Boyolali. Pupuk organik "kascing" yang diproduksi oleh paguyuban tani Rukun Santoso di Desa Jemowo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jateng, merupakan pupuk yang ramah lingkungan dan dapat memulihkan kesuburan tanah.

"Pupuk organik kascing merupakan produk baru asal Desa Jemowo yang baru dikembangkan satu-satunya di Jawa Tengah," kata ketua paguyuban tani Rukun Santoso, Ngatimo, saat acara peresmian paguyuban Tani Rukun Santoso, di Dukuh Purwodadi, Jemowo, Boyolali, Selasa.

Menurut dia, pupuk organik kascing merupakan campuran antara limbah kotoran sapi dan cacing khusus jenis robelus lumbricus asal Cibodas Bandung.

Proses pembuatan pupuk kascing ini, kata dia, hanya melalui pengendapan antara kotoran sapi dan cacing, dengan koposisi 10 banding satu.

Menurut dia, pencampuran dua bahan tersebut kemudian didiamkan hingga setengah bulan, kemudian pupuk sudah dapat digunakan untuk tanaman.

Ia menjelaskan, pupuk kascing mempnyai kandungan unsur fisik kimia dan organik. Pupuk ini, selain dapat mempercepat pertumbuhan buah, juga lebih tahan lama atau tidak mudah busuk.

Selain itu, cacingnya semakin lama juga semakin bertambah karena terus berkembang. Cacing ini juga memiliki khasiat sebagai obat kuat bagi manusia, penggemukan hewan, serta bahan untuk kosmetik.

"Kami dengan sebanyak 83 anggota paguyuban mampu memproduksi pupuk kascing sebanyak enam ton per bulan. Setiap kg pupuk kascing dijual hanya Rp750 per kemasan," katanya.

Ia menjelaskan, warga Jemowo mengembangkan produksi pupuk kascing tersebut atas binaan dari German Internasional Coorperation (GIZ-LRP). Bantuan dari GIZ itu, yang mendampingi para petani setempat sejak tahun 2010 hingga sekarang.

Menurut dia, pihaknya ke depan menginginkan bahwa Desa Jemowo sebagai pusat produksi pupuk organik kascing di Boyolali, bahkan, di wilayah Jateng.(ant)