Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta berkeinginan untuk tetap memajukan pertanian di tengah keterbatasan lahan dengan mengembangkan sektor agribisnis, terutama dalam penyediaan bibit atau benih unggul.

"Jangan hanya karena lahan pertanian di Yogyakarta ini sempit, kemudian pemikiran untuk memajukan bidang pertanian pun menjadi hilang. Ada sektor-sektor tertentu yang masih bisa dikembangkan," kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Benny Nurhantoro di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menyiasati keterbatasan lahan tersebut adalah dengan mengembangkan benih atau bibit tanaman dan ikan yang tidak memerlukan lahan terlalu luas.

Namun demikian, bibit atau benih yang disediakan tersebut harus memiliki kualitas unggul agar bisa bersaing dengan bibit dan benih serupa yang ditawarkan oleh petani dari daerah lain.

"Misalnya saja, ada jaminan bahwa benih tanaman yang ditawarkan bebas dari gangguan hama sehingga mampu menghasilkan produk tanaman yang baik," katanya.

Selain itu, petani di Kota Yogyakarta juga harus bisa bekerja sama dengan petani-petani di wilayah lain, seperti Kabupaten Bantul atau Kabupaten Sleman dengan perjanjian khusus yang saling menguntungkan.

"Tetapi, petani juga harus bisa melakukan orientasi pasar agar produk yang dihasilkan benar-benar laku di pasaran," katanya.

Ia melanjutkan, Kota Yogyakarta juga memiliki potensi untuk menjadi pasar bagi hasil produk pertanian serta memiliki akses jalan dan fasilitas lain yang cukup baik.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Karya Tani Indonesia (HKTI) Kota Yogyakarta Oleg Yohan mengatakan, pertanian di era modern tidak hanya sebatas pada tanaman tetapi juga sudah mencakup ternak dan perikanan.

"Kami menyasar pada tataran kebijakan karena pertanian di Kota Yogyakarta memang kurang populer. Salah satu kebijakannya adalah bagaimana petani bisa menikmati harga yang pantas atas produk yang mereka hasilkan," katanya. (ant)