Senin, 23 Mei 2011

Peluang Usaha Pertanian : Jutaan Rupiah dari Ternak Kelinci


Berawal dari hobi memelihara kelinci, Galih Ari Wirawan Siregar kini bisa mendapatkan penghasilan Rp 4 juta perbulannya. Dengan modal sepasang kelinci yang dibelinya seharga Rp 50.000 dan kandang dengan harga Rp 80.000, kelinci yang dikembangkan di rumahnya Jalan Dr Hamzah Nomor 5 Universitas Sumatera Utara (USU) Medan sudah mencapai 100-an ekor.

Mahasiswa Fakultas Pertanian USU ini, tertarik membudidayakan kelinci karena selain kegemaran dapat tersalurkan, ia juga bisa mendapatkan keuntungan. "Makanan kelinci tidak sulit dicari dan murah. Di Medan ada di Jalan Bintang yang menyediakan semua makanan hewan ternak termasuk kelinci," ujarnya, akhir pekan lalu.

Selain itu, beternak kelinci sangat mudah dan perawatan yang mudah, tidak membutuhkan lahan luas, biaya produksi relatif murah sehingga tidak membutuhkan modal besar.

Galih yang memulai ternak kelinci tahun 2008 lalu mengatakan, ada dua jenis kelinci yang dapat dibudidayakan secara komersial, yaitu kelinci Anggora atau kelinci untuk diambil wol dan bulunya dan kelinci Chinchilla atau pedaging.

Untuk kelinci Anggora dipelihara di kawasan bersuhu rendah yakni pada kisaran 25 derajat Celcius. Sedangkan jenis chinchilla adalah varietas kelinci khusus untuk diambil dagingnya. Daging kelinci memiliki kandungan gizi yang baik dan kadar kolesterol yang sangat rendah sehingga baik untuk kesehatan.

Kelinci jenis ini dapat dipelihara di tempat-tempat dengan suhu 35 derajat Celcius. Memang, untuk mengembangkan kelinci ini, dikatakan Galih perlu sedikit belajar. Dan, ia sendiri belajar dari buku tentang cara membudidayakan kelinci di samping memperhatikan pengalaman-pengalaman di lapangan dan juga berbagi informasi kepada sesama penyuka kelinci. "Semuanya dipelajari secara otodidak," akunya.

"Kelinci banyak dicari pada musim liburan seperti Juni hingga Agustus, November hingga Febuari. Jadi saat-saat inilah yang sangat menguntungkannya," aku Galih.

Diakuinya, saat kelinci mulai berkembang biak, ia sempat kesulitan mau memasarkannya namun teman-temannya mulai tertarik dan menawarkan untuk membeli kelinci-kelinci tersebut. Dengan banyaknya permintaan kelinci yang dikembangkannya, bisnis peternakan kelinci diteruskannya tahun 2009.

"Saat aku mendapatkan beasiswa, uangnya diinvestasikan untuk membuat kandang, mengembangkan mutu kelincinya dan mengembangkan pemasaran untuk prospek kelinci-kelinci," katanya.

Di tahun 2010, ia bersama rekan-rekannya kelompok pengembangan kelinci mendapatkan dana bantuan dari USU sebesar Rp 24 juta melalui program Student Entrepreneur Center (SEC) USU. Dana tersebut digunakan sebagai biaya operasional untuk kelinci-kelincinya yang sekarang telah memiliki dua lokasi peternakan dan pemasaran.

Untuk pemasaran berada di rumahnya sendiri di lokasi peternakan di daerah Dusun I Parpendem, Kutalimbaru-Pancur Batu, Kabupaten Deliserdang.

Sekarang dengan adanya dua peternakan tersebut, Galih yang dibantu dua rekannya dan pekerja yang berada di Parpendem dapat menghasilkan anak kelinci baru hingga ratusan ekor. Biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan rutin kelinci dalam sebulan minimal Rp 100.000, sudah mencakup pakan, pelet dan obat-obatan bagi kelinci.

Dulu kelinci-kelinci dijual dengan harga Rp 10.000 sampai dengan Rp 25.000 per ekor untuk kelinci anakan tetapi sekarang sudah dipasarkannya mencapai Rp 30.000 perekornya sampai dengan Rp 80.000 untuk umur dua bulan atau tergantung ukuran dan jenisnya.

Dikatakan Galih, minat masyarakat untuk mengembangkan kelinci mulai tinggi khususnya kelinci jenis Anggora. Bulunya yang lembut dan lebat merupakan kelebihan khususnya. Kelinci Anggora juga memiliki perilaku yang manja dan menggemaskan, sehingga menarik siapapun yang melihat untuk mengelus dan mengusap-usap hewan bertelinga panjang tersebut.

Untuk pemasaran kelinci tergantung dari pesanan konsumen, yang biasanya banyak memesan untuk sekadar memelihara atau digunakan untuk bahan percobaan di laboratorium. "Permintaan kelinci selain dari Kota Medan juga dari luar kota, seperti Tebingtinggi, Tanjungbalai dan Binjai.

Pembeli dari luar kota biasanya datang sendiri, karena untuk pengirimanan kelinci ke luar kota masih mengalami kesulitan karena rentannya kelinci mati di dalam kardus saat dikirim," jelasnya. Angka kematian tertinggi pada kelinci, adalah saat masih anakan. Dan, untuk menekan angka kematian yang tinggi ini diperlukan perlakuan khusus atau lebih intensif.

Ada beberapa tips mudah yang dapat dilakukan dalam merawat kelinci. Pertama, dijelaskan Galih, dimulai dari kandang. Menurutnya, untuk menciptakan kandang yang nyaman bagi kelinci, kebersihan harus selalu terjaga, dan kelinci dihindarkan dari stres. Kedua, makanan yang baik untuk kelinci, jangan terlalu padat/serat kasar atau rumput masih basah segar. "Berikan minum yang bersih dan cukup dan jika memungkinkan berilah suplemen tambahan vitamin ternak yang sesuai, agar kelinci tumbuh sehat," sebutnya.

Manajemen kandang yang baik untuk peternakan kelinci, salah satunya adalah dengan memperhatikan usia kelinci dan kandangnya, yaitu tidak boleh kelinci yang telah matang reproduksinya/siap kawin berada dalam satu kandang dengan jantan dan betina. Ini dikhawatirkan akan mengakibatkan tidak terkontrolnya masa kawin. Sehingga akan hamil di luar kontrol dan akan melahirkan anak-anak kelinci secara tidak teratur. "Karena itu, kita harus memisahkan kandang jantan dan betina," jelasnya lagi.

Di mana masa idealnya kawin pada kelinci menurut Galih diatur secara berkala, misal dalam 1 minggu 10 ekor kelinci saja yang dikawinkan, tidak serentak dan menyeluruh atau semua dimasukkan dalam satu kandang yang sama.

Dan, cara sederhana mengawinkan kelinci yang biasa dan mudah dilakukan adalah dengan mengetahui terlebih dahulu mana betina yang siap kawin, dari segi umur, masa birahi dan lainnya. Kandang disiapkan untuk dua ekor kelinci dewasa yang akan kawin, lalu dimasukkan 2 indukan jantan dan betina pada saat yang tepat.

"Jika memang pada saat yang tepat, betina pasti mau untuk dikawini, kalau tidak bisa berkelahi. Makanya harus diperhatikan dengan benar. Setelah beberapa saat kita dapat melihat mereka bercengkrama, bercumbu, dan kawin, agar lebih memastikan fertilisasi, kita harus tunggu hingga aktivitas kawin yang kedua. Lalu dipisahkan segera indukan jantan dari betina tersebut," terangnya.

Setelah itu, kata Galih, kelinci betina yang telah kawin itu harus diperhatikan dengan baik dengan menyiapkan tempat untuk bersalin. "Biasanya, umur sebulan anak kelinci yang baru akan lahir," sebutnya.

Untuk jenis makanan kelinci diberikan secara bervariasi, banyak jenis makanan kelinci yang bergizi, dari jenis sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, rumpu-rumputan dan daun-daunan. Serta baik pula diberikan makanan tambahan konsentrat, vitamin ternak, pelet dan lain-lain.

Bagi pecinta kelinci, Galih meminta untuk merawatnya dengan kelembutan, membersihkan wadah pakan dan air minumnya secara rutin. Perkawinan harus dilakukan pada pagi hari, dengan cara betinanya dibawa ke kandang kelinci jantan. Serta melakukan pemeriksaan perut betinanya setelah 15 hari dengan cara menekan perutnya perlahan. "Usahakan agar suhu kandang kelinci senantiasa sejuk," katanya.

Untuk pemilihan lokasi ternak kelinci banyak dipengaruhi yakni lokasi sebaiknya dekat dengan sumber pakan seperti areal tanaman sayur, pasar sayur, atau pasar-pasar secara umum, memiliki temperatur atau suhu ideal antara 15-25 derajat Celsius dan sebisa mungkin diusahakan lokasi kandang dekat dengan aliran sungai dan jauh dari permukiman penduduk.

Dalam memilih bibit kelinci, Galih juga mengatakan harus diperhatikan induknya. Induk harus diketahui tetuanya atau dengan kata lain calon induk mempunyai catatan produksi dari jumlah anak perkelahiran, daya tumbuh dan catatan reproduksi. Induk mempunyai putting susu lebih dari 8 buah, tingkah laku tidak nervous dan mempunyai cukup bulu untuk membuat sarang dan kondisi fisik yang normal seperti badan sehat, mata bersinar, bulu yang bersih dan tidak kusut serta memiliki telinga tegak.

Aspek reproduksi kelinci memegang peranan penting dalam rangka pertambahan jumlah populasi. Ternak kelinci termasuk dalah satu jenis ternak prolific artinya mampu beranak banyak per kelahiran. Umur pertama kali dikawinkan berkisar antara 5 sampai 6 bulan.

"Perkawinan kembali setelah beranak, apabila yang diharapkan dari ternak kelinci adalah bakalan maka induk bisa dikawinkan 7-10 hari setelah beranak. Tapi apabila yang diinginkan nantinya adalah sebagai ternak pengganti, maka sebaiknya induk dikawinkan kembali 40-45 hari setelah beranak atau setelah anak-anak lepas sapih," kata Galih.

Dalam memproduksi kelinci, dikatakan Galih sangat mudah tapi perlu dilakukan secara step by step. Misalnya, memelihara sepasang dulu, sampai dia bisa dua generasi. Selain menjual kelinci untuk dipelihara Galih juga menjual kelinci untuk dijadikan bahan praktikum kuliah. "Kulit dan daging kelinci sedang diupayakan menjadi barang yang memiliki nilai jual, seperti dijadikan tas sedangkan daging kelinci dijadikan makanan," jelasnya.

"Saya pernah membawa sate daging kelinci pada pameran-pameran maupun acara di kampus, respon yang diberikan dari masyarakat cukup baik. Karena itu, dalam waktu dekat kami akan bekerja sama dengan Kerang Rebus Murnis di Pasar I untuk membuat sate kelinci, mudah-mudahan tidak ada halangan dan sekarang lagi dalam tahap penggemukkan kelinci," papar Galih yang tergabung dengan usahanya Regar Rabbit.

Kompetisi dan efisiensi mutu kelinci sangat diutamakan, termasuk pengolahan daging kelinci yang diketahui berprotein tinggi tanpa kolestrol. Daging kelinci, secara umum hanya dikonsumsi sebagai bakso, dendeng, abon dan sate. Padahal di negara maju daging kelinci sudah diproduksi menjadi nugget, karage, kornet dan rolade yang memiliki nilai jual tinggi.

Tidak hanya itu, kelinci-kelinci hasil pengembangbiakkan Galih ini juga diupayakan agar tidak ada yang terbuang (Zero Waste), sehingga sampai dengan kotoran kelinci juga ikut dimanfaatkan, seperti memproduksi pupuk cair dari urine kelinci dan kompos dari kotoran kelinci.

"Untuk urine dan kompos biasanya ibu-ibu rumah tangga yang banyak membeli untuk perkebunan rakyat, dimana harga pupuk kompos kita jual per goni atau 30 kg seharga Rp 25.000, sedangkan satu liter urine kita hargai Rp 5.000. Jadi kita benar-benar mengupayakan agar tidak ada yang terbuang dari peternakan kelinci ini," jelas Galih.

Adapun jenis kelinci yang dipelihara dan dikembang biakkan Galih adalah jenis kelinci pedaging, yakni, New Zealand White, Flamisth Giant, dan kelinci lokal, kelinci kulit dan hias ada, kelinci daging serta Rex. Sedangkan kelinci hias merupakan Anggora Inggris, Anggora Perancis, Rex Anggora Giant, Lyon, Nederland, Otot, Tan, Dutch dan beberapa kelinci lokal.

Menyadari bahwa kelincinya juga memerlukan makanan dengan kandungan protein yang lengkap, Galih berinisiatif untuk memproduksi sendiri makanan ternak peliharaannya. Dahulu ketika kelinci-kelincinya masih sedikit, ia bisa memberi makan berupa rumput dan sayuran.

Tapi sekarang, dengan jumlah kelinci yang semakin banyak, makanan jadi lebih sulit, sehingga dicoba membuat makanan kering dalam bentuk pellet yang susunan proteinnya disesuaikan dengan kebutuhan kelinci itu sendiri. "Kami sudah memiliki mesin pengolah sendiri untuk membuat pakan ternak kelinci," aku Galih bangga.

Dulunya, kesulitan yang dihadapi Galih dalam memelihara kelinci-kelincinya adalah ketidaktahuannya merawat dan memelihara kelinci dengan baik, karena kelinci sangat rentan. Apabila ada kesalahan dalam memberi makan bisa mengakibatkan kelinci mencret, sakit bahkan mati.

Dari sana Galih belajar dan mencari solusi untuk kelinci-kelincinya, sehingga kesulitan yang dirasakan saat ini hampir tidak ada kecuali masalah packaging dan transport, bagaimana mengirim kelinci ke luar kota agar tidak mati.

Bisnis peternakan kelinci yang dijalankan Galih memang sudah menampakkan hasil dan memberikan pendapatan yang menjanjikan. Ke depan Galih mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah maupun investor yang tertarik terhadap ternak dan peternak kelinci di Medan sehingga usaha itu bisa dikembangkan dan peminatnya juga bertambah. "Kami ingin membuka suatu kawasan Agro Wisata dari kelinci ini dan yang lebih penting lagi usaha ini bisa membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak bagi orang yang membutuhkan," ujarnya. (MB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar