Kamis, 17 Maret 2011

Berita Pertanian : Pasokan Beras Bulog Sulsel Kekurangan 59.331 Ton

MAKASSAR. Bulog Divre Sulsel membutuhkan pasokan beras dari petani hingga 59.331 ton untuk memenuhi target 80.660 ton pada April. Hingga pertengahan Maret, penyerapan beras yang terealisasi 21.329 ton.

Sementara untuk gabah, dari target 25.173 ton pada April, baru terealisasi 30 ton. Tahun ini, Bulog Divre Regional Sulsel menargetkan penyerapan beras petani hingga 370 ribu ton.

Hanya saja, meskipun masih kekurangan hingga 59.331 ton, Bulog tetap tidak dapat menyerap beras berkualitas di bawah standar. Padahal, Bulog sebenarnya juga memiliki teknologi peningkatan mutu beras.

Kepala Bulog Divre Sulsel, Rito Angky Pratomo menegaskan, Bulog tidak dapat membeli beras dengan derajat sosoh minimal 95, kadar air 14, pecah 25, menir maksimal dua. "Beras yang dibeli dengan harga Rp4815 per kilogram ini saja sudah bermutu rendah," ujarnya, Kamis, 17 Maret.

Kebijakan yang mengacu Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/PP.200/2/2011 ini bertentangan dengan harapan Pemprov Sulsel yang menginginkan Bulog dapat menyerap beras petani lebih banyak. Apalagi, di saat kondisi cuaca yang tidak menentu, petani sulit menghasilkan beras yang mutunya sesuai standar Bulog.

Angky optimistis target bisa tercapai hingga akhir April meskipun masih membutuhkan stok hingga 59.331 ton. Apalagi, petani di beberapa daerah melakukan panen raya pada Maret dan April. Targetnya, petani dapat memasok beras minimal 1000 ton per hari.

Hanya saja, optimisme itu bisa tercapai jika tidak ada penyerapan berlebihan produksi beras Sulsel di daerah lain. Selama ini, produksi beras Sulsel menyangga kebutuhan 16 provinsi lain.

Tahun lalu, Bulog Divre Sulsel mematok target penyerapan beras petani hingga 450 ribu ton. Namun, target itu terkoreksi dan terealisasi hanya 167 ribu ton, akibat kurangnya petani yang memenuhi standar Bulog dan lebih banyak yang mengirim beras antarpulau.

"Tidak bisa membeli beras di luar standar Menteri Pertanian. Pemerintah juga tidak bisa memborong semua beras petani. Bulog juga hanya menjadi penyeimbang, bukan menguasai pasar. Kami hanya memberikan harga yang lebih pasti dan cepat," tuturnya. (fajar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar