Kamis, 31 Maret 2011

Berita Pertanian : Harga Anjlok, Pemerintah Minta Petani Bawang Tahan Stok

JAKARTA. Pemerintah meminta petani menahan stok bawang merah terkait penurunan harga yang terjadi bulan ini.

Hal tersebut dimaksudkan agar harga di tingkat petani maupun konsumen tidak lebih jatuh, terutama saat beberapa daerah penghasil bawang merah seperti Brebes dan sejumlah daerah di Jawa Timur mulai mengalami panen.

"Bawang bisa disimpan dalam kurun waktu tertentu, meski memang tidak selama beras. Jangan sampai bawang merah yang masuk ke pasar induk terlalu banyak karena kalau suplainya lebih dari kuantum tertentu, harga bisa turun," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo seusai Seminar Kedaulatan Pangan di Jakarta, Rabu (30/3).

Bawang merah merupakan komoditas yang mengalami penurunan harga tertinggi mencapai 7,88% pada pekan IV Maret 2011 dibanding per pekan III Maret 2011. Berdasarkan data Kemendag, pada pekan III, harga bawang merah mencapai Rp 25.809 per kilogram kemudian turun menjadi Rp23.776 per kg pada pekan IV.

Sementara itu, rata-rata harga bawang merah pada Maret 2011 adalah Rp26.102 per kg atau turun sedikit dibanding harga rata-rata Februari 2011 Rp26.469 per kg. Gunaryo sendiri memprediksi harga ini tidak akan banyak mengalami perubahan, terutama menurun lagi karena suplai masih imbang dengan kebutuhan.

"Sepertinya harga tidak turun lagi melihat kebutuhan dan kultur masyarakat kan memang lebih suka bawang dari dalam negeri atau bawang lokal," imbuh Gunaryo.

Sementara itu menanggapi serangan bawang merah impor yang mengganggu harga bawang lokal, Gunaryo meyakinkan hal itu tidak akan terjadi. Beberapa waktu lalu, bawang impor masuk ke wilayah Brebes yang merupakan sentra produksi beras nasional.

"Biasanya kita impor bibit bawang saja, namun saat stok kurang ada juga bawang yang diimpor untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Tapi sampai sekarang kebutuhan dan produksi dalam negeri masih imbang," kata Gunaryo.

Impor bibit bawang ini sendiri diperuntukkan bagi petani yang mengalami panen tidak terlalu baik akibat cuaca buruk. Hal tersebut membuat petani tidak bisa menghasilkan bibit yang baik untuk musim tanam selanjutnya.

"Sekarang di daerah sentra produksi bawang sudah mulai panen seperti Brebes dan Jawa Timur sehingga bibit juga sudah mulai tersedia lagi, padahal kalau kemarin sempat terhambat karena iklim," tukas Gunaryo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar