Jumat, 04 Februari 2011

Berita Pertanian : Asosiasi Sayur dan Buah Indonesia Dibentuk


Medan. Asosiasi Sayur dan Buah Indonesia, yang tergabung di dalamnya pengusaha hortikultura dari dalam dan luar negeri, akan dibentuk Maret 2011. Asosiasi yang akan dibentuk tersebut bertujuan meningkatkan ekspor komoditas hortikultura Sumut ke Singapura.
Kepala Dinas Pertanian Sumut, Muhammad Roem, mengatakan, selama ini Sumut memang telah melakukan ekspor komoditas buah dan sayur ke Singapura. Namun tidak terorganisir sehingga banyak kegiatan yang tidak terdata. "Sudah ada ekspor kita ke Singapura, tapi dilakukan sendiri oleh masing-masing pengusaha. Tapi dengan adanya asosiasi diharapkan kegiatan ekspor dapat meningkat," ujarnya kepada wartawan, Rabu (2/1).

Menurutnya, asosiasi dibentuk untuk membangun pertumbuhan ekonomi di bidang pemasaran. Jadi, jangan hanya dilakukan di dalam negeri saja, tapi juga dipasarkan di luar negeri sehingga pendapatan petani dapat terus meningkat.

Ekspor komoditas hortikultura ini memang banyak dipasarkan ke Singapura, karena secara geografis jaraknya dekat dengan Sumut. Meskipun ekspor telah banyak berkembang di negara-negara lain. "Kegiatan ekspor ke Singapura sudah lama terjadi," katanya.

Diakuinya, ekspor memang ada tapi anjlok sebelumnya. Padahal potensi komoditas Sumut ada, tapi begitu terlena sehingga lupa kalau negara lain memiliki produk yang sama dan bahkan lebih memiliki kualitas tinggi. "Seperti RRC, Thailand, Vietnam dan Filipina lebih bagus kualitasnya dan memiliki produk yang sama," imbuhnya.

Dalam asosiasi sayur dan buah Indonesia, lanjut Roem, merupakan working group pemerintah dan swasta untuk kerja sama agribisnis, yang di dalamnya terdapat lima propinsi yakni Sumut, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Riau yang masing-masing daerah memiliki komoditas unggulan yang berbeda.

"Komoditasnya berbeda-beda agar masing-masing daerah memiliki khas dan unggulan sendiri. Hal ini harus dilakukan guna meningkatkan nilai ekspor hortikultura bukan hanya di Sumut tapi juga di Indonesia," ungkapnya.

Untuk komoditas hortikultura unggulan yang akan ditingkatkan ekspornya seperti jeruk, kubis, sawi putih, sawi botol, bawang daun, kentang, ubi jalar, lobak, jahe gajah, terung, buncis, pisang barangan dan manggis. Sedangkan daerah yang berpotensi memproduksi komoditas tersebut yakni Kabupaten Karo, Simalungun, Langkat, Sergai, Tapanuli Tengah, Tapsel, Madina dan Tobasa serta daerah potensi lainnya.

Menyukseskan kegiatan ekspor hotirkultura ini, Roem meminta kabupaten/kota dapat segera meregister lahan-lahan budidaya untuk kepentingan pasar dalam negeri dan luar negeri. Setelah itu, mengurus sertifikasi produk agar terjamin kualitasnya seperti jaminan bahan kimia. "Kualitas residu nya harus bagus dan diperhatikan penggunaan pestisida karena pasar luar negeri tidak suka dengan penggunaan pestisida tinggi," ucapnya.

Selanjutnya, kata dia, petani akan dihubungkan atau dipertemukan dengan pengusaha ekspor tersebut. Sementara Distan hanya sebagai penghubung sehingga kegiatan ekspor dapat terorganisir. Untuk selanjutnya tergantung pengusaha dan petani masing-masing.

Petani juga diminta untuk menerapkan pola tanam dan budidaya dengan sistem Standard Operational Procedure (SOP) dan Good Agriculture Practices (GAP). Dimana, tambahnya, penerapan GAP dengan SOP ini dimulai dari penyiapan lahan, bibit, penananam, pembentukan arsitektur pohon, pemangkasan pemeliharaan, pemupukan, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), panen hingga pascapanen.

"Jika ini diterapkan secara maksimal, daya saing dan peluang pasar domestik dan internasional dapat tercapai serta memberikan jaminan keamanan pangan terhadap konsumen," jelasnya.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut, Irfan Mutyara mengatakan, komoditas hortikultura Sumut sudah banyak diekspor ke Singapura, Malaysia dengan harga bagus dan kualitas baik. "Meski terjadi gangguan tanaman karena perubahan iklim sehingga mengakibatkan penurunan produksi, tapi harga juga semakin bagus dan ini berdampak positif bagi pendapatan petani," katanya.(MB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar