Rabu, 16 Februari 2011

Susu Sapi Murni Bukan P-ASI

Susu sapi murni sebaiknya tidak dikonsumsi anak usia di bawah 12 bulan (1 tahun), karena susu sapi murni merupakan susu yang tidak memenuhi syarat sebagai P-ASI (pendamping ASI/Air Susu Ibu).

“Susu sapi murni masuk dalam katergori susu non formula. Contoh susu non formula adalah susu sapi segar, susu skim atau susu kental manis. Susu ini komposisinya tidak sesuai dengan komposisi yang direkomendasikan oleh WHO atau komposisinya tidak sesuai dengan kebutuhan bayi,” terang Andriyanto, Ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Jatim.

Menurut dia, susu sapi murni sangat berbeda dengan susu formula meski bahan baku susu formula dari susu sapi. “Dalam susu formula, ada tambahan nutrisi yang sudah terukur dan disesuaikan dengan gizi yang dibutuhkan bayi. Karena itu, pemberian susu formula kepada bayi harus sesuai dengan kebutuhan bayi dan kandungan yang telah dianjurkan,” ujarnya.

Andriyanto juga menyampaikan cara aman mengonsumsi susu sapi murni bagi orang dewasa maupun anak-anak usia di atas 1 tahun. Sebelum dikonsumsi, kata Andriyanto, susu sapi murni sebaiknya dipasteurisasi untuk membunuh bakteri patogen di dalam susu.

“Metode pasteurisasi sangat mudah, yaitu panaskan susu hingga mencapai suhu 72 derajat celcius, kemudian dipertahankan hingga 15 detik, lalu matikan apinya,” jelasnya. “Jangan mengonsumsi susu sapi murni yang sudah lewat dari 6-8 jam, karena susu itu bisa disebut sudah rusak dan itu tidak baik untuk kesehatan,“ tuturnya.

Susu sapi murni yang tak langsung habis diminum, kata Andriyanto, bisa disimpan dalam kulkas paling lama 2 hari. Jadi, kalau sudah dua hari di dalam kulkas belum habis juga, buang saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar