Bengkulu. Bank Indonesia (BI) Cabang Bengkulu mengucurkan dana satu miliar rupiah untuk membantu enam kelompok peternak lele dan ayam petelur di Desa Srikaton, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu.

Pimpinan BI Cabang Bengkulu, Causa Iman Karana, di Bengkulu, Sabtu, mengatakan, bantuan bank pemerintah itu untuk mendukung program pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan cara membangun desa binaan di Srikaton tersebut.

"Pemberdayaan ekonomi masyarkat menjadi tanggung jawab perbankan dan sebagai bentuk kepedulian kita dengan masyarkat, bantuan ini sudah dimulai pada akhir tahun 2010 dan dilanjutkan pada tahun ini dengan total bantuan sosial berupa uang tunai sebesar satu miliar rupiah," katanya.

Ia menjelaskan, dana tersebut diserahkan kepada enam kelompok peternak di Desa Srikaton, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah.

Kelompok peternak tersebut, katanya, mengembangkan dua komoditas yakni lele dan ayam petelur.

Bantuan kepada kelompok peternak tersebut merupakan lanjutan program kerjasama Bank Indonesia dengan Universitas Bengkulu yang sebelumnya membentuk proyek percontohan pengembangan ayam petelur yang dikembangkan mahasiswa.

"Kita memang kerjasama dengan jurusan peternakan Unib melalui proyek percontohan itu diaplikasikan langsung ke kelompok masyarakat di Desa Srikaton dan hasilnya cukup baik," katanya.

Bantuan permodalan diberikan Bank Indonesia itu diharapkan mampu meningkatkan produksi dua komoditas tersebut.

Ia mengatakan, kebutuhan lokal khususnya telur hingga saat ini masih didatangkan dari luar daerah antara lain Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.

"Telur ayam dan ikan basah juga secara konsisten mendorong inflasi di Kota Bengkulu, sehingga program ini diharapkan mampu menambah ketersediaan telur kebutuhan lokal," katanya.

Seorang anggota kelompok peternak lele mengatakan, produksi ikannya setiap panen sebagian besar dijual kepada pedagang nasi uduk dan restoran dengan harga rata-rata Rp12 ribu per kilogram.

Setiap tiga bulan panen mendapatkan ikan segar rata-rata di atas satu ton. Tambahan modal dari Bank Indonesia tersebut bisa memperluas kolam ikan dari empat menjadi sepuluh petak.

Suntikan modal dari Bank Indoesia itu untuk setiap kelompok diharapkan bisa dilunasi selama 1,5 tahun.

"Bila perlu di bawah waktu tersebut sudah lunas," katanya. (ant)