Selasa, 19 April 2011

Berita Pertanian : Tomat Langka di Lampung Barat

BATUBRAK. Jika pada bulan sebelumnya komoditas tomat di beberapa kecamatan di Lampung Barat membanjir dan dibiarkan membusuk di batang karena tidak laku dijual, kini komoditas itu mulai langka dan harganya di pasaran mencapai Rp3.500/kg.

"Sudah seminggu ini, penjualan tomat di pasaran terus mengalami kenaikan. Terkadang kehabisan stok dari petani," kata Suryati (44), penjual sayur keliling, warga Kembahang, Selasa (19-4).

Dia mengaku untuk mendapatkan tomat yang biasanya diantar petani ke rumah, kini ia harus langsung berkeliling ke kebun. Harga dari petani berkisar Rp2.000—Rp2.250 per kg, itu pun sulit di dapat. "Sudah harga mahal, tomatnya juga susah didapat. Biasanya setiap hari saya dipasok 75 kg, tetapi beberapa hari ini hanya mendapat jatah 25 kg," ujar wanita paruh baya itu.

Di tempat terpisah, Harmain (51), petani tomat di Pekon Padangdalom, Kecamatan Balikbukit, mengaku bersyukur dengan adanya kenaikan harga tomat dalam beberapa hari terakhir. "Alhamdullilah, saat saya panen, harganya tiap hari naik. Mungkin memang rezeki buat nyekolahin ketiga anak saya," kata dia.

Dibiarkan

Waktu harga tomat anjlok sekitar satu bulan lalu, kata Harmain, kondisi tomat di ladangnya baru memasuki masa pembuahan. Dengan begitu, dia membiarkan kebun tomatnya dipenuhi rumput karena takut membuang-buang tenaga saja jika dirawat.

"Namun, ketika memasuki masa panen, harga tomat terus membaik. Awalnya saya cemas karena membiarkan kebun tomat tidak dikoret sehingga buahnya kurang bagus dan hasilnya sedikit," kata dia.

Dia berharap ke depan pemerintah memberi informasi kepada petani tentang penyebaran penanaman sayuran sehingga pasokan dan harganya stabil. "Maunya pemerintah memberi tahu petani kalau di daerah lain sedang menanam apa, dan kita harus menanam apa. Biar tidak seperti bulan lalu, di sini banjir tomat, daerah lain juga begitu. Jadi, yang rugi juga petani," ujar dia.

Bulan lalu, sejumlah petani di Lambar membiarkan buah tomatnya membusuk di batang. Hal itu karena tomat tidak laku dijual dan harganya sangat murah, antara Rp250—Rp350 per kg. Petani tomat membiarkan tomatnya membusuk karena akan mengalami kerugian lebih besar jika dipanen.

"Untuk menutupi biaya petik saja tidak tertutupi, lebih baik kami biarkan membusuk di batang," kata seorang petani tomat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar