Rabu, 16 Maret 2011

Berita Pertanian : Harga Eceran Pupuk Urea Bersubsidi Naik

Banjarmasin, KP - Petani Kalsel kembali harus mengeluarkan biaya ekstra ketika akan memulai melakukan pemupukan persamaian sawahnya, pasalnya pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32 mulai menaikan HET(harga eceran tertinggi) pupuk urea bersubdi mulai April 2010.


Kepala Cabang Pupuk Kaltim Banjarmasin H Sugeng Basuki ketika dikonfirmasi wartawan dikantornya, Selasa (27/4), membenarkan jika harga pupuk urea bersubsidi HET mulai naik April 2010.Ini berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32 Tahun 2010 yang efektif diberlakukan sejak 8 April 2010 sebesar Rp1.600/kilo gram walaupun sebelumnya hanya Rp1.200/kilo gram.

Selain pupuk urea bersubsidi yang naik pupuk lainnya seperti pupuk bersubsidi NPK Pelangin dari Rp1.830/kilo gram naik menjadi Rp2.300/kilo gram, ujar Sugeng.

Dijelaskan, naiknya pupuk urea bersubsidi tidak menjadi pertentangan dari beberapa kelompok petani karena mereka mungkin sudah mengetahui adanya kenaikan sebelumnya, PT Pupuk Kaltim hanya sabagai produsen yang menaikan harga pupuk merupakan wewenang pemerintah pusat.

Disisi lain, penyaluran pupuk urea bersubsidi di Kalsel dilakukan secara tertutup yakni melalui sistem Rencana Defenitif Kelompok Kerja (RDKK) hal ini untuk menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan dalam penyaluran dilapangan.

`` Jadi setiap petani sudah mengajukan permintaan pupuk urea bersubsidi sebelumnya kepada produsen berapa kebutuhan kelompoknya,'' jelas Sugeng.

Disebutkan, jumlah anggota RDKK petani banua sekitar 8.000 kelompok yang biasa mengambil pupuk urea bersubsidi.

Disinggung Pupuk Urea bersubsidi yang sudah terserap petani di Bumi Lambung Mangkurat, menurut Sugeng, pupuk urea bersubsidi yang sudah terserap hanya sebesar 21 ribu ton lebih atau sekitar 41 persen dari alokasi yang direncanakan sebanyak 52 ribu ton, sampai 23 April 2010.

Penyerapan pupuk urea bersubsidi Kalsel tahun 2010 masih belum seperti yang diharapkan dari jatah total 52 ribu ton hanya mampu terserap sebesar 33 persen dari seluruh kabupaten
dan kota, karena permintaan dari petani berkurang paska global warning.

`` Ini pencapaian penyerapan yang sangat baik dari total 52 ribu pupuk urea bersubsidi yang direncanakan, penyerapan paling banyak di Kabupaten Barito Kuala karena pemerintah daerah sangat membantu dalam pembelian pupuk bersubsidi,'' pungkasnya.

Selain Kabupaten Batola yang paling banyak melakukan penyerapan pupuk bersubsidi Kabupaten Tanah Laut serta Tapin.

`` Kita harapkan untuk peningkatan hasil kualitas padi serta produksi beras tahun ini, alokasi pupuk urea bersubsidi yang telah disediakan pemerintah pusat bisa terserap semua, sehingga alokasi sebanyak 52 ribu ton tidak ada yang tersisa,'' harapnya.

Disisi lain, para petani sudah sadar untuk membuat Rencana Depinitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), dengan sistem pendistribusian tertutup selama ini sangat aman dari penyelewengan karena permintaan sesuai kebutuhan kelompoknya, subsidi tidak akan dibayar pemerintah tanpa RDKK yang jelas, artinya ini cukup membantu para petani dari cenkraman para calo pupuk.

Dijelaskan, selama menggunakan sistem RDKK atau sistem tertup ini keluhan hanya dibawah 1 persen dari total jumlah RDKK di Kalsel sebanyak 8.000 petani, itupun untuk petani yang tinggal dipelosok-pelosok tertinggal yang belum mendapat informasi membuat RDKK untuk mendapatkan pupuk urea bersubsidi, artinya masih cukup kecil keluhannya.

Dijelaskan, jumlah RDKK tahun 2009 hanya sebesar 8.000 sedangkan tahun 2010 naik siqnifikan hingga 9.000 petani kabupaten dan kota di Kalsel, karena peraturan Disperindag Kalsel untuk mendapatkan pupuk bersubsidi petani harus membentuk RDKK terlebih dahulu, untuk mengetahui berapa kebutuhan kelompoknya setiap tahunnya.

`` Dengan semakin banyaknya RDKK diharapkan penyerapan pupuk urea bersubsidi akan semakin membaik setiap tahunnya,'' ujarnya.

Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Kalsel H Subarjo kenaikan HET pupuk urea bersubsidi sebesar 35 persen dinilainya tidak akan memberatkan petani banua karena Harga Pembelian Padi (HPP) telah dinaikan pemerintah pusat mulai April ini.

Disisi lain, dengan naiknya pupuk urea bersubsidi maka dipastikan harga jual gabah kering akan dijual lebih mahal dari musim panen tahun sebelumnya,'' demikian H Subarjo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar