Sabtu, 26 Februari 2011

Berita Pertanian : Produksi Gabah Kering Giling 2011 Ditarget 70,6 Juta Ton


MAKASSAR.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menargetkan produksi Gabah Kering Giling (GKG) nasional 2011 mencapai 70,6 juta ton.

Staf Ahli Menteri Pertanian Iskandar Andi Nuhung di Makassar, Jumat (25/2), menjelaskan, target Kementerian Pertanian berdasarkan anggaran sekitar 68 juta ton. Ini menjadi tantangan," ujarnya pada pertemuan koordinasi percepatan tanam padi Sulsel 2011.

Target tersebut dapat dicapai dengan memobilisasi seluruh potensi yang ada serta tergantung kebijakan masing-masing pemerintah daerah. "Peta produksi nasional rata-rata 5,1 ton per hektare dan Sulsel hampir mencapai itu bahkan dengan infrastruktur yang tak selengkap di Jawa. Sulsel juga berhasil mengembangkan jenis IP 300 yang diragukan banyak pakar sebelumnya," jelasnya.

Perbandingan produksi pangan dengan tingkat konsumsi dunia saat ini jaraknya semakin jauh. Produksi gandum dunia menurun akibat kondisi cuaca yang tak menentu sehingga konsumsi gandum beralih ke beras.

"Akibatnya, permintaan beras tinggi, linier dengan gandum. Untuk itu, perlu terobosan ketahanan pangan terutama pada lima komoditas yaitu beras, jagung, kedelai, gula, dan daging pada lima tahun ke depan," katanya.

Selain beras, pemerintah juga menargetkan swasembada jagung sebanyak 22 juta ton dan Sulsel merupakan salah satu produsen utamanya. Swasembada kedelai ditargetkan 1,65 juta ton.(ant)

Berita Pertanian : Industri Teh Milik Rakyat Terus Bertumbangan


Buruh memetik pucuk daun teh di perkebunan rakyat di Pasirangin, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (25/2). Harga jual pucuk daun teh tak sebanding dengan ongkos produksi.

Purwakarta. Panjangnya rantai distribusi yang menekan harga pucuk daun teh di tingkat petani selama bertahun-tahun membuat usaha teh rakyat di Purwakarta, Jawa Barat, kian terpuruk. Ratusan hektar kebun beralih fungsi dan sejumlah pabrik pengolah skala kecil tutup karena bangkrut.

Kebun-kebun di sejumlah titik di empat kecamatan sentra, yakni Darangdan, Bojong, Wanayasa, dan Kiarapedes, Jumat (25/2), telah beralih fungsi menjadi kandang ternak, rumah, atau ditanami komoditas lain, seperti rumput gajah, sengon, singkong, cabai, jagung, atau kepulaga.

Enan (56), petani teh di Desa Linggasari, Kecamatan Darangdan, memperkirakan sedikitnya 300 hektar kebun teh rakyat di Linggasari, Cilingga, dan Neglasari telah beralih fungsi sejak 2000.

Timpangnya harga jual pucuk daun teh dan ongkos produksi mendorong sejumlah petani menjual kebunnya atau beralih ke komoditas lain yang lebih menguntungkan.

Enan mencontohkan, harga pucuk daun teh basah dari kebun rakyat saat ini Rp 1.150 per kilogram di tingkat petani. Padahal, ongkos produksinya sekitar Rp 1.700 per kg, termasuk ongkos petik Rp 400 per kg dan ongkos angkut dari kebun ke tepi jalan Rp 100 per kg.

Imron (31), Sekretaris Kelompok Teh Rakyat Purwakarta, menambahkan, di Desa Nangewer dan Pasirangin, Kecamatan Darangdan, saja pernah ada 27 pabrik pengolah teh skala kecil. Sebanyak 9 unit di antaranya bangkrut, 6 unit menganggur dan mangkrak, dan 12 unit masih jalan meski dengan kapasitas olah yang cenderung turun.(kompas)

Biji Pala untuk Vitalitas Lelaki


Buah pala menyimpan banyak kegunaan, sebagai pengawet, penyedap, pereda sakit, penenang, dan lainnya.

Kekurangan gairah seksual dapat meresahkan dan mengganggu kehidupan laki-laki. Tak mengherankan, resep mujarab guna mengatasi masalah yang satu itu kemudian banyak dicari. Indonesia yang kaya beragam tumbuhan memiliki biji pala dan cabe jawa yang berpotensi meningkatkan gairah seksual.

Secara tradisional, biji pala (Myristica fragans Houtt) dan buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) telah lama digunakan masyarakat, khususnya pria, untuk meningkatkan gairah seksual bagi yang mengalami gangguan,” ujar Endang Avacuasiany dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Terdorong oleh kebiasaan sebagian masyarakat tersebut, Endang kemudian melakukan penelitian dan percobaan pendahuluan terhadap biji pala serta cabe jawa untuk efek afrodisiak (obat kuat).

Libido atau gairah seksual dapat diartikan sebagai perasaan yang disadari atas adanya dorongan seksual atau sensasi keinginan berhubungan seksual. Gairah seksual dapat timbul, misalnya, dengan melihat gambaran erotis, sensasi raba halus, atau suara lembut dalam suasana romantis.

Pada keadaan tersebut, otak mengirimkan sinyal ke pusat di medula spinalis, kemudian sampai kepada saraf perifer di daerah penis.

Hasil penelitian dan percobaan Endang sempat dipresentasikan dalam sebuah simposium bertajuk ”Merajut Karya Ilmiah, Peduli Kesehatan Bangsa”, beberapa waktu lalu.

Tanaman merambat

Secara tradisional, cabe jawa biasanya digunakan dengan cara dikeringkan dan digiling hingga menjadi bubuk untuk kemudian diseduh dengan air. Cabe jawa merupakan tanaman merambat yang biasanya ditanam di tanah yang tidak lembab dan banyak mengandung pasir di daerah dengan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut. Adapun biji pala merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli Indonesia yang berasal dari Banda dan Maluku.

Percobaan Endang bertujuan membuktikan kebenaran penggunaan secara tradisional biji pala dan cabe jawa sebagai obat kuat sehingga membantu masyarakat yang mengalami masalah seksual. ”Masalah seksual yang dimaksud ialah meningkatkan gairah seksual. Namun, sejauh ini belum teruji untuk mengobati mereka yang impoten atau kesulitan ereksi,” ujarnya.

Dalam penelitian tersebut, mencit dibagi menjadi enam kelompok perlakuan. Sebagian mencit diberikan ekstrak cabe jawa dan biji pala dengan dosis bervariasi. Ada pula mencit yang diberikan hormon testosteron dan selebihnya tidak diberikan apa pun. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting) dari perilaku seksual mencit jantan setelah pemberian bahan uji selama 3, 5, 7, dan 10 hari.

Pengenalan pada mencit terlihat melalui perilaku mencit jantan yang mengejar-ngejar mencit lain. Adapun perilaku penunggangan terjadi saat mencit jantan menunggangi mencit betina. Pada akhir penelitian, mencit jantan dikorbankan dan lalu ditimbang bobot kedua testis. Data yang diperoleh lalu dianalisis. Hasilnya, terjadi perbedaan perilaku mencit yang menunjukkan peningkatan gairah seksual begitu memasuki hari kelima pemberian ekstrak. Mencit-mencit jantan menjadi lebih agresif.

Perhitungan penunggangan pada hari kelima dan ketujuh dengan pemberian ekstrak biji pala 250 mg per kg berat badan dan 500 mg per kg berat badan serta ekstrak cabe jawa 500 mg per kg berat badan dan 750 mg per kg berat badan terdapat perbedaan yang sangat signifikan dibandingkan kelompok mencit dengan pemberian testosteron 3.60 mg per kg berat badan.

Demikian pula dengan pemberian ekstrak cabe jawa 500 mg per kg berat badan dan 750 mg per kg berat badan.

”Pemberian biji pala pada dosis rendah 250 mg per kg berat badan ternyata mampu pula meningkatkan kadar hormon testosteron. Namun, tidak pada pemberian dosis besar. Untuk biji pala, pemberian dalam jumlah besar dapat menimbulkan rasa kantuk walaupun gairah seksual meningkat,” ujarnya.

Dari percobaan dapat disimpulkan, ekstrak biji pala dan ekstrak cabe jawa memang meningkatkan gairah seksual pada mencit. Kekuatan peningkatan gairah seksual ekstrak pala lebih besar daripada ekstrak cabe jawa.

Kadar hormon

Endang mengatakan, cabe jawa mengandung zat piperin yang dapat meningkatkan kadar hormon gonadotropin dalam serum dengan cara menghambat umpan balik ke hipotalamus (bagian dari otak). Bahan alami itu juga memperkuat efek perangsangan feromon (zat yang berperan dalam rangsangan dan daya pikat seksual) terhadap sel neuron pelepas hormon perilis gonadotropin (GnRH). GnRH berperan dalam fungsi reproduksi laki-laki. Sedangkan biji pala mengandung eugenol yang dilaporkan mempunyai aktivitas vasodilator atau memperlebar pembuluh darah sebagai hasil dari relaksasi otot.

Dengan dosis yang dikerjakan sebesar 750 mg per kg berat badan, menurut Endang, tidak tampak efek racun berdasarkan pembedahan organ.

Berdasarkan penelitian tersebut, Endang berkeyakinan, biji pala dan cabe jawa memang berkhasiat seperti yang diyakini masyarakat. Namun, untuk penelitian serta uji klinis ke manusia, dibutuhkan penelitian lanjutan yang biayanya mahal. Studi lanjutan inilah yang menjadi tantangan untuk dilakukan....

Jumat, 25 Februari 2011

Berita Pertanian : PPL Harus Aktif Bantu Petani Tingkatkan Produksi

Panyabungan. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Taufik Zulhandra Ritonga mengatakan, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) harus aktif melihat kondisi pertanian di daerah tugasnya masing-masing guna membantu petani memberikan teknologi pertanian.
“Kejelian PPL dituntut untuk memberikan sebuah inovasi sehingga tidak saja monoton dalam mengawasi satu bidang pertanian melainkan harus melirik sumber pertanian lainnya yang harus kita galakkan di tengah kenaikan harga hasil alam yang dihasilkan para petani,” sebut Taufik di Desa Pintu Padang Julu Kecamatan Siabu saat melakukan panen raya bersama Gapoktan Rap Olo yang mengalami peningkatan menjadi 7,2 ton per hektar, Jumat (25/2).

Taufik mengatakan, pembagian air yang dilakukan dalam mengairi lahan sawah petani tak lain untuk membagi air yang volumenya semakin menurun. Karena itu, jika sebagian areal sawah yang di hulu melakukan penanaman padi maka yang di hilir harus menanam tanaman muda seperti kacang-kacangan, jagung, sayur-sayuran dan tanaman muda lainnya.

Dengan begitu, debit air dari aliran sungai yang sama bisa mencukupi areal pertanian padi yang sedang menanam. “Begitu juga sebaliknya, setelah di hulu panen maka petani menanam tanaman muda,” jelasnya.

Pihaknya kata Taufik berharap kemampuan PPL juga tidak hanya sampai di persoalan penghasilan melainkan juga bisa memfasilitasi pasar agar harga hasil bumi petani tinggi.

Menurutnya, pendidikan dan kemampuan sosialisasi seorang penyuluh menjadi teruji manakala harus berhadapan dengan semua itu. Kehandalan dan ketangguhan di lapangan menjadikan seorang penyuluh benar-benar dibutuhkan sebagai pemandu di lapangan. “Peningkatan kemampuan seorang penyuluh idealnya harus selalu dipacu mengingat laju informasi sedemikian cepat saat ini. Sementara kemampuan daya adaptasi petani dengan teknologi yang terus berkembang sangat signifikan perbedaan,” kata Taufik.

Sementara Pj Bupati Madina Aspan Sofyan menyebutkan, peran dan tugas penyuluh pertanian sangat dituntut dalam menjembatani hal-hal pertanian. Karena itu meningkatkan kemampuan penyuluh baiknya di lakukan secara berkala dan menyeluruh sehingga seorang penyuluh selalu siap tempur di lapangan.

Ketua Gapoktan Rap Olo, Jakfar Tanjung mengatakan, peningkatan pendapatan petani saat ini tidak terlepas dari bantuan pemerintah daerah melalui PPL yang tidak kenal lelah dalam memberikan informasi teknologi pertanian. “Kita berharap peran serta PPL dalam memberikan ilmu serta melakukan musyawarah dengan kelompok tani lebih ditingkatkan agar kesejahteraan petani semakin meningkat. Sebab dua kali panen padi petani mengalami penurunan hasil akibat tingginya serangan hama,” katanya. (MB)

Berita Pertanian : Manggis Australia Dikhawatirkan Geser Produk Indonesia

Jakarta. Kementerian Pertanian mengungkapkan, saat ini Australia terutama di kawasan Northern dan Western Australia mengembangkan perkebunan manggis secara besar-besaran untuk mengisi pasar buah tersebut di sejumlah negara yang selama ini dipasok Indonesia.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim di Jakarta, Jumat (25/2) mengatakan, manggis yang saat ini merupakan buah tropis dan salah satu unggulan ekspor Indonesia sangat disukai konsumen buah-buahan di Timur Tengah maupun Jepang.

"Ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk lebih mengembangkan buah manggis. Oleh karena itu perlu strategi (menjaga pasar ekspor)," katanya.

Menurut dia, budidaya manggis memiliki potensi ekonomi yang sangat menguntungkan apalagi di pasar dunia seperti Jepang buah yang memiliki kulit kecoklatan dan daging berwarna putih tersebut dihargai Rp50.000 per kg.

Pohon manggis, lanjutnya, dapat berumur ratusan tahun dan ketika sudah berusia lebih dari 30 tahun mampu menghasilkan buah hingga 1 ton per batang sehingga dengan harga manggis Rp10.000 per kg maka satu pohon dapat memberikan penghasilan Rp10 juta kepada petani.

Sehari sebelumnya ketika membuka Festival Hortikultura Propinsi Jawa Tengah di Soropadan Kabupaten Temanggung dia menyatakan, salah satu tantangan besar pengembangan hortikultura Indonesia saat ini adalah mewujudkan daya saing produk lokal.

Sebagai salah satu target empat sukses dalam Renstra Kementerian Pertanian, sehingga produk lokal dapat sejajar dengan produk hortikultura impor.

Menurut dia, hortikultura dalam negeri memiliki prospek yang terbuka luas, karena Indonesia memiliki kekayaan plasma nutfah berlimpah. Variasi agroklimat beragam sebagai berkah negara kepulauan yang membentang dari Timur ke Barat, jumlah penduduk yang besar dan budaya yang beragam. "Namun harus diakui bahwa saat ini hortikultura Indonesia masih perlu dipacu lebih maju lagi untuk menangkap peluang pasar, baik di dalam negeri maupun pasar mancanegara," katanya.

Hasanuddin mencontohkan, China yang berpenduduk lebih kurang 1,3 miliar jiwa, sangat menyukai manggis dan salak, salah satu kelompok buah unggulan yang asli Indonesia.

Di sisi lain, tambahnya, volume produksi dua produk andalan ekspor tersebut masih relatif terbatas dan diperparah pula dengan masih minimnya infrastruktur perhubungan sehingga seringkali menjadi faktor pembatas pengiriman buah-buahan yang ada di pelosok negeri.

Sementara itu produk hortikultura memiliki sifat yang cepat rusak (perishable). "Oleh karena itu diperlukan upaya untuk lebih mendekatkan lokasi pengembangan produksi dengan konsumen serta upaya penanganan pasca panen yang baik dan memenuhi standar," katanya.

Dirjen juga menyatakan, saat ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk meningkatkan areal pertanaman dan produksi hortikultura dengan menggunakan bibit-bibit bermutu. "Jika berhasil , dalam lima-sepuluh tahun yang akan datang, Indonesia akan menjadi salah satu produsen hortikultura tropis yang penting di dunia," katanya. (ant)

Berita Pertanian : Ribuan Ikan Sungai Rege Mati


Sampit
. Ribuan ikan di Sungai Rege, Desa Selucing, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah ditemukan mati mengapung di permukaan sungai.

"Kematian ribuan ikan di aliran Sungai Rege tersebut diduga diracun dan disetrum oleh warga," kata Camat Cempaga Hulu, Wim RK Benung, di Sampit, Jumat.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pihak kecamatan pada air sungai tidak ditemukan adanya pencemaran limbah pabrik Crude Palm Oil (CPO).

Tim kecamatan Cempaga Hulu turun ke lapangan pada Selasa (22/2) setelah ada laporan warga soal ribuan ikan yang mati pada Senin (21/2).

Sebelumnya, warga melaporkan ribuan ikan itu mati akibat pencemaran limbah CPO milik perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Tunas Agro Subur Kencana (TASK), namun setelah dilakukan pengecekan di lapangan ternyata tudingan itu tak terbukti karena tidak ditemukan adanya pencemaran.

"Kami telah turun kelapangan untuk melakukan pemeriksaan, tapi kami tidak menemukan adanya pencemaran pada aliran Sungai Rege," katanya.

Bahkan, tim dari kecamatan Cempaga Hulu juga melakukan pengecekan pada kolam limbah pabrik CPO milik PT TASK kondisi kolam limbah bagus tidak terjadi kebocoran atau meluap.

Sementara itu General Manager (GM) PT TASK Budiono membantah kalau kolam limbah pabrik CPO telah bocor dan mencemari Sungai Rege.

"Kolam limbah pabrik kami sekarang kondisinya baik tidak bocor atau meluap, bahkan dalam keadaan surut apalagi sampai mencemari aliran Sungai Rege," katanya.

Pihak perusahaan bersama tim dari Kecamatan Cempaga Hulu juga telah turun ke lapangan untuk memeriksa aliran Sungai Rege.

"Kematian ribuan ikan di aliran Sungai Rege kami perkirakan telah diracun warga, sebab pada Kamis (24/2) kami memergoki delapan warga sedang menangkap ikan dengan racun dan setrum," ungkapnya.

"Mereka sempat kami amankan di kantor PT TASK, namun atas petunjuk dari pihak Kecamatan Cempaga Hulu akhirnya kedelapan orang tersebut kami lepas setelah membuat perjanjian tidak menangkap ikan dengan racun dan setrum," jelasnya.

Sejak kejadian itu pihak PT TASK memperketat penjagaan dengan melakukan patroli di sepanjang aliran Sungai Rege dan disejumlah tepian sungai juga dipasang papan larangan penangkapan ikan dengan menggunkan racun dan setrum. (ant)

Berita Pertanian : Ratusan Ton Sayur Mayur Membusuk Tak Dipanen

Jambi. Ratusan ton sayur mayur di daerah sentra produksi Renah Pemetik Kabupaten Kerinci dibiarkan sampai membusuk tanpa dipanen oleh petani.

"Sedikitnya 120 ton kentang, dan ratusan ton tanaman agrikultura sayur mayur lainnya seperti ubi jalar, kol, lobak, tomat, terung dan lai sebagainya dibiarkan membusuk di lahan oleh petani yang ogah memanen," kata Kepala Dinas Pertanian Ir Kamil, saat dihubungi di Kerinci, Jumat.

Kondisi itu terjadi, kata Kamil, karena petani sudah apatis dengan hasil pembudidayaannya tersebut disebabkan sulitnya pendistribusian keluar lokasi mengingat ketiadaan jalan atau jalur yang memadai.

"Karena kondisi itu ongkos membawa keluar areal sampai ke jalan utama yang berada belasan kilometer, menjadi lebih mahal dari harga jual hingga mencapai 75 persen hingga 100 persen atau dua kali lipat. Harga jual kentang hanya Rp2.500 sementara ongkos bawa mencapai Rp3.500, sehingga petani memilih membiarkan tanamannya sampai membusuk di lahan tanpa dipanen," kata Kamil.

Renah Pemetik yang terdiri dari beberapa desa dan termasuk dalam wilayah adminstratif di dua kecamatan yakni Siulak dan Air Hangat Timur merupakan daerah subur yang sangat cocok ditetapkan sebagai sentra pengembangan berbagai produk agrikultura, kata Kamil.

Daerah itu juga merupakan areal perkebunan tanaman holtikultura yang dikelola sebagai perkebunan rakyat seperti Kayu Manis (cassiavera) dan kopi.

"Sayangnya karena ketiadaan ruas jalan produksi atau jalan usaha tani tersebut, produksi pertanian di kawasan tersebut hingga kini belum berarti banyak dalam mengangkat perekonomian masyarakat setempat. Jalan utama saja baru selesai dibangun pada proyek tahun lalu," kata dia.

Saking sulitnya, bahkan ada petani yang telah memanen kebun kayu manisnya empat tahun lalu, namun hasil produksinya masih disimpan atau belum dibawa keluar untuk dijual ke agen hingga lembaran kulit kayu manis tersebut sampai ditumbuhi lumut di `umin` (ruang di bawah rumah panggung warga yang sering dijadikan gudang).

Apalagi, tambahnya, bagi tanaman kentang dan sayur mayur lain yang tidak bisa tahan lama. Padahal, pada saat musim panen seperti saat sekarang ini masing-masing petani bisa memanen 5 hingga 6 ton setiap harinya dari satu hektar lahannya.

Kondisi ini menurut para petani setempat terjadi setiap tahunnya, hanya sebagian kecil mayarakat yang memaksa diri membawa keluar hasil taninya, itupun dilakukan oleh mereka yang berada tidak tidak terlalu jauh dari jalan utama.

Guna mengatasi permasalahan ini pihak Distan telah berupaya mencari celah untuk pembiayaan pembangunan jalur jalan produksi dan jalur usaha tani bagi warga setempat.

"Salah satunya kita sudah mengajukan proposal ke pemerintah pusat melalui Kementrian Pertanian di Jakarta pada Januari 2011 lalu, saat ini proposal tersebut tengah dipelajari oleh Kementan, kita harapkan akan ada anggaran untuk itu, meskipun peruntukan realisasinya untuk 2012," tandasnya.(ant)

Berita Pertanian : Petani Tembakau Rugi Miliaran Rupiah


Yogyakarta
. Petani tembakau di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kerugian miliaran rupiah selama 2010 karena sebagian besar tanaman gagal panen akibat perubahan iklim.

"Sekitar 80 persen dari total lahan tanaman tembakau di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) seluas 63.000 hektare tidak berproduksi atau gagal panen," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah Triono di Yogyakarta, Jumat.

Akibatnya, menurut dia, usai serah terima bantuan 142 komputer dari Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) kepada perwakilan organisasi petani dan pekerja di Jawa Tengah dan DIY, ribuan petani tembakau harus menanggung kerugian yang cukup besar.

Ia mengatakan, tanaman tembakau tidak dapat berproduksi karena dampak dari perubahan iklim yang cukup ekstrem. Fenomena alam tersebut di luar perkiraan para petani, sehingga tanaman tembakau rusak terkena hujan.

"Biasanya sebelum Oktober-Nopember tanaman tembakau siap dipanen, tetapi karena ada perubahan iklim, tanaman tersebut sering terkena hujan sehingga rusak dan gagal dipanen, yang mengakibatkan para petani rugi," katanya.

Oleh karena itu, menurut dia, bantuan komputer dari AMTI itu sangat membantu para petani tembakau. Mereka dapat mengakses informasi seputar prediksi iklim pada tahun ini dan yang akan datang.

"Hal itu sangat diperlukan para petani mengingat kendala musim menjadi salah satu penyebab gagalnya panen tembakau di berbagai tempat," katanya. (ant)

Berita Pertanian : Hawar Daun Serang Tanaman Padi di Lendah

20110225164215_IMG0011A.jpg

Kulonprogo. Tanaman padi di Bulak Karang Desa Sidorejo dan Bulak Jatirejo Desa Jatirejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulonprogo terserang penyakit hawar daun. Penyakit ini menyerang di sekitar 40 persen luasan hamparan tanaman padi di Bulak Karang, sedangkan di Bulak Jatirejo sekitar 10 persen saja. Tanaman padi yang terserang penyakit ini terlihat kemerah-merahan dan pertumbuhannya lambat.

Suremi (59) petani warga Pedukuhan Jatirejo Desa Jatirejo Kecamatan Lendah ketika ditemui Jum'at (25/02) menuturkan bahwa sudah sekitar seminggu ini tanaman padinya terlihat kemerah-merahan. "Dulu itu jarang sekali tanaman padi terkena penyakit seperti ini," katanya. Upaya untuk mengatasi penyakit ini, Suremi melakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida.

Keadaan tanaman padi di Bulak Karang memang lebih buruk dibandingkan dengan Bulak Jatirejo. Mujimin (45) petani warga Pedukuhan Diran Desa Sidorejo Kecamatan Lendah mengeluhkan bahwa tanaman padi lambat pertumbuhannya. "Ungkris-ungkrisan," jelasnya.

Menanggapi terjadinya serangan penyakit hawar daun, Eko Purwanto PPL dari Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Lendah menjelaskan bahwa penyebab penyakit hawar daun adalah bakhteri xantomonas. "Keadaan masih diperburuk dengan adanya kelebihan kandungan unsur Nitrogen dalam tanah," tambahnya. Upaya sementara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan serangan penyakit ini, Eko Purwanto menyarankan untuk melakukan sistem pengairan berselang. "kadang diairi penuh, kadang dikeringkan," demikian menutup mengakhiri penjelasan. (hj)

Berita Pertanian : Padi Berbintik Hitam

Cuaca tak menentu membuat petani di Pagaralam khawatir. Hasil panen diperkirakan tak akan maksimal, padi yang siap panen rusak. Tak hanya padinya yang ampe (kosong, red) tetapi buah padi banyak yang terlihat bintik-bintik hitam.Purwanto (34), petani Dusun Mekar Jaya, Kelurahan Pagaralam, mengakui buah padinya banyak yang rusak, sementara batang dan daunya normal.

‘’Sebagian buah berbintik hitam, saat padi berbunga bertepatan dengan cuaca buruk seperti hujan yang disertai angin kencang. Akibatnya buah padi banyak yang hitam, hasil panen pun dipastikan merosot,” ujarnya.Normalnya, untuk satu hektare diperkirakan mampu menghasilkan 1 ton beras. ‘’Tetapi panen kali ini hanya mampu menghasilkan 700 kg beras,’’ ujarnya yang berharap ke depan ada penyuluhan tentang hama yang sering menyerang tanaman.

Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Jumaldi Jani SP MM melalui Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Sukuran SP mengatakan, bintik hitam atau ampe yang menyerang buah padi bukan akibat serangan hama tetapi akibat cuaca buruk. ‘’Biasanya hal tersebut bermula saat padi berbunga, ketika itu turun hujan atau angin kencang, akibatnya buah padi ampe dan bintik hitam,” ujarnya.(Sumex)


Resep Makanan : Kakap Tim Saus Jamur





Bahan-bahan yang digunakan :
  • Ikan kakap ukuran 300 gr
  • Jahe 15 gr
  • Bawang putih 20 gr
  • Batang seledry 10 gr
  • Bawang prey 10 gr
  • Jamur sitake 20 gr
  • Sesame oil (minyak wijen) 2 sdm
  • Oyster sauce (saus tiram) 2 sdm
  • Angciu 1 sdm
  • Tumbu penyedap secukupnya
  • Tepung maizena
  • Telur ayam 1 butir
Cara membuatnya :
  • Dibersihkan ikan kakap dari sisik, perut dan insangnya, lalu ditiriskan.
  • Dipotong bawang putih, dicampurkan bersama angciu, kemudian diolesi ikan kakapnya dengan garam dan air jeruk nipis.
  • Ditambahkan angciu, serta saus tiram dan minyak wijen, lalu dimasukkan potongan jamur, bawang prey, dan batang seledry.
  • Diaduk secara bersamaan semua bumbu lalu tutup dengan aluminium foil, dikukus dalam panci tertutup selama 20menit.
  • Diangkat dan kentalkan air sari ikan yang ada dalam kukusan, kemudian tambahkan kocokan telur lalu siram ikan dengan saus tersebut.
  • Dan dihidangkan dengan nasi putih, mm..enakkk..

Berita Pertanian : Buah Impor Sesaki Pasar Makassar



MAKASSAR . Tidak hanya peralatan elektronik dan mainan dari China yang menyerbu Makassar, buah-buahan segar juga banyak merambah daerah ini. Padahal, Sulsel adalah daerah yang subur dan mengandalkan produknya pada pertanian dan perkebunan.

Di toko Segar Buah Jalan Arief Rate misalnya, berbagai buah-buahan segar asal negeri China terpajang rapi, seperti lengkeng, jeruk Shantong (jeruk kecil) persimon Korea, apel kingstone, apel Jepang, pear pacham, apel USA, jeruk sunkist, ponkam dan lain-lain.

Seorang pelayan toko buah yang mengaku bernama Yanti mengungkapkan, buah-buahan tersebut diimpor dari China dan diperlakukan khusus sehingga masih segar sampai di Makassar. Menurutnya, toko tempatnya menjual sudah memiliki pelanggan khusus, sehingga buah-buahan mereka tidak pernah tinggal lama.

Wati, salah seorang pembeli yang ditemui di Segar Buah mengaku lebih suka dengan buah impor, selain harganya murah, buahnya juga lebih segar dengan kemasan yang menarik. "Saya kira pedagang buah kita harus bisa mengemas buah-buahan mereka semenarik ini. Selain itu, pedagang buah kita juga harus bisa mengedepankan kejujuran, karena biasanya kalau kita beli buah-buahan, bagian luar disimpan yang masih segar, sementara di bagian dalam disimpan yang agak membusuk," ujarnya.

Safar, salah seorang penjual buah di pinggir jalan Perintis Kemerdekaan yang ditemui kemarin mengaku, memasok buah-buahannya dari daerah Malino. Dia mengaku tidak terlalu terganggu dengan buah-buahan impor dari China. "Mereka punya pelanggan sendiri, kita juga punya pembeli sendiri. Kita mungkin kalah karena mereka berada di dalam ruangan ber-AC, sementara kita di pinggir jalan," ungkapnya.

Dari sisi harga, buah impor lebih murah. Lengkeng Bangkok misalnya dijual Rp29 ribu per kilogram, jeruk Shantong (jeruk kecil) dijual dengan harga Rp17 ribu per kilogram, sementara di pinggir jalan dijual dengan harga Rp20 ribu per kilogram.

Selain itu, juga ada Persimon Korea Rp35 ribu per kilogram, Apel Kingstone Rp29.500 per kilogram, sementara apel Jepang Rp95 ribu per kilogram. Pear Pacham Rp25 ribu per kilogram, Apel USA Rp19.500 per kilogram, jeruk Sunkist Novel Rp16.500 per kilogram, jeruk

Ponkam Super Rp18.500 per kilogram, pear Cokelat Rp18.500 per kilogram, Nactarin Rp95 ribu per kilogram, Apel Sunmoon Kecil Rp24.500 per kilogram, juga Pear Xianglie Rp19.500 per kilogram. Harga-harga tersebut masih jauh di bawah harga buah-buahan yang dijual di pinggir jalan. (Fajar)

Berita Pertanian : Wereng Ancam Musim Tanam II

Jinem menyiangi dan menyulam tanaman padi yang sudah berusia 20 hari di Desa Sendang Ijo, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (24/2). Akibat terserang penyakit kerdil batang yang ditinggalkan hama wereng pada musim tanam sebelumnya, pertumbuhan tanaman terganggu. Tanaman berusia 20 hari ini tampak seperti baru satu pekan.

Gunung Kidul, Kompas - Musim tanam kedua padi tahun ini masih akan menghadapi ancaman serangan hama wereng. Di beberapa daerah, serangan hama wereng tak kunjung beranjak. Bahkan, pasca-terserang wereng, tanaman padi tumbuh kerdil.

Para petani yang tanaman padinya terserang wereng bahkan frustrasi, tak tahu lagi harus berbuat apa. Para petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) juga tak lagi berani memberikan anjuran. Begitu pula dengan dinas pertanian. Para produsen pestisida juga tak lagi gencar berpromosi kepada petani.

Berdasarkan pengamatan Kompas sepanjang Minggu hingga Kamis (24/2) mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Tengah, serangan hama wereng dan serangan penyakit kresek menimpa tanaman padi pada musim tanam pertama di Demak dan Grobogan.

Kedua daerah itu merupakan sentra produksi beras di Jawa Tengah. Diperkirakan, serangan hama dan penyakit juga bakal menyerang tanaman padi pada musim tanam kedua ini. Para petani mulai bimbang.

”Penyakit beluk datang setelah hujan terus-menerus terjadi. Padi yang sudah keluar mulai gagal mengisi bulir, tak lama setelah itu tanaman kering. Kami sama sekali tidak panen,” kata Mukadi, warga Desa Pilang Wetan, Kecamatan Kebon Agung, Kabupaten Demak.

Di Grobogan, serangan wereng juga menggila. Menurut Sardi (58), petani di Desa Tanjungharjo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, untuk membunuh wereng, para petani sampai menggunakan pestisida berlebihan karena kesal dan panik.

Kondisi serupa menimpa tanaman padi di Wonogiri, Sukoharjo, dan sebagian Klaten. Di Wonogiri, serangan hama wereng mengakibatkan hampir separuh tanaman padi di sana mengalami penurunan produktivitas hingga 50 persen.

Bahkan, pada musim tanam kedua ini, pertumbuhan tanaman padi usia muda terhambat dan tampak kerdil. Meski tanaman padi sudah berusia 20 hari setelah tanam, pertumbuhannya menyerupai tanaman padi usia seminggu.

Serangan hama penyakit juga melumatkan tanaman padi di Sukoharjo, salah satu sentra produksi padi di Jawa Tengah.

Ngatiman (67), petani dari Desa Sendang Ijo, Wonogiri, menyatakan, saat ini dia memiliki dan mengolah lahan 4.500 meter persegi. Namun, sudah dua musim panen ini ia merugi akibat serangan hama wereng batang coklat dan wereng hijau. Panen lalu dia hanya mendapat 19 zak dari normalnya 58 zak.

”Biaya produksi saya Rp 4 juta, tetapi pada panen kemarin hanya dapat uang kurang dari Rp 2 juta. Untuk modal tanam kali ini, saya menjual kambing tiga ekor, masing-masing harganya Rp 1,2 juta,” ungkapnya.

Para petani di Wonogiri mengaku frustrasi dengan serangan hama wereng, mengingat serangan hama seperti tidak ada habisnya. ”Bahkan, meski sudah diobati sekalipun, wereng bukannya berkurang, melainkan malah tambah banyak,” katanya.

Serangan hama wereng membuat para petani di Wonogiri dan petugas PPL frustrasi. Sugiharto (48), anggota Kelompok Tani Makmur di Desa Sendang Ijo, Kecamatan Selo Giri, Kabupaten Wonogiri, menyatakan, semua anjuran yang diberikan petugas PPL ataupun dinas pertanian sudah diikuti, tetapi wereng tetap banyak.

Ketua Umum Himpunan Masyarakat Pestisida Nasional Arief Syahrizal menyatakan, kalau serangan hama wereng sudah melebihi ambang batas, pengobatan sulit dilakukan. Sebanyak apa pun pestisida yang digunakan, tidak banyak membantu.

Sementara itu, menjelang musim tanam kedua, saluran irigasi di Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kurang berfungsi optimal karena pendangkalan. Kondisi itu menyebabkan sekitar 500 hektar sawah di lima desa terancam produktivitasnya.

Jayadi (46), petani di Desa Paren, mengatakan, irigasi itu bersumber dari Sungai Bekakak dan Gresi. Setiap kali sungai itu meluap, air di sawah meninggi. Ketika air di saluran irigasi surut, air di sawah lama surut karena terhalang endapan lumpur irigasi. Sedangkan kalau musim kemarau, penyebaran air irigasi tidak merata. (kompas)

Berita Pertanian : BAHAN BAKAR NABATI . Minyak Genset dari Biji Bintaro



Pohon bintaro (Cerbera manghas) kerap hanya dijadikan sekadar tanaman perindang jalan. Ternyata tanaman ini baik juga difungsikan sebagai penahan abrasi laut karena tahan terhadap salinitas tinggi. Selain itu, bijinya dapat digunakan sebagai bahan bakar nabati, misalnya untuk bahan bakar genset.

Teknologi ini khusus untuk remote area (daerah-daerah terpencil),” kata Dr Ir Desrial MEng, Ketua Departemen Teknik Mesin dan Biosistem pada Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Kamis (24/2) di Bogor, Jawa Barat.

Daerah terpencil secara spesifik lagi, menurut Desrial, daerah pantai yang rentan terkena abrasi. Daerah itu bisa berupa pantai pulau-pulau kecil dan juga pantai pulau besar.

Kerusakan ekosistem pantai banyak penyebabnya. Kebijakan alih fungsi hutan dataran rendah untuk konsesi perkebunan sawit bisa jadi penyebabnya.

Di hutan dataran rendah sebagian besar juga terdapat lahan gambut. Menurut Desrial, pohon bintaro dapat tumbuh pula dengan baik di lahan gambut.

Seperti di wilayah Jambi dan Riau sekarang, lahan gambut di pinggir pantai banyak yang ikut dialihfungsikan untuk ditanami sawit. Sebagian lahan itu pula sudah hilang tergerus abrasi.

”Pohon bintaro untuk konservasi pantai sekaligus bijinya mengandung minyak yang bisa digunakan untuk substitusi solar,” ujar Desrial.

Sianida

Buah bintaro mentah berwarna hijau cerah. Menurut Desrial, di dalam buah bintaro mentah ada kandungan racun sianida, tetapi mudah sirna jika terpapar sinar matahari.

”Gunakan buah bintaro yang sudah tua berwarna kecoklat- coklatan untuk diambil minyak dari bijinya,” kata Desrial.

Pemanfaatan buah bintaro tua selain dapat menghindari keracunan sianida saat mengupas sekaligus untuk mendapatkan kandungan minyak nabati optimum. Proses pembuatan minyak bintaro itu meliputi pengupasan, pengambilan biji, pengeringan biji, kemudian biji diekstraksi.

”Ekstrasinya dengan proses pengempaan, yaitu diberi tekanan dan suhu tertentu sehingga cairan minyak keluar dari bijinya,” kata Desrial.

Cairan itu sebagai minyak kasar bintaro. Kandungan getahnya masih tinggi.

Untuk menghilangkan getah di dalam minyak, ditempuh proses degumming (penghilangan gum/getah) sederhana. Biasanya digunakan penambahan fosfat untuk mengikat dan mengendapkan getah sehingga diperoleh minyak bintaro murni.

Untuk mendapatkan 1 kilogram minyak bintaro murni dibutuhkan 2,9 kilogram biji bintaro. Biji bintaro sebanyak itu bisa diperoleh dari 36,4 kilogram buah bintaro tua.

”Satu pohon bintaro secara optimal bisa menghasilkan 300 kilogram buah bintaro setiap tahunnya,” kata Desrial.

Konverter khusus

Penelitian buah bintaro untuk menghasilkan minyak substitusi solar ini dimulai tahun 2010. Riset ditujukan untuk masyarakat di kawasan Teluk Meranti, Riau, yang memiliki sumber bahan baku bintaro cukup melimpah.

Menurut Desrial, semula riset ditujukan untuk mencari pengganti minyak tanah, tetapi kualitas minyak bintaro murni ternyata hampir setara solar.

”Minyak bintaro akhirnya ditujukan untuk minyak genset, mesin penghasil listrik,” kata Desrial.

Desrial pun merancang genset dengan bahan bakar minyak murni bintaro. Ia menambahkan, konverter khusus yang berisi elemen pemanas bisa dikontrol dengan sumber energi berupa aki 12 volt.

”Konverter khusus untuk meningkatkan suhu minyak bintaro sampai 70 derajat celsius sehingga memudahkan pembakaran di dalam genset,” kata Desrial.

Untuk pemantik awal genset memang masih digunakan solar. Penggunaan solar juga pada tahap akhir untuk menghindari pengentalan minyak bintaro di dalam saluran sistem genset sewaktu ingin dimatikan.

Penggunaan minyak bintaro akan membantu wilayah-wilayah yang sulit terjangkau distribusi solar. Setidaknya, penanaman bintaro di pantai juga bisa menyelamatkan lingkungan supaya terhindar dari abrasi.

Berita Pertanian : Tongkol Jagung untuk Pembangkit

GORONTALO. Perusahaan dari Korea Selatan, LIG Ensulting, dalam waktu dekat, akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga biomas di Provinsi Gorontalo senilai 30 juta dollar AS. Dengan menggunakan bahan baku tongkol jagung dan sekam, diproyeksikan dapat dihasilkan tenaga listrik 12 megawatt. Hanya saja, belum ada kesepakatan mengenai harga jual listrik kepada Perusahaan Listrik Negara.

Menurut Direktur LIG Ensulting Jeong Chae, potensi pembangkit listrik tenaga biomas di Gorontalo sangat besar. Apalagi, di Gorontalo banyak terdapat bahan baku berupa tongkol jagung dan sekam padi. Pihaknya optimistis rencana investasi berupa pembangunan pembangkit listrik tenaga biomas (PLTB) di Gorontalo akan terwujud.

”Dari perhitungan kami, nilai jual listrik kepada PLN yang terendah nantinya adalah Rp 1.200 per kWh. Kami perlu bantuan Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk melobi PLN Gorontalo agar ada kesepakatan harga jual listrik dari kami dengan nilai tersebut,” ucap Jeong, Kamis (24/2), saat memaparkan rencana investasi perusahaan itu di Kantor Gubernur Gorontalo.

Jeong menambahkan, diperlukan lahan seluas tujuh hektar untuk lokasi pendirian PLTB di Gorontalo. Selain itu, dibutuhkan juga bahan baku biomas sekitar 300 ton per hari dari tongkol jagung dan sekam padi.

Ia menyebut bahwa perusahaannya memerlukan waktu sekitar dua tahun empat bulan untuk pembangunan PLTB di Gorontalo.

Kepala Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo Rusthamrin Akuba mengatakan bahwa Gorontalo mampu menghasilkan tongkol jagung sebanyak 104.000 ton per tahun. Sekam yang bisa dihasilkan mencapai 67.000 ton per tahun. Artinya, menurut dia, kebutuhan untuk PLTB tersebut dapat tercukupi di Gorontalo.

”Bahkan, jika batang pohon jagung berikut daunnya disertakan, Gorontalo mampu menyediakan bahan baku biomas dalam jumlah lebih banyak lagi. Kami optimistis rencana ini bisa diwujudkan untuk mengatasi krisis listrik di Gorontalo,” ucap Rusthamrin.

Dari Pangkal Pinang dikabarkan bahwa Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjajaki teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir dari Jepang dan Korea Selatan. Bangka Belitung berencana membangun dua pembangkit listrik tenaga nuklir dalam 12 tahun ke depan.

Sementara itu, PLN di wilayah Flores bagian timur mendapat target dari PLN pusat untuk merealisasikan rasio elektrifikasi sebesar 60 persen pada tahun 2011.

Hal itu akan diupayakan dengan menjangkau sebanyak 11.000 pelanggan baru melalui pengadaan pembangkit listrik tenaga surya. (kompas)

Tips Ampuh : Untuk Apa Mencampur Kopi ke Dalam Cucian?







Ada sejumlah bahan dapur yang bisa membuat warna gelap pada pakaian tetap pekat.



Bubuk deterjen yang disediakan di pasaran kini menawarkan solusi untuk membuat pakaian putih tetap putih cemerlang atau warna lain tetap seperti ketika pertama kali dibeli. Namun, kita juga bisa membuat sendiri bahan pemutih atau pencerah warna dari bahan-bahan yang bisa kita temukan di dapur.


Agar pakaian putih tetap cemerlang
Setelah lama dipakai dan dicuci, pakaian putih bisa berubah menjadi krem atau bahkan abu-abu. Kaus kaki putih tetap terlihat kotor, tak peduli berapa lama Anda merendamnya. Untuk mencegah perubahan warna ini, gunakan:

1. "Baking soda"
Rendam pakaian Anda ke dalam 4 liter air yang sudah dicampur dengan secangkir baking soda.

2. Cuka
Tambahkan secangkir cuka putih ke dalam air bilasan yang masih berputar di dalam mesin cuci.

Agar pakaian gelap tetap gelap
Pakaian berwarna gelap bisa pudar dan membuat pakaian jadi terlihat murahan. Namun, ada caranya untuk membuat warna gelap pada pakaian Anda tetap pekat.

3. Kopi atau teh
Untuk pakaian berwarna hitam, tambahkan dua cangkir kopi atau teh yang baru diseduh ke dalam bilasan air.

4. Garam
Untuk warna-warna gelap seperti biru navy atau plum, tambahkan secangkir garam meja ke dalam air bilasan.

5. Cuka dan garam
Untuk mencegah jeans menjadi pudar, rendam jeans ke dalam air garam atau campuran setengah-setengah dari air dan cuka putih sebelum dicuci pertama kali. Balikkan dulu celana jeans sebelum Anda memasukkannya ke dalam mesin cuci dan atur suhunya tetap dingin.

Berita Pertanian : Mengolah limbah singkong menjadi pakan ternak bergiz


Limbah industri pengolahan singkong ternyata bisa bermanfaat sebagai pakan ternak. Tentu saja, limbah industri singkong yang sering disebut onggok ini harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu untuk menjadi pakan ternak yang mempunyai nilai gizi tinggi.

Untuk menjaga keseimbangan lingkungan di sekitar pabrik tapioka, limbah dari industri pengolahan singkong ini harus dikelola. Banyak orang memanfaatkan limbah tapioka atau sering disebut onggok untuk pakan ternak. Selain itu, onggok juga disulap menjadi bahan baku obat nyamuk bakar.

Di Lampung Barat, banyak terdapat industri pengolahan ketela kayu. Baik yang berskala kecil seperti industri rumahan hingga berbentuk badan usaha semisal CV. "Banyak pabrik tapioka yang tak memahami cara pengelolaan limbah mereka," ujar Radian, pengolah onggok.

Setelah ada penelitian tentang manfaat onggok sebagai pakan ternak, baru masyarakat sekitar pabrik ramai-ramai mengolah onggok untuk dijual ke pabrik pakan ternak.

Meski limbah, onggok masih memiliki kandungan karbohidrat sebagai sumber energi, nilai gizi, protein, lemak, dan air yang tinggi. Oleh karena itu, onggok memang cocok menjadi pakan hewan ternak.

Apalagi, ternak yang diberi asupan onggok cenderung lebih gemuk, sehat, dan bobot badannya lebih berat. "Onggok biasanya diberikan kepada ternak dengan cara ditumbuk seperti dedak," tutur Kristo Agung, Manajer CV Padang Berlian.

Proses pembuatan onggok dilakukan dengan cara fermentasi dengan menggunakan Aspergillus niger. Yakni, semacam kapang atau jamur. Ada juga campuran urea dan amonium sulfat sebagai sumber nitrogen anorganik. Ini akan membuat onggok memiliki kandungan energi lebih tinggi untuk pakan hewan ternak.

Proses fermentasi tersebut membutuhkan waktu lima hingga tujuh hari. Sebelum onggok akan difermentasikan, ampas singkong terlebih dahulu dijemur di bawah terik matahari.

Untuk proses fermentasinya, onggok yang telah kering dicampur dengan mineral dan diaduk rata. Ditambah dengan campuran air hangat lima-delapan liter dan biarkan beberapa menit. Ini untuk menambah unsur mineral dalam onggok.

Lalu, setelah onggok sudah dingin barulah dicampur Aspergillus niger. Campuran kapang inilah yang membuat onggok memiliki protein yang tinggi. Setelah didiamkan selama lima hingga tujuh hari, onggok diremas-remas dan dikeringkan, baru setelah itu siap dikemas dan dijual ke pabrik pakan ternak.

Tentu saja, onggok adalah pakan yang aman dengan segala asupan yang dibutuhkan hewan ternak.
Menurut Kristo, pengeringan adalah bagian penting sebelum dilakukan fermentasi pada onggok. Itu sebabnya, proses pengeringan onggok harus betul-betul sempurna dan dilakukan di bawah terik matahari.

Pengeringan yang dilakukan di bawah terik matahari tersebut akan membuat ampas limbah yang basah berubah bentuk seperti pasir kasar dan berwarna putih. Sedangkan, ampas limbah yang setengah kering atau masih basah akan berbentuk seperti batu kerikil dengan kelir coklat dan hitam.

Memasuki musim hujan seperti sekarang ini, proses pengeringan dengan bantuan oven justru akan membuat hasil onggok tidak bagus. Soalnya, "Onggok masih basah dan berwarna coklat, hitam, atau keabu-abuan" ungkap Kristo.

Inilah yang membuat harga onggok berbeda. Makin putih dan kering, harga jual onggok akan makin mahal. Jika onggok masih basah dan berwarna cokelat, hitam, atau keabu-abuan, harganya tentu saja lebih murah.

Jika musim panas dan matahari tengah terik, pengeringan hanya butuh waktu sehari. Sementara, di musim hujan bisa memakan waktu tiga hingga tujuh hari. Onggok biasanya dijemur di atas lantai atau tanah.

Onggok yang dijemur dan diangin-anginkan di atas lantai, lanjut Kristo, dilakukan bila pesanan onggok akan diolah untuk panganan manusia. "Biasanya onggok ini dipesan oleh pabrik saos botolan," kata Kristo.

Harga onggok berkisar dari Rp 750 per kilo hingga Rp 1.350 sekilo. Tentu saja, patokan harga onggok tergantung dari kualitas onggok yang dibedakan para penjualnya berdasarkan warna dan tingkat kekeringan onggok itu sendiri.

Para pembeli onggok tidak hanya datang dari Lampung, tapi juga Jakarta, Bandung, hingga Sukoharjo. Kristo menuturkan, pemesanan minimal ditetapkan sebanyak 15 ton. Meski enggan menyebut omzet yang diraih, Kristo bilang, setiap bulannya untung bersih yang didapat CV Padang Berlian bisa mencapai Rp 25 juta.

Sedangkan, Radian yang mengaku usahanya masih berskala rumahan, dalam sebulan mampu meraih omzet sekitar Rp 15 juta. Harga jual onggok Radian memang lebih murah, yaitu berkisar Rp 650 per kilogram (kg) hingga Rp 800 per kg. Namun, soal kualitas onggoknya tak jauh berbeda dengan onggok yang dibuat dengan skala industri.

Memasuki musim hujan seperti saat ini, baik Radian dan Kristo mengungkapkan, pemesanan onggok menurun. Selain itu, penjualan merosot juga lantaran kondisi onggok yang basah. Pasalnya, proses pengeringannya tak terlalu sempurna. "Sampai hari ini, kami masih mampu menjual onggok, meski jumlah onggok grade A alias onggok kering pasokannya sedikit," ungkap Kristo. (kontan)


Berita Pertanian : Pemiskinan Petani Makin Meluas

Omih (45) bekerja di sawah milik Dadang di Desa Rancakasumba, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang terpaksa dipanen sebelum masanya karena serangan hama tikus, Jumat (18/2). Serangan hama tikus ini menyebabkan penurunan hasil panen dari sekitar 1,3 ton menjadi sekitar 500 kuintal gabah dari lahan sawah berukuran 600 meter persegi.

Pemiskinan petani pangan semakin meluas. Pendapatan rumah tangga petani saat ini ada yang hanya Rp 300.000 per bulan. Itu pun kalau panen padinya dalam kondisi bagus dan iklim bersahabat. Perlu kebijakan revolusioner untuk mencegah pemiskinan petani yang semakin meluas.

Penelusuran Kompas di sejumlah sentra produksi padi di wilayah pantai utara Jawa dari Karawang, Jawa Barat, hingga Tegal, Jawa Tengah, sejak Minggu hingga Selasa (22/2/2011), menunjukkan, pemiskinan petani memang nyata terjadi.

Di lapangan, Mujib (35), pemuda warga Desa Randusari, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, menyatakan, saat ini ia hanya mengolah lahan sawah 0,25 bau atau sekitar 1.700 meter persegi (1 bau sekitar 0,7 hektar atau 7.096 meter persegi).

Lahan ini pemberian orangtuanya, mantan pegawai Kantor Urusan Agama Tegal. Pemilik lahan satu bau itu saat ini menggarap lahan sewa 0,25 hektar. Dengan mengolah lahan 1.700 meter persegi, pendapatan bulanan Mujib hanya Rp 300.000-Rp 400.000 per bulan. Itu pun dengan catatan kalau panen padi tidak ada gangguan.

Karena tidak mencukupi kebutuhan, sekalipun dia masih membujang, Mujib mencari tambahan penghasilan dari berjualan benih dan pupuk.

Paling tidak untuk kedua usaha sampingannya itu, Mujib mendapatkan tambahan penghasilan bulanan Rp 100.000-Rp 200.000 per bulan. Dengan begitu, total penghasilannya menjadi Rp 500.000-Rp 600.000. Jumlah ini berbeda jauh dari pendapatan ayahnya yang dulu sebagai petani dengan lahan satu bau dan bekerja sebagai pegawai negeri sipil.

”Meski saya sudah cari tambahan penghasilan, tetap kecil pendapatannya,” kata Mujib, yang pernah juga mencoba membudidayakan lele, tetapi malah merugi Rp 700.000. Berharap mendapat tambahan penghasilan, ia justru merugi.

Hadi Subeno (50), petani dari Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, saat ditemui sedang menjadi buruh panen di Desa Selapura, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, mengatakan, selama ini ia hanya bertani pada lahan sewa seluas 1.700 meter persegi.

Dengan biaya sewa tanah sebesar Rp 1,5 juta sekali musim tanam, ia sering tidak bisa mendapatkan hasil. Rata-rata, hasil penjualan padi pada lahan tersebut sebesar Rp 2,5 hingga Rp 3 juta. Padahal, ia juga masih harus mengeluarkan biaya tanam sekitar Rp 1 juta. ”Sering tidak dapat apa-apa, tidak nombok, tetapi juga tidak untung,” katanya.

Beberapa warga di Kecamatan Tanjung Morawa dan Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, beralih dari petani menjadi buruh tani lantaran hasil pertanian tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan hidup. Sekarang mereka hidup dengan mengandalkan upah buruh tani dan kerja serabutan.

Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin, saat dihubungi secara terpisah di Jakarta, juga mengakui pemiskinan petani yang menjadi-jadi dan terus meluas sebagai dampak fragmentasi lahan pertanian.

”Mau menggunakan perhitungan model apa saja, dengan kepemilikan lahan sempit tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidup mendasar mereka,” kata Bustanul menjelaskan. Ia menghitung, dengan kepemilikan lahan kurang dari 0,5 hektar, kebutuhan hidup petani yang bisa dipenuhi dari usaha pertanian mereka maksimal 54 persen.(kompas)

Berita Pertanian : Tak Bangga Lagi Disebut Pak Tani...

Gregorius Magnus Finesso dan Sri Rejeki

Bertani, bagi Daldiri (67), kini tak ubahnya bak perjudian. Bekal ilmu bercocok tanam ataupun strategi menaksir cuaca tak bisa lagi diandalkan. Cuaca ekstrem dan merebaknya hama membuat bulir-bulir padi di sawah petani hampa. Di tengah harga gabah yang tak berpihak kepada petani, ia merasa dimiskinkan.…

” Saya sampai tak bangga lagi kalau ada yang menyebut saya ini Pak Tani. Beda dengan 30-an tahun lalu saat banyak orang naik haji dari hasil bertani. Sekarang, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya lebih sering utang kepada tengkulak,” tutur petani di Desa Pesawahan, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, itu, Selasa (22/2/2011).

Saat ditemui, Daldiri sedang menanam benih padi di sawah seluas setengah bau atau 3.548 meter persegi (m) miliknya (1 bau sama dengan 7.096 meter persegi atau sekitar 0,7 hektar).

Masalah harus utang agar bisa menanam rupanya makin banyak dialami kaum tani. Dono (65), petani di Dusun Mojorejo, Laban, Sukoharjo, Jateng, misalnya. ”Ini ikhtiar kami sebagai petani, tetap bertanam. Coba-coba siapa tahu nasib baik meski harus berutang. Utang saya masih tersisa Rp 1 juta dan belum bisa saya lunasi sampai sekarang,” kata Dono yang baru saja menyemprot tanaman padinya dengan pestisida. Sebelum pulang, ia sempatkan juga mencari rumput untuk pakan sapinya. Meski sudah tiga kali gagal panen, Dono tak kapok kembali menanam padi. Bertani terpaksa dijalani meski terpaksa berutang untuk membeli pupuk serta ongkos tanam dan membajak.

Dono mengaku dapat pinjaman dari seseorang. Dari jumlah utang Rp 1 juta, ia harus mencicil Rp 100.000 per bulan selama 12 kali. Selama tidak ada pemasukan karena padinya gagal panen akibat serangan wereng, serta virus kerdil hampa dan kerdil rumput, Dono bekerja serabutan untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari, seperti menjadi buruh bangunan. Upah Rp 25.000 per hari digunakan untuk makan Rp 15.000 dan disimpan untuk membayar cicilan Rp 10.000.

Dono bercerita, sekarang ini biaya garap untuk satu musim tanam mencapai Rp 2 juta untuk satu patok lahan seluas 5.500 meter. Jika panen bagus, petani bisa memperoleh Rp 10 juta-Rp 12 juta.

Sukimin, petani di Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo, mengakui, bertanam padi dalam kondisi saat ini rentan terhadap serangan wereng coklat serta virus kerdil hampa dan kerdil rumput. Itu sebabnya bertani mirip orang berjudi.

”Niki separone kados wong lotere. Wong tani wis mblenger (Setengahnya kami ini seperti berjudi. Petani sudah muak) karena gagal terus. Rata-rata petani pasti punya utang untuk modal tanam,” kata Sukimin.

Itu sebabnya tak semua petani masih bersemangat seperti Dono. Ada yang menyerah, membiarkan sawah terbengkalai karena kehabisan modal, sebagaimana dialami petani Dusun Menggungan, Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Para petani di sana memilih menjadi buruh tani, buruh bangunan, atau mencari buah-buahan dari kampung dan dijual lagi ke pasar.

Kesulitan hidup yang dihadapi Daldiri mirip dengan Dono dan Sukimin. Saat waktu ashar tiba, Daldiri menepi ke pematang sawah dan mereguk teh pahit yang dibawa Mufaridah (6), cucunya.

Lebih dari 40 tahun, Daldiri bercucur keringat di sawah. Ayah lima anak dan kakek tujuh cucu itu dulu seorang juragan tani di desanya. Luas sawahnya pada medio 1980-an bahkan mencapai 5 hektar (ha). Jumlah yang sangat banyak dibandingkan dengan rata-rata petani di eks Karesidenan Banyumas yang kepemilikan lahannya saat ini hanya 0,25 ha hingga 0,5 ha.

”Banyak petani kaya saat itu. Bahkan, karena masih banyak lumbung padi, kami biasa menyimpan sebagian hasil padi untuk dijual lagi saat harga tinggi. Namun, sekarang semuanya diatur tengkulak,” kata Daldiri.

Daldiri ingat betul, 15 tahun lalu, 1 bau sawah miliknya masih menghasilkan gabah 5 ton. Namun, 5 tahun terakhir, produktivitas sawah menyusut jadi 3 ton. Penyebabnya serangan hama wereng batang coklat dan tikus yang kian ganas.

Musim tanam hujan yang dimulai September lalu pun, ia sampai tiga kali tanam ulang karena benih padi yang sudah ditanam diserang wereng saat berumur 25 hari. Saat musim panen rendeng ini, Daldiri menjual gabahnya Rp 2.400 per kilogram. Dari 3.500 meter sawah miliknya, Daldiri mengaku hanya meraup pendapatan sekitar Rp 3,2 juta.

Namun, ia harus menyisihkan Rp 1,5 juta untuk modal tanam musim selanjutnya. Selain itu, ia juga harus membayar Rp 700.000 ke kios, koperasi unit desa, dan rentenir untuk menutup utang pupuk, pestisida, dan ongkos bajak. Sisanya hanya Rp 1 juta. Artinya, pendapatan Daldiri selama bertani pada September-Januari hanya Rp 250.000 per bulan.

Kondisi inilah yang membuat Daldiri dan Saniyem (63), istrinya, menjual satu per satu petak sawah mereka sejak 10 tahun terakhir. Mereka bahkan hanya bisa membagi sawah 1 hektar sebagai warisan kepada lima anaknya masing-masing seluas 2.000 meter persegi. ”Kini sisa utang saya masih Rp 7 juta. Semoga bisa dilunasi sebelum saya meninggal,” katanya.

Pemiskinan serupa dialami Guyub Winaryo (54), petani di Desa Sukawera Kidul, Kecamatan Patikraja, Banyumas. ”Pada 1980-an, setiap kali panen, orangtua saya selalu membeli emas dan sawah baru. Dulu, untuk membeli emas 3 gram hanya butuh gabah 1 kuintal. Sekarang 1 kuintal gabah belum bisa beli 1 gram (asumsi harga emas Rp 330.000 per gram),” katanya.

Setelah era pertanian pupuk kimia, tabiat tanah pun berubah tak ramah. Iklim ekstrem kini membuyarkan irama alam yang pemurah. Hama mengganas tak terbasmi, sedangkan biaya produksi kian tinggi.(kompas)

Kamis, 24 Februari 2011

Berita Pertanian : Stevia, rasa dan manfaatnya semanis nama aslinya


Hidup sehat tidak selalu harus menjauhi rasa manis. Ada beberapa alternatif tanaman pengganti gula. Salah satunya adalah stevia. Daun dari keluarga rerumputan ini bisa menghasilkan rasa manis berkali lipat ketimbang tebu. Budidaya mudah.

Saat beberapa harga komoditas dunia naik, orang baru terpikir untuk mencari bahan alternatif. Begitu pula saat harga gula dunia melonjak, padahal di saat yang sama produksi tebu dalam negeri sedang merosot. Adakah alternatif lain?

Tentu ada. Salah satunya adalah stevia yang juga dikenal sebagai daun manis. Baik batang maupun daun stevia mengandung zat pemanis stevioside. Namun, daun stevia lebih sering dimanfaatkan lantaran konsentrasi zat pemanis paling banyak berada di bagian ini.

Hanya saja, karakter manis stevia berbeda dengan manis gula tebu dan kristal. Apabila digunakan dalam bentuk herbal, rasa manis yang ditimbulkan tidak mantap. “Manisnya mengambang dan terkecap pada lidah bagian belakang,” jelas Widhi Hartanto, pemilik Mos Corp, penjual bibit stevia.

Mereka yang tidak terbiasa mungkin akan berpendapat bahwa manis stevia kurang mantap. Padahal, dalam bentuk ekstrak, kemanisan stevia bisa sampai 300 kali kadar kemanisan gula tebu.

Apalagi, stevia tidak meninggalkan rasa getir di mulut setelah dikonsumsi, tidak seperti pemanis buatan berjenis aspartam. Stevia juga jauh lebih sehat lantaran tidak mengandung glukosa. Dengan begitu, kandungan kalorinya boleh dibilang tidak ada sama sekali.

Karena rasa manis stevia bukan berasal dari glukosa, zat ini tidak masuk proses metabolisme tubuh. Meski bukan termasuk obat herbal, penggunaan stevia sebagai pengganti gula dapat membantu mengendalikan kadar gula dalam darah.

Jenis stevia yang banyak ditemui di Indonesia adalah stevia rebaudiana bertoni dari Paraguay. Ada beberapa literatur yang menyebutkan bahwa tumbuhan berdaun manis ini sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak tahun 1990-an.

Tapi, di daerah Karanganyar, Jawa Tengah, yang kini menjadi pusat pengembangan tanaman ini, stevia baru populer pada tahun 2002–2004. Dulu, banyak orang membudidayakan stevia lantaran ada permintaan besar dari luar negeri. Tapi, setelah kontrak habis, budidaya stevia juga ikut berhenti.

Meski begitu, permintaan dari dalam negeri tetap ada. Agus Suwarno, pemilik Atep Natural yang menjual bibit dan daun herbal stevia, bisa menjual tiga ton stevia setiap bulan ke beberapa pabrik seperti Sidomuncul dan Coca-Cola. “Oleh mereka, stevia dijadikan sebagai bahan campuran karena tingkat kemanisannya yang tinggi,” tuturnya.

Dari bisnis ini, Agus mengaku bisa meraup pendapatan bersih rata-rata sebesar Rp 9 juta setiap bulan. Selain untuk keperluan pabrik, ia juga memasok ke beberapa pembeli dari Malaysia dan Singapura.

Akhir-akhir ini popularitas stevia makin menanjak lantaran semakin banyak orang tahu bahwa tanaman ini bisa menjadi alternatif pengganti gula. Iklan produk gula rendah kalori bermerek Tropicana Slim ikut memperluas fakta ini.

Tapi, meski manfaatnya besar, budidaya tanaman ini tidaklah mudah. Untuk mendapatkan hasil optimal, stevia sebaiknya ditanam di dataran tinggi, sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut. Bisa saja stevia tumbuh di dataran rendah, tapi nutrisinya harus benar-benar terjaga. “Kadar kemanisan tanaman ini biasanya berkurang apabila ditanam di dataran rendah,” kata Agus.

Bak memelihara rumput

Cara paling cepat pembibitan stevia adalah dengan metode setek tancap. Untuk mendapatkan hasil yang lebih terjamin, beberapa penjual bibit memilih menjual dalam bentuk bonggol. Alasannya, bibit muda rawan mati saat di perjalanan.

Bibit bonggol dapat ditanam di tempat yang tidak langsung terkena matahari. Tujuannya, untuk memberikan kesempatan kepada tanaman tersebut beristirahat. “Supaya tidak stres setelah menjalani proses pengiriman,” kata Widhi.

Setelah bertunas dan tumbuh sekitar 15 sentimeter (cm), bonggol stevia baru bisa dipecah-pecah dan ditanam langsung di lahan. Tunas yang keluar menandakan bahwa bonggol masih hidup. Satu bonggol bisa menghasilkan 20 bibit baru.

Widhi menjual bibit seharga Rp 250.000 untuk satu paket yang berisi 10 bonggol stevia. Paket ini diperuntukan bagi pemain-pemain kecil yang tidak membutuhkan banyak bibit.

Tapi, bagi usaha agribisnis yang memerlukan bibit dalam jumlah besar, dia pasang perhitungan berbeda. Untuk menanam di areal seluas satu hektare dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm, dibutuhkan sekitar 160.000 titik tanam. Satu titik tanam terdiri atas tiga batang bibit setek hidup. Widhi mematok harga Rp 1.000 untuk setiap titik tanam. Artinya, menanam stevia di lahan seluas satu hektare butuh dana Rp 160 juta.

Proses perawatan stevia tidak sulit. Tumbuhan ini termasuk jenis perdu. Yang penting, jangan terlalu padat menanam lantaran setiap batang yang dipotong akan tumbuh tiga tunas baru dan makin lama tanaman semakin membesar.

Tanah yang ditumbuhi stevia harus gembur dengan pengairan secukupnya, tidak boleh sampai menggenang. Tanaman ini juga tidak cocok diberi pupuk kimia, harus menggunakan pupuk organik.

Kalau sudah produktif, stevia bisa dipanen setiap enam minggu dengan cara memotong bagian atas, seperti halnya memanen rumput gajah. Hasil panen kemudian dipotong kecil-kecil dan dikeringkan sebelum akhirnya dijual ke pengepul. Widhi bisa memanen rata-rata satu ons daun dan batang layak jual dari setiap dua bonggol stevia.

Di tingkat petani, harga satu kilogram (kg) daun dan batang stevia sekitar Rp 7.000. Tapi, jika membeli dalam partai kecil untuk konsumsi pribadi, harganya sekitar Rp 15.000 sampai Rp 25.000 per kg, ada juga yang menjual Rp 10.000 per dua ons.

Permintaan ekspor stevia lebih banyak pada bagian daun yang sudah dikeringkan. Nah, untuk mendapatkan hasil pengeringan terbaik, stevia sebaiknya tidak dijemur langsung di bawah sinar matahari. Idealnya, pengeringan dilakukan di ruang yang bisa mengalirkan udara panas dan kering. Dengan begitu, stevia bisa kering dalam sehari. Daun stevia yang kering itu lantas dirajang seperti tembakau.

Agus memperkirakan, suatu hari nanti, stevia bisa menggantikan gula tebu. “Proses tanamnya tak rumit, penggunaannya lebih ekonomis,” katanya.

Berita Pertanian : Jamur merang, permintaan stabil dan harganya terus menanjak




Prospek usaha budidaya jamur merang sangat menggiurkan. Selain permintaannya stabil, harga jamur yang memiliki protein tinggi ini terus naik. Beberapa produsen jamur merang merasa kewalahan memenuhi pesanan pembeli.

Teksturnya yang kenyal dengan kandungan protein yang tinggi membuat jamur merang menjadi kudapan yang sangat enak. Bermacam jenis masakan lokal maupun mancanegara banyak menggunakan jamur dengan nama latin Volvariella volvacea ini.

Permintaan pun mengalir deras. Itu sebabnya, Ahmad Isbandi, pemilik usaha budidaya jamur merang berbendera Sejahtera Mandiri di Bandarlampung, terus menjalani bisnisnya. Ia sudah melakoni usahanya itu sejak tahun 1998 dan sekarang memiliki 30 rumah jamur atau sering disebut dengan kumbung.

Setiap kali panen, Ahmad mampu mendapat dua kuintal jamur siap jual per kumbung. Dalam setahun, setidaknya dia bisa memanen jamur merang sebanyak delapan kali. "Saya jual ke restoran dan rumahmakan yang ada di Bandarlampung. Semuanya dalam keadaan segar," katanya.

Selain melego ke restoran lain, Ahmad juga mengolah jamur merang di rumahmakan miliknya.
Rumahmakan yang khusus menyediakan masakan berbasis jamur merang itu bisa menghabiskan sekitar 150 kilogram jamur merang dalam sebulan. Makanya, dia yakin prospek bisnis jamur merang masih bagus. Terlebih, di Bandarlampung saja permintaan yang datang sudah melebihi kapasitas produksi.

Selain Ahmad, ada juga Edo Alvian Zailani, warga Desa Caracas, Kalijati, Subang yang telah menekuni usaha budidaya jamur merang sejak lima tahun lalu. Edo yang merupakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) tak butuh waktu lama untuk bangkit dan merintis usaha budidaya jemur merang.

Berkat mengikuti beberapa pelatihan yang diselenggarakan PT Pertamina, Edo berhasil mengembangkan usaha jamur merangnya. Saat ini, ia punya 24 kumbung dengan omzet hingga Rp 20 juta dalam sekali panen. Penghasilan itu dia dapat dari penjualan jamur merang yang mencapai 2,5 kuintal per kumbung. "Bisa menghasilkan lima ton lebih" kata Eko.

Jika Ahmad mampu panen delapan kali setahun, Edo bisa panen sembilan kali. Seluruh hasil produksi jamur merangnya dipasarkan ke Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dan daerah lain di Jawa Barat. Untuk Jakarta, permintaan mencapai lima kuintal per hari. Di Bandung mencapai dua ton per hari dengan harga Rp 20.000 per kilogramnya.

Dedi juga kecipratan rezeki jamur merang. Walau baru memiliki satu kumbung, pemilik Fatancendawan di Bekasi ini sudah merasakan gurihnya bisnis jamur merang sejak setahun lalu. "Saya baru mulai karena pemain di Bekasi masih sedikit," katanya.

Menurut Dedi, di Indonesia, produksi jamur merang paling banyak ada di wilayah Karawang, Jakarta, Karanganyar, dan Indramayu. Oleh karena itu, dia memilih usaha budidaya di Bekasi. Dedi sendiri sampai sekarang masih fokus menjual jamurnya di pasar tradisional di Bekasi.

Dari satu kumbung, Dedi bisa mendapat 50 kilogram jamur merang sekali panen. "Prospeknya bagus, harganya juga terus naik dari Rp 21.000 ke Rp 22.000 per kilo," ujarnya.

Meski memiliki prospek yang bagus, kekurangtahuan masyarakat akan perbedaan antara jamur merang dan jamur-jamur lain menjadi kendala. "Jamur merang mengandung protein dan kadar lemak rendah sehingga baik dikonsumsi," ungkap Dedi.(kontan)

7 Makanan Merah Tersehat


Makanan merah umumnya mengandung banyak vitamin dan mineral yang baik untuk kulit dan mata, juga kaya serat dan antioksidan untuk menjaga jantung serta mencegah beragam penyakit. Masukkan makanan merah ini ke dalam menu harian Anda.

1. Jambu biji

Buah paling bernutrisi ini kaya akan serat, vitamin A, C, B3. Juga mengandung potasium, magnesium, dan asam lemak tak jenuh ganda. Semua itu diperlukan untuk menjaga kesehatan mata, jantung, imunitas, pencernaan, dan mengatur metabolisme.

2. Apel

"Buah penangkal" dokter ini mengandung vitamin C yang penting untuk kekebalan tubuh dan penyerapan zat gizi. Seratnya baik untuk mencegah sembelit.

3. Stroberi

Buah yang menggiurkan dan enak ini mengandung vitamin C, K, mangan, potasium, serat, dan folat. Zat-zat itu diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium dan mengatur gula darah.

4. Semangka

Buah yang juicy ini berisi vitamin C, B1, B6, potasium, dan magnesium. Diperlukan untuk menjaga imunitas dan jantung. Juga kaya akan likopen, antioksidan kuat yang bersifat mencegah kanker.

5. Tomat

Mengandung sekitar 20 macam vitamin dan mineral, termasuk vitamin A, C, K yang baik untuk memelihara fungsi mata, kekebalan tubuh, dan regenerasi kulit. Juga kaya likopen, tembaga, folat, potasium, mangan, yang baik untuk melindungi saraf, tulang, dan mengatur kadar gula darah. Vitamin B2 di dalamnya dapat mengatasi migrain.

6. Cabai merah

Sumber vitamin A, C, B6 yang baik untuk imunitas, fungsi otak, kulit, mata, dan kekuatan otot. Juga mengandung serat, potasium, mangan dan folat.

7. Kadang merah

Mengandung protein yang baik untuk memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak, antioksidan, dan serat.

Berita pertanian : Indonesia Kembangkan Tanaman Buah Besar-besaran

Temanggung. Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Hasanudin Ibrahim mengatakan, Indonesia akan mengembangkan tanaman buah secara besar-besaran, khusunya untuk komoditas ekspor.
“Jenis tanaman yang akan dikembangkan adalah buah mangga, manggis, alpukat, dan jeruk keprok batu 55,” kata Hasanudin di Temanggung, Kamis (24/2).

Hasanudin mengatakan hal tersebut usai meninjau Festival Hortikultura Jawa Tengah di Subterminal Agribisnis Soropadan, Kabupaten Temanggung.

Menurut dia, pengembangan tanaman buah tersebut pada 2011 kurang dari 1.000 hektar, namun tahun 2012 akan mencapai ribuan hektar. "Untuk tahun ini masih sedikit, namun pada 2012 akan dikembangkan pada ribuan hektar, terutama di dataran tinggi," katanya.

Ia mengatakan, tujuan ekspor buah dari Indonesia, antara lain Malaysia, Singapura, Hongkong, Cina, dan Eropa. Pasar ekspor buah dan tanaman hortikultura dari Indonesia ke sejumlah negara di luar negeri masih terbuka lebar. "Cina dengan jumlah penduduk 1,3 miliar hanya bisa satu kali musim tanam. Hal ini merupakan potensi besar bagi Indonesia untuk mengekspor hasil hortikultura ke negara tersebut," katanya.

Selain empat jenis buah tersebut, katanya, Indonesia juga mengekspor jenis hortikultura lainnya, antara lain buah salak, pepaya, pisang, sayur-sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat.

Menyinggung masuknya buah impor ke Indonesia, dia mengatakan, volumenya relatif kecil kecuali jeruk. "Untuk mengantisipasi masuknya buah impor maka perlu mengembangkan buah lokal," katanya. (ant)

Berita Pertanian : Rencana Asuransi Pertanian Bantu Antisipasi Kerugian Petani

Jakarta. Rencana pemerintah memberikan asuransi bagi petani yang gagal panen dinilai anggota Komisi IV DPR merupakan ide yang sangat bagus untuk membantu petani mengantisipasi kerugian.
Meski demikian, kata Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PKS, Nabiel Al-Musawa, di Jakarta, Rabu (23/2), mekanismenya perlu dipersiapkan secara komprehensif dengan perhitungan yang cermat dan akurat.

Sebelumnya, pemerintah berniat segera merealisasikan payung hukum terkait pemberian asuransi untuk para petani pada Maret-April 2011 saat panen raya tiba.

Menurut Nabiel Al-Musawa, Asuransi Pertanian seharusnya dibagi menjadi 2 jenis yakni Asuransi Produksi (pertanian) dan Asuransi Pemasaran (hasil pertanian). Asuransi produksi bisa berbentuk sebuah produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya yang timbul akibat petani gagal produksi atau gagal panen yang disebabkan cuaca, serangan hama, atau penyebab lainnya.

Menurut dia, penggantian sebaiknya tidak hanya memberikan bibit dan pupuk, tetapi juga biaya operasional untuk mengurangi beban petani yang mengalami gagal panen. Sementara itu, kata Naiel, asuransi pemasaran konsepnya bisa seperti produk asuransi yang secara khusus menjamin pembelian hasil produksi pertanian oleh pemerintah.

Jadi, nantinya tidak ada lagi alasan pemerintah tidak membeli gabah dan beras dari petani. "Jika pemerintah bertindak demikian maka pihak petani dan asuransi bisa menuntutnya," kata Nabiel.

Disebutkan, di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan beberapa negara Eropa, asuransi pertanian berkembang pesat dan efektif untuk melindungi petani, bahkan asuransi kesehatan bagi anggota keluarga petani. Oleh karena itu, asuransi pertanian termasuk salah satu strategi untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Nabiel Al-Musawa mengharapkan asuransi ini juga disediakan untuk perlindungan terhadap usaha ternak dan perikanan. Meski tidak bisa mengganti semua kerugian dengan perlindungan asuransi, katanya, paling tidak petani masih punya modal untuk menanam ulang jika terjadi kegagalan pada saat tanam dan panen, serta penjualannya.

Dengan adanya asuransi, petani memiliki sedikit kepastian dan harapan dalam menjalankan usaha taninya. Dengan demikian, menurut dia, petani benar-benar terlindungi dan terberdayakan serta punya makna dalam pembangunan pertanian nasional. (ant)

Rabu, 23 Februari 2011

Rempah Herbal yang Wajib Ada di Dapur



Masakan semakin bercitarasa dengan racikan bumbu atau bahan herbal. Selain serbaguna, 10 bumbu atau bahan herbal berikut ini juga punya manfaat kesehatan. Jadi, pastikan ke-10 herbal ini tersedia di dapur Anda. Tak sulit mencari bumbu-bumbuan ini, karena alam Indonesia memiliki sebagian besar darinya.

1. Kemangi
Kemangi bisa menambah citarasa di sejumlah masakan seperti sup, salad, atau sebagai lalapan. Tak hanya bisa dikonsumsi dengan berbagai cara, kemangi juga bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian menunjukkan kemangi bisa menghambat reaksi rantai biokimia yang memicu perkembangan kanker. Studi menunjukkan flavonoid yang ada di kemangi membantu melindungi sel-sel dan kromosom dari kerusakan. Dua jenis flavonoid, orientin dan vicenin, berguna dalam melindungi struktur sel dan kromosom dari kerusakan oleh radiasi dan oksigen.

2. Daun salam
Sebuah studi menunjukkan daun salam bisa digunakan sebagai pengobatan diabetes tipe 2 (diabetes yang tidak bergantung pada suntikan insulin sebagai pengobatan). Penderita diabetes tipe 2 membuat tubuh menolak hormon insulin. Padahal hormon ini dibutuhkan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi. Daun salam bisa membantu mengatur level insulin dalam tubuh. Minyak esensial dari daun salam juga bisa menggantikan parfum. Minyak ini juga bisa digunakan untuk memijat untuk melemaskan otot dan melancarkan peredaran darah. Minyak esensial daun salam juga bisa digunakan sebagai tonik untuk mengatasi kerontokan rambut. Daun salam juga bisa ditambahkan sebagai bumbu masak untuk menghasilkan rasa yang lebih nikmat. Namun hati-hati saat memakan makanan yang diberikan daun salam. Jangan sampai menelannya karena daunnya yang tajam bisa merusak tenggorokan dan mengganggu pencernaan jika tertelan.

3. Cengkeh
Cengkeh bisa membuat masakan dari nasi atau yang dipanggang menjadi lebih nikmat. Cengkeh mengandung antioksidan yang kuat, dengan manfaat bisa membantu pembuluh arteri bebas dari kolesterol. Menurut riset terkini, mereka yang mengonsumsi cengkeh mengalami penurunan glukosa dalam tubuh, dan memiliki level kolesterol yang baik (trigliserida dan LDL yang baik). Cengkeh juga bisa menyembuhkan masalah penernaan, obat saat muntah, dan diare. Di negara tropis di Asia, cengkeh digunakan sebagai obat kudis, kurap, kolera, malaria, dan tuberkolosis. Dengan kandungan antipasmodik, cengkeh bisa mengatasi ketegangan otot dan dicampur dalam teh untuk mengobati batuk. Manfaat cengkeh memang tak ada habisnya, karena cengkeh juga bisa mengatasi masalah kulit dengan digunakan sebagai obat salep. Cengkeh juga bisa digunakan sebagai obat sakit kepala.

4. Bawang putih
Banyak penelitian mengaitkan manfaat bawang putih dengan risiko kanker. Studi yang dilakukan oleh Pennsylbania State University, menemukan bahwa bawang putih mencegah pembentukan sel kanker payudara. Para peneliti di Iowa juga menyimpulkan, mengonsumsi bawang putih setidaknya sekali seminggu bisa mengurangi sepertiga risiko kanker usus pada perempuan. Bawang putih bisa ditambahkan pada berbagai makanan yang manis. Tak perlu khawatir masalah bau mulut setelah makan bawang putih. Anda bisa mengatasinya dengan memanggang bawang putih sebelum memakannya. Atau kunyah saja tangkai seledri setelah makan bawang putih mentah.

5. Jahe
Jahe sangat ampuh mengatasi mual dan muntah karena mabuk dalam perjalanan atau kendaraan. Konsumsi 1/4 sendok teh jahe 20 menit sebelum berkendara. Atau buat saja air jahe dengan menggunakan 3-4 irisan jahe yang dicampur dengan air panas. Dalam masakan, tambahkan irisan jahe terutama pada makanan dari daging.

Jahe juga bisa membersihkan dan mengencerkan darah yang bisa berdampak positif pada jantung dan organ lain dalam tubuh. Penelitian di Denmark dan India menyebutkan jahe bisa mengatasi migrain dan menurunkan kolesterol. Peneliti di Denmark menemukan bahwa jahe bisa mencegah efek yang ditimbulkan dari prostaglandin atau molekul lemak yang berfungsi sebagai hormon. Zat inilah yang menyebabkan inflamasi pada darah di otak yang memicu migrain. Melalui eksperimen didapati 1/3 sdt bubuk jahe bisa mencegah terjadinya migrain. Jadi setelah muncul gejala, segera konsumsi bubuk jahe ini.

6. Paprika
Paprika mengandung vitamin C yang tinggi, dan bisa membantu meningkat metabolisme tubuh. Rasa paprika bervariasi, mulai ringan hingga pedas. Paprika merah biasa ditambahkan dalam makanan untuk memberikan variasi warna. Gunakan paprika untuk menghidupkan warna makanan pada ikan, ayam panggang, atau kentang tumbuk. Dengan kandungan antibakteri, paprika bisa menormalkan tekanan darah, meningkatkan peredaran darah, dan meningkatkan produksi air liur dan asam lambung untuk mengatasi masalah pencernaan.

7. Seledri
Seledri bisa mencegah infeksi di daerah kelamin dan saluran kencing. Seledri biasanya digunakan sebagai penghias makanan. Namun Anda juga bisa berkreasi dengan menaburkan seledri pada sup atau pasta. Jangan ragu menambahkan seledri pada makanan khas Indonesia seperti bakso, bubur ayam, atau soto. Seledri menganding vitamin C yang tinggi, setara dengan tiga buah jeruk.

8. Paprika merah
Mengonsumsi paprika merah bisa meningkatkan metabolisme tubuh. Paprika juga bisa menyembuhkan flu dan batuk. Rasa pedasnya membuat masakan lebih lezat. Campurkan saja paprika pada sup, dalam rebusan dan salad dressing. Menurut riset, zat yang memberikan rasa pedas pada paprika merah juga bisa mencegah pertumbuhan sel kanker pankreas.

8. Rosemary
Rosemary biasa ditemukan pada makanan Perancis atau Italia, seperti pada masakan dari daging domba. Daun ini memproteksi tubuh dari kanker, bisa membantu mereka yang mengalami masalah ingatan sebagai akibat dari tekanan emosi atau mental. Antioksidan pada rosemary juga tinggi.

10. Kunyit
Warna kuning kunyit menyegarkan masakan Anda. Namun manfaatnya lebih menyehatkan bagi jantung, menurunkan tekanan darah, dan mengatasi masalah kolesterol. Studi mengaitkan manfaat kunyit dengan risiko kanker. Kunyit meningkatkan sistem kekebalan dalam tubuh. Sebuah studi di University of Texas menemukan bahwa kunyit bisa menurunkan, bahkan menghentikan reproduksi sel kanker pada mieloma multipel. Kunyit juga bisa mengatasi radang sendi.

Rempah ini memang perlu ada di dapur Anda untuk ditambahkan dalam masakan Anda. Tak perlu takut berkreasi, karena toh manfaatnya bagi kesehatan tak tertandingi.

Makanan Pembangkit Gairah

Anda percaya cokelat, kerang, daging kambing, dan pisang merupakan afrodisiak ampuh? Seberapa besar pengaruh makanan ini untuk membangkitkan gairah seksual kita?

Faktanya afrodisiak tidak langsung memberikan efek berupa naiknya libido. Belum ada bukti ilmiahnya. Yang membuat makanan tersebut berpengaruh adalah kekuatan pikiran kita yang sangat dahsyat untuk mempercayai khasiat makanan tersebut. Apapun makanan afrodisiak tersebut, yang pasti semuanya memang berkhasiat bagi tubuh.

1. Cokelat
Mengandung theobromine (alkaloid) yang khasiatnya sama dengan kafein. Konon ini bisa membuat kita bergairah. Selain itu cokelat juga mengandung L-arginine, asam amino yang terlibat dalam ketanggaan seksual dan phenylethylamine. Ini diyakini bisa menumbuhkan perasaan cinta dan rileks.

Namun, mengonsumsi satu batang cokelat saja tidak cukup membuat anda "melayang". Dalam jumlah kecil, L-arginine dan phenylethylamine pada cokelat tidak berdampak pada libido.

2. Tiram
Reputasi tiram atau kerang sebagai afrodisiak memang kuat, terutama untuk perempuan. Sebagai makanan laut, tiram dikenal kaya akan zat besi. Sejumlah studi menemukan adanya hubungan defisiensi zat besi dengan rendahnya libido. Selain itu, tiram juga mengandung dopamine, hormon yang diyakini bisa meningkatkan gairah seksual.

Cobalah mengisap tiram bersama pasangan sebagai bagian dari foreplay. Saling menyuapi akan membuat acara bercinta anda semakin hangat dan erotis.

3. Telur
Telur mentah (ayam atau burung) sering dikonsumsi untuk menaikkan dan memaksimalkan energi. Faktanya, telur adalah sumber utama vitamin B5 dan B6, yang membantu meningkatkan keseimbangan hormon dan memerangi stres. Dua hal penting bagi kesehatan libido kan? Selain itu telur juga dikenal sebagai simbol kesuburan dan kelahiran kembali.

4. Alpukat
Alpukat merupakan satu-satunya buah yang kaya lemak, betakaroten, klorofil, serta vitamin E dan B-kompleks. Kandungan asam folatnya bisa melancarkan metabolisme protein dan menaikkan energi tubuh.

Tak hanya bagus untuk kesehatan, alpukat juga konon bisa meningkatkan stamina seks. Penggabungan dua unsur esensial alpukat, vitamin B6 (nutrisi yang membantu menaikkan produksi hormon pria) dan potassium (membantu memperlancar kelenjar thyroid) diyakini bisa meningkatkan libido lelaki dan perempuan.

5. Pisang
Kalau buah ini mengandung enzim bromelain yang dipercaya bisa menaikkan dan memperbaiki libido lelaki. Sebagai buah tropis pisang memang sumber potassium dan vitamin B seperti riboflavin.

Agar lebih seru menikmatinya, taruh pisang yang sudah terkelupas sebagian dalam sebuah wadah. Minta pasangan memakannya pada bagian ujung dan anda melahapnya di bagian ujung lain. Coba deh!

6. Hati
Merupakan sumber hewani yang kaya akan glutamine (jaringan peningkat sistem kekebalan tubuh). Mengonsumsi hati secara rutin bisa meningkatkan libido yang mulai turun. Pastikan selalu memasukkan hati dalam menu diet harian anda.

Selasa, 22 Februari 2011

Berita Pertanian : Depot Gado-gado Arjuno Surabaya, Bumbu Kacangnya Bikin

Gado-gado Arjuno. Foto:surya/erfan hazransyah

Perjalanan usaha gado-gado Satumin dan Soepik berawal dari tahun 1960-an. Dari gerobak dorong hingga depot dan sekarang dikelola 11 anaknya. Pelanggan lama pun tetap setia sebab bumbu kacang Gado-gado Arjuno tak pernah berubah oleh waktu.

Gado-gado menjadi menu kesukaan karena penyajiannya yang sehat. Semua bahan dikukus atau berupa sayuran segar, sehingga menyehatkan. Meski ada kerupuk yang digoreng, itu pun porsinya hanya sedikit.

Sepertinya urusan gado-gado itu sepele. Namun, di tangan Satumin, sajian sederhana itu bisa mendatangkan rezeki hingga berpuluh tahun. Satumin benar-benar menyandarkan hidup keluarga besarnya pada irisan mentimun, lontong, tahu, dan siraman bumbu kacang. Tidak ada yang istimewa pada mulanya karena siapa saja bisa menyajikan gado-gado. Akan tetapi, justru karena sederhana itu Satumin menemukan resep yang membuat keluarganya mantap melanjutkan usaha itu.

Gado-gado Arjuno. Foto:surya/erfan hazransyah

Dari sajian sepiring gado-gado, rasa bumbu kacanglah yang menjadi penentu apakah salad ala Indonesia ini bisa digolongkan enak atau tidak. Seperti di Depot Gado-gado Arjuno Pak Satumin ini. Hampir 50 tahun usaha ini berjalan, toh pembeli lama dan baru tetap berdatangan. Tentu saja itu mengundang tanda tanya besar karena sayurannya tidak berbeda dengan penganan serupa di tempat lain.

Sama-sama memakai lontong, kentang, dan taoge rebus, tahu goreng, selada, dan mentimun segar, taburan bawang merah, serta sambal. Hanya saja, pelengkapnya bukan keripik melinjo, tetapi juga kerupuk udang.

“Gado-gado enak dengan kerupuk udang hanya bisa saya jumpai di sini,” ujar Mathius Hadi Surya, seorang pembeli yang datang bersama istrinya ini.

Warga Tenggilis Mejoyo ini rela ke Jl Arjuno hanya untuk menikmati sepiring gado-gado. “Bumbu kacangnya itu lho sedap dan manis, saya suka,” imbuh Mathius.

Rasa manisnya bumbu kacang pula yang membuat puas Edi Supriyo, 33, lelaki asal Tuban. “Kebetulan pas lapar dan sudah waktunya makan siang, langsung saja belok ke sini. Manis bumbu kacangnya pas, jadi lebih nikmat,” ungkapnya.

Rasa gurih kacang memang begitu terasa di setiap suapan karena proporsi pembuatan bumbunya. Tidak ada yang disembunyikan Agus Rama, 39, salah satu anak Satumin yang kini mengelola Depot Gado-gado Arjuno.

Ukuran yang digunakan juga tidak pernah berubah meski harga bahan baku sedang melambung. Tidak ada yang berani mengurangi ukuran karena taruhannya adalah pelanggan. Lidah pelanggan yang sudah terbiasa dengan rasa bumbu kacang yang khas akan protes bila berbeda. Apalagi sekarang bumbu kacang itu pula yang dibawa ke berbagai cabang di Surabaya.

“Sekitar 70 persen bumbu berupa kacang, sisanya campuran tepung dan bumbu. Sebab itu, rasa kacangnya unggul,” jelas Agus.

Saat menjelang makan siang, satu sisi Jl Arjuno akan dipenuhi jajaran kendaraan. Di luar makan siang pun kendaraan silih berganti parkir menandakan gado-gado yang satu ini memang disuka dan tidak hanya menjadi menu makan utama, juga menjadi menu sampingan ketika jam makan berlalu.

Dengan kualitas yang dijaga, tidak heran bila gado-gado buatan Satumin seharga Rp 12.000 per porsi ini tetap laris manis. Sejak buka pada pukul 08.00-18.00 WIB, sebanyak 300 porsi gado-gado bisa terjual setiap hari. Apalagi mereka juga melayani antar pesanan untuk pembelian minimal 10 porsi di dalam kota di Surabaya. (Surya)

Berita Pertanian : Uap Panas Lebih Praktis Keringkan Biji Pinang


Langkat. Untuk mengeringkan daging buah pinang muda sebelum dipasarkan ke gudang untuk tujuan ekspot, tidak harus dilakukan dengan cara pengeringan di bawah panas matahari. Ada cara yang lebih praktis dan menguntungkan yakni dengan uap panas pembakaran kayu bakar atau sekam padi.

Imar (46), Salah seorang pengumpul daging pinang muda di Lingkungan Kolam Dalam Kelurahan Pekan Gebang, Kabupaten Langkat, telah berhasil menggunakan sistim pengeringan ini untuk pengembangan usahanya. Cara ini dilakukannya saat ia kesulitan melakukan mengeringkan pinangnya pada Oktober 2010 lalu hingga awal pertengahan Januari 2011, karena mendung dan tingginya curah hujan.

“Saya bingung untuk mengeringkan pinang-pinang yang sudah terkumpul. Jadi saya buat sistim baru tanpa memanfaatkan sinar matahari seperti yang selama ini saya lakukan,” jelasnya.

Cara itu, kata Imar, dilakukannya dengan membuat dapur seperti dapur pembakaran arang dan bata merah. Bahan bakunya bata merah disusun memetak dan ada pintu untuk tungku. Pengeleman bata merah tidak pakai semen melainkan dengan lumpur bubur dicampur pasir.

Di atas bangunan petakan dibuat jaring dari kawat sebagai alas yang ada tulangan besi rotan. “Daging pinang muda ini langsung ditaburkan menumpuk rata di atas panggangan. Dan, api tingku cukup dinyalakan pada dapur saja, lalu hawa panas didorong ke dalam ruangan ventilasi udara dengan bantuan angin dari kipas angin. Hawa panas atau uap panas akan mengeringkan pinang muda yang dikupas selama 24 jam,” jelas Imar

Sayangnya, kata Imar, harga pinang kering terus anjlok. “Oktober 2010 harga pinang kering Rp 15.000 per kilogram, kemudian pada Desember 2010 anjlok lagi menjadi Rp 12.000 per kilogram. Dan, sekarang hanya Rp 10.000 per kilogram. Akibatnya, kami menurunkan pembelian kepada pengupas,” jelasnya.(MB)

Berita Pertanian : Keunggulan Domba Waringin

Langkat. Tertarik dengan keunggulan domba Waringin, sejumlah peternak asal Propinsi Riau, Jakarta, Kelaten dan Jawa Tengah, melakukan pelatihan (magang) beternak domba Waringin dan kambing di beberapa sentra peternakan di Kabupaten Langkat.
Mereka dipandu dan diberikan penyuluhan langsung oleh penemu domba Waringin, H Tista Waringin Sitompul sejak akhir tahun 2010 lalu. Sebagaimana diketahui, domba waringin memiliki keunggulan tersendiri, diantaranya bisa melahirkan 3-4 ekor anak dalam satu kali melahirkan, meski pada tahap melahirkan dan bunting pertama, domba Waringin terkadang melahirkan 1-2 ekor anak domba.

Untuk pejantan, domba Waringin bisa memiliki bobot hingga 160 kg per ekor setelah berumur 3 tahun sedangkan betina mencapai 125 kg per ekor. Domba Waringin ditemukan tahun 1990 yang merupakan hasil persilangan 4 jenis domba,yakni domba barbados asal Caribian (Amerika Latin),domba suffolk (Inggeris),domba stcroix (Australia) dan domba lokal ekor tipis (Indonesia).

Minggu (20/2), peternak dari Kecamatan Tualang Kabupaten Siak, Riau daratan mengatakan ketertarikan mereka dengan domba Waringin karena keunggulan yang dimiliki domba tersebut. “Dari peternak yang ada yang pernah kami lihat, domba waringin memiliki keunggulan tersendiri. Karena itulah kami melakukan magang kepada Pak Tista Waringin untuk belajar dan berlatih memelihara domba dan kambing,” kata Lazuardi Surya Tambunan (40), ketua kelompok ternak dari Perawang, Riau, ketika meninjau peternakan domba Waringin dan kambing peranakan Etawa (PE) di Gebang.

Dikatakannya, kjunjungan mereka bukan hanya cara memelihara saja, tetapi melakukan pemesanan bibit domba Waringin, karena domba ini masih sulit didapat. “Yah, terpaksa kami memesan dulu. Selain itu berlatih memelihara dan cara membuat pakan alami. Apalagi domba Waringin ini sudah bisa dikembangkan dikawasan pesisir pantai dengan bahan makanan daun bakau dan mangrove,” katanya lagi.

Karena itulah mereka langsung berkunjung ke peternakan Budi Cokro di Tepian Gandu Desa Lubuk Kertang Kecamatan Brandan Barat yang mengembangkan domba Waringin deengan pakan daun bakau dan daun cingam.

Sementara pakar domba dan penemu domba waringin H Tista Waringin Sitompul mengatakan, para peternak dari Riau sebenarnya sudah tiga bulan yang lalu ingin belajar kepada mereka, tetapi baru saat ini ada waktu. Karena dari Jakarta, Kelaten dan Jawa Tengah sudah duluan mengunjungi Langkat, mereka juga memesan bibit domba Waringin.

“Tetapi karena keterbatasan bibit, terpaksa ditunda. Yang duluan mesan itu kita layani,dan untuk saat ini hingga November 2011 mendatang bibit domba sudah kosong,karena pesanan orang.Kita memang mengharapkan dari bibit yang dikembangkan plasma peternak seperti Pak Budi Cokro,tetapi mereka juga ternyata mau menambah jumlah populasinya dan belum dijual,” terang Tista Wairingin Sitompul.

Dikatakannya, kunci terpenting dalam memelihara domba Waringin, adalah kandang. Kandang harus bersih dan berlantai yang setiap hari bisa dibersihkan kotorannya. Karena ini bisa mencegah penyakit kurap atau skabies.Selain itu, pakan tambahan berupa konsentrat alami terbuat dari roti basi, dedak halus, bungkil kedelai, kerak tahu, menir jagung, gaplek dan bungkil kelapa merupakan makanan suplimen untuk memicu pertumbuhan bobot domba Waringin dan kambing selain pakan hijauan. (MB)