Jumat, 04 Maret 2011

Berita Pertanian : Distribusi Komoditas Pertanian Terhambat Akibat Gangguan Penyeberangan


Jakarta. Gangguan penyeberangan di Selat Sunda menghambat distribusi arus barang komoditas pertanian, baik pangan, peternakan, maupun hortikultura, terutama komoditas yang mudah rusak, seperti tanaman hias, buah, dan sayur. Kemacetan juga mengakibatkan pembengkakan biaya transportasi yang pada akhirnya menjadi beban konsumen.

Ketua Umum Dewan Hortikultura Nasional Benny A Kusbini, Kamis (3/3) di Jakarta, mengungkapkan, komoditas yang paling terganggu distribusinya adalah hortikultura, seperti sayur, buah, dan tanaman hias, mengingat komoditas itu mudah rusak dan tidak tahan lama. Apalagi bila tidak dilengkapi dengan pendingin.

”Buah yang terganggu distribusinya, seperti jeruk medan, juga berbagai produk sayuran dari dataran tinggi Karo juga Kerinci,” katanya.

Pengalaman Benny membawa produk hortikultura dari Kerinci menunjukkan terjadi kenaikan biaya transportasi Rp 500.000- Rp 1 juta tiap truk dengan kapasitas 6 ton. ”Kenaikan biaya transportasi akhirnya dibebankan ke konsumen,” katanya.

Tidak hanya komoditas hortikultura yang terganggu. Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menyatakan, komoditas singkong, pakan ternak, pakan ikan, dan kopi juga mengalami gangguan.

Benny menyatakan, kisruh pelayaran juga menimbulkan peluang berbagai pungutan liar, baik yang terjadi secara tidak di sengaja maupun direncanakan.

”Dalam kondisi seperti itu, semua orang ingin cepat sampai dan tepat waktu karena itu menggunakan berbagai upaya. Peluang ini juga bisa dimanfaatkan oleh petugas melakukan pungutan liar,” kata Benny.

Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feetlot Indonesia Joni Liano menyatakan, gangguan penyeberangan mengakibatkan terhambatnya penyerapan sapi lokal dari Jawa ke Lampung. Kalaupun bisa, biaya transportasinya menjadi lebih mahal. Padahal, Kementerian Pertanian menargetkan perusahaan penggemukan sapi wajib menyerap 10 persen sapi lokal dari banyaknya sapi yang diimpor.

”Biasanya, sapi dari Jawa Timur dibawa ke Sumatera melalui Selat Sunda,” katanya.(kompas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar