Jakarta. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian melakukan kampanye green product (produk ramah lingkungan) kelapa sawit kepada dua negara Eropa, yakni Spanyol dan Prancis guna mengantisipasi isu negatif tentang komoditas tersebut terkait dengan lingkungan.

Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Sabtu, mengatakan, misi kegiatan palm oil campaign tersebut untuk menyampaikan informasi dan mengkomunikasikan kebijakan serta upaya mengembangkan industri kelapa sawit nasional dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan (sustainability).

Selain itu, lanjutnya ketika menyampaikan hasil kunjungan ke Madrid, Spanyol, dan Paris, Prancis, guna menyampaikan perhatian dan keberatan Indonesia terhadap pandangan negatif LSM pada pengembangan kelapa sawit dan aturan negara importir yang berdampak negatif terhadap ekspor minyak sawit.

"Kegiatan ini dalam bentuk seminar dan pertemuan dengan pejabat terkait di kedua negara," katanya.

Dalam pertemuan dengan Menteri Lingkungan, Pedesaan dan Perikanan Spanyol, Suswono menjelaskan komitmen pemerintah Indonesia dalam implementasi Indonesia Sustainable Palm Oil System dan peduli terhadap kriteria lingkungan yang tercantum dalam energi langsung terbarukan (Renewable Energy Directive/RED) yang berpotensi sebagai non-tarif barrier dalam perdagangan.

Begitu juga ketika bertemu dengan Menteri Pertanian Prancis, Suswono kembali menyampaikan perhatian Indonesia terhadap kriteria lingkungan yang tercantum dalam RED.

"Pemerintah Prancis dapat memahami pandangan Indonesia dan mengharapkan dapat memperoleh masukan dari hasil penelitian tentang minyak sawit yang dapat digunakan sebagai evaluasi kebijakan terkait dengan penggunaan sawit di negara tersebut," katanya.

Selain ke Spanyol dan Prancis, Indonesia juga akan melakukan kampanye serupa ke Amerika Serikat yang rencananya melalui kunjungan Menteri Pertanian pada 23 Mei 2011.

"Kita akan menjelaskan secara gamblang bagaimana pengembangan kelapa sawit di Indonesia," katanya.

Selain itu, tambahnya, pihaknya juga akan menyerahkan orang utan kepada kebun binatang di AS untuk menunjukkan perhatian pemerintah terhadap satwa tersebut terkait pengembangan industri sawit.

Menurut Suswono, kampanye negatif terhadap kelapa sawit Indonesia yang dilakukan negara-negara maju dengan mengangkat isu lingkungan sebenarnya lebih berdasarkan karena persaingan dagang bukan semata-mata lingkungan.

Dikatakannya, saat ini penggunaan lahan untuk pengembangan kelapa sawit di Indonesia hanya sekitar enam persen dari luas hutan di tanah air yang mencapai 137 juta hektar.

Selain itu, tambahnya, perkebunan kelapa sawit memberikan kontribusi sekitar 45-46 persen terhadap pengurangan emisi karbon.

Mengenai ekspor minyak sawit Indonesia ke Uni Eropa, Suswono mengungkapkan, pada 2008 mencapai 4,36 juta ton (2,73 miliar dolar AS) kemudian naik menjadi 4,79 juta ton (2,16 miliar dolar AS) pada 2009 dan 4,06 juta ton pada 2010 (2,61 miliar dolar AS).

Sedangkan ekspor CPO pada 2008 sebanyak 1,76 juta ton (1,4 miliar dolar AS) naik menjadi 2,36 juta ton (1,4 miliar dolar AS) pada 2009 dan turun menjadi 2.22 juta ton (1,77 miliar dolar AS) pada 2010.(ant)