Selasa, 08 Maret 2011

Berita Pertanian : CUACA EKSTREM , Produksi Jeruk Pamelo Merosot Tajam



Magetan. Produksi jeruk pamelo (Citrus maxima) di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, tahun ini merosot tajam hingga 75 persen akibat cuaca ekstrem dan serangan hama penyakit. Sebagian besar petani jeruk terpaksa memanen dini.

Di sentra perkebunan jeruk pamelo di Kecamatan Bendo, misalnya, produksi buah rata-rata turun 50-75 persen per pohon. Namun menurut data Dinas Pertanian Magetan, penurunan produksi rata-rata hanya berkisar 30 persen per pohon.

Petani jeruk pamelo asal Desa Dukuh, Sanah (73), Senin (7/3), mengatakan, pada tahun lalu rata-rata setiap pohon mampu menghasilkan 50-100 buah jeruk. Namun tahun ini hanya menghasilkan paling banyak 25 buah.

”Banyak bunga yang rontok karena diguyur hujan. Waktu pembuahan seharusnya pada musim kemarau. Kemarin masih hujan sehingga proses pembuahan kurang berhasil,” ujarnya.

Suparno, petani lainnya, menambahkan, jika satu hektar tanaman biasanya mampu menghasilkan 6.000 buah jeruk pamelo, saat ini hanya sekitar 2.000 buah. Itu pun harus disertai dengan usaha lebih keras, seperti merawat buah dengan cara membungkus satu per satu.

Petani jeruk pamelo kian dipusingkan dengan serangan hama penyakit, seperti lalat buah dan penyakit bintil-bintil pada lapisan kulit jeruk. Untuk meminimalkan kerugian, petani melakukan panen dini buah.

Kepala Dinas Pertanian Magetan, Eddy Suseno, menyebutkan, penurunan produktivitas terjadi secara merata di seluruh sentra produsen yang tersebar di Kecamatan Bendo, Sukomoro, Takeran, dan Kawedanan.

Di sentra perkebunan jeruk di Desa Cinta Asih, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, curah hujan yang tinggi memicu timbulnya tumbuhan liar kemuning dan babadotan. Menurut Entang, Ketua Kelompok Tani Karya Tani, Kecamatan Samarang, tumbuhan liar itu menjadi tempat berkembang biak kutu loncat jeruk yang menjadi perantara penyakit citrus vein phloem degeneration (CVPD).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar