Rabu, 02 Maret 2011

Berita Pertanian : Masyarakat Humbahas Mulai Budidayakan Terung Belanda


Doloksanggul. Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) merupakan daerah penghasil terung belanda atau lazim disebut tiung. Namun, hingga sekarang tanaman tersebut masih ditanam secara tumpang sari di antara tanaman kopi. Padahal, terung belanda dapat mendukung bahkan mendongkrak perekonomian masyarakat setempat terutama di Desa Parsingguran.

B Lumban Gaol (46), warga Desa Parsingguran I, mengatakan, setiap hari Jumat dirinya akan mejual buah terung belanda ke pasar tradisional Doloksanggul rata-rata 100 kg per minggu.
“Hampir setiap kebun kopi milik masyarakat yang ada di daerah ini ditumpangsarikan dengan tanaman terung belanda,” kata Lumban Gaol.

Menurutnya, menanam terung belanda tidak terlalu sulit karena setiap ditanam selalu tumbuh. Dan, hanya membutuhkan 5 bulan perawatan secara intensif, selebihnya bila tiung sudah bercabang, perawatannya sudah ringan karena tumbuhnya di sela-sela pokok kopi.

“Tanaman terung belanda juga berfungsi sebagai tanaman pelindung buat kopi agar tidak terlalu banyak disinari matahari dan juga membantu kami petani ini dalam hal menyiangi rumput. Kalau sudah ditanami terung belanda rumput di sekitar batang kopipun akan berkurang,” akunya.

Kepala Desa Parsingguran I, T Banjarnahor ketika dijumpai MedanBisnis, mengatakan, Desa Parsingguran merupakan desa yang areal pertaniannya banyak ditumbuhi terung belanda. Bahkan era 90-an Desa Parsingguran I terkenal dengan desa penghasil tiung. Tiung dari desa tersebut sering menjadi oleh-oleh (buah tangan) bagi yang berkunjung ke Desa Parsingguran ataupun anak rantau yang hendak pulang ke perantauannya.

Namun, lanjut Banjarnahor, seiring bergulirnya waktu, tanaman terung belanda milik masyarakat sudah semakin tua sehingga produksinya berkurang. Warga parsingguran sudah mulai melakukan pembibitan sendiri hingga ke penanaman dengan bibit varietas lokal.

“Saat ini petani sangat menginginkan bibit unggul yang buahnya besar dan banyak serta dagingnya lebih tebal sehingga terung belanda yang dihasilkan semakin diminati orang,” ujarnya.

Sementara Kepala Bidang Pangan dan Hortikultura, Jhon Harlen Sitompul, mengatakan, tahun anggaran 2009 dan 2010 pengadaan bibit terung belanda selalu ada. Bibit tersebut disalurkan kepada masyarakat melalui kelompok tani. “Kami membagikan bibit tersebut kepada masyarakat dengan tujuan terung belanda ini dapat menjadi tanaman khas di Humbahas serta meningkatkan pendapatan masyarakat setempat,” jelasnya.

Sementara untuk tahun 2011, kata dia, Dinas Pertanian Humbahas merencanakan penangkaran bibit terung belanda di tiga kecamatan. Penangkaran ini akan dikelola oleh kelompok tani yang terbaik di kecamatan tersebut dengan cara melakukan kawin silang antara varietas lokal dengan varietas unggul hingga menghasilkan varietas baru yang diharapkan produksinya semakin baik.

“Program penangkaran bibit ini kita rencanakan untuk mengurangi biaya pengadaan bibit terung belanda sekaligus memandirikan Humbahas dalam pengadaan bibit sesuai dengan visi misi Humbahas yaitu menjadikan Humbahas mandiri dan sejahtra,”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar