Jumat, 18 Maret 2011

Berita Pertanian : Industri Karet Padang Terimbas Bencana Tsunami Jepang

Padang. Kalangan industri karet di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) mengalami kerugian dampak bencana tsunami yang melanda Jepang, karena harga jual karet merosot tajam di pasaran ekspor.
Djaswir, Jumat (18/3) di Padang menjelaskan, saat ini posisi harga beli karet tingkat industri di Padang, turun antara Rp17.000 sampai Rp18.000 per kg dari sebelumnya senilai Rp40.000 per kg.

Namun kini harga anjlok dengan perselisihan harga yang cukup besar dengan posisi sebelum terjadi pasca bencana tsunami Jepang. "Selisih harga yang mencapai Rp20 ribu per kg itu, bukan suatu hal yang mudah untuk menutupinya. Ini yang manjadi pukulan berat bagi pengusaha industri karet di Padang,” katanya.

Penurunan harga drastis itu, karena kalangan pengusaha besar di pasar dunia terutama di Jepang yang selama ini menyimpan stok, pasca bencana gempa dan tsunami berbondong menjual/melepasnya. "Sumbar secara langsung tak terkena dampaknya, karena negara tujuan ekspor karet ke China dan AS. Namun, sistem pasar global imbasnya jelas dirasakan," katanya.

Kendati demikian, jangka panjang dampaknya bisa saja lebih besar, bilamana kalangan industri mobil di Jepang banyak yang belum beroperasi dan ditambah dengan kekhawatiran akibat bencana nuklir.

Menurut Djaswir, pukulan besar terutama jelas dialami kalangan pedagang karet dan pengusaha industri di Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan, karena negara tujuan ekspornya Jepang.

Selain itu, kekhawatiran terus berlangsungnya krisis di Timur Tengah, yang bisa mengancam perekonomian dunia, tentu sedikit banyak imbasnya akan dialami Indonesia.

Data Disbun Sumbar, total luas kebun karet rakyat dan perusahaan di Sumbar, sudah mencapai 150.985 hektare dengan produksi mencapai 134.401 ton pada 2010. (ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar