Rabu, 13 April 2011

Berita Pertanian : BPTPH dan Distanla Medan Kendalikan Serangan Ulat Daun

Medan. Sekitar 95 pohon jintungan yang merupakan tanaman lindung di sepanjang Jalan Kota Medan, banyak terserang hama ulat daun. Meski dalam fase larva, namun serangan tersebut dikhawatirkan akan menyebar karena dipengaruhi iklim yakni musim pengering dengan temperatur tinggi sehingga siklus perkembangan ulat menjadi pendek.

Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan (Distanla) Kota Medan, Wahid mengatakan, 95 pohon jintungan tersebut ada di Jalan Suprapto sebanyak 30 pohon, Jalan Sudirman 50 pohon dan Jalan Diponegoro sebanyak 15 pohon. Untuk pembasmian telah dilakukan sebanyak 40 pohon bekerjasama dengan Distanla, Dinas Pertamanan Medan dan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Dinas Pertanian Sumut.

"Sudah dua hari ini kita melakukan pengendalian dengan penyemprotan pestisida terhadap serangan ulat daun. Selanjutnya masih akan dilakukan terus di beberapa inti kota dimana pohon jintungan ada," ujar Wahid kepada wartawan, Rabu (13/4).

Dikatakannya, serangan ulat daun tersebut berbeda dengan ulat bulu yang banyak menyerang di Pulau Jawa. Namun, ulat daun masih memiliki ordo atau kelas spesies yang sama yakni Lepi Doptera. "Jenis ulat nya berbeda, tapi masih dalam satu ordo antara ulat daun ini yang berwarna merah dengan ulat bulu yang menyerang di Jawa memiliki warna putih kehitaman," jelasnya.

Kepala BPTPH, Gunawan Ajas menjelaskan, pembasmian serangan hama ulat daun tersebut harus segera dilakukan dalam tiga hari berturut-turut guna menghindari ulat menjadi fase penyengat. Karena jika sudah memasuki fase tersebut, ulat akan meninggalkan telurnya dibeberapa tempat sebelum induknya mati dalam 5 hari kemudian. "Fase yang berbahaya ini pada saat larva, karena ulat akan mengunyah pohon yang menjadi inang nya hingga daun menjadi gugur," ungkapnya.

Serangan ulat daun ini, ditambahkan Gunawan, didukung dengan iklim yang memasuki musim pengering dengan temperatur tinggi. Situasi tersebut mengakibatkan siklus hidup perubahan fase ulat menjadi pendek berkisar 18 hingga 28 hari dari biasanya mencapai 32 hingga 35 hari dan penyebaran ikut meningkat.

"Ulat daun ini aktif pada malam hari, dan dengan perubahan iklim siklus fase menjadi cepat ditambah lagi predator seperti burung juga sedikit sehingga penyebarannya menjadi banyak," ucapnya.

Namun, dikatakan Gunawan, dengan pembasmian yang dilakukan selama tiga hari berturut-turut serangan ulat daun dapat dikendalikan. Obat insektisida sudah diberikan dibantu dengan pemangkasan daun-daun pada ranting pohon yang akan mempercepat pembasmian ulat hingga mati dan tidak menyebar ke tanaman lain. "Tiga hari bisa tuntas. 40 batang pohon telah disemprot dan ulat sudah tidak ada lagi. Tapi kita terus menyisir semua tanaman lindung jintungan ini di sepanjang jalan Kota Medan," pungkasnya. (MB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar