Selasa, 15 Maret 2011

Desa, Petani dan Kesejahteraan

Oleh : Sarwin Siregar, SE

Melihat kehidupan Petani , penulis teringat suatu tempat di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Perkembangan desa yang cukup menggembirakan.

Setidaknya dalam tiga tahun terakhir. Jalan desa terbangun secara bertahap dan ada perkembangan yang cukup bermakna.

Desa Paluh Manan adalah salah satu dari 20 desa yang berada di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Desa Paluh Manan terdiri dari 9 Dusun, 9 Rukun Warga dan 9 Rukun Tetangga dengan luas wilayah 16,57 km2 serta jumlah penduduk 3.189 jiwa. memiliki 3 Sekolah Dasar dan 3 Kilang Padi.

Jalan bantuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan tepat arah dan sasaran. Pembukaan jalan terus dilakukan oleh pemerintahan desa dibantu dengan masyarakat setempat. Dan ada dua dusun memperoleh penerangan berupa bantuan Listrik Tenaga Surya, yang dipasang disetiap rumah penduduk buat penerangan di malam hari. Dermaga tempat sandar perahu nelayan dan kapal boat dari arah Belawan menuju Dusun Paluh Manan pun telah terbangun, irigasi terjaga dan tertata.

Geliat perekonomian berkembang, Masyarakat menanam padi, sawit dan tanaman palawija. Sektor perikanan pun ikut tumbuh banyak tambak di sepanjang jalan ada ikan dan udang. Untuk mencapai Desa ini tidaklah sulit. Dari Simpang Kampung Lalang dapat ditempuh dengan kenderaan bermotor dengan jarak tempuh 1,5 jam, jalan cukup datar dan lancar. Yang arah Belawan dapat masuk lewat Simpang Kantor, terus menuju Pasar Hamparan Perak.

Kini tanda-tanda pembangunan sudah jelas terlihat. Rumah-rumah penduduk mulai ada peningkatan. Dinding tepas berganti batu-bata, lantai semen pun berubah menjadi keramik sungguh prestasi yang cukup bagus.

Hidup harus berubah begitu kata pepatah, perubahan kearah yang lebih baik adalah pengharapan. Mimpi adalah wujud khayal yang tak tersampaikan. Ketika pembangunan jalan desa dilaksanakan kesejahteraan mulai tergambar. Investor pun datang, tak perlu diundang. Lihat kami punya wilayah dan fasilitas. Keamanan dan persahabatan adalah komitmen, Desa pun tumbuh cepat bak cendawan dimusim hujan.

Konsep Pembangunan Medan-Binjai-Deli Serdang (Mebidang) yang diwacanakan diharapkan dapat membuka keterisolasian desa-desa yang ada di sekitarnya sehingga akan tercipta sinergi dan percepatan pembangunan agar dapat di rasakan oleh para petani di desa-desa sekitarnya karena kemudahan sarana transportasi untuk dapat meningkatkan daya saing.

Desa adalah sumber kehidupan dan inspirasi warga kota. Sektor Pertanian umumnya adalah sumber pendapatan dan penghasilan masyarakatnya. Tinggal bagaimana kita memaknai nya agar wilayah dan rakyatnya dapat lebih sejahtera.

Sarana transportasi berupa pembukaan dan pembangunan jalan desa adalah sebuah solusi untuk meningkatkan geliat perekonomian karena dengan pembukaan dan pembangunan jalan hasil bumi akan mudah terangkut dari desa keluar dan sebaliknya.

Petani selalu identik dengan kemiskinan terutama petani yang memiliki lahan yang kurang luas. Keterbatasan lahan akan membuat petani tidak maksimal memperoleh hasil sehingga akan berpengaruh terhadap pendapatan yang pada akhirnya kesejahteraan yang dicita-citakan tidak akan terwujud atau lekang ditelan zaman.

Walaupun belum memiliki koperasi namun karena jalan relatif cukup baik para pedagang datang membeli hasil bumi warga. Harga menjadi bersaing petani lebih diuntungkan. Karena harga hasil bumi yang cukup baik, Para Petani berusaha belajar cara bercocok tanam jenis tanaman yang lebih menguntungkan.

Pada saat ini para petani mulai mencoba untuk menanam pohon rimbang atau cempokak. Harga sangat relatif menggiurkan di lain sisi biaya perawatan rimbang cukup murah. Para petani bergairah, selalu pergi ke ladang untuk merawat tanaman.

Salah seorang Kepala Dusun bercerita kepada penulis dia mengatakan " Semenjak bertanam rimbang, aku tak pernah lagi berutang buat kebutuhan sehari-hari". Sungguh kemajuan yang sangat menggembirakan.

Bahwa dengan bertanam rimbang sebanyak 2000 pokok dengan harga bibit Rp 500 per bibit. Setelah 4 bulan kemudian sudah dapat menghasilkan rimbang sebanyak 100 kg per minggu dengan harga bervariasi berkisar Rp 6000- Rp 9.000 / Kg, hasil yang didapatkan cukup untuk kehidupan keluarga dan anak untuk sekolah.

Kesejahteraan yang diimpikan petani telah terlihat menuju arah mereka. Tinggal bagaimana pemerintahan daerah menjaga kondisi dan situasi yang baik agar selalu terjaga. Memberdayakan kemampuan ekonomi desa dan mencari solusi atas permasalahan jika petani terbentur akan akses pasar tempat menjual produk mereka.

Pembangunan jalan desa adalah cara yang tercepat untuk memajukan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Pembangunan jalan tidak harus selalu diaspal, tetapi dapat dimulai dengan membangun jalan tanah, jalan dengan hamparan sirtu (pasir batu) untuk kemudian secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan dan pembangunan untuk menuju pengaspalan jalan agar dapat dilalui kenderaan dengan mudah dan lebih cepat.

Jalan adalah urat nadi kehidupan, sebagai penggerak roda perekonomian. Jalan yang tersedia cukup di desa akan mempercepat dan mempermudah pengangkutan hasil bumi dari ladang menuju tempat pengumpul, sehingga banyak orang atau pedagang pengumpul datang untuk membeli hasil bumi warga. Dengan demikian tidak ada monopoli, harga akan bersaing. Dengan harga yang baik akan meningkatkan semangat petani untuk bercocok tanam.***

Penulis adalah Pemerhati Ekonomi dan Kebijakan Publik Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar