Minggu, 17 April 2011

Berita Pertanian : Petani Kesulitan Pasarkan Buah Jambu Biji Merah











Deli Serdang
. Percut Sei Tuan Petani jambu biji merah meminta pemerintah untuk ikut membantu pemasaran. Sebab selama ini petani khawatir mengembangkan produksinya karena permintaan yang masih sedikit.

Petani jambu merah biji di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deliserdang, Lamidi mengatakan, produksi jambu biji merah sudah sangat tinggi namun pemasarannya masih terkendala. Sehingga saat memasuki musim panen raya, produksi melimpah dan harga jatuh karena belum ada tempat pengolahannya.

"Kami butuh pemasarannya yang lebih besar karena produksi jambu merah biji ini juga sudah sangat tinggi. Kalau ada tempat industrinya pasti harga di tingkat petani akan lebih bagus," ujarnya kepada MedanBisnis, usai acara pertemuan dengan Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian, Jumat (15/4).

Dikatakannya, dengan luas lahan satu hektare, Lamidi dapat menghasilkan 500 pohon dengan produksi perbulan mencapai 3 ton. Meski sampai saat ini pemasarannya masih lancar di sekitar Kota Medan yang diambil langsung oleh pedagang pengumpul, namun harga masih rendah berkisar Rp 3.000 perkg.

"Kalau ada industri pengolahannya, berarti permintaan akan semakin banyak dan harga di tingkat petani bisa naik mencapai Rp 7.000 perkg seperti yang terjadi di Jawa," katanya.

Hal senada dikatakan petani jambu merah biji lainnya, P Tarigan. Ia yang mengembangkan tanaman di wilayah Sunggal dengan luas hingga 3 hektare, hanya bisa menjual produksi jambunya antara Rp 2.500 hingga Rp 3.500 perkg.

"Pemasaran jambu biji ini sudah sampai di luar Sumut seperti Batam dan Dumai. Memang ada bantuan dari pemerintah alat pengolahan jambu menjadi jus, tapi kapasitas terlalu besar sehingga belum dapat secara optimal digunakan," ucapnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang, Wirdan Yusuf Rangkuti diwakili Kabid Pertanian Maimuddin, mengakui bantuan alat produksi memang terlalu besar yakni dengan kapasitas 3,2 ton perhari. Sedangkan dari produksi petani di Kecamatan Sunggal hanya mencapai 300 kg perhari.

"Ada ketakutan dari petani untuk meningkatkan produksinya, karena pemasarannya yang belum besar. Jadi kami berencana untuk membuat gudang penyimpanan dari seluruh petani di satu kecamatan hingga alat dapat digunakan untuk mendapatkan industri jambu yang lebih tinggi harga jualnya," imbuh Maimuddin.

Selanjutnya, pemasaran juga diupayakan melalui asosiasi petani buah yang terdiri dari petani, Dinas Pertanian Sumut dan kabupaten/kota serta pengusaha. Karena di Kabupaten Deli Serdang sendiri, luas pertanaman jambu biji mencapai 469 hektare dengan produksi 17.630 ton yang ada di tiga kecamatan yakni Pancurbatu, Sunggal dan Kecamatan Kutalimbaru.

"Selama ini jambu biji dijual dalam bentuk buah segar, tapi kalau dapat dikelola bisa menambah pendapatan petani yang mengembangkannya," ucapnya.

Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian, Hasanuddin Ibrahim, mengatakan, pemerintah akan terus ikut membantu pemasaran hasil produksi pertanian khususnya komoditas hortikultura. Sebab, selama ini beberapa komoditas hortikultura Indonesia sudah banyak dipasarkan hingga ke luar negeri.

"Yang terpenting petani harus dapat meningkatkan kualitas produksi hingga permintaan meningkat khususnya dari pasar luar. Karena ini sangat diperhatikan buyer-buyer seperti kandungan pestisida, besar nya buah hingga tingkat meratanya kematangan buah," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar