Pontianak
. Luasnya kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Barat bisa memperkuat ketahanan pangan di provinsi itu kata, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Prof Dr Abdurrani Muin, MS.

"Untuk pencapaian ketahanan pangan dari hutan diperlukan perumusan kebijakan, evaluasi dan pengendaliannya melalui pemanfaatan potensi sumber daya hutan bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya di dalam dan sekitar kawasan hutan," kata Abdurrani Muin, di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan, tujuan dan sasaran pencapaian ketahanan pangan dari sektor kehutanan yakni memberikan informasi dan faktualisasi tentang kebijakan strategi serta implementasi kegiatan pembangunan kehutanan melalui penyuluhan berbasis pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan.

Langkah itu dilakukan guna mendukung terciptanya pengelolaan sumber daya hutan yang lestari dan ketahanan pangan nasional, melalui identifikasi potensi dan permasalahan strategi sektor kehutanan terkait ketahanan pangan nasional, pengembangan strategi kontribusi sektor kehutanan terhadap ketahanan pangan nasional yang komprehensif dan menyamakan persepsi para pihak yang peduli dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Menurut Abdurrani Muin, dengan kondisi saat ini, yaitu tingkat konsumsi masih di bawah kecukupan energi minimal (2.200 kilo kalori/hari dan protein sebesar 57 gram/hari per kapita. Di mana kondisi tersebut belum memenuhi kaidah gizi, baik dari segi kualitas maupun keragamannya serta akses masyarakat dalam memperoleh sumber pangan masih terbatas akibat kemiskinan maka harus ada upaya pengembangan strategi kontribusi sektor kehutanan terhadap ketahanan pangan.

Ia menggambarkan, realita dan persepsi tentang pangan dari hutan bahwa masyarakat sudah melakukannya secara tradisional sejak lama dan turun temurun.

Pola pemanfaatan beragam, mulai dari memanen langsung jenis-jenis komoditas hutan hingga mengusahakan lahan hutan untuk memproduksi pangan.

Ia mengingatkan sejak dahulu fungsi hutan begitu penting sebagai penyangga sistem kehidupan di mana peran hutan sebagai pengatur tata air, pengatur iklim mikro dan penyerap karbon serta sumber plasma nutfah baik flora maupun fauna.(ant)