Selasa, 15 Maret 2011

Peluang Usaha Pertanian : Bisnis Nugget Sayur



Dengan Nugget Sayur, Anak Doyan Makan, Kantong Ikut Senang

Tanpa ada alasan jelas, banyak anak tidak doyan melahap sayur. Mereka lebih suka melahap daging ayam dalam segala olahan, termasuk nugget. Kondisi ini membuka peluang untuk berbisnis nugget. Bukan cuma berbahan ayam, tapi juga sayuran. Salah satu pemain, Anindita di Bogor mampu mendapatkan penghasilan bersih Rp 25 juta dari penjualan nugget sayur.

Menu sayuran menjadi momok bagi anak-anak. Banyak orang tua stres memikirkan bagaimana sang buah hati bisa mengonsumsi makanan sehat ini. Namun, jangan khawatir, sebab saat ini sudah ada makanan olahan berupa nugget yang dibuat dari bahan sayuran.

Ide membuat nugget sayuran mencuat di benak Anindita Damayanti pertama kalinya tatkala dia melihat sang anak tidak suka dengan jenis makanan ini. Padahal, sayuran memiliki manfaat bagi anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan.

Dia lalu mencoba membuat nugget sayuran untuk lauk sang anak. Nugget berisi campuran bayam hijau, bayam merah, brokoli, wortel dan daging ayam ini ternyata disukai sang anak. Bahkan, nafsu makan anak semakin tinggi. "Saya kemudian menawarkan ke tetangga," katanya.

Namun, saat itu banyak tetangga yang belum tertarik karena berpikir nugget sayurnya sama dengan yang dijual di supermarket. Tak kenal lelah, Anindita tetap mempromosikan nugget buatannya. Apalagi dia yakin makanan nugget buatannya baik untuk kesehatan karena 100% menggunakan sayuran segar dan tanpa penyedap rasa MSG dan pengawet. "Sayuran mengandung serat yang tinggi," katanya.

Ia memilih sayuran organik untuk bahan baku utama. Menurutnya, sayuran organik akan mampu memaksimalkan rasa. Tren organik membuat nugget olahannya semakin terkenal. Apalagi bahan baku organik, yang dulu susah didapat, saat ini banyak tersedia di pasar atau supermarket.

Proses pembuatan nugget sayur, menurut Anindita cukup mudah. Sayur dicincang kemudian dicampur bumbu dapur dan daging ayam yang telah digiling. Adonan itu kemudian dibentuk lucu untuk menarik minat anak-anak. "Setelah itu dikukus dan ditaburi tepung roti," jelasnya.

Setelah proses penaburan tepung selesai, nugget bisa dikemas dan dibekukan. Waktu untuk membekukan memerlukan waktu sehari semalam. Aneka macam rasa nugget sayur dihasilkan, seperti nugget ayam keju, ayam bayam hijau, ayam bayam merah, ayam brokoli dan ayam wortel. "Bau brokoli terasa setelah nugget digoreng," kata Anindita yang menggunakan merek Nuggetku untuk nugget produksinya.

Anindita berpromosi, nugget brokoli memiliki komposisi daging ayam, corn flake, brokoli, garam, lada, telur, tepung maizena dan tepung roti. Tak hanya bagi anak-anak, nugget brokolinya juga cocok untuk orang tua yang mengidap penyakit jantung. "Coba juga Nuggetku rasa keju yang khas dengan campuran daging ayam," katanya berpromosi.

Ia juga mengatakan, kalau nugget sayur memiliki kebaikan seperti mengonsumsi sayuran utuh. Kandungan antioksidan yang tinggi akan meningkatkan kebebalan tubuh dan memperlancar buang air besar. Tak hanya anak normal, nuggetnya juga bisa dikonsumsi oleh anak penderita autis.

Namun, karena tanpa bahan pengawet, nugget buatan Anindita tidak bisa bertahan lama. Karena itu, dia menganjurkan agar NuggetKu tidak disimpan lebih dari 3 hari. Karena itu pula, ia selalu berkoordinasi dengan agen Nuggetku yang tersebar di Jakarta, Yogyakarta, dan Pekanbaru. "Saya selalu memantau agar nugget sampai di tempat mereka tak lebih dari sehari," katanya.

Walau buatan rumahan atau home made, Anindita telah mendaftarkan nugget buatannya ke Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian Bogor. Pada tahun 2010, Nuggetku juga telah memiliki sertifikat halal. Dengan sertifikasi yang telah dimiliki, pesanan Nuggetku makin tinggi memasuki awal tahun 2010. "Pesanan yang datang melonjak hingga 100 bungkus per hari," ungkap Anindita.

Ia mengatakan jika sebelumnya setiap hari NuggetKu hanya terjual sekitar 5 sampai 10 bungkus, saat ini permintaannya menjadi 100 bungkus.Bisnis nugget sayur juga dijalani oleh Indri Agustina di Bandung. Namun, Indri tidak menggunakan daging ayam melainkan daging cincang sapi. Seperti juga Anindita, Indri juga membuat nugget sayur berbagai rasa.

Kenaikan pesanan nugget sayur juga dialami Indri. Ia mengaku setiap hari mampu menjual 20 sampai 30 bungkus dengan bobot 1/4 kg nugget sayur. "Mulai mengalami pesanan sejak awal tahun ini," kata Indri yang telah mengirimkan nugget sayurnya ke Jakarta dan Cirebon.

Dengan peningkatan pesanan itu, Indri mampu mengantongi omzet Rp 600.000 tiap hari dengan harga per kantong nugget Rp 20.000. Omzet yang diraih Anindita lebih besar lagi. Dengan harga Rp 25.000 per bungkus, setiap bulannya Anindita mampu meraih pendapatan bersih sebesar Rp 25 juta.

Sejauh ini, menurut Anindita dan Indri, para ibu rumah tangga yang membeli nugget sayur dari mereka mengaku puas. "Apalagi mereka tak perlu pusing lagi memikirkan asupan sayuran yang harus dipenuhi anak," kata Indri.

Mereka yakin bisnis nugget sayur akan terus meningkat seiring dengan makin meningkatnya tren makanan sehat. Dengan proses pembuatan yang mudah, Anindita mengatakan bahwa bisnis nugget ini juga bisa di dilakukan oleh perempuan dan ibu rumah tangga lain. "Cara pembuatannya tidak sulit. Hanya butuh modal alat yang bisa didapatkan dengan mudah dan murah," katanya. Namun untuk memulai usaha ini perlu ide dan inovasi rasa yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar