Jakarta - Informasi yang memadai tentang perubahan iklim dan dampaknya belum sampai ke masyarakat yang tinggal di pedesaan, demikian menurut hasil survei BBC Media Action di Indonesia.

Saat memaparkan hasil survei "Climate Asia" di Jakarta, Selasa, tim peneliti BBC Media Action menyatakan bahwa 61 persen masyarakat pedesaan mengaku tidak mendapat informasi tentang perubahan iklim seperti masyarakat perkotaan.

Masyarakat desa umumnya juga belum mengetahui sumber-sumber informasi yang tersedia untuk membantu mereka merespon perubahan iklim.

"Tingkat kekhawatiran masyarakat di pedesaan lebih rendah," kata Sonia Whitehead, manager peneliti BBC Media Action.

Agar informasi lebih dapat menjangkau masyarakat pedesaan, peneliti Syarifah Dalimunthe mengatakan, strategi kampanye perubahan iklim harus diubah.

"Mereka ingin informasi disampaikan Ketua RT daripada hanya selebaran. Mereka bisa dapat informasi dan bertanya langsung apa yang bisa mereka lakukan saat itu juga," katanya.

BBC Media Action melakukan survei skala nasional dengan sampel 4.985 orang di Indonesia.

Menurut hasil survei itu, 32 persen responden termasuk ke dalam golongan "willing", yakni mereka yang mau berubah namun belum melakukan apa-apa.

Sementara 27 persen responden masuk dalam grup "unaffected", mereka yang merasa tidak perlu melakukan apa pun, dan 24 persen responden masuk kelompok "struggling", yang berusaha berbuat namun merasa kesulitan.


Kesadaran

Hasil survei itu juga menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia menyadari perubahan iklim dan perubahan lingkungan yang terjadi di sekitar mereka.

Sebanyak 52 persen responden mengatakan suhu telah meningkat dan 58 persen responden menyadari curah hujan menurun.

Selain itu, ada 63 persen responden mengatakan jumlah pohon berkurang, dan 25 persen lainnya berpendapat cuaca ekstrim telah meningkat.

Orang-orang Indonesia pun merespon terhadap perubahan tersebut.

Menurut Whitehead, 15 persen responden mengaku mengganti mata pencarian dan 33 persen mengganti gaya hidup.

"Mengganti gaya hidup seperti mengubah pola makan, mengggunakan listrik secara efisien, penghematan air," katanya.(ant)