Bandarlampung
. Provinsi Lampung mengimpor kacang kedelai dari Amerika Serikat (AS) sebanyak 1.850 ton per bulan.

"Kacang kedelai impor masih mendominasi pasar di Bandarlampung," kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperindag) Provinsi Lampung, Ishak di Bandarlampung, Senin.

Menurut Ishak, kacang kedelai impor tersebut mendominasi pasar di Lampung, sedang produksi lokal masih kalah bersaing.

Ia menyebutkan, hingga sekarang pasokan kacang kedelai di Bandarlampung, Provinsi Lampung, lancar dan dapat memenuhi kebutuhan daerah setempat.

Lancarnya pasokan kacang kedelai membuat harga komoditas itu bertahan di kisaran Rp6.000/kilogram.

Masih menurut Ishak, stok akhir kacang pada Mei 2011 mencapai 3.003 ton, sedang kebutuhan hanya 2.905 ton.

Ishak menjelaskan, pengadaan kacang kedelai pada periode itu sebanyak 2.530, terdiri atas produksi lokal 843 ton dan impor 1.850 ton.

Sementara stok awal kedelai di Provinsi Lampung sebanyak 3.378 ton.

Kacang kedelai masih banyak dipergunakan untuk pembuatan tahu dan tempe serta kebutuhan lainnya. Sementara produksi tahu dan tempe di Bandarlampung banyak dikelola oleh industri rumah tangga.

"Harga kacang kedelai masih stabil Rp6.000/kg, sama seperti sebelumnya," kata Ira pengusaha tahu dan tempe di Kedaton, Bandarlampung.

Ia mengaku, membeli 20 karung kacang kedelai ukuran 50 kg setiap harinya dengan harga Rp1 juta.

"Harga tahu yang dijual masih bertahan Rp2.500 untuk tiap 10 tahu," kata dia.

Sementara itu Toyib, pengusaha industri rumah tangga tahu dan tempe lainnya mengatakan, pasokan kedelai di Bandarlampung masih lancar.

Menurut dia, lancarnya pasokan kacang kedelai itu juga diimbangi harganya yang masih stabil sebesar Rp6.000/kg.