisa menghasilkan hingga 4.000 ikat bunga," ujar Rudi.

Peluang Usaha Pertanian : Dody Faizal, Berguru ternak itik lewat dunia maya














Berbagai tahapan perlu dijalani untuk bisa menjadi peternak itik. Dari tiga tahapan tersebut, tahap pertama paling riskan sehingga perlu penanganan ekstra. Dengan perawatan yang baik, tak hanya daging itik yang didapat namun juga telurnya. Keuntungan pun berlipat karena harga itik ditentukan peternak.

peluang usaha peternakan itik yang menjanjikan masa depan memberi semangat kepada Dody Faizal untuk terus menggeluti bisnis ini. Menurutnya, usaha peternakan itik akan cerah karena kebutuhan daging dan telur terus naik seiring meningkatkan populasi penduduk Indonesia.

Akses permodalan yang cukup mudah dengan berbagai program pemerintah, seperti kredit usaha rakyat (KUR) juga membantu berkembangnya bisnis ini. "Karakteristik itik yang kuat menghadapi penyakit dan pakan yang mudah juga menjadi keunggulan," katanya.

Pria 31 tahun ini menjelaskan, untuk memulai usaha peternakan itik diperlukan tiga tahapan. Tahap pertama adalah memulai atau starter. Tahap kedua disebut grower atau pertumbuhan, dan tahap ketiga disebut layer atau bertelur.

Dari tiga tahap itu, menurut Dody yang paling riskan adalah tahap starter. Tahap starter dimulai saat usia itik sehari atau day old duck (DOD) sampai 30 hari. Saat-saat itulah, itik sangat riskan terhadap serangan penyakit.

Setelah melewati tahap starter, peternak akan masuk tahap grower, yakni saat itik berusia 2,5 bulan- 4,5 bulan. Di usia itu, yang benar-benar perlu diperhatikan adalah soal pakan. Pakan yang diberikan tidak boleh terlalu sedikit atau terlalu banyak.

Pemberian pakan yang terlalu tentu bakal menguras isi kantong artinya tidak efisien. Sedangkan jika terlalu sedikit maka perkembangannya akan terhambat. "Selain pakan, kebersihan kandang juga perlu dijaga," katanya. Dia juga menyarankan agar cahaya matahari selalu bisa masuk sempurna ke dalam kandang.

Setelah usia 4,5 bulan terlampaui, peternak boleh sedikit merasa lega. Di tahapan layer tersebut, pakan itik tidaklah begitu rumit. Itik bisa mengonsumsi nasi aking atau karak termasuk sisa makanan dan sayuran.

Pada tahap ketiga itu, itik sebaiknya diberi pakan dengan kandungan protein tinggi. Itu dilakukan agar jumlah dan kualitas telur meningkat. Tak hanya telur, saat usia itik lebih 4,5 bulan juga sudah bisa dijual sebagai pedaging.

Harga jual itik sangat menguntungkan peternak. Sebab, peternak itik saat ini memiliki posisi tawar lebih baik dibandingkan dengan posisi pedagang. “Untuk pasar itik, harga mengikuti peternak bukan pedagang,” katanya.

Dody menambahkan, ternak itik sebenarnya sangat mudah. Apalagi saat ini informasi mengenai cara-cara beternak itik bisa didapatkan dengan gampang di internet. "Kalau bingung buka saja situs peternakandody.com. Saya menyediakan layanan tanya jawab bagi semua pengunjung," katanya berpromosi.

Dia juga mengaku banyak belajar tentang itik secara otodidak, baik melalui internet, buku, atau bertanya dari pengalaman orang lain. Berdasarkan pengalaman ini pula, saat ini dia mengembangkan bisnis itiknya melalui dunia maya.

Berkat pemasaran melalui online, Dody mengaku mampu menjual rata-rata 10.000 itik per bulan. Menurutnya, pemasaran online sangat mudah dan murah. Walaupun begitu, pemasaran lewat internet juga berisiko.

Seperti yang pernah dialami Dody yang pernah menjadi korban penipuan melalui dunia maya. Dia bercerita, saat itu pernah mendapat pesanan 1.000 ekor itik. Namun setelah pesanan itik terkirim, pelanggan tersebut tak kunjung mengirimkan uang pembelian.

Oleh karena itu, ia mengingatkan agar penjualan melalui online lebih berhati-hati karena banyak modus penipuan. "Transaksi online dilakukan harus setelah uang pemesanan diterima," ingatnya. Dody juga mengingatkan agar jangan mudah terjebak pada pembayaran uang muka karena kerap hanya akal-akalan penipuan.

Walaupun berisiko, Dody tak kapok. Dia mengatakan, keunggulan pemasaran dan penjualan melalui internet cukup sebanding dengan risiko yang mungkin terjadi dalam pemasaran online. Tak hanya mudah dan murah, pemasaran ini juga bisa mencakup pangsa pasar yang sangat luas.

Tak hanya di Pulau Jawa saja, pemasaran ini juga bisa mencakup seluruh wilayah Indonesia. Dengan begitu, diharapkan pelanggan yang membeli bisa lebih banyak. (KONTAN)

Berita Pertanian : Harga Kakao Anjlok 40% karena Stok Menumpuk

Jakarta. Produksi kakao lokal yang turun menjadi 450.000 ton di 2011 dibarengi dengan harganya yang anjlok hingga 40%. Pasalnya, pasokan di negeri "surga" kakao seperti Pantai Gading masih menumpuk hingga lebih dari 500.000 ton.
"Kondisi ini membuat harga kakao dunia jatuh, termasuk juga harga kakao Indonesia. turunnya harga mencapai sekitar 40%, pada 2010 harga kakao mencapai 340.000 dolar/ton saat ini (2011) hanya 210.000-220.000 dolar/ton," kata Ketua Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Zulhefi Sikumbang, kepada detikFinance, Sabtu (24/12).

Jatuhnya harga kakao ini, kata dia, karena negara-negara pemasok dan produksi kakao terbesar di dunia seperti Pantai Gading dan negara di benua Afrika kelebihan produksi.

"Untuk Pantai Gading saja, sudah kelebihan produksi sebanyak 500.000 ton hampir sebanding dengan total produksi Indonesia yang mencapai 450.000 ton, itu belum dari negara lainnya di Afrika," ujarnya.

Selain itu, ekspor kakao Indonesia juga agak sedikit menurun yakni hanya sekitar 200.000 ton biji kakao dan 250.000 ton biji kakao yang diolah di dalam negeri.

"Hal ini dikarenakan situasi perekonomian di Amerika dan Eropa yang sedang krisis, dan sebagaimana diketahu Amerika dan Eropa adalah pasar utama kakao Indonesia," ucapnya. Makanya, pada 2012, Zulhefi menargetkan ekspor biji kakao hanya mencapai 150.000 ton, sisanya sebanyak 350.000 ton lagi diolah di dalam negeri.

"Tapi positifnya tahun depan, harga kakao bisa naik antara 220.000-280.000 dolar/ton seiring berkurangnya produksi negara-negara penghasil kakao di Afrika dikarenakan mengenjot produksinya tahun ini. Dan bisa dipastikan tahun depan produksi mereka akan turun," tandasnya. (dtc)

Berita Pertanian : Kebutuhan Benih Berlabel Meningkat

Padang Aro. Kebutuhan benih padi berlabel di Solok Selatan, Sumatera Barat diperkirakan meningkat dari 125.000 kilogram (125 ton) di tahun 2011 menjadi 138.500 kilogram (138,5 ton) pada 2012.
"Kami rencanakan penyaluran benih padi berlabel pada 2012 sebanyak 138,5 ton untuk sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT) dengan luas sawah 5.540 hektare," kata Sekretaris Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Solok Selatan, Del Irwan, di Padang Aro, Kamis (22/12).

Pasokan benih padi berlabel biru untuk 2012 akan dipasok dari penangkar Solok Selatan, yakni gabungan kelompok tani (Gapoktan) S3 Makmur di Sungai Aro, Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh yang bekerja sama dengan PT Sang Hyang Sri (SHS). "Selama ini benih padi yang disalurkan oleh Sang Hyang Sri berasal dari luar Solok Selatan sehingga petani setempat tidak bisa leluasa memilih benih yang mereka suka. Dengan adanya penangkar benih di Solok Selatan, ini merupakan perkembangan yang positif," katanya.

Varietas-varietas padi yang saat ini sedang digemari oleh petani Solok Selatan, seperti anak daro, R-66 dan batang piaman. Penyaluran benih untuk SLPTT langsung kepada kelompok tani. Solok Selatan, memiliki luas sawah 9.227 hektare yang tersebar di enam dari tujuh kecamatan, sementara penyaluran benih untuk SLPTT hanya mampu mengakomodir 5.540 hektare sawah.

Menurut Del Irwan, petani di Solok Selatan masih banyak yang cenderung menggunakan benih yang berasal dari jalur benih antar lapang (Jabal). Untuk tahun 2011, sawah yang menggunakan benih Jabal mencapai 4000 hektare lebih.

Dengan penambahan kuota benih SLPTT menjadi 138,5 ton pada tahun 2012, sebutnya, diharapkan mampu mengurangi ketergantungan petani atas benih Jabal. "Jika luas sawah di Solok Selatan 9.227, maka diperkirakan petani pengguna benih Jabal menjadi 3.687 hektare atau turun 540 hektare," katanya.

Sementara Ketua Gapoktan S3 Makmur, Yan Bakter, menyebutkan produksi benih yang dikelola oleh penangkar Solok Selatan pada tahun 2011 mencapai 50 ton.

Pada tahun 2012 diperkirakan mengalami peningkatan sesuai dengan target yang diberikan oleh Sang Hyang Sri kepada S3 Makmur yang ditunjuk sebagai SHS Shop seluas 900 hektare.
Dalam upaya memenuhi target tersebut, S3 Makmur menjalin kerja sama dengan kelompok tani lainnya, baik yang di dalam kecamatan atau di luar kecamatan, yang nantinya akan dikembangkan sebagai jaringan agribisnis.

Dia menyebutkan, saat ini pihaknya sudah menanam padi calon benih seluas 50 hektare yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Koto Parik Gadang Diateh 40 hektare, Sungai Pagu dua hektare, Pauh Duo satu hektare dan Sangir tujuh hektare. "Diperkirakan sebelum musim tanam tahun depan sudah siap jadi benih dan bisa didistribusikan," katanya. (ant)

Pengetatan Impor Produk Hortikultura Tiga Bulan Mendatang

















Bogor
. Pemerintah akan memberlakukan kebijakan pengetatan impor produk pangan jenis hortikultura yang berlaku efektif mulai tiga bulan mendatang.
Di sela-sela rapat kerja pemerintah di Istana Bogor, Jumat (23/12), Menteri Pertanian (Mentan) Suswono menyatakan nantinya impor komoditas pangan jenis hortikulutura hanya bisa dilakukan melalui empat pintu, yaitu Bandara Soekarno-Hatta di Banten, Pelabuhan Belawan Sumatera Utara (Sumut), Pelabuhan Makassar dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

"Saat ini kita lakukan sosialisasi aturannya sambil kita melengkapi masing-masing di empat pintu itu," ujar Mentan Suswono.

Selain sosialisasi, Mentan mengatakan, Kementeriannya juga sedang menyiapkan karantina di empat pintu masuk impor tersebut sehingga pengawasannya diharapkan akan benar-benar ketat. "Ini kaitannya dengan pangan, untuk produk komoditas pangan memang harus melalui empat pintu yang kita sudah tentukan untuk tiga bulan ke depan," katanya.

Suswono mengatakan, pengetatan impor itu harus dilakukan guna mencegah penurunan produksi hortikultura dalam negeri apabila kran impor dibuka terlalu bebas.

Selain itu, pengetatan juga diperlukan guna mencegah masuknya produk pangan yang terkontaminasi oleh bakteri berbahaya. "Kita baru kemarin memusnahkan 500 ton kentang setelah kita cermati dengan baik mengandung bakteri sehingga sangat membahayakan. Efeknya bisa kepada penurunan produksi yang mencapai 70%. Ini kan sangat membahayakan dampak kepada kemanusiaan dan sebagainya. Oleh karena itu, tindakan pertama melakukan pemusnahan," tutur Suswono.

Menurut dia, sampai saat ini pihak importir bersikap kooperatif terhadap rencana kebijakan pemerintah untuk memberlakukan pengetatan impor produk pangan jenis hortikultura. (ant)

Berita Pertanian : Bakorluh Sumut Adakan Jambore Penyuluhan

Medan. Tingkatkan kinerja tenaga penyuluh di Sumatera Utara (Sumut), Badan Koordinasi Penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan (Bakorluh) Sumut mengadakan Jambore Penyuluhan di Desa Jatikusuma, Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang, 28-30 Desember 2011.

Ajang ini akan diikuti 33 kabupaten/kota di Sumut dengan berbagai kegiatan apel siaga penyuluh, pameran penyuluhan, temu wicara, festival penyuluhan dan lomba ketangkasan penyuluhan serta cerdas cermat.

Kepala Bakorluh Sumut, Pulung Hutabarat mengatakan, kegiatan jambore penyuluhan ini mengantisipasi terjadinya penurunan kinerja penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan karena dapat saling tukar menukar informasi, bimbingan, pembinadaan serta pengorganisasian. "Sesama penyuluh dapat saling tukar pengalaman, pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu meningkatkan motivasi dan kinerja penyuluh ke depan," ujarnya kepada wartawan, Senin (26/12).

Dikatakannya, pelaksanaan jambore dan pameran penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan ini bertujuan mensosialisasikan kreasi dan inovasi peran penyuluh dalam melaksanakan pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan.

Tema yang diangkat pada Jambore ini yakni meningkatkan peran penyuluh sebagai penggerak pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan atas dasar kesetaraan dan kemitraan dengan pelaku utama dan pelaku usaha dalam rangka peningkatan ketahanan pangan, pendapatan dan kesejahteraan petani, nelayan dan masyarakat di dalam/di luar hutan.

"Selain itu kita harap jambore ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penyuluh masing-masing sektor tersebut," ucapnya seraya menambahkan pembukaan jambore penyuluhan dijadwalkan oleh Plt Gubernur Sumut Gatot Pudjonugroho.

Dalam langkah awal merespon revitalisasi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yakni melakukan reposisi baik dari aspek ketenagaan, kelembagaan maupun penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, sehingga penyuluh mampu menunjukkan profesionalisme dengan menjunjung tinggi semangat serta satu kesatuan cara berfikir dan bertindak.

Apalagi tambahnya, kinerja penyuuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan beberapa waktu lalu sedikit mengalami penurunan. Kondisi tersebut karena berbagai kebijakan pemerintah baik pusat dan daerah yang seakan-akan kurang mendukung penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.

"Secara psikologis ini mempengaruhi kinerja penyuluh dalam melakasanan tugas dan fungsinya untuk meningkatkan keberdayaan pelaku utama," imbuh Hutabarat.

Saat ini, ungkapnya, dengan jumlah tenaga penyuluh pertanian, perikanan dan kehutananan sebanyak 2.987 orang, memang belum sesuai dengan kebutuhan yang idealnya satu tenaga penyuluh bertugas untuk satu desa. "Meskipun begitu, dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan kinerja penyuluh berupa pemantapan latihan, kunjungan, supervisi dan evaluasi (Lakususi), akan membantu kemajuan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan," pungkasnya.

Lahan kritis Gunungpati jadi surga durian

Semarang. Lahan kritis seluas 139,6 hektare milik Pemerintah Kota Semarang, di antaranya di Kelurahan Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, kini telah berubah menjadi kebun durian montong dan surga bagi pecinta kuliner.

Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Diah Anggraini bersama rombongan dan Wali Kota Semarang Soemarmo melakukan panen perdana durian, di tiga kelurahan yakni Mangunsari, Gunungpati, dan Nongkosawit, Sabtu.

Dalam panen raya tersebut, ia mengambil durian yang sudah masak dengan cara memotong tali yang mengikat buah durian dari dahannya.

Untuk mengambil buah durian, pengunjung ke wilayah itu tidak harus naik pohon karena memang ketinggian pohon durian hanya berkisar dua hingga tiga meter dan rata-rata buah berada di dahan bagian bawah, sehingga terkadang harus membungkuk untuk memetiknya.

Rata-rata satu pohon durian di Kelurahan Nongkosawit bisa berbuah hingga 10 buah dengan potensi buah mencapai 60 buah.

Diah menjelaskan bahwa pemanfaatan lahan kritis tersebut bagian dari program konservasi lahan Semarang atas dan pengentasan kemiskinan yang mendapat bantuan dari Japan Social Development Fund (JSDF) sebesar 1,2 juta dolar Amerika Serikat dan dana pendampingan dari APBD Kota Semarang Rp1,3 miliar.

"Program bantuan ini baru di Semarang sebagai `pilot project` karena pemerintah kota setempat dapat menyediakan lahan kosong," kata Diah.

Diah mengatakan setelah mendapatkan bantuan dari JSDF (program tahun 2005-2007), nantinya akan diteruskan dengan anggaran dari Kementerian Dalam Negeri dan terlebih dahulu dievaluasi.

Dalam kesempatan sama, Wali Kota Semarang ,Soemarmo, mengatakan bahwa pemanfaatan lahan kritis tersebut bagian dari penanggulangan kemiskinan.

"Petani yang sebelumnya tidak mengetahui cara menanam durian, hanya menjadi petani penggarap serta tidak bekerja dilatih dan difasilitasi untuk menanam durian," katanya.

Selain di Kelurahan Gunungpati, lahan kritis yang kini sudah dijadikan lahan bermanfaat seperti untuk kebun durian, rambutan, dan kelengkeng tersebar di lima kecamatan yakni Kecamatan Gunungpati (seluas 84,86 hektare).

Kemudian di Kecamatan Ngaliyan (5,8 hektare), Tembalang (5,6 hektare), Banyumanik (10,52 hektare), dan di Kecamatan Mijen luas lahan sebanyak 32,82 hektare.

Gunungpati Semarang dijadikan agrowisata durian montong

Dinas Pertanian Kota Semarang menargetkan daerah Gunungpati menjadi kawasan agrowisata durian montong, sehingga pengunjung dapat memetik dan menikmati durian di kebun setempat.

"Targetnya tidak muluk-muluk, ekspor durian montong, tetapi nantinya akan dijadikan kawasan agrowisata," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Ayu Entys di Semarang, Jumat.

Ayu Entys mengatakan harapannya nantinya para wisatawan atau masyarakat yang berkunjung di Gunungpati dapat memetik durian. Apalagi buahnya sangat besar.

"Memang tidak semua pohon. Ada juga yang tidak besar karena petani `eman-eman` (sayang) membuangnya. Padahal ada aturannya misalnya tidak semua buah dibiarkan dan tidak boleh bergerombol agar bisa menjadi besar," katanya.

Panen pertama durian montong, kata Ayu Entys akan dimulai pada Sabtu (24/12) oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Diah Anggraeni, Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas Donny Azdan, Kasubdit Anggaran Kementerian Keuangan Indra Satiya, dan Wali Kota Semarang Soemarmo.

Ia menceritakan bahwa Gunungpati merupakan salah satu dari lima kecamatan yang mendapatkan bantuan dari Japan Social Development Funds untuk menggarap lahan kritis untuk dimanfaatkan di antaranya ditanami durian dan pohon jati.

Dari lima kecamatan tersebut terbagi dalam 43 kelompok dan empat kecamatan lainnya yakni Tembalang, Mijen, Ngaliyan, dan Banyumanik.

"Petani sudah menunggu empat tahun hingga akhirnya dapat panen durian montong. Jadi sebelumnya para petani mendapatkan pelatihan, mengikuti studibanding, mendapatkan bibit hingga pupuk," katanya.

Panen pertama ini, tambah Ayu Entys, merupakan bagian dari evaluasi pemberian bantuan sekaligus pembelajaran untuk para petani.

"Sasaran utamanya bukan untuk menjadikan masyarakat kaya, tetapi lebih untuk membuat mereka mandiri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain," katanya.
(ant)

Rabu, 21 Desember 2011

Stop Alih Fungsi Lahan dengan UU 41 Tahun 2009

Alih fungsi lahan yang begitu dahsyat baik untuk perumahan, perkantoran maupun gudang menjadikan kondisi pertanian di tanah air semakin mengkhawatirkan. Produksi semakin menurun. Dan, itu diperparah lagi dengan laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi sekitar 1,3% per tahun mengakibatkan kebutuhan orang akan beras/nasi kian besar.

Kondisi tersebut membuat pemerintah panik apalagi krisis pangan mengancam dunia. Dan, salah satu langkah yang dianggap manjur untuk mengatasi masalah tersebut adalah melahirkan Undang-Undang No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan atau PLP2B.

Secara nasional, pola konversi lahan sawah di Pulau Jawa untuk property berkisar 58,7%, sawah menjadi lahan pertanian lainnya seperti perkebunan kelapa sawit, kakao, kopi, karet dan lain lain sebagainya berkisar 21,8% dan sawah menjadi non perumahan berkisar 19,5%.

Sementara pola konversi yang terjadi di luar Pulau Jawa untuk perumahan berkisar 16,1%, pertanian lainnya 48,6% dan non perumahan berkisar 35,3%. “Itulah yang terjadi dengan lahan sawah kita saat ini dan angka itu akan semakin membesar bila tidak segera dicegah. Dan, UU No 41 inilah yang akan mencegahnya,” ujar Kasubid Pengendalian Lahan Direktorat Jenderal (Ditjend) Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian Tangkas Panjaitan kepada MedanBisnis, saat melakukan kunjungan ke Dinas Pertanian Sumut, Jalan AH Nasution Medan, Jumat pekan lalu.

Didampingi Kasie Lahan dan Perluasan Areal Dinas Pertanian Sumut Adelina Hanum, Tangkas mengatakan, Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan atau PLP2B adalah sistem dan proses dalam merencanakan dan menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan dan membina, mengendalikan dan mengawasi lahan pertanian pangan dan kawasannya secara berkelanjutan.

Dengan kata lain UU itulah nantinya yang melindungi lahan-lahan pertanian yang ditetapkan masing-masing daerah sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan dalam rangka ketahanan dan kedaulatan pangan nasional sekaligus merencanakannya sebagai bagian dari penyusunan rencana tata ruang tata wilayah (RTRW) nasional, propinsi dan kabupaten/kota. “UU No 41 ini juga sesuai dengan amanat UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang,” jelas Tangkas.

Terkait dengan UU No 26 itu, Poppy Boru Hutagalung selaku Kasubid Tata Ruang Bappeda Sumut mengatakan, dalam rencananya tata ruang tersebut dibagi menjadi pola ruang dan struktur ruang. Dan, berdasarkan fungsinya struktur ruang ada yang disebut dengan kawasan lindung dan kawasan budidaya.

“Nah, di kawasan budidaya inilah ditentukan semua lahan-lahan yang bisa dipakai untuk dibudidayakan termasuk untuk pertanian, apakah itu untuk pertanian tanaman pangan ataupun untuk hortikultura. Dan, itu ditentukan oleh masing-masing daerah lewat Peraturan Daerah (Perda) rencana tata ruang dan tata wilayah (RTRW) yang mereka susun,” paparnya.

Jadi mekanismenya lanjut Poppy, kabupaten/kota mengusulkan dimana akan diletakkan lahan pertanian itu. Karena merekalah yang mengetahui potensi lahannya sesuai dengan tekstur tanahnya serta keberadaan atau kondisi jaringan irgasinya. Setelah ini ada maka disampaikan ke propinsi untuk selanjutnya ditetapkan dalam tata ruang bahwa daerah yang ditetapkan itu tidak boleh dirubah peruntukannya. Tetapi untuk menguatkan itu, daerah harus membuat perdanya.

Dengan begitu, lahan-lahan pertanian yang ditetapkan itu akan menjadi lahan pertanian yang dilindungi peruntukannya. “Intinya, setelah daerah menetapkan lahan pertaniannya maka lahan pertanian itu tidak boleh lagi diganggu gugat hingga 20 tahun ke depan dengan catatan peninjauan dilakukan sekali lima tahun,” jelas Poppy.

Berita Pertanian : Petani Resah, Harga Jagung di Karo Rp 1.400 per Kg

Kabanjahe. Setelah harga kentang anjlok kini giliran harga jagung kering di Kabupaten Karo yang tergerus akibat masuknya jagung impor. Saat ini harga jagung di tingkat petani hanya Rp 1.400 per kg. padahal sebelumnya harga sempat bertengger di angka Rp 2.200 per kg.
Agus Sinulingga, salah seorang petani jagung di Desa Kacaribu, Kecamatan Kabanjahe saat di temui, Selasa (20/12) di sela-sela panen jagungnya mengatakan, setelah mendengar banyaknya jagung impor beredar pasar lokal harga jagung lokal pun langsung turun.

“Kami tidak mengerti apa itu perdagangan bebas yang kami tahu adalah bagaimana harga sayur mayur termasuk jagung ini laku terjual dengan harga menguntungkan, paling tidak balik modal,” ungkap Agus.

Sementara Sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Karo Duddy S Utomo kembali mengkeritik kebijakan pemerintah yang tidak pro petani. Di mana setiap ada harga yang menguntungkan petani, di situ pula masuk produk impor seperti kentang yang di datangkan dari Pakistan.

“Begitu harga kentang lokal sudah di atas Rp 4.000 per kg di saat itu pula kentang impor masuk, sehingga hancurlah harga kentang kita di pasaran yang sampai hari ini hanya berkisar Rp1.700 per kg,” jelasnya.

Duddy kembali mempersalahkan pemerintah, dimana selama ini harga jagung bertahan di atas Rp 2.000 per kg tapi tiba-tiba turun tak karuan, sehingga membuat petani jagung di beberapa sentral produksi seperti di Kecamatan Tiga Binanga, Kecamatan Lau Baleng, Kecamatan Mardindidng dan Kecamatan Payung resah. “Tak sedikit petani yang mempertanyakan anjloknya harga ini kepada pengurus HKTI baik di kabupaten maupun di tingkat kecamatan,” katanya.

Duddy mendukung apa yang sudah dilakukan para pengurus asosiasi jagung melalui anggota DPD RI Parlindungan Purba di Jakarta untuk bisa menghentikan jagung impor tersebut. “Karena jika kita tinjau dari hasil produksi jagung lokal masih mencukupi untuk pasar di Sumatera Utara ini, dan impor itu hanya menguntungkan seseorang saja. Jadi tidak baik untuk dilanjutkan,” ungkapnya.
0

Kopi Malabar dipatenkan














Jakarta
. Koperasi Tani Rahayu di Kampung Pasirmulya, Margamulya, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mematenkan merek Kopi Malabar untuk produk kopi luwak dan kopi arabica yang dihasilkannya.

"Merek Kopi Malabar sudah kami patenkan menjadi merek dagang kopi arabica yang kami hasilkan dari perkebunan," kata Pengawas Koperasi Tani Rahayu, Abdul Rohim, dalam temu wartawan di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, nama Malabar dipilih lantaran kopi arabica yang diolah menjadi kopi luwak oleh para petani ditanam di kawasan dan di kaki Gunung Malabar.

Pihaknya menargetkan ke depan merek Kopi Malabar dapat dikembangkan sebagai gerai kopi yang dibuka di pusat-pusat keramaian.

"Sejak 2009 kami mengembangkan perkebunan kopi arabica seluas 103 ha untuk memproduksi kopi luwak," kata Abdul Rohim.

Jaringan dan distribusi pemasaran, diakuinya belum terlalu luas, oleh karena itu pihaknya membuka diri untuk bekerja sama dengan investor yang potensia

Penduduk Lampung andalkan sektor pertanian














Sukadana, Lampung
. Pemerintah Kabupaten Lampung Timur mengatakan sebagian besar penduduk di daerah itu bertumpu pada sektor pertanian untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.

"Sebanyak 75 persen penduduk daerah ini bertumpu sektor pertanian dengan berbagai jenis komoditas seperti ubi kayu, jagung, kedelai, kacang tanah, padi, jagung dan ubi jalar," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Timur, Muhamad Yusuf, di Sukadana, Lampung Timur, Senin.

Ia mengatakan, pemkab akan terus melakukan pembinaan dan penyuluhan terhadap petani mengenai bertanam dan mengolah pascapanen yang baik dan benar sehingga hasilnya lebih meningkat dan berkualitas.

Ia, menyebutkan, komoditas yang menjadi andalan petani yakni padi, jagung, ubi kayu dengan produksi paling melimpah di seluruh kecamatan untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar daerah.

Selain itu, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi komoditas tersebut dengan mengoptimalkan potensi lahan yang ada atau intesifikasi karena potensi yang belum tergarap masih sangat luas.

Secara rinci ia menguraikan, berdasarkan data, luas panen padi mencapai 92.505 hektare, produktivitas 50,67 per hektare dan produksi total 468.810 ton.

Kemudian, luas panen tanaman jagung mencapai 132.339 hektare dengan produktivitas 45,29 kuintal per hektare dan produksi keseluruhan 640.407 ton, luas panen tanaman ubi kayu 39.705 hektare dengan produktivitas 241.67 kuintal per hektare serta produksi 961.019 ton.

Lalu luas panen ubi jalar 342 hektare dengan produksi 88,63 kuintal per hektare dengan produksi 3.031 ton, luas panen kacang tanah mencapai 779 hektare dengan produksi 11,30 kuintal per hektare, produksi keseluruhan mencapai 891 ton.

Selanjutnya, luas panen kacang hijau 388 hektare produktivitas 7,01 kuintal, produksi total 272 ton dan luas panen kedelai 619 hektare produktivitas 11,43 kuintal per hektare dan produksi keseluruhan mencapai 699 ton.

Ia menambahkan, pihaknya akan mengoptimalkan penanaman komoditas yang dirasa masih minim seperti kacang tanah, kacang hijau, kedelai dan ubi jalar untuk meningkatkan keanekaragaman pangan sekaligus memperkuat ketahahan pangan daerah itu.(ant)

Tips Ampuh : 11 Makanan Pembuat Awet Muda














SIAPA
yang tidak ingin terlihat awet muda? Kebanyakan orang ingin mencapainya dengan bantuan operasi dan botox. Namun ada langkah alami tanpa perlu menghamburkan uang jutaan rupiah. Salah satunya dengan diet makanan.

Ada sebuah studi yang menunjukkan orang yang makan makanan berbasis tumbuhan terlihat lebih muda dari usia yang sebenarnya. Menurut ahli gizi Deepshikha Aggarwal makanan kaya akan warna seperti buah dan sayuran, dapat menjaga tekstur dan elastisitas kulit. Berikut ini daftar dari beberapa makanan anti-penuaan:
Kacang almond
Almond dianggap sebagai makanan anti-penuaan karena kandungan tinggi vitamin E. Baik untuk kesehatan kulit, rambut dan kuku. Tubuh membutuhkan vitamin E untuk melindungi sel dari serangan radikal bebas yang dihasilkan oleh polusi udara, peroksida dan sinar ultra violet. Sebaiknya makan sekitar selusin almond setiap hari.
Kenari
Kenari kaya vitamin E dan memiliki segelintir khasiat yang dapat membantu kulit tampak hebat.

Ketimun
Sangat baik sebagai anti-penuaan makanan dan memperbaiki kulit lelah dan dehidrasi. Kandungan air yang tinggi dan jumlah tinggi silika membantu untuk mendapatkan kulit halus dan bersinar.

Alpukat
Pelembab alami terbaik dan sarat dengan nutrisi anti-penuaan seperti vitamin C, E, dan asam lemak Omega 3. Meskipun alpukat ukuran sedang memiliki 30 gram lemak, semua itu adalah mono-lemak jenuh yang menurunkan kolesterol dan melindungi jantung.
Wijen
Ini adalah sumber yang kaya vitamin E.

Berries
Antioksidan yang hadir dalam berry seperti blueberry, cranberry dan stroberi, dapat membantu menjaga kulit cerah dan bersinar. Jus cranberry kalengan juga bekerja untuk kulit Anda. Makan 1-2 cangkir blueberry sehari untuk dosis antosianin harian Anda. Zat antioksidan itu sebagai anti-penuaan yang meningkatkan potensi vitamin C.

Teh hijau
Pengganti yang sangat sehat untuk minuman kafein dan minuman kemasan.

Air
Setidaknya 2-3 liter air setiap hari untuk mengurangi kerutan pada kulit Anda.
Lidah buaya
Jus lidah buaya sangat baik jika menginginkan kulit tampak lebih muda. Pagi hari saat perut masih kosong minum 30 ml jus lidah buaya yang diencerkan dengan 100 ml air. Setelah 20-30 menit lanjutkan sarapan rutin Anda.
Biji bunga matahari
Makanan lain anti-penuaan yang luar biasa dan sebagai vitamin E. Selenium di dalamnya efektif merangsang sel-sel muda. Makan segenggam biji bunga matahari setiap hari akan membantu Anda terlihat lebih muda, mencegah keriput dan meningkatkan elastisitas kulit.

Kacang Brazil
Kacang Brazil adalah sumber kaya selenium serta mineral yang bekerja baik dengan Vitamin E untuk menghentikan stres oksidatif dan kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas. Tetapi harus dimakan dua kacang per hari karena kandungan lemaknya yang tinggi.

Berita Pertanian : Bulog Ingin HPP Beras Naik Tahun Depan

JAKARTA. Seiring dengan harga beras serta ongkos produksi yang semakin tinggi, diperkirakan harga pembelian pemerintah (HPP) beras akan mengalami kenaikan pada 2012.

Kenaikan HPP tentu akan berimbas pada kenaikan harga beras di tingkat konsumen.

Direktur Perum Bulog Sutarto Alimoeso menambahkan meningkatnya nilai tukar petani (NTP) membuat HPP mendesak untuk segera dinaikkan. HPP tersebut penting bagi Bulog dalam proses penyerapan beras dari petani. meningkat,

"Logikanya, saya kira mestinya naik. Karena kan begini, naik ini kan tentu ada kriteria," ujar Sutarto di Gedung Bidakarya, Jakarta, Rabu (21/12).

Kriteria yang dimaksud adalah NTP harus diamankan terlebih dahulu. Artinya, nilai tukar petani harus betul-betul sesuai yang diharapkan apabila HPP dinaikkan.

Selain itu, harga beras dunia juga menjadi pertimbangan. "Berapa pantasnya harga beras di Indonesia juga patut diperhitungkan. Ongkos produksi juga naik," katanya.

HPP yang ditentukan pemerintah yakni sebesar Rp5.060 per kg jauh di bawah harga beras dunia. Harga beras di pasaran kini sudah mencapai Rp6.500 per kg.

Rabu, 14 Desember 2011

Menambah Lapisan Pupuk

















Foto: Matasan (42) menambah lapisan pupuk organik pada permukaan lahan tomat miliknya di Desa Bokor, Malang, Jawa Timur, Senin (12/12). Makin berkurangnya unsur hara di lahan pertanian membuat sejumlah petani di kawasan tersebut menambah lapisan pupuk hingga tiga lapis sehingga dapat mengembalikan kesuburan tanah. FOTO ANTARA/Ari Bowo Sucipto/Koz/Spt/11. (n ant/ari bowo sucipto)


Matasan (42) menambah lapisan pupuk organik pada permukaan lahan tomat miliknya di Desa Bokor, Malang, Jawa Timur, Senin (12/12). Makin berkurangnya unsur hara di lahan pertanian membuat sejumlah petani di kawasan tersebut menambah lapisan pupuk hingga tiga lapis sehingga dapat mengembalikan kesuburan tanah.(ant)

Tips Ampuh : 2 Manfaat Jahe untuk Mulas dan Migrain















KEAJAIBAN
jahe telah lama dimanfaatkan khasiatnya untuk pengobatan alami sakit flu dan pilek. Tapi kini jahe juga bisa diberdayakan untuk mengatasi sakit yang disebabkan mulas dan migrain.

Pada suatu hari yang dingin, mungkin jahe akan menjadi pilihan utama bagi Anda. Jahe ditambah racikan daun kemangi, daun mint dan sesendok madu mampu menghangatkan tubuh sekaligus menciptakan cita rasa yang unik di lidah.

Tidak heran jika jahe menjadi rempah wajib di dapur-dapur Asia. Selain flu dan pilek, banyak orang juga menemukan jahe untuk membantu menyelesaikan masalah perut atau keracunan makanan. Jahe kemudian dipercaya mampu menyembuhkan masalah pencernaan.

Jahe juga bisa mengurangi rasa sakit dan peradangan karena memiliki sifat anti-inflamasi dan obat penghilang rasa sakit alami yang kuat.

Untruk mulas, jahe sering dibuat seperti menyeduh teh. Sementara untuk migrain masih dengan cara yang sama, jahe mampu menghentikan prostaglandin yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan pada pembuluh darah.

Tips Ampuh : 5 Makanan Sehat yang Bikin Gemuk
















BANYAK
orang berpikir makanan sehat akan menurunkan berat badan. Niat itu mungkin baik. Tetapi makanan itu jikadiolah dengan cara yang tidak tepat justru akan membuat gemuk. Apa sajakah itu?

Buah
Buah yang tinggi gula bagi penderita kelebihan berat badan lebih berbahaya. Jika ingin menurunkan berat badan sebaiknya konsumsi buah pada waktu sarapan saja.

Biskuit gandum utuh
Semua karbohidrat yang dipecah menjadi gula akan menyebabkan lonjakan insulin. Gandum utuh biasanya memiliki banyak serat. Namun biskuit gandum utuh tinggi karbohidrat dan tidak memiliki banyak serat.

Jus buah
Jus mungkin tampak sehat ketika Anda mempertimbangkan alternatif lain dari minuman soda.Tetapi tahukah Anda serat dalam buah tergerus selama proses pembuatan jus yang mengarah pada pelonjakan insulin dan asupan kalori yang disimpan sebagai lemak.

Camilan
100 kalori dari camilan seperti kue dan kerupuk buruk bagi Anda. Jika Anda lapar, 100 kalori tidak cukup untuk memuaskan hasrat makan. Kebanyakan orang akan makan makanan ringan 100 kalori. Kemudian 3 jam kemudian akan lapar kembali.

Pizza
Penggemar pizza menyatakan pasta tomat dalam saus pizza adalah sayuran. Namun persentasenya kecil. Selain itu tomat secara biologis adalah buah.

Berita Pertanian : Padi bestari dan cimelati picu munculnya wereng

Klaten. Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menengarai padi varietas bestari dan cimelati sebagai penyebab munculnya kembali wereng batang cokelat (WBC) setelah pada September lalu tingkat serangan hama tersebut nihil.

Koordinator Petugas Penyuluh Lapangan Dinas Pertanian Klaten yang bertugas di Kecamatan Juwiring, Dalitining, Rabu, mengatakan bahwa di wilayahnya sudah ada sedikitnya 12 hektare lahan pertanian yang terkena serangan WBC, namun sudah berhasil dikendalikan.

"Pemicu munculnya WBC adalah varietas padi bestari dan cimelati, karena keduanya tidak tahan serangan wereng. Sejak terdeteksi mulai ada serangan setelah sebelumnya nihil, kami melakukan penyemprotan massal sebanyak tiga kali," katanya.

Hasil penyemprotan massal tersebut, kata ia, cukup efektif karena mampu menurunkan angka serangan secara signifikan.

"Kini di setiap rumpun padi hanya tinggal satu dua ekor wereng, dan itu masih bisa dikendalikan agar serangan tak kembali meluas," tambahnya.

Lebih lanjut dikatakan, serangan hama wereng kali ini terjadi memasuki musim tanam pada triwulan ke empat Oktober lalu, seiring datangnya musim hujan yang memicu perkembangbiakan hama tersebut.

Sebelumnya Dinas Pertanian Klaten telah mencanangkan penanaman serentak padi varietas Inpari 13 yang dinilai tahan serangan wereng untuk menekan populasi hama yang mengancam tanaman padi petani tersebut.

Seluruh petani di Klaten diimbau melakukan penanaman padi jenis tersebut karena sudah terbukti ketahanannya terhadap serangan wereng sehingga hama yang dapat membuat tanaman padi menjadi puso itu tidak dapat leluasa berkembang biak.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Klaten Wahyu Prasetyo mengatakan penanaman serentak padi Inpari 13 dilakukan di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Karangdowo, Cawas, Ceper, Pedan, Juwiring, Karanganom, Delanggu, dan Wonosari.

"Benih padi Inpari 13 telah disebar di delapan kecamatan tersebut, dengan total luas lahan 6.593 hektare," katanya.

Rincian luasan lahan di tiap kecamatan yang akan ditanami Inpari 13, yakni di Kecamatan Karangdowo, Cawas, Ceper, Pedan, dan Juwiring masing-masing 525 hektare, dan di Wonosari 1.400 hektare, Karanganom 1.457 hektare, serta Delanggu 1.116 hektare.

Selain ditanam secara serentak di delapan kecamatan tersebut, kata dia, petani di wilayah lain juga diimbau menanam padi varietas Inpari 13 agar upaya menekan serangan wereng di Klaten dapat optimal.(ant)

Jamin pangan, cetak sawah baru 200 ribu Ha setahun

Jakarta. Dengan penduduk sekitar 240 juta orang, jelas bukan hal mudah memberi makan seluruh rakyat Indonesia. Makanya, pemerintah idealnya melakukan pencetakan sawah baru seluas 200.000 Hektar per tahun untuk mencapai target surplus 10 juta ton beras pada 2014.

Pengamat pertanian dari INDEF, Bustanul Arifin, di Jakarta, Rabu, menyatakan, saat ini kemampuan pemerintah mencetak sawah tidak sampai 50.000 Ha per tahun. Kalau begitu, target pencapaian surplus 10 juta ton beras pada 2014 tidak tercapai.

Menurut dia, upaya serius sekali untuk mencetak sawah baru seluas itu jadi keharusan. Apalagi ada tantangan laju alih fungsi sawah produktif menjadi kegunaan lain telah melebihi 100 ribu Ha per tahun.

Mudah saja melihatnya, di sepanjang pinggir jalan menuju Jatibarang, Jawa Barat, banyak sekali rumah makan berdiri di lahan bekas sawah produtif. Lahan parkirnya luas-luas, bisa menampung puluhan bis antar kota karena memang pasar rumah makan itu pemakai jasa transportasi darat.

Sebelumnya Menteri Pertanian, Suswono, mengatakan, untuk mencapai surplus 10 juta ton beras pada 2014, salah satu upaya yang akan ditempuh pemerintah perluasan dan pengelolaan lahan.

Strategi tersebut antara lain melalui upaya penambahan luas baku lahan sawah dengan cetak sawah baru 60.000 Ha pada 2011 menjadi 300.000 Ha hingga 2015 atau 100.000 Ha per tahun.

Sementara itu Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir, menyatakan, bila Indonesia ingin menjadi negara eksportir beras, luas panen per kapita paling tidak 1,5 kali lipat yang ada sekarang. Saat ini masih 813 meter persegi perkapita, sedangkan yang diperlukan untuk menjadi negara eksportir adalah 19.268.100 Ha.

Namun, tambahnya, luas luas panen per kapita di Indonesia setiap tahun justru semakin mengecil padahal di negara lain, luas panen terus meningkat.

Di Vietnam peningkatan mencapai dua kali lipat, tambahnya, bahkan, di Thailand mencapai tiga kali lipat sehingga dua negara itu bisa melakukan ekspor beras. Selama 2002-2011, luas lahan baku pertanian mengalami alih fungsi lahan hingga 990.000 Ha.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), menurut dia, alih fungsi lahan pertanian setiap tahunnya mencapai 110 ribu Ha sedangkan luas lahan baku pada 2002 tercatat sebesar 7.748.348 Ha. "Namun, sejak tahun ini lahan baku kita tinggal 6.758.348 Ha. Sementara jumlah penduduk terus bertambah 1,4 persen per tahun," katanya.

Rabu, 07 Desember 2011

Bisakah Indonesia Berhenti Mengimpor Beras

Oleh : Muhammad Syahputra, ST.

Agak terkejut memang, ketika membaca sebuah berita bahwa nilai impor beras Indonesia dari luar negeri mencapai 8,5 triliun rupiah. Padahal orang tua kita selalu bilang bahwa Tanah Air Indonesia adalah sebuah bangsa yang memiliki tanah pertanian yang sangat subur, bahkan dalam sebuah lirik lagu disebutkan "tongkat dan batupun jadi tanaman" sebagai ungkapan yang menyatakan betapa suburnya tanah air tercinta ini. Tapi mengapa kini kita harus mengimpor beras dari luar negeri, dengan kata lain berarti pangan bangsa Indonesia ternyata tergantung pada orang asing, bagaimana seandainya mereka tidak mau lagi mengimpor beras ke Indonesia, bisa kelaparan dong rakyat Indonesia.

Tidak tahu apakah tanah ini sudah tidak subur lagi, ataukah memang kebijakan pemerintah yang sudah tidak menyuburkan lagi. Diera tahun 80 dan 90 an dalam pelajaran geografi disekolah selalu dikatakan bahwa sebahagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia adalah petani, namun sekarang tidak tahu apakah datanya masih seperti itu atau sudah berubah, kalau memang sebahagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani tentu kita tidak akan kekurangan bahan pangan seperti beras dan lain sebagainya yang harus diimpor dari luar negeri, namun realitanya dapat kita saksikan bahwa telah terjadi perubahan cara hidup masyarakat Indonesia, bertani sudah tidak lagi menjadi primadona masyarakat Indonesia sebagai pekerjaan, justru malah menjadi petani dianggap sebagai suatu pekerjaan yang tidak menjanjikan, bahkan mungkin terkesan ketinggalan zaman.

Masyarakat Indonesia kini lebih suka bekerja sebagai buruh atau menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri, yang menurut mereka penghasilannya lebih menjanjikan, walaupun sebagai TKI diluar negeri tak sedikit masyarakat Indonesia yang kembali hanya jasadnya saja, bahkan ada juga yang jasadnya pun tak kembali namun inipun tidak membuat surut masyarakat Indonesia untuk menjadi TKI keluar negeri, justru malah jumlah masyarakat yang mendaftar untuk ingin menjadi TKI keluar negeri setiap tahunnya terus saja meningkat.

Pemerintah tentunya harus segera mengambil sikap terhadap masalah ini, mengapa mata pencaharian yang dahulu menjadi primadona masyarakat Indonesia dan telah dipatenkan sebagai mata pencaharian sebahagian besar penduduk Indonesia justru kini malah semakin ditinggalkan. Menjadi petani kini menjadi suatu profesi yang sangat menakutkan bagi masyarakat Indonesia sendiri, karena petani salau identik dengan kemiskinan dan kesusahan. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi andai pemerintah sejak awal memperhatikan dan mem buat kebijakan-kebijakan yang menguntungkan dan mensejahterakan para petani.

Kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras dalam jangka panjang justru malah mensejahterakan petani-petani luar negeri sebagai negara pengimpor beras, dan malah semakin menghancurkan kesejahteraan para petani dalam negeri. Kondisi petani Indonesia saat ini seperti kata pepatah "sudah jatuh tertimpa tangga lagi". Ini adalah salah satu contoh kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada petani lokal, adalah kebijakan pemerintah yang mungkin menjadi salah satu faktor yang menyebabkan petani tidak menjadi pilihan mata pencaharian masyarakat Indonesia, dan seharusnya juga pemerintah sadar akan hal ini, terutama para penguasa pengambil kebijakan dinegeri ini.

Harusnya ada kebijakan dari pemerintah untuk menggalakkan kembali hasil pertanian di Indonesia, apa lagi sekarang teknologi pertanian berkembang semakin canggih, untuk membajak sawah petani tidak lagi harus menggunakan kerbau untuk menarik luku, kini sudah ada traktor yang dapat membajak sawah dengan waktu yang lebih cepat. Dan yang tidak kalah pentingnya juga adalah tentang pemanfaatan teknologi hasil pertanian hingga pemasaran produk hasil pertanian, sehingga tidak ada lagi petani lokal yang merugi karena produk hasil pertanian mereka tidak dapat beredar dipasaran akibat kebijakan impor yang lebih tidak memihak kepetani lokal.

Lahan Pertanian

Lahan pertanian semakin lama juga semakin berkurang, lahan pertanian dan persawahan sudah banyak yang berubah fungsi menjadi lahan perumahan, kawasan pabrik industri dan lain sebagainya. Bayangkan saja hampir setiap tahunnya disetiap kabupaten lahan pertanian yang berkurang hampir rata-rata mencapai 5000 hektar, ironinya lagi lahan pertanian tersebut masih dianggap sebagai lahan pertanian yang masih produktif. Bayangkan saja jika setiap tahun pengurangan lahan pertanian terus terjadi maka Indonesia akan kekuarangan lahan pertanian yang berarti kita akan terancam krisis bahan pangan.

Seharusnya pemerintah segera mengambil tindakan akan hal ini, baik itu pusat maupun di daerah. Pemberian Izin Mendirikan Bangunan seharusnya lebih ketat dilakukan. Pemerintah mesti lebih selektif lagi dalam menerbitkan izin untuk lahan pertanian yang akan dialihfungsikan menjadi lahan perumahan ataupun yang lainnya. Hal ini dimaksudkan agar lahan pertanian yang masih produktif masi bisa terus terjaga dan diproduktifkan.

Disisi lain perkembangan jumlah penduduk yang melaju kian pesat juga dianggap sebagai salah satu faktor yang menyebabkan maraknya pengembangan lahan perumahan yang memicu terjadinya alihfungsi lahan pertanian. Tidak dapat kita pungkiri bahwa kebutuhan akan perumahan sebagai tempat hunian keluarga setiap harinya semakin meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang terus bertambah. Namun hal ini tentunya tidak serta merta harus mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi perumahan.

Disinilah dituntut kejelian pemerintah dalam mengambil tindakan akan hal ini, harus ada alternatif lain yang dapat dijadikan acuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rumah tinggal yang layak. Pengembangan rumah susun misalnya, hal ini dianggap sebagai salah satu cara untuk mengurangi pemakaian lahan pertanian yang berlebihan. Dinegara-negara maju yang penduduknya banyak seperti China juga telah mengembangkan rumah susun sebagai hunian tempat tinggal keluarga yang layak. Apalagi baru-baru ini anggota DPR kita telah melakukan kunjungan kerja ke Rusia untuk studi banding tentang Rumah Susun, yang tentunya telah menghabiskan anggaran yang tidak sedikit, untuk itu rakyat kinipun menunggu hasilnya.

Program Mensejahterakan Petani

Program pemerintah untuk mensejahterakan petani nampaknya masih menjadi mimpi dan harapan bagi para petani diseluruh Indonesia yang hingga kini mimpi dan harapan tersebut belum juga terwujud, ironinya pemerintah justru malah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang terkesan merugikan para petani loka. Impor beras adalah merupakan kebijakan yang dianggap paling menyengsarakan para petani Indonesia, belum lagi impor komoditi pertanian lainnya.

Tidak hanya mengeluarkan kebijakan mengimpor beras, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan untuk mengimpor garam, yang juga telah banyak dikeluhkan oleh para petani garam Indonesia. Kebijakan ini juga sempat mendapat penolakan dari komponen-komponen petani garam termasuk dari Kementrian Kelautan dan Perikanan, bahkan pihak Menteri Kelautan dan Perikanan sempat menyegel beberapa gudang peyimpanan garam impor, dan hal ini berujung dengan dicopotnya Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad melalui resafel Kabinet Bersatu Jilid II oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Lagi-lagi pemerintah mengeluarkan kebijakan yang menyengsarakan petani, bayangkan saja hingga saat ini PT. Cheetham Garam Indonesia Perusahaan Modal Asing (PMA) asal Australia sebagai salah satu perusahaan importir garam di Indonesia, dan telah memiliki izin importir telah mengimpor garam lebih dari 25.000 ton. Pemerintah seharusnya lebih bisa membina para petani garam Indonesia agar bisa menyuplai berbagai jenis garam yang dibutuhkan oleh masyarakat, baik untuk konsumsi maupun untuk industri

Sebenarnya Indonesia bisa untuk tidak mengimpor beras, asalkan pemerintah benar-benar memberi kebijakan yang mendukung para petani untuk bisa berbuat lebih banyak, dan selektif dalam mengalihfungsikan lahan pertanian yang masih produktif. Dengan kata lain pemerintah harus bisa lebih menghidupkan sektor pertanian.

Penulis adalah Ketua Forum Bina Remaja Mandiri (FBRM). Email: saputrasukses@yahoo.com

Perubahan Pola Anggaran Dorong Produksi Pangan

Presiden: Ketersediaan Pangan Hadapi Masalah Serius
Jakarta. Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriyawan mengatakan, perubahan pola anggaran khususnya untuk subsidi pupuk dan bibit bagi petani bisa mendorong peningkatan produktivitas tanaman pangan karena pola anggaran dan pola tanam sinkron.

Kepada wartawan di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa (6/12), Wamentan mengatakan, salah satu masalah dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan yang harus diselesaikan adalah penyediaan pupuk dan bibit subsidi pemerintah bagi petani sesuai dengan musim tanam.

"Bibit belum siap pupuknya juga belum, bukan barangnya nggak ada, tapi administrasi itu menyebabkan kita menghadapi masalah. Karena itu dalam rakor kemarin diusulkan kalau kita tidak bongkar secara fundamental, program kita akan muncul terus yaitu life cycle anggaran tidak sama dengan life cycle musim tanam," katanya.

Rusman mencontohkan, saat seharusnya bibit dan tanaman siap pada November 2011, namun karena ketersediaan anggaran belum ada, bibit baru ada di luar bulan tersebut. "Misalnya kami perlu bibit dan pupuk kira-kira November, Oktober, anggaran baru ada Januari. Jadi ada yang overlap. Usul saya jangan pakai APBNP, itu kan bukan sistem anggaran, jadi awalnya pakai APBNP untuk 2012 gunakan dan anggaran pada 2012, penggunaannya awal 2013," paparnya.

Ia menjelaskan hal tersebut sudah disampaikan dalam rapat koordinasi di Kantor Menko Perekonomian dan sejumlah pihak terkait telah memiliki pandangan yang sama mengenai perlunya menyesuaikan pola anggaran tersebut dengan pola tanam.

"(APBN) 2012 kan baru diketok, final, dan Pak Hatta berjanji diskusikan ini, paling tidak kemarin sudah ada kesepahaman antara Bappenas, Menko Perekonomian, serta Kemenkeu dan Kementan. Empat pihaklah duduk bareng kalau nggak, nggak selesai-selesai," katanya.

Sementara itu mengenai target produksi beras 2011, Rusman mengatakan, dari target semula 70 juta ton, kemungkinan dapat terpenuhi sebesar 68 juta ton. "Bukan jumlahnya saja tetapi juga manajemen waktu menjadi sangat berat. Belum lagi hambatan seperti musim kering panjang, organisme penyerang tanaman, akhirnya angka terakhir, aslinya 68 juta ton," katanya.

Meski tidak mencapai target, namun Rusman mengatakan hal itu tidak menganggu pasokan beras yang dikonsumsi oleh masyarakat. Menurutnya, sumber pemenuhan pasokan beras bisa dari kran manapun termasuk impor.

Hadapi Masalah Serius

Sebelumnya, saat penyerahan penghargaan ketahanan pangan di Istana Negara Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan semua pihak bekerja keras untuk menjamin ketersediaan pangan khususnya untuk kebutuhan dalam negeri karena ini saat hal tersebut mengalami tantangan dan masalah yang semakin kompleks.

"Sebenarnya saya berkali-kali sampaikan bagaimana kita berupaya mengatasi masalah pangan ini, baik dengan meningkatkan produksi pangan maupun hasil panen. Dan, kita juga menyadari harga pangan saat ini bergejolak dan ini dipengaruhi harga dunia. Karena itu, kita wajib menjaga stabilitas harga pangan, namun penghasilan petani tidak boleh diabaikan," kata Presiden.

Kepala negara menjelaskan banyak masalah di daerah terkait dalam mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan pangan. Karena itu ia meminta kepala daerah dan semua pihak bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut. "Di daerah, agar ketahanan pangan meningkat lahan harus tersedia, jangan beralih fungsi. Lahan boleh tidak berkembang (luasnya-red) tapi hasilnya meningkat dengan pengembangan, inovasi, bibit yang baik, distribusi, pupuk, dan peningkatan kemampuan teknis petani," tegasnya.

Presiden mengatakan, pemerintah bekerja keras untuk menciptakan ketersediaan dan ketahanan pangan nasional melalui sejumlah langkah.

"Pemerintah terus bekerja keras untuk meningkatkan produksi pangan, utamanya beras. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak mungkin tidak bekerja. Produktivitas pangan juga terus ditingkatkan melalui penelitian pengembangan. Anggaran makin besar kita alokasikan untuk pertanian, kebijakan di daerah juga diharapkan efektif," katanya.

Presiden juga mengajak masyarakat dan semua pemangku kepentingan di bidang ketersediaan pangan bekerja keras bersama-sama pemerintah untuk mengamankan ketersediaan pangan nasional. "Saya mengajak masyarakat luas untuk ikut aktif melakukan upaya masing-masing. Pangan adalah masalah dunia, jangan hanya diam sambil menggerutu, akhirnya jadi korban, kalau kita cerdas, mari kita lihat apapun situasi yang terjadi di dunia," tegasnya.

Senin, 05 Desember 2011

Investasi Asing Benih Hortikultura Harus Dibuka

Bogor. Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Bungaran Saragih minta kepada pemerintah untuk segera membuka kebijakan investasi asing terhadap produsen benih hortikultura agar sektor hortikultura dapat berkembang.
"Kebijakan membatasi kepemilikan asing terhadap produsen benih hortikultura hanya akan membuat Indonesia ketergantungan terhadap benih impor," katanya di Bogor, Senin (5/12).

Bungaran mengatakan, kekhawatiran bahwa asing akan mendominasi invetasi di sektor produksi benih hortikultura sangat tidak beralasan, justru kehadiran mereka diharapkan akanterjadi transfer teknologi dan manajemen yang pada akhirnya bermanfaat bagi petani.

Lebih jauh mantan menteri pertanian ini mengingatkan, produksi hortikultura Indonesia masih jauh tertinggal dibanding Thailand dan Malaysia sehingga solusinya bukan impor hasil akhir, tetapi bagaimana agar teknologi dan manajemen dapat masuk ke Indonesia.

"Industri hortikultura Indonesia masih mencari bentuk dan belum berkembang, kita masih harus mengembangkan lagi produk unggulan seperti jagung, tomat, cabai, timun, kol, dan kentang," ujar dia.

Bungaran mengatakan, ketergantungan terhadap benih impor akan membuat petani kesulitan menyediakan benih induk, serta ilmu genetika tanaman semakin tidak berkembang.

Ia mengatakan, belum berkembangnya produsen benih di Indonesia membuat tenaga pemuliaan yang ada di perguruan tinggi (termasuk IPB) banyak tidak terpakai. Karena itu, pemerintah diminta untuk meninjau kembali undang-undang hortikultura yang disahkan 2010, serta baru akan diberlakukan 2014 terutama pasal yang membatasi kepemilikan asing hanya 30%.

"Kalau mau yang diatur jumlah tenaga asing yang ada di dalam PMA produsen benih tidak boleh lebih dari 20 persen, sedangkan 80 persen merupakan tenaga kerja lokal," ujarnya.

Dia mengatakan, kebijakan pemerintah yang terlalu ketat akan membuat Indonesia kehilangan ilmu manajemen dan teknologi genetika yang justru negara-negara lain berupaya memperkuat bidang ini. "Sangat berbahaya kalau persediaan benih hanya mengandalkan impor karena dalam jangka panjang akan membuat sektor ini sulit bersaing dengan produk asing," katanya.

Bungaran mengatakan, kehadiran investasi asing di sektor benih justru menjadi peluang untuk menyerap pengetahuan mengenai penelitian dan pengembangan benih. Peran benih hortikultura produksi di dalam negeri Indonesia baru mencapai 10%, sedangkan 90% masih didatangkan dari luar negeri, kedepan kita harus menguasai teknologi pembiakan, kewirausahaan, dan manajemen.

Ketergantungan terhadap bibit impor membuat tanaman hortikultura di Indonesia akan rentan terhadap bahaya penyakit dan kehilangan kesempatan bisnis serta akan diambil alih Malaysia, Thailand, bahkan Timor Leste. "Jangan takut untuk membeli perusahaan dari luar melalu investasi asing karena saat beroperasi di Indonesia mereka akan kena pajak, peluang kerja bagi tenaga lokal, dan alih teknologi," kata Bungaran.

Pemerintah, kata dia, harus belajar dari kelapa sawit yang semula teknologi dipegang Belanda, kini dari hulu sampai hilir dapat dipegang. Dia minta agar DPR harus memiliki wawasan jangka panjang untuk meninjau kembali undang-undang yang membatasi investasi asing karena kalau terlalu lama diproteksi akan membuat pengusaha semakin terlena untuk melakukan impor langsung.

UU Hrtikultura itu kelihatannya saja menonjolkan nasionalisme, padahal sebenarnya semu, karena akan membuat petani kita tergantung kepada bibit impor. Pengembangan hortikultura di Indonesia dinilai terlambat dibanding negara lain yang telah dilaksanakan sejak 30 tahun lalu.

Bungaran mengatakan, investasi di sektor benih hortikultura tidak mudah tetapi hasilnya akan dirasakan secara maksimal bagi petani sebagai gambarab harga bibit hoertikultura sendiri hanya 5-10 persen saja terbesar justru dari pestisida, pupuk, dan lain sebagainya. (ant)

Berita Pertanian : 500 Ha Lahan Sawah di Matangkuli Diserang Keong Emas


ACEH UTAR
A. Sekitar 500 hektare (ha) lahan sawah di Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, diserang hama keong emas. Hama berbatok keras itu memangsa bibit padi yang baru tumbuh dan batang padi muda berusia satu hari hingga dua pekan.

Kawasan paling parah serangan di Permukiman Pirah, antara lain adalah Desa Lawang, Desa Tanjong Hajimuda, Desa Siren, Desa Cibrek, Desa Beuringen, Desa Teungoh, dan Desa Rayek Pirak.

Akibat serangan itu, bibit padi ditempat persemaian rusak parah. Bahkan, ada sebagian bibit padi yang habis dimangsa keong berwarna gelap itu sehingga petani harus berulang kali menyemai benih padi mereka.

Kepala Desa Lawang, Teuku Bustamam, Selasa (6/12), mengatakan petani telah berusaha mengatasi dengan berbagai cara, misalnya mengutip dengan tangan dan menabur batang paya utuk mengalih serangan, tetapi hingga sekarang belum efektif.

Dikatakan Bustamam, serangan hama keong emas paling parah menyerang pada musim tanam kali ini dibandingkan tiga tahun terakhir. Populasinya sangat cepat dan mengalir sepanjang saluran irigasi keberbagai penjuru.

Pihaknya mengharapkan perhatian pemerintah untuk mencari solusi. Karena, itu merupakan persoalan serius yang dihadapi petani setempat sekarang.