Jakarta. Pemerintah meminta importir maupun pedagang agar tidak memanfaatkan penghentian ekspor sapi oleh Australia untuk menaikkan harga daging impor.

Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Jumat mengatakan, meskipun Australia menghentikan ekspor sapi ke Indonesia, namun mereka tetap melakukan ekspor daging.

"Daging impor yang ada harganya tidak mengalami kenaikan, oleh karena itu jangan manfaatkan (penghentian ekspor sapi) untuk menaikkan harga daging (di dalam negeri)," katanya.

Pada kesempatan itu Mentan menyatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Asosiasi Importir Daging Sapi Indonesia (Aspidi) dan Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo).

Kedua asosiasi itu, tambahnya, telah menyampaikan komitmennya terkait dengan kebijakan Australia yang menghentikan untuk sementara ekspor sapi bakalan ke Indonesia selama 6 bulan menyusul dugaan adanya penyiksaaan dalam proses penyembelihan hewan tersebut.

"Mereka komitmen untuk tetap menjaga stabilitas harga sehingga tidak terjadi lonjakan akibat suspense ini," katanya.

Menyinggung upaya yang akan dilakukan untuk menjaga kestabilan harga daging sapi, Suswono menyatakan, dengan menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan di pasaran.

"Kami juga akan meminta kepada Kementerian Perdagangan untuk mengawasi agar tak ada yang menaikkan harga (daging)," katanya.

Menurut Mentan, selain sapi sebenarnya masih banyak jenis ternak lain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging seperti ayam, domba, kambing, kelinci dan lain-lain.

Sementara itu menyinggung pasokan daging untuk puasa maupun hari raya, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Prabowo Respatiyo menjamin tidak akan terganggu.

Dikatakannya, kebutuhan daging pada hari raya 1431 H atau 2010 sebanyak 61 ribu ekor untuk sapi, 2.871 ekor kerbau, 274.403 kambing dan 58.941 ekor domba.

"Untuk tahun ini diperkirakan tak beda jauh dengan tahun lalu," katanya.

Sementara itu dari total kebutuhan daging setara 2,3 juta ekor sapi per tahun potensi untuk dipotong sebanyak 2,4 juta ekor.