Jambi. Tomat-tomat yang tak dipetik dan dibiarkan membusuk di ladang adalah pemandangan saat ini di kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci. Sentra produksi tomat itu terkena imbas kemacetan panjang di pelabuhan Merak-Bakauheni. Harga tomat jatuh karena tidak bisa dikirim ke Jawa.

"Tomat dan dan berbagai tanaman sayur mayur di sentra produksi di Kerinci khususnya di kecamatan Gunung Raya dan Batang Merngin kini hanya ditumpuk petani di ladangnya sampai membusuk," kata Sekretaris Desa Lolo Hilir Kasdi, di Kerinci, Jumat.

Tanaman tomat dikembangkan petani Gunung Raya di ladang-ladangnya menggantikan berbagai tanaman keras yang sebelumnya ditanam seperti Kayu Manis (casiavera) dan kopi.

"Saat ini panen tomat, namun karena terputusnya jalur distribusi di Merak-Bakauheni tomat-tomat petani tersebut akhirnya tak laku terjual hingga akhirnya tomat yang habis dipanen pun hanya ditumpuk di pinggir ladang sampai menggunung dan busuk,"kata Kasdi.

Harga tomat di sentra pertanian tersebut hanya berkisar antara Rp100 hingga Rp200/kg, anjlok luar biasa dalam 10 tahun terakhir. Biasanya Tomat masih bisa dibeli pedagang pengumpul minimal Rp1000 hingga Rp1500/kg.

Harga Rp200 tersebut petani tidak bisa mengembalikan modal yang telah dikeluarkan. Satu bal tomat modalnya Rp3 juta hingga Rp4 juta.

"Sementara para petani menanam sampai berpuluh-puluh bal bahkan ada yang 70 hingga 100 bal. Jadi dapat dibayangkan berapa kerugian yang telah dialami," katanya.

Saleh (58) salah seorang petani mengaku dia dan keluarganya rugi sampai Rp30 juta karena menanam 30 bal tomat. Kini tomatnya yang sudah dipanen hanya menumpuk di pinggir ladang yang tumpukannya sampai sebesar rumah.

Begitu pula di ladang-ladang petani lainnya tumpukan tomat busuk tersebut terlihat seperti bukit kecil berwarna merah kuning oranye.

Kerinci yang merupakan kabupaten paling barat dari Provinsi Jambi dikenal sebagai daerah subur di pengunungan Bukit Barisan yang beriklim basah dan berhawa sejuk. Sangat cocok untuk dikembangkan sebagai daerah sentra-sentra pertanian berbagai komoditi. Namun, harga hasil pertanian selalu rendah karena sulitnya transportasi.(ant)