Surabaya. Potensi bisnis peternakan di Jawa Timur semakin mengalami peningkatan pascapenghentian impor sapi Australia oleh pemerintah.

"Apalagi, provinsi ini menjadi salah satu daerah penghasil produksi peternakan terbanyak di Indonesia," kata President PT Napindo Media Ashatama, penyelenggara pameran "Indo Livestock 2011 Expo and Forum" di Grand City Convex Surabaya (tanggal 15-17 Juni 2011), Herman Wiriadipoera, ditemui di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, kini Indonesia telah masih dibidik oleh sejumlah pihak terkait permasalahan penjagalan dan pemeliharaan sapinya, oleh Australia.

"Peluang tersebut situasi paling tepat bagi kami untuk masuk dan mengadakan sejumlah kegiatan pameran, terutama di bidang peternakan," ujarnya.

Mengenai tujuan dilaksanakannya agenda peternakan itu, ia mengaku, memudahkan pertemuan antara produsen peternakan skala besar di Jatim dengan produsen peternakan dari luar negeri.

"Bahkan, menjadi ajang pertukaran teknologi peternakan paling baru," katanya.

Di sisi lain, ia optimistis, kegiatan ini dapat mengubah pandangan pengunjung tentang pentingnya peternakan sebagai pendukung gizi dan perekonomian Jatim.

"Acara ini juga bertujuan memperbaiki citra Indonesia di mata pasar global mengingat beragam produk luar negeri maupun inovasi perusahaan anak bangsa juga dipamerkan di sana," ujarnya.

Terkait pelaksanaan pameran itu, ia mengajak, sebanyak 300 peserta dari 40 negara di antaranya China, Amerika Serikat, Italia, dan Singapura.

"Kami yakin, kegiatan tersebut dapat meningkatkan kondisi perekonomian di Jatim mengingat sampai sekarang ada 18 pabrik pakan ternak yang memiliki kinerja positif di Indonesia," katanya.