Rabu, 29 Februari 2012

Inpres HPP Terbit, Bulog Diminta Cepat Serap Beras Petani












JAKARTA.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini Rabu (29/2) menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang harga pembelian pemerintah (HPP) untuk beras dan gabah.

Kementerian Pertanian mengaku tidak kaget dengan harga yang dikeluarkan presiden karena sesuai dengan yang diajukan sebelumnya.

"HPP untuk beras Rp6.600 per kilogram, itu tetap seperti yang kita ajukan. Kemarin saya bilang kisarannya Rp6.600-Rp6.700, jadi itu sesuai dengan harapan kita," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan ketika ditemui Media Indonesia, Rabu (29/2).

Inpres yag dikeluarkan tersebut yakni Inpres nomor 3 tahun 2012 tentang kebijakan pengadaan gabah/beras dan penyaluran beras oleh pemerintah.

Inpres itu ditanda-tangani presiden sejak Senin (27/2). Dalam Inpres tercatat HPP untuk beras sebesar Rp6.600 per kg dan HPP gabah Rp4.150 per kg.

Pengajuan kenaikan HPP merupakan usulan dari Kementan, Kemendag dan Bulog. Usulan tersebut kemudian dibahas dalam rapat koordinasi pangan di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian. HPP yang digunakan selama ini yakni melalui Inpres Nomor 7 Tahun 2009, GKG sebesar Rp3.345 per kg dan beras Rp5.060 per kg.

Rusman menilai kenaikan yang ditetapkan presiden masih bersifat moderat dan masih bisa diterima dengan baik. Ia berharap dengan terbitnya HPP itu dapat membuat Perum Bulog semakin cepat menyerap beras yang ada di petani.

Kenaikan HPP beras dan gabah sudah dinantikan sejak awal Januari 2012, pemerintah diminta segera menerbitkan HPP agar Bulog cepat menyerap beras petani. Hal ini karena panen raya sudah dimulai pada awal Februari 2012 dan Bulog perlu membelinya.

Lambannya penetapan HPP menurut Rusman lantaran pembahasan beban anggaran dan subsidi pemerintah untuk HPP baru dan beras miskin (raskin). "HPP beras akan berimplikasi kepada anggaran, jadi apapun kenaikan HPP akan berimplikasi kepada anggaran pemerintah. Jadi pemerintah lebih hati-hati ya," kata Rusman.

Senin, 27 Februari 2012

Menghijaukan Kota dari Hasil Membecak












SERING
kali kepedulian terhadap lingkungan kerap dijadikan media pencitraan dan kampanye oleh para politikus atau pejabat pemerintahan. Namun bagi seorang penarik becak seperti Ahmad Syamsudin HS, kepeduliannya terhadap lingkungan murni karena rasa prihatin terhadap kondisi alam yang semakin rusak dan diabaikan banyak orang.

Siang itu, di sela-sela padatnya arus lalu lintas Jalan Hasan Baseri, Kayu Tangi, Kota Banjarmasin, terselip sebuah becak yang mencoba keluar dari kemacetan. Jalan yang sedikit menanjak mengharuskan sang penarik becak turun dan mendorong becaknya.

Ahmad Syamsudin tidak sedang membawa penumpang. Di becaknya ada puluhan bibit pohon berbagai jenis yang akan ia tanam di sepanjang tepi Jalan Trans-Kalimantan sekitar Jembatan Barito, Kabupaten Barito Kuala. Lokasi penanaman pohon tersebut cukup jauh, mencapai belasan kilometer dari lokasi pengambilan bibit di kawasan Rawasari, Banjarmasin.

Bibit pohon seperti tanjung, trembesi, dan ketapang itu bukanlah pesanan orang, melainkan milik Syamsudin sendiri. Ya, sejak 2002, Syamsudin telah aktif melakukan 'penghijauan swakarsa' dengan menanam berbagai jenis pohon di sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan, terutama Kota Banjarmasin.

Aktivitas menanam pohon itu dilakukan Syamsudin dengan penuh keikhlasan. Semua dengan modal sendiri, dari mencari bibit, menangkarkan, hingga menanam dan memelihara pohon-pohon yang sudah ia tanam. Sebagian penghasilannya yang tidak seberapa sebagai penarik becak bahkan disisihkan untuk membeli bibit, polibag, dan pupuk.

Menurut pria keturunan Jawa Timur ini, untuk mendapatkan bibit yang baik, ia harus menebus dari Balai Pengelolaan DAS Barito. Bibit aneka pohon penghijauan, juga pohon buah-buahan, itu ditangkarkan di lahan pinjaman dari keluarganya seluas setengah hektare.

Diperlukan waktu kurang lebih satu tahun untuk menunggu bibit pohon membesar seukuran 1 meter dan dinilai siap tanam.

Tidak sampai di situ, pohon yang ditanam pun perlu perawatan dengan sesekali siraman dan pupuk. Dengan profesi utamanya sebagai penarik becak, dapat dibayangkan penghasilan Syamsudin jauh dari cukup untuk menghidupi istri dan tiga anaknya. Karena itu, Syamsudin pun mencari pekerjaan sampingan antar-jemput anak sekolah, mengajar mengaji, dan berjualan pohon-pohon hias hasil penangkarannya sendiri.

"Saya tidak menghitung sudah berapa banyak pohon yang saya tanam, tetapi setahu saya mungkin sudah ratusan ribu pohon," tutur Syamsudin yang sudah menyabet berbagai penghargaan di bidang penyelamatan lingkungan berkat dedikasinya itu.

Dukungan

Mungkin tidak banyak orang yang mau menekuni aktivitas seperti yang dilakukan Syamsudin, menjadi seorang 'relawan pohon' terlebih tanpa ada penghasilan, bahkan justru menguras hasil jerih payahnya dari menarik becak.

Kegiatan menanam pohon itu juga tidak sepenuhnya berjalan lancar. Selain masalah keterbatasan dana, Syamsudin kerap mendapat protes dari warga. Alasan mereka pohon yang ditanam di depan pertokoan dan tepi jalan mengganggu aktivitas warga. Tak jarang pula, pohon-pohon yang ditanam dirusak warga. "Banyak orang yang senang dengan penghijauan, tetapi ada pula orang yang tidak suka," tutur peraih Good Citizen Award (penghargaan warga teladan) 2008 Kota Banjarmasin ini.

Kini setelah sepuluh tahun menjadi relawan pohon, aktivitas Syamsudin mulai banyak mendapat dukungan. Saat ini ada empat rekan seprofesinya sesama penarik becak bergabung menjadi relawan pohon.

Selain aktif melakukan penghijauan swakarsa, dalam dua tahun terakhir ini Syamsudin aktif menjadi relawan sungai. Dengan beranggotakan 16 orang, kelompok relawan sungai itu secara berkala membersihkan sampah di sepanjang Sungai Martapura dan Barito.

"Untuk kegiatan pembersihan sungai ini, kita didukung Dinas Sungai dan Drainase Kota Banjarmasin," ungkap Syamsudin.

Meski Syamsudin banyak mendapat pujian dan penghargaan, kepedulian pemerintah daerah masih dirasakan kurang. Hal itu terlihat dari usulan kelompok relawan pohon untuk mendapat bantuan sebuah kendaraan pengangkut roda tiga sudah sekian tahun lalu tidak mendapat respons.

Selama ini, untuk mengangkut bibit pohon Syamsudin dan kawan-kawan terpaksa menggunakan becak mereka dan sesekali menggunakan mobil bak terbuka pinjaman dari warga.

Foto : Pola Tanam Tumpang Sari



















Pola tanam tumpang sari dengan tanaman kol, cabai dan tomat, pola tanam ini lebih menguntungkan dan efektif terutama di saat harga panen tanaman hortikultura yang lebih sering tidak menentu harganya.

Pupuk Organik Tonggak Kebangkitan bagi Petani















Binjai
. Forum Silaturahmi Umat Sumatera Utara (FSU Sumut) mengakui ketergantungan petani terhadap pupuk kimia pabrikan (sintetik) merupakan dampak dari revolusi hijau. Keajaiban pupuk kimia yang mampu meningkatkan produksi pangan berlipat dalam waktu singkat telah menyihir negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.

Situasi itu berlangsung selama bertahun-tahun, sehingga melahirkan kondisi ketergantungan pada petani. “Implikasi lebih jauh, riset-riset tentang pupuk organik nyaris tak tersentuh, bahkan terlupakan,” kata Ketua FSU Sumut, Suseno Arto WP di Binjai, Senin (27/2), saat launching program “Petani Indonesia Bangkit Menuju Perubahan”.

Masalahnya kata Suseno, kini keajaiban itu telah hilang. “Dampak dari penggunaan pupuk kimia sintetik selama bertahun-tahun telah menyedot semua unsur hara dalam tanah. Tanah menjadi kering, tidak lagi gembur dan subur. Akibatnya, produksi menurun dan petani makin terpuruk,” jelasnya.

Keterpurukan itu kata dia lagi, ditambah lagi dengan kenaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk urea bersubsidi per Januari 2012 sesuai dengan Peraturan Menteri Petanian No : 87/Permentan/SR.130/12 /2011 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk sektor pertanian tahun anggaran 2012.

Begeitupun dirinya agak terhibur dengan kebangkitan petani Sumut. “Saya sering mendengar, baik melalui media maupun sebuah pertemuan, adanya sebuah terobosan luar biasa dari pemerintah tentang pencanangan program, pupuk organik buat rakyat,” ujarnya

Menurut Suseno, kenaikan HET pupuk urea tanpa diikuti upaya mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi pupuk kimia bagaikan bom waktu. Karenanya, momentum penggalakan pemanfaatan pupuk organik merupakan langkah tepat dan solusi yang sangat luar biasa.
FSU sendiri sesuai dengan komitmen akan memberikan apresiasi yang tinggi dan dukungan penuh bagi program-program pemerintah yang pro rakyat.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Sumut, M Roem, saat dikonfirmasi via ponsel mengatakan, pengugunaan pupuk organik bermanfaat bagi petani dalam meningkatkan kesuburan lahan.
Menurutnya, ada tiga fungsi utama penggunaan pupuk organik bagi tanah, yakni memperbaiki struktur tanah, memberikan unsur hara bagi tanaman serta menjadi sumber energi bagi aktivitas mikroba tanah. “Jadi sekarang ini, suka tidak suka penggunaan pupuk organik harus digalakkan.

Apalagi dengan pertimbangan pupuk organik dapat dibuat sendiri oleh petani melalui teknologi tepat guna yang mudah diakses petani dan harganya sangat murah,” jelasnya.

Hanya saja lanjut dia, sekarang ini yang menjadi masalah adalah petani belum terbiasa menggunakannya. “Tapi mudah-mudahan ke depan mereka menjadi terbiasa,” harap Roem.

Kamis, 23 Februari 2012

Foto : Budidaya Tanaman Kentang Menggunakan Pupuk Organik















Hasil dari budidaya kentang di Tanah Karo dengan menggunakan 100 persen pupuk organik yaitu Pupuk Organik NPK Plus Daunic mulai dari pemupukan dasar dan pemupukan susulan, dimana hasil panen tanaman antara 1-1,2 kg per batang.

Tips Ampuh : Doyan Durian, tapi Ingin Aman dari Darah Tinggi?







JAKARTA. Anda penyuka buah durian? Hampir setiap orang mengaku sangat menyukai buah berkulit duri tebal tapi berdaging manis dan wangi ini. Tapi ada sebagian orang yang justru menghindarinya, apalagi kalau mereka mempunyai rekod darah tinggi, meskipun sebetulnya sangat menggemari. Mereka khawatir 'mabuk durian'berdampak pada tensi darah mereka.

Sebenarnya jangan terlalu khawatir jika memakan durian dapat memicu tensi darah. Ada tiga tips, agar aman dari darah tinggi ketika mengkonsumsi durian.

Kepala Seksi Kebun Koleksi, Taman Wisata Mekarsari, Joko Sugono mengungkap ada tiga cara untuk menetralisir dampak dari mengkonsumsi durian.

"Pertama, yang pasti jangan kalap," kata dia saat berbincang

Kedua, manfaatkan rongga kulit durian yang terkelupas. Lalu isi rongga itu dengan air. Diamkan air itu beberapa saat. Lalu segerakan diminum. "Jadi, air ini tidak hanya berfungsi untuk menghilangkan bau durian saja," kata dia.

Ketiga, konsumsi Manggis. "Habis makan durian, lalu konsumsilah Manggis. Kandungan vitaminnya dapat menetralisir," kata dia. penawaran.

"Namun, diantara cara tadi, yang paling bagus itu, ya air dari kulit durian tadi," pungkas dia.

Berita Pertanian : Jaringan Irigasi Rusak masih 40 Persen












JAKARTA--MICOM:
Pekerjaan rumah Kementerian Pekerjaan Umum (PU) demi mendukung surplus produksi 10 juta ton beras masih banyak.

Pasalnya, hingga awal 2012, jaringan irigasi yang rusak secara nasional masih sekitar 40% atau 2,83 juta hektare.

Plt Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU Mochammad Amron mengatakan, jaringan irigasi yang rusak itu terdiri dari irigasi yang rusak ringan sebesar 0,71 hektare, rusak sedang sebesar 1,56 hektare, dan rusak berat sebesar 0,56 hektare.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Kementerian PU pada 2010 lalu, jaringan irigasi yang rusak secara nasional sebesar 48% atau sekitar 3,76 juta hektare.

"Sebetulnya jaringan irigasi yang rusak berat itu indeks pertanamannya (IP) rata-rata masih 1,2. Artinya, masih bisa dilakukan penanaman satu kali lebih. Tapi target IP setelah direhabilitasi semua itu 1,6," kata Amron dalam di Gedung Kementerian PU, Jakarta, Kamis (23/2).

Berdasarkan program 2010-2014, pemerintah memiliki kewenangan untuk melakukan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi seluas 2,315 juta hektare.

Pemerintah juga memiliki kewenangan untuk merehabilitasi jaringan irigasi seluas 1,34 juta hektare dan membangun jaringan irigasi seluas 500 ribu hektare.

Berita Pertanian : Petani Jateng Kecewa Gubernur Batalkan Dana Insentif Padi Puso

SUKOHARJO. Kalangan petani di wilayah Solo Raya, Jateng, sangat kecewa dengan kebijakan pemerintah yang tidak jadi mencairkan dana insentif pengganti padi puso periode Maret - Agustus 2011.

Hal itu menyusul pernyataan Gubernur Jateng Bibit Waluyo di Klaten dua hari lalu, yang menyebut tidak akan ada penggantian padi puso yang disebabkan oleh bencana alam dan wereng di Jawa Tengah.

"Sebenarnya kami sudah menduga lama bahwa pemerintah tidak pernah serius memikirkan petani. Hal itu sudah dijawab oleh Gubernur Bibit Waluyo sendiri. Dengan begitu, semakin jelas bahwa petani selama ini memang harus mengatasi sendiri persoalan yang mendera mereka," ungkap ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Irigasi Dam Colo Timur, Sarjanto Jigong, Jumat (24/2).

Hal sama diungkap oleh Ketua HKTI Jawa Tengah, Gunadi Wirjasukardja yang menyesalkan sikap pemerintah yang berlama-lama dan bahkan akhirnya tidak memenuhi janji untuk mengganti padi puso di Jateng yang disebabkan oleh bencana alam banjir dan serangan masif wereng pada periode Maret - Agustus 2011.

"Kalau dananya sudah ada, kenapa tidak jadi dicairkan. Padahal petani sudah berharap, agar kerugian saat gagal panen bisa diminimalkan dengan adanya bantuan dana insentif itu. HKTI akan terus memperjuangkan, dan pemerintah memang harus terus disadarkan," ujar Gunadi.

Sedang Ketua KTNA Sragen Suratno mengingatkan, agar pemerintah berhenti memain-mainkan petani yang sedang menderita, jika menginginkan ketahanan pangan nasional yang digalakkan tetap terjaga dan tidak tergerus oleh kepercayaan petani yang makin menipis.

"Kami khawatir, jika pemerintah selalu ingkar dengan janjinya, terus disikapi dengan cara sama oleh petani. KTNA Sragen selama ini terus berupaya membangkitkan semangat petani agar tidak patah di tengah jalan ketika menghadapi bencana alam dan juga serbuan OPT (organisme pengganggu tanaman ) yang masif. Tapi jika pemerintah terus membiarkan dan bahkan ingkar janji seperti ini, kami khawatir petani akan nglokro, yang gilirannya tentu akan berdampak pada program ketahanan pangan," tandas Suratno.

Setidaknya Widianto, petani Belimbing, Polokarto, kabupaten Sukoharjo mengamini apa yang diungkapkan Suratno dari Sragen tersebut.

"Saat ini jumlah petani semakin susut. Mereka memilih mencari pekerjaan lain, ketika lahan sawahnya tidak pernah menghasilkan panenan yang menjanjikan, karena serangan wereng dan juga bencana alam banjir yang disertai dengan angin topan. MT I ini saya rugi, hanya 50 persen yang bisa dipanen. Kalau yang tahun lalu tidak diganti pemerintah, modal untuk bertanam MT II nanti apa," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Sukoharjo, Giyarti kepada Media Indonesia menyatakan, bahwa yang dinyatakan gubernur Jateng terkait soal dana insentif gagal panen yang disebabkan oleh bencana alam dan serbuan wereng itu, belum pernah didengar.

"Sejak rapat terakhir awal Februari lalu, sampai sekarang belum ada pemberitahuan resmi," terang Giyarti
ketika dikonfirmasi.

Ia menegaskan, hasil rapat terakhir dengan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian di kantor PHP (Penanggulangan Hama Penyakit) Jawa Tengah pada awal Februari menyebutkan, sedang diupayakan adanya revisi pedoman umum (pedum) tentang kebijakan pemberian dana insentif sebesar Rp3,7 juta per hektare.

Revisi pedum sangat sangat diperlukan, mengingat seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah sepakat, dana insentif akan diganti dari uang menjadi bantuan in natura berupa bibit padi, pupuk dan obat-obatan.

"Tanpa ada perubahan Pedum, tentu kesepakatan itu tidak bisa dilaksanakan, dan dana insentif itu tidak akan cair dari kantor
Kementerian Pertanian," imbuh Giyarti lagi.

Petani Bengkulu Diminta Tanam Jagung












BENGKULU
. Para petani di kawasan sawah tadah hujan atau di wilayah jaringan irigasi di Kota Bengkulu terancam kekurangan pasokan air, sehingga disarankan untuk menanam palawija termasuk jagung.

"Jagung lebih efektif dan nilai jualnya sama dengan beras, karena ada puluhan hektare sawah milik petani di kawasan itu terancam gagal tanam padi," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu Arif Gunadi di Bengkulu, Jumat (24/2).

Ia mengatakan saran menanam jagung itu salah satu langkah antisipasi kemungkinan gagal tanam akibat kekurangan pasokan air dari jaringan irigasi daerah itu.

Akhir-akhir ini pasokan air dari Danau Dendam tak Sudah setempat berkurang akibat debit air menurun karena kawasan hutan cagar alam sebagai penyanggah sudah gundul dirambah masyarakat.

"Kami menyarankan agar para petani yang terkendala pasokan air untuk menanam tanaman semusim seperti jagung ataupun palawija untuk meminimalkan tingkat kerugian karena tanaman tersebut tidak membutuhkan banyak air," katanya.

Ia mengatakan, pergantian pola tanam dari tanaman padi ke jagung tersebut salah satu antisipasi bila terjadi sawah patni gagal tanam, namun tetap berharap dalam beberapa hari kedepan ada turun hujan.

Para petani tidak perlu khawatir saat pasokan air minim karena bisa menerapkan pergantian pola tanam ke tanaman jagung atau palawija," katanya.

Ia menjelaskan, luas lahan persawahan di Kota Bengkulu yang bisa menerapkan pergantian pola tanam tersebut luasnya berkisar antara 100-200 hektare, lahan seluas itu jauh dari sumber irigasi Danau Dendam Tak Sudah dan Danau Air Lagan.

Selain pergantian pola tanam, petani juga disarankan untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam tanaman sayuran seperti kangkung, tomat dan sebagainya, sehingga tetap ada tambahan penghasilan selain tanaman padi.

"Namun untuk mewujudkan itu semua kami masih terkendala dengan pola pikir petani yang kebanyakan belum mau menerapkannya, sehingga tetap mengharapkan hasil dari tanaman padi saja," katanya.

Anggota DPRD Kota Bengkulu Effendi Salim mengatakan, untuk meningkatkan pemahaman petani pada perubahan jenis tanaman itu, instansi terkair meningkatkan sosialisasi kepada petani mengenai manfaat bertanam jagung pada lahan yang rawan kekeringan tersebut.

"Bila masyarakat sudah diberikan pemahaman dan manfaat merubah pola jenis tanaman itu, maka akan memudahkan instansi terkait dalam melakukan program pertanian pada lahan sawah tadah hujan," katanya.

Senin, 20 Februari 2012

Pupuk Organik Bukan untuk Meningkatkan Produksi
















Rendahnya serapan pupuk organik di kalangan petani menurut Kepala Dinas Pertanian Sumut M Roem disebabkan, rendahnya pemahaman petani akan pupuk organik itu sendiri. Petani menganggap pupuk organik adalah bahan untuk meningkatkan produksi pertanian. Petani berharap dengan menggunakan pupuk organik, hasil pertanian mereka dapat berlipat. Sementara, kenyataan di lapangan tidaklah demikian.
Pencapaian rata-rata produksi gabah petani saat ini masih berkisar lima ton per hektare. Kenyataan ini sangat menyedihkan bila dilihat dari upaya pemerintah dalam menggenjot produksi pertanian. Petani diberi benih padi unggul lewat bantuan langsung benih unggul (BLBU), pemberian pupuk susbsidi yang nilainya sangat menguras keuangan Negara, perbaikan sarana irigasi dan lain sebagainya. Namun, produksinya tidak sebanding.

Bahkan, tidak sedikit petani menurut Roem yang menolak menggunakan pupuk organik subsidi yang diberikan pemerintah padahal harganya sangat-sangat murah, hanya Rp 500 per kg. “Pupuk organik itu dijual kepada petani satu paket dengan pupuk subsidi lainnya, yakni urea, KCl, TSP dan ZA. Namun, banyak petani yang enggan menebus pupuk organik karena dianggap tidak ada gunanya,” kata Roem.

Dalam acara Sosialisasi Pupuk PIM Organik kepada Distributor Aceh dan Sumut yang diselenggarakan oleh PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), pada tanggal 13 Februari lalu di Hotel Darma Deli, Medan, Roem mengatakan, alokasi pupuk organik tahun 2009 berkisar 29.000 ton. Namun, realisasinya hanya berkisar 41,46%

Kemudian tahun 2010, alokasinya bertambah dan menjadi 58.000 ton dan yang terealisasi hanya 29,36%. Kemudian tahun 2011 alokasinya diturunkan dan menjadi 56.140 ton tetapi realisasinya hanya 36%. Sedangkan untuk tahun ini, pemerintah mengalokasi pupuk organik untuk petani Sumut sebanyak 46.800 ton. Dan, realisasinya sampai dengan pertengahan Februari masih berkisar 5,16%. ”Sejauh ini, Kabupaten Karo yang tingkat konsumsi pupuk organiknya paling tinggi dari semua kabupaten/kota di Sumatera Utara,” aku Roem.

Dari realisasi serapan itu kata Roem terlihat bahwa kesadaran petani masih sangat rendah menggunakan pupuk organik. Ketergantungan petani akan pupuk konvensional semakin hari semakin besar. Akibatnya, biaya produksi mereka semakin membengkak. Sementara hasil yang diperoleh stagnan atau tidak memperlihatkan angka yang memuaskan. Akhirnya, margin yang didapat petanipun menurun.

“Kalau modal sudah besar, sementara produksi tidak naik berapa lagi laba yang bisa didapat petani. Yang ada nantinya petani merugi. Karena itu, untuk menekan cost produksi, petani harus beralih menggunakan pupuk organik,” jelasnya.

Roem juga berharap, para produsen pupuk organik bisa lebih gencar lagi mensosialisasikan penggunaan pupuk organik ini kepada petani dengan membuat demplot-demplot. Begitu juga dengan para penyuluh pertanian yang lebih dekat dengan petani. Harus lebih jor-joran lagi memberikan pemahaman akan pentingnya penggunaan pupuk organik ini.

Sebab, hanya dengan pemberian pupuk organik secara terus menerus dan dalam jumlah yang tepat sebagaimana yang direkomendasikan pemerintah baru bisa meningkatkan hasil pertanian. Karena itu, dia lebih sependapat kalau pupuk organik lebih tepat dikatakan sebagai bahan pembenah tanah atau memperbaiki sifat fisik, kimia tanah dan bukan sebagaibahan peningkat produktivitas pertanian sebagaimana yang diharapkan petani selama ini.

Dalam pertanian kata Roem, hal pertama yang harus diperhatikan adalah tanah. Kondisi tanah harus sehat. Kemudian benihnya harus benih unggul dan pemberian pupuk harus tepat dan berimbang. Untuk selanjutnya ketersedian air harus mencukupi. “Jika semua unsur ini telah terpenuhi, maka pencapaian produksi tidak lagi lima ton per hektare tapi potensi pencapaian hasil dari benih unggul sekitar tujuh ton per hektare lebih bisa diperoleh,” tegasnya.

Pupuk organik sangat manjur untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang rusak. Tanah yang selama ini terikat sehingga menggumpal hanya bisa dilepaskan atau diurai dengan bahan-bahan organik.

Tips Ampuh : 4 Makanan Penambah Hasrat Seksual














KEHIDUPAN cinta Anda mulai berkurang?Anda bisa kembali menyalakan percikan itu dengan mencoba makanan tertentu.

Seperti dilansir webmd, menurut Sari Greaves, RD juru bicara American Dietetic Association dan penulis buku Cardiac Recovery Cookbook beberapa makanan di bawah ini diklaim bisa meningkatkan "mood" dalam bercinta:
Buah dan Sayuran

Pisang, asparagus, ketimun, wortel dan alpukat sarat akan vitamin dan mineral untuk memproduksi hormon seks yang diperlukan menggairahkan hasrat seksual.

Madu

Berabad-abad yang lalu, pengantin baru di Eropa meminum anggur madu selama bulan pertama pernikahan untuk meningkatkan stamina seksual. Sebagai bonus, madu bermanfaat menghasilkan mineral dan sebagai antioksidan.
Cokelat

Biji cokelat mengandung phenylethamine, suatu senyawa yang memicu pelepasan endorfin. Senyawa yang berhubungan dengan kesenangan. Selain itu coklat bubuk yang diproses tanpa basa mengandung antioksidan tingkat tinggi untuk mengurangi peradangan pembuluh darah dan alirah darah menjadi maksimal.

Tiram

Tiram yang ditetaskan mengandung senyawa dopamin yang menggugah perasaan gairah seksual. Hewan yang termasuk dalam jenis moluska itu juga mengandung zat seng dan mineral untuk membantu perkembangan produksi testosteron.

Minggu, 19 Februari 2012

Berita Pertanian : Pertanian Jawa Barat Paling Banyak Serap Tenaga Kerja

BOGOR. Sektor pertanian tanaman pangan menyerap tenaga kerja terbesar dari investasi di Provinsi Jawa Barat. Demikian sebuah penelitian yang dilakukan di Institut Pertanian Bogor.

"Jika penyerapan tenaga kerja tersebut dirinci menurut sektor, dampak penyerapan tenaga kerja terbesar berada pada sektor pertanian tanaman pangan dengan penambahan tenaga kerja terbesar yakni sebanyak 4.549 orang, atau 25,35 persen," kata Ir Ifan Haryanto MSc.

Ia baru menyelesaikan program doktor Ilmu Ekonomi Pertanian Sekolah Pascasarjana IPB di Bogor, Senin (20/7). Ifan Haryanto melakukan penelitian untuk disertasi bertema Dampak investasi infrastruktur transportasi terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri dan distribusi pendapatan masyarakat di Provinsi Jawa Barat.

Dalam penelitiannya, untuk mengetahui dampak investasi infrastruktur di Provinsi Jawa Barat, digunakan skenario investasi infrastruktur transportasi sebesar Rp20.95 triliun pada perekonomian Jawa Barat.

Asumsi nilai tersebut didasarkan pada dokumen Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang secara spesifik menyebutkan adanya kebutuhan investasi infrastruktur transportasi di Provinsi Jawa Barat sebesar Rp20.95 triliun pada periode tahun 2011-2014 ((PP Nomor 32 2011).

Jumat, 17 Februari 2012

Tips Ampuh : Lima Makanan Super Penangkal Penyakit












Dengan mengonsumsi makanan berikut ini, Anda tidak perlu mengandalkan asupan suplemen dan vitamin hanya untuk sekedar menunjang performa kesehatan.

1. Wheat Grass

Wheat grass atau biasa disebut rumput gandum merupakan salah satu makanan super. Ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa mengonsumsi rumput gandum dalam bentuk jus setiap hari dapat mencegah dan menyembuhkan jenis kanker tertentu. Rumput gandum tinggi akan kandungan mikronutrien seperti misalnya, lisin, vitamin C, kalsium, klorofil, dan protein.

2. Salad berdaun hijau

Banyak pilihan sayuran berwarna hijau yang bisa masuk dalam menu harian Anda seperti bayam, kangkung, brokoli, dan sawi. Tapi alangkah baiknya jika Anda menikmatinya dalam bentuk sayuran yang mentah atau dengan mengkukusnya. Sebaiknya sayuran tidak direbus karena bisa menghilanagkan banyak kandungan vitaminnya. Sayuran hijau sangat baik untuk kesehatan bila dimakan mentah. Sayuran ini memiliki banyak vitamin A, C, dan K, zat besi, kalsium, dan folat. Mereka juga sumber terbesar serat.
3. Juice buah-buahan dan sayuran

Konsumsi jus buah dan sayuran adalah cara terbaik untuk mendapatkan jumlah besar antioksidan. Untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal, tambahkan beberapa lembar siung bawang putih ke dalam jus buah atau sayuran Anda. Karena bawang putih berfungsi sebagai antibiotik alami.

4. Segenggam kacang dan biji-bijian sehari

Almond mentah, kelapa, kacang mete, kenari, biji wijen, biji bunga matahari, dan biji labu memiliki kemasan gizi yang baik. Kenapa dikatkan bergizi? Karena jenis kacang dan biji-bijian ini memiliki kandungan "lemak baik" (monosaturated), yang dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kolesterol.

5. Makan buah setiap hari

Cara ini cukup mudah dan bisa Anda lakukan di mana saja. Caranya: bawalah sepotong buah di dalam tas ketika Anda berangkat kerja. Tapi sebelumnya (sebelum sarapan), makanlah sepotong buah atau segenggam buah anggur. Pada tengah hari makan kembali buah yang sudah Anda bawa, dan terkahir sebelum tidur.

Tips: Selalu makan buah saat perut sedang kosong. Delima, anggur dan stroberi merupakan salah satu buah yang baik untuk Anda konsumsi karena memiliki sifat antioksidan, yang mampu membentengi tubuh Anda dari berbagai kuman penyakit.

Tips Ampuh : Lancarkan Pernapasan saat Hidung Tersumbat













HIDUNG
tersumbat merupakan keadaan yang sangat mengganggu. Dalam sebuah penelitian yang dikutip dari The Times of India, membiarkan lendir yang tertahan di hidung akan memperburuk keadaan karena bisa menyebabkan infeksi pada paru-paru.

Berikut tips melancarkan pernapasan akibat hidung yang tersumbat:

1. Saat akan tidur, usahakan posisi kepala lebih tinggi. Hal tersebut berfungsi untuk mengurangi pembentukan lendir. Setiap gerakan dalam tidur, akan memberikan tekanan pembentukan lendir, maka dari itu usahakan untuk tetap menjaga posisi tidur dengan wajah menghadap langit-langit.

2. Hal lain dapat Anda lakukan dengan bawang merah. Aroma pedas bawang merah ternyata ampuh untuk menyingkirkan hidung yang tersumbat. Anda cukup mengupas lalu memotong bawang menjadi dua, kemudian cium aroma bawang selama lima menit.

3. Konsumsi makanan pedas. Kandungan dari zat yang disebut capsaicin pada rempah pedas seperti cabai dan merica, dalam sekejap akan membersihkan rongga hidung karena lendir yang ikut keluar.

4. Begitupun jika Anda minum kopi atau teh, uap yang dihasilkan dari minuman panas tersebut akan membantu mengencerkan lendir.

5. Pilihan lainnya, tambahkan beberapa tetes mentol ke dalam wadah berisi air panas, kemudian hadapkan wajah ke uap air tersebut dengan bantuan handuk untuk menutupi kepala dan wadah air.

BI Kembangkan Kluster Singkong dan Melon di Sumut

Medan. Bank Indonesia (BI) Regional Sumatera Utara (Sumut) dan Aceh sedang mengembangkan kluster singkong dan melon di Sumut. Kedua komoditas tersebut dianggap memiliki nilai jual dan banyak ditemukan di propinsi ini. "Ini dilakukan sebagai komitmen Bank Indonesia dalam membina pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," kata Kepala Bidang Moneter Bank Indonesia, Mikael Budiarso di Medan, Jumat (17/2).

Mikael mengatakan, kluster singkong dan melon ini merupakan program kerja BI dan merupakan bantuan teknis untuk mendorong percepatan pertumbuhan sektor riil dan UMKM di Sumut.

“Tanaman singkong dan melon banyak ditemukan di Serdang Bedagai. Ini sesuai dengan survei yang kami (BI-red) lakukan di daerah itu. Banyak masyarakat di sana yang memiliki mata pencaharian sebagai petani singkong dan melon. Produktivitas kedua komoditas itu juga tinggi," katanya.

Selama ini, ujar Mikael, BI sudah melakukan pengembangan di kluster opak yang juga ada di Sergai. Selain itu kluster mina yang merupakan kluster ikan tangkap di Deli Serdang, Karo dan Asahan. "Ada juga kluster sapi di Karo, Tebingtinggi, Asahan, Langkat, dan Deliserdang," ujarnya.

Dia melanjutkan, BI juga sudah mengembangkan kluster kepiting yang ada di Belawan dan Langkat, kluster hortikultura dan jeruk manis di Karo. Yang terakhir, ada kluster kelinci dan kambing di Sergai, Langkat, dan Asahan. "Singkong dan melon adalah kluster berikutnya yang juga akan dikembangkan BI bekerjasama dengan pemerintah setempat seperti dinas pertanian, dinas perdagangan dan koperasi, serta perbankan,” sebut Mikael.

Dirjen Minta Pemda Dorong Petani Gunakan Pupuk Organik














Padang
. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Gatot Irianto meminta pemerintah daerah untuk mendorong petani menggunakan pupuk organik.
"Kasihan kalau petani terus dihadapkan dengan pupuk anorganik (kimia), makanya pemerintah daerah harus menggenjot penggunaan pupuk organik," katanya pada rapat koordinasi Kebijakan Pengawasan Pupuk Bersubsidi se-Sumatera Barat (Sumbar) di Padang, Kamis (16/2).

Menurut dia, kalau petani selalu dihadapkan penggunaan pupuk kimia, maka anggaran untuk subsidi yang dialokasikan pemerintah akan tetap tinggi, makanya pemerintah daerah harus mendorong penggunaan organik.

Dalam kesempatan itu, Gatot juga mengingatkan kabupaten dan kota agar mengalokasikan dana pendampingan pengawasan pupuk bersubsidi dari APBD untuk penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP). Hal itu karena pemerintah pusat telah mengalokasikan APBN untuk penguatan KPPP Propinsi Sumbar dan kabupaten/kota pada tahun ini sebesar Rp70 juta.

Selain itu, dialokasikan untuk pemberdayaan Pegawai Penyidik Negeri Sipil (PPNS) pupuk dan Pestisida senilai Rp75 juta, pendampingan subsidi pupuk propinsi dan 18 kabupaten/kota Rp40 juta dan pendampingan bantuan langsung senilai Rp30 juta. "Anggaran dari pemerintah pusat itu hanya sebagai stimulan dan diharapkan dapat didukung dari APBD propinsi dan kabupaten/kota juga," ujarnya.

Ia menyebutkan alokasi pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian pada 2012, berdasarkan Permentan Nomor 87/Permentan/Sr.130/12/2011 sebanyak 5.100.000 ton untuk jenis urea (warna merah muda) dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp1.800 per kg. (ant)

Komnas HAM Nilai Pemerintah Gagal Kelola Pangan

Ketergantungan Impor Sangat Tinggi

Jakarta. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai pemerintah gagal mengelola produksi dan distribusi pangan nasional.
"Hal ini dilihat dari ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan sangat tinggi," kata Wakil Ketua I Bidang Internal Komnas HAM, M Ridha Saleh saat jumpa pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (17/2).

Dikatakannya, pada periode Januari-Juni 2011, impor komoditas pangan utama, seperti beras, jagung, kedelai, biji gandum, tepung terigu, daging sapi, gula pasir, kelapa sawit, cengkeh, kakao, susu, telur dan lainnya mencapai total 11,33 juta ton dengan nilai US$ 5,36 miliar atau sekitar Rp 45 triliun.

"Angka impor yang tinggi ini adalah puncak gunung es dari kegagalan pemerintah dalam pengelolaan produksi dan distribusi pangan nasional," ujarnya.

Ridha menyebutkan, dilihat dari perspektif HAM, pangan adalah salah satu hak asasi manusia yang harus dipenuhi oleh negara. Hak atas pangan tidak berdiri sendiri karena berkaitan dengan hak-hak lainnya, seperti hak kesehatan, hak atas pekerjaan, hak atas lingkungan dan hak atas sumber daya.
Dan, Konvenan Internasional tentang Ekonomi, Sosial dan Budaya (Ekosob)-hukum perjanjian HAM Internasional yang sudah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia melalui UU No 11/2005, dengan jelas memuat hak atas pangan ini.

Kendati demikian, lanjut Ridha, pemenuhan atas pangan masih merupakan masalah terbesar dalam pemenuhan HAM di Indonesia. Berbagai persoalan pangan tak kunjung terselesaikan seperti ketergantungan kebutuhan nasional terhadap pangan impor, rendahnya tingkat produksi pangan, tingginya harga pangan, rendahnya daya beli masyarakat, kelangkaan pupuk, konflik alih fungsi lahan pertanian dan lainnya.

Dikatakannya, Komnas HAM memandang bahwa kegagalan pemerintah untuk memenuhi hak atas pangan berarti kegagalan dalam mengurangi angka kemiskinan dan kegagalan atas pengakuan hak hidup yang layak bagi kemanusiaan.

Menurut Ridha, pemerintah Indonesia telah memiliki UU N0 7 Tahun 1996 tentang Pangan, namun UU itu tidak memuat kewajiban negara dalam pemenuhan hak atas pangan. "UU ini justru menjadi bagian dari masalah pemenuhan hak atas pangan," katanya. (ant)

Kamis, 16 Februari 2012

Berita Umum : PDIP Ngotot Tolak Pembatasan BBM

JAKARTA. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan akan tetap menolak pembatasan BBM karena akan membebani rakyat.

"Ini seolah-olah rakyat dibebani oleh hal seperti ini (pembatasan BBM), padahal masalah mereka masih banyak lagi," kata Ketua DPP bidang Politik PDIP Puan Maharani, saat ditemui di Jakarta, Kamis (16/2) malam.

Karena itu, PDIP akan meluncurkan hasil survei mengenai pembatasan bahan bakar minyak berjenis premium dan dampaknya kepada masyarakat minggu depan.

"Itu minggu depan. Hasilnya belum tahu karena belum kita terima," kata Puan.

Wakil Ketua Komisi VII bidang energi Effendi Simbolon menegaskan rakyat belum siap menerima pembatasan BBM berjenis premium. Menurut politikus PDIP, pembatasan premium dan pengalihan ke BBM jenis Pertamax hanya akal-akalan untuk meraup keuntungan beberapa pihak tertentu.

"Pembatasan itu kan harafiahnya melarang orang memakai Premium dan memaksa mereka memakai Pertamax. Pelanggaran konstitusi itu. Masa Pak SBY enggak sadar itu?" ujar Effendi.

Menurutnya, liberalisasi BBM belum saatnya. Secara bertahap, harga BBM bisa dilepas dengan melihat daya beli masyarakat.

"Janganlah dipaksakan hanya untuk mengikuti ketentuan IMF atau pihak tertentu. Logikanya saja, realitanya bagaimana," kata Effendi.

Pemerintah saat ini sedang menggodok formulasi dan mekanisme untuk membatasi BBM berjenis premium. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban subsidi pemerintah terhadap BBM jenis tersebut.

Impor Bawang dan Gula Rafinasi akan Dibatasi

MAKASSAR. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, setelah impor kentang dibatasi, akan menyusul impor bawang dan gula rafinasi atau gula kristal.

"Impor kentang hanya yang ada akarnya saja yang bisa masuk, ke depan juga untuk bawang," kata Gita pada kunjungan kerjanya di Makassar, Kamis (16/2).

Dia mengatakan, impor itu hal yang lazim, namun jangan sampai membuat ketergantungan dan mematikan produksi petani. Menurut dia, impor hanya untuk bahan yang paling baku, misalnya gula mentah.

Sehingga ke depan tidak boleh lagi ada impor gula rafinasi atau gula kristal. "Gula mentah yang diimpor itu baru diolah di sini," katanya.

Sementara mengenai pembatasan ekspor rotan gelondongan, dia mengatakan, hal itu dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengolah rotan sebelum dieskpor sehingga memiliki nilai tambah.

Sebagai gambaran, rotan gelondongan yang diekspor ke mancanegara hanya dinilai seharga 12 - 14 dolar per ton, sementara setelah rotan dijadikan "furniture" maka nilai ekspornya dapat mencapai US$200- US$300 dolar per ton.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut Gita, untuk dapat mengikuti perkembangan "design furniture" sehingga nilai ekspornya baik, maka diundang desainer dari luar negeri untuk menularkan ilmu dan keterampilannya. (ant)

Berita Pertanian : Harga Gabah Anjlok, Petani di Klaten Menjerit

KLATEN. Harga jual gabah petani di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, anjlok. Gabah hasil panen raya sekarang hanya laku Rp3.300 per kilogram atau turun Rp500 dari harga bulan lalu.

"Harga jual gabah anjlok saat panen. Ini permainan tengkulak," kata Sugiyanto, seorang petani, Kamis (16/2).

Meski harga turun cukup banyak, petani di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas tersebut itu tetap menjual gabahnya lantaran terdesak kebutuhan. Tidak ada alternatif lain kecuali melepas hasil panen raya ini.

"Gabah kering panen ini hanya dihargai Rp3.300 per kilogram. Padahal, menjelang panen harga cukup tinggi, yaitu rata-rata sebesar Rp3.800 per kilogram," katanya.

Puryanto, petani di Desa Pluneng, Kebonarum, mengaku sangat terkejut saat tengkulak menawar gabah hasil panennya hanya Rp3.300 per kilogram. "Ini nasib petani yang tak kunjung bangkit dari keterpurukan. Karena itu, pemerintah diharapkan turun tangan menjaga stabilitas harga gabah," ujarnya.

Notifikasi Standar CPO AS Masih Perlu Diperjelas

Jakarta. Anggota Komisi IV DPR RI Rofi Munawar menilai notifikasi pemerintah AS terkait standar crude palm oil (CPO) harus diperjelas agar tidak mengganggu kinerja industri kelapa sawit Indonesia.
"Jika notifikasi ini diperuntukan hanya bagi kelapa sawit untuk bahan bakar saja, maka Pemerintah Amerika harus memberikan penjelasan yang spesifik, jelas, dan dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya di Jakarta, Kamis (16/2).

Menurut dia, apabila pemerintah Amerika hanya mempermasalahkan standarisasi, seharusnya komplain tersebut dilakukan sejak lama. Dipertanyakan pula mengapa mereka selama ini tetap menerima hasil CPO Indonesia jika memang tidak sesuai.

Sebelumnya pemerintah Amerika Serikat pada 27 Januari 2012 menerbitkan notifikasi "Enviromental Protection Agency" (EPA) mengenai bahan bakar dari sumber yang dapat diperbarui (renewable fuel standards). Notifikasi menyatakan bahan bakar minyak nabati atau biofuel yang berasal dari minyak sawit Indonesia belum memenuhi standar energi terbarukan.

Standar batas pengurangan emisi gas rumah kaca yang ditetapkan EPA untuk biodiesel dan renewable diesel dari bahan baku sawit 20%, minyak sawit Indonesia hanya mengurangi emisi sebanyak 17% untuk biodiesel dan 11% untuk "renewable" diesel.

Rofi mengatakan bahwa Indonesia pernah beberapa kali menghadapi situasi isu-isu pemboikotan seperti ini, namun seringkali banyak isu seperti ini digunakan hanya sebatas mendiskreditkan komoditas pertanian Indonesia dan mekanisme permainan harga agar mendapatkan penawaran lebih rendah. "Kejadian ini memberikan gambaran bahwa produksi dan pemasaran CPO harus sesuai dengan peruntukan dan standar," ujarnya.

Oleh karena itu, ia menambahkan, ada baiknya pelaku industri ini dan pemerintah melakukan sebuah pemetaan yang jelas terkait kebutuhan setiap negara yang mengimpor kelapa sawit dari Indonesia.

Kementerian Pertanian mencatat nilai ekspor hasil perkebunan 2011 mencapai US$ 35,72 miliar. Nilai tersebut lebih tinggi daripada nilai ekspor hasil perkebunan tahun 2010 sebesar US$ 27,35 miliar. Meski begitu, pencapaian di tahun lalu lebih kecil dibandingkan dengan Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan Tahun 2011 yang ditetapkan pemerintah senilai US$ 37,52 miliar. Kinerja ekspor pertanian pada 2011 masih didominasi komoditas perkebunan terutama minyak sawit, karet, dan kakao.

Menurut Ketua Bidang Pemasaran Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Susanto, ekspor kelapa sawit atau CPO dan produksi turunannya ditargetkan mencapai angka 800 ribu ton pada tahun 2012. Selama tahun 2011 ekspor ke China meningkat 11% menjadi 2,9 juta, dibandingkan dengan ekspor 2010 sekitar 2,4 juta ton. Pada tahun 2012 ekpor diperkirakan meningkat sekitar 5%. (ant)

Tips Ampuh : Pilihan Tepat Konsumsi Produk Organik













GAYA
hidup sehat bukan hanya sekedar mengkonsumsi jenis makanan bergizi. Tapi lebih dari itu, sebaiknya Anda turut serta memperhatikan mengenai bahan makanan, jenis sayur maupun buah organik, salah satu yang menawarkan manfaat berlebih untuk kesehatan. Dalam tinjauannya, UK Soil Association menemukan bahwa rata-rata produk pangan yang tumbuh secara konvensional cenderung mengandung banyak air dibandingkan produk organik.

Tinjauan tersebut menyimpulkan bahwa produk dengan pestisida dan zat lainnya cenderung lebih mencairkan kandungan gizi, dibanding dengan produk organik yang terbukti sehat karena gizi yang lebih padat. Selain itu, produk organik Pilihan produk organik tidak hanya sekedar menjanjikan kesehatan, namun juga dalam segi rasa.

Berbeda dengan produk konvensional yang biasanya disimpan di tempat tertentu selama berhari-hari dalam perjalanan sebelum didistribusikan, produk organik biasanya dipanen setelah matang sempurna, sehingga mereka lebih memiliki kandungan gula alami, dan membuatnya lebih lezat dan segar. Untuk mendapatkan sayur dan buah organik, ada baiknya Anda mencoba menanamnya di pekarangan rumah, atau kunjungi langsung supermarket yang menyediakan produk organik yang dijual dalam kondisi yang masih segar.

Berita Umum : Balita Tewas Setelah Transfusi Darah

KUPANG. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (16/2), memanggil pemilik Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Dedari Kupang dokter Sahadewa, menyusul tewasnya balita di rumah sakit itu.

Elija Dethan, 11 bulan, balita warga negara asing (WNA) tersebut tewas beberapa menit pascatranfusi darah, Senin (13/2). Elija diberi transfusi darah lewat injeksi setelah menjalani operasi terkait penyakit infaginasi yang dideritanya. Proses transfusi darah dilakukan oleh tiga bidan yang setiap hari membantu persalinan. Kasus ini sedang ditangani Polres Kupang Kota.

Ketua IDI NTT dokter Andre Fernandez mengatakan pihaknya segera menjatuhkan sanksi terhadap Sahadewa terkait meninggalnya balita tersebut. Ia menduga transfusi darah yang dilakukan bidan tersebut menyalahi prosedur atau darah yang diberikan berbeda dengan golongan darah sang balita.

Menurut Andre, RSIA Diadari tidak memiliki ruang khusus untuk menampung pasien pascaoperasi. Peralatan medis klinik tersebut juga diduga tidak memadai.

Sementara itu, Sahadewa mengatakan transfusi darah yang dilakukan dengan cara injeksi sesuai standar medis. "Semua tindakan medik yang dilakukan terhadap Elija sudah sesuai ketentuan medis," katanya.

Orang tua Elija, Yonshon Dethan menolak keterangan yang disampaikan Sahadewa. Ia kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polres Kupang Kota dengan tuduhan dugaan malpraktik. Menurut Yonshon, awalnya dokter mendiagnosa Elija menderita disentri, tetapi obat disentri yang diberikan dokter tidak menyembuhkan anaknya.

"Anak kami terus mengeluh sakit perut. Kami kembali lagi ke rumah sakit dan hasil diagnosa ulang menyebutkan Elija menderita infaginasi sehingga diputuskan dilakukan operasi," jelasnya.

Operasi dilakukan di RSIA Diadari berjalan lancar. Namun beberapa hari kemudian dokter menyebut Elija harus menjalani transfusi darah. "Dokter bilang hb-nya turun 7,5 sehingga harus ada transfusi darah," katanya.

Namun, seusai transfusi darah Elija meninggal. Jenazah Elija telah diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, Rabu (15/2). Tetapi hasilnya belum diumumkan ke publik.

Petani Tangkap Peluang Ekspor

Bogor. Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPP HKTI) Rahmat Pambudi mengajak para petani dapat menangkap peluang terbuka pasar ekspor berbagai komoditas hasil pertanian ke mancanegara.
"Pasar ekspor sangat terbuka. Kami berharap dan mengajak, agar para petani dan semua pelaku agribisnis menangkap peluang ini sebaik-baiknya," katanya di Bogor, Jawa Barat, Senin (13/2).
Menurut dia, para petani perlu meningkatkan partisipasinya dalam menangkap peluang ekspor, agar kesejahteraan mereka meningkat. Peningkatan ekspor diyakini akan berimbas besar pada geliat sektor pertanian.

Selain itu, menurut Rahmat Pambudi yang juga mantan Ketua Pimpinan Pusat Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (PP LP2NU) PBNU, peningkatan ekspor produk pertanian akan meningkatkan daya saing industri pertanian nasional ke depan, sehingga nilai tambah yang didapat petani bisa mengalami peningkatan.

"Peningkatan daya saing pertanian akan membangkitkan kesejahteraan dan taraf hidup para petani. Karena itu, HKTI mendorong, agar masyarakat menangkap peluang ekspor sebaik-baiknya," kata dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB itu," katanya.

Rahmat mengatakan, saat ini banyak negara yang membutuhkan berbagai komoditas pertanian dari Indonesia. Singapura misalnya, sangat membutuhkan komoditas kentang. Begitu juga dengan negara-negara lain, banyak yang berminat mendatangkan hasil bumi khas Indonesia. "Dari negara-negara ASEAN saja "banjir" permintaan ekspor berbagai komoditas pertanian. Begitu juga dengan negara-negara Timur Tengah, Afrika maupun Eropa, sangat berminat membeli hasil bumi kita," katanya.

Rahmat mengatakan, banyak peluang eskpor produk-produk pertanian yang belum ditangkap oleh para petani, sehingga direbut negara-negara lain. Masalah yang dihadapi, antara lain menyangkut volume dan jaminan kelangsungan ekspor yang masih belum bisa diatasi petani.

Selain banyak permintaan dari mancanegara, pihaknya menyampaikan apresiaasi pada pemerintah karena terus mendorong berbagai kemudahan proses karantina dan pengiriman barang hingga negara tujuan. "Dukungan penuh Pemerintah terhadap para petani perlu segera dimanfaatkan, agar pertanian kita terus menggeliat dan memiliki daya saing tinggi," katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Hortikultura Nasional (DHN) Benny A Kusbini menambahkan, pihaknya telah menyosialisasikan berbagai informasi peluang ekspor ke para petani. "DHN selalu aktif menyampaikan berbagai informasi terbaru dan peluang ekspor ke petani di berbagai daerah," katanya.

Dalam kapasitas selaku eksportir dan Presiden Direktur PT Mitrataani Agro Unggul, Benny mengaku, pihaknya kini tengah membina para petani di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan untuk memenuhi permintaan hasil pertanian dari mancanegara. "Kami kini tengah membina para petani di berbagai daerah dengan total luas lahan mencapai ribuan hektare, untuk budidaya berbagai komoditas," katanya.

Pada akhir pekan lalu, pihaknya mengirimkan sebanyak 27 ton komoditas kentang dengan tujuan Singapura. "Kami rutin ekspor komoditas pertanian. Dalam sepekan minimal dua kali ekspor dengan tujuan utama Singapura," kata Benny. (ant)

Berita Pertanian : Amerika sokong investasi penggilingan padi modern












Jakarta
. Lembaga pembiayaan milik pemerintah Amerika Serikat, Overseas Private Investment Corporation (OPIC), membiayai investasi penggilingan padi modern yang dilakukan PT Lumbung Padi Indonesia senilai 21 juta dolar atau Rp189 miliar (kurs 1 dolar = Rp9.000).

"Kami merupakan perusahaan swasta pertama yang mendapat bantuan dari OPIC, untuk membangun penggilingan padi modern," kata Presdir PT Lumbung Padi Indonesia (LPI) Fara Luwia, di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan penggilingan padi modern yang menggunakan teknologi Satake dari Jepang tersebut berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur, dengan luas areal tanah sekitar enam hektare.

"Mojokerto atau Jawa Timur dipilih sebagai `pilot project` kami, karena merupakan produsen padi terbesar di Indonesia. Setiap tahun, produksi beras di Jawa Timur mencapai tujuh juta ton," kata Fara.

Kapasitas penggilingan padi modern tersebut, lanjut dia, mencapai 25 ton gabah basah perjam dan memiliki enam silo (tempat penyimpanan gabah) yang canggih dengan kapasitas 38 ribu ton.

"Silo kami mampu menyimpan gabah hingga enam bulan, tanpa ada penurunan kualitas beras," katanya.

Selain itu, kata Fara, teknologi penggilingan beras Satake yang digunakan mampu menekan pecah bulir padi hingga dibawah lima persen.

"Jadi yang kami hasilkan kelak adalah beras premium," katanya.

Penggilingan padi dengan teknologi Satake tersebut, lanjut dia, terintegrasi mulai dari proses pengeringan, penggilingan, sampai pemilihan beras berdasarkan warna dan kualitas pecah beras.

Teknologi tersebut, kata dia, juga mampu menganalisis kualitas padi.

Fara menjelaskan untuk membangun penggilingan padi modern tersebut, ia juga menggandeng mitra dari Amerika Serikat, Robert Totah, dengan komposisi saham 30 (mitra AS) :70.

Dari komposisi kepemilikan sahamnya itu, Fara mendapat bantuan dari OPIC berupa "debt to equity" sebesar 55 persen.

Ia mengatakan kemitraan dengan pengusaha AS tersebut juga terkait dengan persyaratan OPIC yang mengharuskan kemitraan dengan warga AS.

"Kami berharap dengan pembangunan penggilingan padi modern tersebut dapat membantu petani mendapatkan harga pembelian gabah terbaik dan meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan," kata Fara.

Dalam jangka panjang, lanjut dia, selain akan mengembangkan penggilingan padi modern di daerah lain, seperti Jateng dan Jabar, pihaknya juga akan mengembangkan kontrak pertanian dengan petani untuk memberi bantuan teknis agar petani mampu meningkatkan produktivitas lahan mereka.

Fara optimis penggilingan padi modern tersebut akan mendapat sambutan positif dari petani, karena pihaknya akan membeli gabah dengan harga terbaik, bahkan setinggi harga pembelian Bulog.

"Penggilingan padi tradisional yang sudah ada tidak perlu merasa khawatir dengan keberadaan kami, karena kebutuhan gabah kami hanya 220 ribu ton/tahun, kurang dari lima persen produksi gabah Jatim," katanya.

Kamis, 09 Februari 2012

Tips Ampuh : Kulit Sehat Dengan Konsumsi Buah Tomat dan Jeruk





















KULIT
merupakan salah satu bagian penting penampilan. Dapat dipastikan jika kulit menawan, penampilan akan terlihat semakin sempurna. Dalam sebuah penelitian yang dikutip dalam health.com, menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dikonsumsi memiliki efek yang kuat terhadap tubuh, termasuk pada kulit. Berikut deretan buah yang mampu meningkatkan kesehatan bagi kulit Anda :

1. Jeruk
Vitamin C yang melimpah pada jeruk membuat jenis buah yang satu ini menjadi salah satu hadiah untuk kulit sehat dengan menangkal radikal bebas. Jeruk juga mengandung bioflavonoid, yang menghasilkan kolagen di kulit, sehingga kulit tampak lebih kencang.

2. Tomat
Sudah diketahui sejak lama bahwa kekurangan vitamin A akan menyebabkan keringnya kulit. Sepertinya pilihan lain jatuh pada tomat, kandungan serat dan vitamin A pada tomat membantu dalam perkembangan dan pemeliharaan sel-sel kulit. Selain itu, tomat juga memiliki banyak likopen yang membantu melindungi kulit saat terpapar sinar matahari.

Untuk mendapatkan kulit yang sehat, sertakan jeruk dan tomat dalam menu harian Anda. Ragam buah tersebut dapat dimakan begitu saja sebagai campuran salad buah, atau diolah menjadi jus yang sehat dan menyegarkan.

Berita Pertanian ; Anggota DPR mendukung pintu masuk impor hortikultura dipersempit















Jakarta
. Anggota Komisi IV DPR RI Ma`mur Hasanuddin mengapresiasi tindakan Kementerian Pertanian menutup sejumlah pelabuhan bagi masuknya produk impor hortikultura sebagai upaya melindungi petani buah dan sayur Indonesia.

"Usaha Kementerian Pertanian mempersempit pintu masuk produk hortikultura dalam upaya melindungi petani dalam negeri merupakan sebuah langkah awal bagi kemajuan buah nusantara," ujarnya, di Jakarta, Rabu.

Dikemukakannya bahwa keadaan ini merupakan sebuah peluang yang baik bagi pelaku usaha hortikultura dalam negeri untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk buah dan sayurnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan luar negeri sekalipun.
i
Menurut dia, selama ini masyarakat Indonesia telah tertipu pada konsumsi buah dan sayur dari luar yang tampak indah dan rasanya menyenangkan.

Padahal, produk buah dan sayur dari luar itu kualitasnya rendah akibat penyimpanan yang begitu lama akibat tidak laku di negaranya, kemudian dijual di Indonesia.

Namun Ma`mur juga mengingatkan bahwa kebijakan yang telah dikeluarkan berupa Permentan No 90/2011 dimana pintu masuk produk hortikultura hanya di tiga pelabuhan, yakni Belawan Medan, Tanjung Perak Surabaya, dan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makasar serta satu Bandara Soekarno-Hatta Jakarta itu bakal mendapat pertentangan berbagai pihak.

Pertentangan yang paling bergejolak berkaitan dengan penutupan masuknya produk hortikultura di pelabuhan adalah tetap ditutupnya pelabuhan Tanjung Priok untuk produk buah dan sayur yang akan berlaku mulai 19 Maret 2012 mendatang.

Selain itu, gelombang protes juga akan banyak dilakukan berbagai pihak terutama importir.

Saya khawatir kebijakan kementerian pertanian melalui permentannya ini akan ditelikung dikemudian hari melalui kebijakan di tingkat Kementerian Koordinator Perekonomian.

"Untuk itu, Kementan mesti komitmen untuk mempertahankan kebijakannya tanpa takut harus dicopot dari posisinya di kementerian," ujarnya.

Ia juga menyatakan bahwa pihaknya akan memantau kinerja Kementan dalam mempersiapkan segala perangkat baik teknis maupun regulasi akibat diberlakukannya permentan No 90/2011 yang berlaku efektif 19 Maret mendatang.

"Jangan sampai sudah menutup berbagai pelabuhan dan bandara untuk produk hortikultura, namun tidak disusul kebijakan susulan dan langkah teknis untuk pengelolaan produk buah dan sayur dalam negeri secara nasional," katanya. (ant)

Bulog janji tidak impor beras

Jakarta. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo mengatakan, Badan Usaha Logistik (Bulog) telah sepakat bahwa mulai tahun ini tidak akan melakukan impor beras lagi.

Selain itu, Bulog juga akan bersinergi terkait penyerapan beras dalam negeri sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.

"Bulog telah menargetkan pengadaan beras dalam negeri tahun 2012 sebesar 4.1 juta ton, yang berarti Bulog tidak akan melakukan impor beras lagi, kecuali dari carry over tahun 2011 impor sebesar 560.000 ton," kata Firman usai bertemu dengan tujuh gubernur di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.

Pada kesempatan yang sama, politikus dari Fraksi Partai Golkar ini juga mengapresiasi realisasi produksi beras untuk Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 10 juta ton atau 15 persen dari produksi nasional.

Oleh karena itu, Komisi IV DPR RI mendukung sepenuhnya agar produksi padi di masing-masing provinsi dapat terus ditingkatkan dan dipertahankan.

"Tapi yang lebih penting lagi, para Gubernur harus bisa mencegah masuknya beras impor ke wilayahnya, dan bisa mengutamakan produksi beras nasional dengan melakukan koordinasi antar Kepala Daerah Tingkat I dan II," tegas Firman.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo mengungkapkan bahwa selama ini pihak Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak mampu menyerap beras petani di Jawa Tengah, meskipun daerah yang dipimpinnya berhasil surplus beras.

Oleh karena itu, dia meminta agar seluruh stakeholder jika membicarakan persoalan pangan tidak hanya membahas soal harga secara secara ekonomi, tapi juga soal kehidupan.

"Jadi, surplus beras itu juga harus menyejahterakan petani," kata Bibit.

Bibit menyarankan, Bulog harus menyerap beras dari petani dengan cara mengubah HPP (harga pembelian pemerintah) sesuai pasaran. Sebab, dengan menyerap beras petani, maka pemerintah tidak perlu impor, termasuk untuk beras miskin (raskin).

"Persoalan pemenuhan kebutuhan dan ketahanan pangan, tidak bisa hanya jadi wacana tapi butuh komitmen kuat dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah," tukasnya. (ant)

Menperin: wujudkan segera percepatan hilirisasi industri pangan











Jakarta. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan bahwa percepatan pada hilirisasi industri pangan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi dan harus segera diwujudkan oleh semua pemangku kepentingan.

"Percepatan hilirisasi industri pangan sangat strategis untuk peningkatan produksi, pengembangan keanekara
gaman produk, penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan perekonomian dan devisa, oleh karena itu harus segera diwujudkan oleh semua pemangku kepentingan," kata Hidayat, dalam pidato penutupan Jakarta Food Security Summit 2012, di Jakarta, Rabu.

Hidayat mengatakan bahwa percepatan itu harus dilakukan karena kebutuhan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun yang juga diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk serta kebutuhan pangan merupakan hal yang sangat mendasar.

"Indonesia yang ditunjang dengan iklim yang baik serta sumber daya alam pertanian yang melimpah, sudah seharusnya dapat mencukupi kebutuhan pangan untuk dalam negeri, dan kedepannya diharapkan bisa menjadi lumbung pangan dunia," tambah Hidayat.

Namun yang paling penting, lanjut Hidayat, industri hilir harus terus tumbuh dan didukung dengan pasokan bahan baku yang berkelanjutan, distribusi yang lancar dan biaya produksi yang rasional. Untuk pemenuhan bahan baku, perlu dilakukan perluasan lahan pertanian dengan memberdayakan lahan terlantar dan hutan terdegradasi.

"Pembangunan pangan tidak akan terwujud apabila infrastruktur tidak memadai, dan pembangunan infrastuktur itu harus disinergikan antara pusat dengan daerah, kerja sama antara pemerintah dan swasta, dan sinkronisasi kebijakan terkait perusahaan atau investor," tambah Hidayat.

Ia mengatakan hal tersebut penting untuk dilakukan agar arus distribusi semakin lancar, energi tersedia dengan cukup, pasar dapat berkembang dari skala nasional ke skala internasional dengan biaya yang wajar.

Selain itu, dukungan pembiayaan dari perbankan, asuransi pertanian, koperasi petani dan bantuan pemerintah berupa insentif pembiayaan pada mata rantai agribisnis-agroindustri merupakan hal yang sangat penting.

Sebelumnya, Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto, mengatakan bahwa untuk mencapai ketahanan pangan dibutuhkan sinergi dan integrasi dari semua pihak baik lokal, nasional, regional, dan global.

"Permasalahan ketahanan pangan sangat rumit dan bukan hanya mencakup satu sektor, sehingga diperlukan sinergi dan integrasi dari semua pihak," kata Suryo.

Suryo mengatakan bahwa dalam Jakarta Food Security Summit 2012 tersebut telah menghasilkan beberapa poin permasalahan yang bisa dijadikan saran bagi pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan dan menjaga ketahanan pangan nasional.

"Dunia usaha serta para pakar telah bertemu dan membicarakan masalah ketahanan pangan itu, dan untuk mencukupi kebutuhan pangan diperlukan pemikiran, konsep dan paradigma kebijakan yang sifatnya diluar kebiasaan," kata Suryo.

Berita Pertanian ; Jeruk Medan Harus Dikembangkan















Medan
. Jeruk asal Berastagi, Kabupaten Karo atau yang lebih dikenal dengan jeruk Medan merupakan buah yang masih stabil dalam hal produktifitas. Karena itu, perlu pengembangan maksimal untuk menjaga agar tidak terpuruk.

Hal itu dikatakan Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim saat memberikan sambutan pada ‘Acara Sinkronisasi Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Hortikultura tahun 2012 dan Perencanaan tahun 2013 Wilayah Barat’, di Hotel Grand Aston City Hall, Selasa (7/2).

Menurutnya, dengan memberikan perhatian lebih maka jeruk Medan akan tetap ada. “Sebagai salah satu produk hortikultura unggulan di Sumatera Utara, masih lebih baik nasibnya jika dibandingkan dengan jeruk asal Garut yang sejak beberapa tahun lalu terpuruk dan hingga kini sulit dibangkitkan.

Maka itu, jeruk Medan harus dijaga, dan program Sekolah Lapangan Pertanian Tanaman Terpadu (SL- PTT), harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pengembangan komoditas tersebut," katanya.

Hasanuddin juga menjelaskan bahwa hortikultura selama ini hanya dianggap sebagai komoditas ke sekian setelah komoditas pangan seperti padi. Hal tersebut bisa dilihat dari anggaran pengembangan hortikultura di tahun 2012 mencapai Rp 580 miliar untuk seluruh kabupaten di Indonesia.

Menurutnya angka tersebut kecil karena di satu sisi pemerintah mendorong agar sektor hortikultura meningkat dan memiliki daya saing di pasaran nasional maupun internasional. Namun di sisi lain, jika anggaran tersebut dibagikan ke seluruh kabupaten akan sangat kecil dan tidak akan memenuhi kebutuhan. "Bisa saja di kabupaten tertentu hanya akan mendapatkan anggaran dalam jumlah ratusan juta yang mana itu tidak akan cukup," ujarnya.

Begitupun kata Hasanuddin, pelaku hortikultura masih bisa bekerjasama dengan pihak lain misalnya perbankan. Di samping itu, dalam pemilihan varietas hortikultura yang dapat berdaya saing, menurutnya tidak boleh ragu jika harus mengganti vartietas yang dianggap lebih memiliki nilai ekonomi.

Menurutnya, dalam mengembangkan hortikultura dalam skala besar, tidak boleh dipusatkan dalam satu tempat saja karena hal ini dapat menjadi bumerang khususnya saat terjadi panen bersamaan akan menurunkan harga komoditas tersebut.

"Intinya, bagaimana petani bisa jeli melihat situasi sehingga penghasilannya dari sektor hortikultura bisa meningkat," katanya.

Berita Pertanian : Pengusaha Kakao Tolak Rencana Pungutan Dana Perkebunan












Jakarta
. Pengusaha kakao yang tergabung dalam Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) menolak rencana pemerintah untuk mengutip dana perkebunan.
"Komoditi seperti kakao sudah terbebani dengan bea keluar sehingga dalam pengaturannya harus dikecualikan dari pungutan atau kutipan dana perkebunan," kata Sekretaris Eksekutif Askindo Firman Bakri di Jakarta, Rabu (8/2).

Cakupan pemangku kepentingan sektor perkebunan yang cukup luas, lanjut dia, akan membuat pelaku usaha pada tiap mata rantai usaha perkebunan harus menanggung beban pungutan yang lebih besar. “P pungutan dana perkebunan pada akhirnya juga hanya akan memperberat beban petani kakao,” jelasnya.

Selain itu, menurut Askindo, penunjukan dewan sebagai satu-satunya pemungut dan pengguna anggaran bisa menimbulkan monopoli yang justru bisa kontraproduktif dengan pengembangan komoditi perkebunan termasuk kakao.

Askindo menyampaikan hal itu karena awal tahun ini pemerintah kembali menggulirkan wacana tentang pungutan wajib bagi pelaku usaha perkebunan untuk mendukung kegiatan promosi dan penelitian.

Menurut Firman, seharusnya pemerintah yang punya tanggung jawab untuk mendukung kegiatan promosi dan penelitian terkait komoditi perkebunan. "Jangan mengalihkannya ke swasta. Dengan maraknya kasus korupsi dan pemborosan anggaran, pengutipan dan pengalihan tanggung jawab ini sangat mencederai rasa keadilan," kata Firman. (ant)

Peluang Usaha Pertanian :Modifikasi Singkong Menjadi Makanan Enak dan Berkelas









"SINGKONG
? Wah itu makanan orang kampung”. Jangan antipati dulu, asal diolah dengan kreativitas tinggi, singkong bisa dimodifikasi menjadi makanan ringan berkelas yang enak untuk teman minum teh atau kopi. Coba saja.

Singkong, panganan lokal yang sudah sejak lama menjadi kawan setia saat makan pagi, khususnya bagi masyarakat yang hidup di perkampungan. Singkong goreng atau rebus juga enak disantap sore hari sambil menyesap secangkir kopi kental ataupun teh manis sepet nan hangat. Hanya, peran singkong bukan sekadar pengganjal perut lho.

Lebih dari itu, singkong mempunyai andil besar sebagai penyedia sumber karbohidrat khususnya pada zaman perang. Tepatnya saat Jepang masuk wilayah Indonesia. Ketika itu beras sangat langka dan sulit didapat. Masyarakat pun beralih ke singkong sebagai pengganti nasi yang juga mengenyangkan.

Sebenarnya, saat itu sumber karbohidrat jenisnya sangat banyak, seperti talas, ganyong,dan ubi. Namun, yang populer adalah singkong yang dimasak dengan diparut (sawut) yang bentuknya mirip nasi. Tak heran pemerintah menggiatkan program diversifikasi makan, dalam rangka mengganti nasi sebagai makanan pokok.

Lihat saja, ditinjau dari segi gizi,selain merupakan sumber kalori, singkong juga mengandung protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, serta vitamin B dan vitamin C. Untuk menyiasati kandungan proteinnya yang relatif kecil, singkong dapat dipadukan dengan protein dari lauk-pauk sehingga dapat melengkapi kebutuhan sehari-hari. Atau dari tambahan sayuran maupun buah.

Bahkan sekarang para ahli telah banyak memanfaatkan singkong menjadi industri seperti dibuat beras aruk yang berbentuk butiran menyerupai beras. Ini dapat diolah menjadi nasi aruk atau dicampur dengan beras dan rasanya tetap nikmat. Selain itu, juga diolah menjadi mi singkong.

Mi singkong merupakan produk olahan campuran tepung singkong dan pati singkong yang dapat dibuat dalam bentuk basah maupun kering. Salah satu produk yang terkenal adalah mi bendo, yang dihasilkan oleh pengusaha di Desa Bendo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selain lezat sebagai makanan, singkong juga memiliki khasiat bagi kesehatan. Efek farmakologis singkong adalah sebagai antioksidan, antikanker,antitumor, dan penambah nafsu makan. Sarat gizi dan bermanfaat bagi kesehatan, lengkaplah sudah.

Jadi, semakin semangat bukan ingin membuat kreasi dari singkong bagi keluarga? Singkong jangan hanya digoreng. Anda bisa membuatnya menjadi singkong isi misalnya, semacam tahu isi. Bahan yang dibutuhkan, di antaranya singkong parut yang diperas, gula pasir, margarin, meses, putih telur, tepung panir, dan tepung terigu protein sedang.

Untuk membuatnya, singkong dicampur dengan gula pasir dan margarin kemudian diaduk rata. Ambil dua sendok makan adonan ini untuk kemudian dipipihkan. Tinggal isi dengan meses, baru ditutup dan dibentuk belah ketupat. Berikutnya adonan digulingkan di atas terigu dan celup ke dalam putih telur, selanjutnya gulingkan ke dalam tepung panir. Nah,tinggal digoreng hingga kuning kecokelatan.

Jangan terpatok pada meses saja sebagai isian. Anda bisa menggunakan selai nanas, stroberi, keju, ataupun daging sapi dan ayam. Untuk menentukan isi singkong, bentuk saja adonan dengan bentuk-bentuk yang berbeda.

Ada lagi nih, singkong ala Thailand. Ini adalah singkong rebus yang disiram dengan vla santan gurih. Cara membuatnya gampang. Bahan yang dipergunakan adalah singkong yang sudah dibersihkan dan dipotong-potong, gula, serta garam. Sementara untuk vla, siapkan santan kental, gula pasir, garam, tepung maizena, dan daun pandan.

Beberapa restoran ataupun gerai kopi telah mengangkat singkong menjadi salah satu snack yang ditawarkan.Jadi, tidak melulu menyeruput kopi dengan pastry ala Barat. Terbukti, kudapan ini mendapat sambutan hangat dari para pengunjung restoran atau kedai kopi tersebut.

Senin, 06 Februari 2012

Petani Harapkan Peningkatan HPP Tunjang Kesejahteraan

Pesawaran. Sebagian besar petani di Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung mengharapkan peningkatan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) padi dapat menunjang kesejahteraan mereka.
"Petani padi saat ini banyak yang mengalami kerugian akibat cuaca ekstrem yang masih sering melanda daerah kami, sehingga dengan adanya peningkatan HPP bisa membantu masyarakat," ujar Juremi, salah seorang petani di Desa Karanganyar Kecamatan Gedungtataan, Pesawaran, Jumat (3/2).

Menurutnya, kenaikan HPP sudah semestinya dilakukan karena saat ini harga beras terus mengalami peningkatan akibat masih tingginya curah hujan yang disertai angin kencang sehingga merusak tanaman padi milik petani. "Mudah-mudahan pemerintah dapat merespon apa yang menjadi kebutuhan petani sehingga penetapan kenaikan HPP dapat segera dilaksanakan dan diterapkan di daerah ini," kata dia.

Senada dikatakan oleh, Supriyadi, salah seorang petani lainnya, selama ini petani kebanyakan melakukan penjualan langsung setelah panen karena harga gabah yang tidak stabil. "Kami harap meningkatnya harga pembelian pemerintah dapat diimbangi dengan peningkatan pembelian pemerintah di tingkat petani sehingga tidak terpaksa menjual kepada pemborong," ujarnya.
Ia juga meminta, program tunda jual yang dilaksanakan pemerintah dapat ditingkatkan agar petani bisa mengantisipasi penjualan langsung tersebut.

Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pesawaran, Abu Sofyan, mengatakan petani harus dapat bersabar karena pemerintah pusat telah merencanakan peningkatan HPP sebesar 28% dari sebelumnya. "Mudah-mudahan minggu-minggu ini sudah ada hasilnya sehingga dapat segera dilaksanakan di daerah ini," ujar dia.

Ia menyebutkan, kalau 25% saja, maka harga beras untuk kualitas medium bisa mencapai Rp6.000 per kg sehingga akan membantu masyarakat terutama petani. Untuk itu, ia berharap, petani dapat terus menerapkan program tunda jual sehingga tidak menimbulkan penurunan harga gabah di tingkat petani. "Kami terus mengupayakan terlaksananya program tunda jual agar tidak ada lagi petani yang langsung menjual hasil panennya agar harga gabah dapat terus meningkat," kata Abu Sofyan.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya belum bisa berbuat banyak karena untuk pelaksanaan program tunda jual tersebut sepenuhnya masih dikelola oleh pemerintah propinsi. "Kantor ini belum menjadi badan sehingga seluruh program pemerintah pusat masih dikelola oleh pemerintah propinsi melalui dana dekonsentrasi sehingga belum maksimal dalam menjalankan program itu," ujarnya.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik Lampung mencatat rata-rata harga gabah (gabah kering panen/GKP) pada tingkat petani di propinsi tersebut Januari 2012 naik 0,46%.

Data BPS Lampung, menyebutkan harga gabah tertinggi di tingkat petani Januari mencapai Rp4.900 per kilogram pada gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang terdapat di Kecamatan Punggur, Lampung Tengah. Masih dengan kualitas gabah yang sama, harga gabah terendah mencapai Rp3.700 per kg yaitu Varietas Muncul terdapat di Kecamatan Palas dan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

Harga tersebut masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu Rp2.640 per kg. (ant)

Berita Pertanian : Bulog Beli Beras Petani di Atas HPP












JAKARTA.
Pemerintah hingga kini belum juga mengesahkan aturan terkait harga pembelian pemerintah (HPP) untuk beras.

Sembari menunggu aturan baru tersebut, Perum Bulog akan menyerap beras petani melalui Inpres nomor 8 tahun 2011 dengan kisaran harga beras Rp6.500 per kg.

"Sementara kita menggunakan Inpres nomor 8 tahun 2011, harga yang kita beli sekitar Rp6.500-an per kilogram, kalau HPP kan Rp5.060 per kilogramnya," kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso ketika ditemui pekan lalu.

Menurut Sutarto, penggunaan Inpres nomor 8 tahun 2011 tersebut masih relevan mengingat dampak fenomena iklim yang cenderung tidak menentu. Bahkan, beberapa provinsi pun sudah menerapkan pembelian beras melalui Inpres tersebut.

"Inpres No 8 menurut saya masih bisa diberlakukan, karena namanya dampak fenomena iklim bukan setahun dua tahun tapi bertahun-tahun. Kita sudah menggunakan itu (Inpres 8/2011), beberapa provinsi pun sudah menggunakannya," jelas Sutarto.

Provinsi yang telah menggunakan Inpres No 8/2011 seperti yang disebutkan Sutarto yakni, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Sutarto mengakui, panen raya yang sudah dimulai bulan ini mengharuskan Bulog untuk segera menyerap beras petani. Karena itu, Bulog menggunakan Inpres 8/2011 meski harga 30 persen di atas HPP Rp5.060 per kg.

Pemerintah Kaji Pembentukan BUMN Pangan Selain Bulog

Jakarta. Pemerintah akan mengkaji pembentukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membidangi masalah pangan, selain Perum Bulog yang selama ini ditugasi menangani perberasan nasional.
Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan di sela-sela Rapat Koordinasi Perum Bulog di Jakarta, Kamis (2/2), menyatakan, saat ini masih dalam perumusan kebijakan mengenai pembentukan BUMN pangan di luar Bulog tersebut.

Menurut dia, Kementerian BUMN menargetkan, kajian tersebut sudah dapat diselesaikan pada 2013. "Bisa saja berbentuk satu holding BUMN. Atau bisa mendirikan BUMN pangan lainnya. Negara Indonesia ini sangat besar, dan memiliki 240 juta jiwa penduduk. Kalau ada tiga BUMN pangan, cukup memadai untuk melayani penduduk," katanya.

Untuk peran Perum Bulog, menurut dia, BUMN ini tetap harus terfokus pada komoditas beras dan gula. "Ini korporasi, tentunya memiliki doktrin. Harus fokus, lebih baik menangani satu atau dua komoditas saja," katanya.

Pada kesempatan tersebut Menteri BUMN menyatakan, pemerintah juga meminta Perum Bulog untuk meningkatkan divisi komersial dan mengurangi ketergantungan pada jasa pelayanan publik (PSO). "Kita menginginkan Bulog terus didorong untuk memperbesar non-public service obligation (PSO). Kalau masih terus bergantung pada PSO, Bulog tidak tumbuh, malah sebagai korporasi akan melemah," katanya.

Menurut dia, masalah pangan menjadi persoalaan besar bangsa di manapun sehingga tantangan global ke depan harus dijawab secara taktis oleh Perum Bulog untuk turut bertanggung jawab menjaga ketahanan pangan nasional.

Dalam menjalankan peran jasa pelayanan publik, di antaranya Perum Bulog ditugasi menyerap gabah dan beras petani sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Selain itu BUMN pangan tersebut juga ditugaskan mendistribusikan raskin yang sumber pendanaannya berasal dari APBN. Sedangkan untuk membesarkan divisi komersial, lanjutnya, bisa melalui beberapa cara, seperti melakukan sistem resi gudang dan memperbanyak pembelian beras komersial. "Sekecil apapun bisnisnya, resi gudang harus dijalankan," kata mantan Dirut PLN tersebut. (ant)

Kenaikan Harga Beras di Malang tidak Terkendali














MALANG.
Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Malang, Jawa Timur, terus mengalami kenaikan.

Diduga kenaikan itu semakin tidak terkendali. Soalnya, pantauan selama 10 hari terakhir tidak terlihat adanya kecenderungan bakal turun.

Survei harga yang dilakukan unit pelaksana teknis Pasar Lawang menyebutkan harga beras IR 64 Super sudah menyentuh Rp9 ribu per kilogram (kg), beras IR 64 medium Rp8.500, dan beras IR 64 kualitas tiga Rp8 ribu.

Kepala Tata Usaha Pasar Lawang Suyanto, Senin (6/2), mengatakan hasil survei harga beras pada Sabtu (4/2) sampai dengan hari ini cenderung terjadi kenaikan dibandingkan dengan survei hari sebelumnya.

"Harga beras stabil di kisaran itu," tegasnya.

Pantauan harga di Pasar Singosari juga terjadi kenaikan. Untuk harga beras IR 64 super Rp8.500, beras IR 64 medium Rp8 ribu, dan IR 64 kualitas tiga Rp7.800. Kenaikan harga di tingkat pedagang juga memicu kenaikan harga di tingkat pengecer.

Hasil survei dua pekan sebelumnya untuk IR64 Super sudah terjadi kenaikan dari Rp8 ribu menjadi Rp8.500 per kg, beras IR64 medium naik dari Rp7.800 menjadi Rp8 ribu, dan beras IR64 kualitas 3 dari Rp7.600 menjadi Rp7.800.

Petugas survei harga di Pasar Singosari Andalia mengatakan para pedagang menaikkan harga beras karena harga di tingkat petani sudah naik.

Penyebabnya pasokan beras ke pasar tidak banyak karena petani kesulitan menjemur gabah akibat hujan yang terjadi hampir setiap hari.

Berita Pertanian : Nilai tukar petani Sumsel 122,20 persen

Palembang. Nilai tukar petani padi dan palawija Sumatera Selatan mencapai 122,20 persen pada Januari 2012, berarti petani di daerah ini semakin sejahtera dibandingkan dengan tahun dasar 2007.

"Jika dibandingkan bulan sebelumnya, nilai tukar petani padi dan palawija Sumsel pada Januari 2012 turun 0,65 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Haslani Haris di Palembang, Sabtu.

Ia menjelaskan penurunan tersebut karena indek harga yang diterima petani dari komoditas palawija, mengalami penurunan sebesar 0,34 persen.

Menurut Haslani, perkembangan nilai tukar petani padi dan palawija cukup berfluktuasi, namun kemampuan nilai tukarnya masih lebih baik dibandingkan tahun dasar 2007.

Hal tersebut, kata dia, ditunjukkan dengan besaran nilai tukar petani padi dan palawija di atas 100. Nilai tukar petani padi dan palawija tersebut berasal dari perbandingan antara indek harga yang diterima petani padi dan palawija terhadap indek harga dibayar petani untuk konsumsi rumahtangga dan biaya produksinya.

Selanjutnya nilai tukar petani hortikultura yang merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani jenis komoditas tersebut. Sama halnya dengan petani padi dan palawija, perkembangan nilai tukar petani hortikultura juga cukup berfluktuasi, katanya.

Ia mengatakan nilai tukar petani hortikultura pada Januari 2012 sebesar 115,46 persen, bila dibandingkan dengan bulan Desember 2011, nilai tukar petani komoditas itu mengalami penurunan sebesar 0,91 persen.

Penurunan nilai tukar petani hortikultura itu karena indek harga diterima petani mengalami kemerosotan sebesar 0,34 persen.

Komoditas hortikultura, kata dia, meliputi sayuran dan buah-buahan, dimana pada Januari 2012 indek harga komoditas sayuran mengalami peningkatan sebesar 1,65 persen, sementara buah-buahan terjadi penurunan 0,91 persen.

Selanjutnya, nilai tukar pekebun yang dipantau selama setahun terakhir menunjukkan angka cukup berfluktuasi. Penurunan nilai tukar pekebun terjadi sejak Januari 2008, dan berlanjut hingga memasuki tahun 2010 dengan nilai tukarnya di bawah 100.

Dikemukakannya, pada awal tahun 2011, pekebun di Sumsel masih mengalami defisit, dan hal tersebut ditandai dengan rendahnya harga beberapa komoditas perkebunan seperti karet, kopi, dan kelapa sawit atau buah sawit dimana komoditas itu merupakan andalan rakyat.

Menurut Haslani, pada bulan Januari 2012 nilai tukar pekebun mengalami defisit dengan nilai sebesar 91,17 persen.

Namun, bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai tukar pekebun Sumsel pada Januari 2012 sebesar 119,44, dan pada bulan sebelumnya mencapai 119,77 atau terjadi penurunan karena merosotnya penerimaan petani dari komoditas karet dan kopi biji kering, katanya.

Penyebab lainnya, dari penurunan nilai tukar petani juga tergambar manakala pemerintah mengeluarkan kebijakan, seprti menaikkan harga bahan bakar minyak yang berdampak terhadap naiknya berbagai barang kebutuhan di masyarakat.

Hal tersebut, kata dia, tak terkecuali petanipun ikut merasakan dampak dari kebijakan pemerintah itu. Sementara kenaikan nilai tukar petani umumnya disebabkan karena harga komoditas hasil tanaman bahan makanan maupun hasil tanaman perkebunan rakyat naik.

Namun demikian, fluktuasi harga komoditas konsumsi rumahtangga dan biaya produksi serta penambahan barang modal juga mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar petani, demikian Haslani.