Ternate. Warga Ternate, Maluku Utara, mengeluhkan mahalnya harga beras di daerah iniyang mencapai Rp10 ribu per kg untuk beras kualitas bagus dan Rp9 ribu per kg untuk kualitas sedang.

"Harga beras kualitas bagus di Ternate sebelumnya hanya Rp9 ribu per kg, sedangkan kualitas sedang Rp7 ribu per kg. Kami berharap harga beras bisa kembali normal, " kata seorang warga Ternate, Muliana, Jumat.

Masih mahalnya harga beras membuat warga Ternate, khususnya yang berpendapatan rendah harus mengurangi pembelian kebutuhan pokok lainnya, seperti ikan dan sayuran. Ikan yang semula mereka jatahkan Rp20 ribu per hari dikurangi menjadi Rp10 ribu per hari.

Menurut Muliana, sejumlah warga menyiasati mahalnya harga beras dengan mengkonsumsi ubi kayu dan sagu, jika uang untuk membeli beras tidak cukup.

Warga Ternate dan daerah lain di Maluku Utara terbiasa mengkomsumsi sumber pangan non beras itu, bahkan saat harga beras murah pun mereka sering mengkomsusmsinya.

Warga berharap Pemda setempat mengambil langkah-langkah kongkret guna mengatasi mahalnya harga beras tersebut.

Sementara itu, Wakil Walikota Ternate, Arifin Djafar mengatakan, Pemkot Ternate tidak bisa berbuat banyak untuk menekan mahalnya harga beras tersebut, karena harga beras ditentukan mekanisme pasar.

Pemkot Ternate hanya meningkatkan pengawasan terhadap distributor dan pedagang beras guna mencegah kemungkinan penimbunan stok beras untuk mendorong naiknya harga.

"Tapi saya yakin, walaupun harga beras mahal, warga Ternate tidak akan mengalami krisis pangan, karena di daerah ini banyak sumber pangan alternatif, seperti ubi, sagu dan talas yang harganya sangat murah," kata Arifin.(ant)