Selasa, 01 Februari 2011

Berita Pertanian : Cuaca Buruk Hambat Produksi Pupuk Organik di Sumatera Utara

Medan. Cuaca buruk, berupa hujan terus-menerus yang melanda sejumlah daerah di Sumatera Utara, telah mengganggu produksi pupuk organik skala kecil. Sebab, aktivitas produksi pupuk organik berskala kecil hanya mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan bahan baku.
Salah satu produsen pupuk organik, CV Bina Tani Sejahtera (BTS) yang beralamat di Simpang Marbau, Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara, mengaku terkendala akibat kondisi cuaca buruk yang terjadi belakangan.

“Seminggu belakangan, di daerah kami hujan turun terus-menerus. Bahkan hampir sepanjang hari, setidaknya gerimis atau mendung, sehingga kami tak bisa menjemur bahan baku pupuk. Padahal, pesanan yang harus dipenuhi cukup banyak,” kata Romi Calmaria, pengusaha pupuk organik POST dari CV BTS.

Dia menjelaskan, pupuk organik POST produksi mereka menggunakan bahan baku tandan kosong kelapa sawit yang dicampur kotoran sapi. Jadi, setelah matang, pupuk tersebut harus diangin-anginkan di tempat terbuka agar tidak menggumpal. Setelah itu barulah digiling untuk menghaluskannya.

“Tandan kosong kelapa sawit notabene memiliki kandungan ligmin yang mudah menggumpal. Jika tidak benar-benar kering, sulit diaplikasi ke lapangan,” sambungnya.

Biasanya, CV POST menggunakan pekarangan rumah yang sekaligus tempat produksi mereka untuk menjemur. Walau luasnya hanya sekitar 800 m2, namun luasan ini sudah cukup untuk menjemur bahan baku dengan skala produksi mereka yang relatif masih kecil.

“Sekali produksi sebanyak 750 kg, bisa ditampung di luas pekarangan tersebut. Biasanya paling lama cuma butuh waktu dua sampai tiga hari untuk menjemur bahan baku pupuk tersebut. Kini, dengan kondisi terus-menerus hujan, kami hanya menggunakan naungan yang tentu kapasitasnya terbatas,” sambung Romi.

Ditambahkan rekannya, Arief Irvan, saat ini CV BTS yang mempunyai cabang pemasaran di Kawasan Sei Mencirim, Deli Serdang, tengah “memburu” produksi pupuk organik POST sebanyak 10 ton, guna memenuhi pesanan konsumen mereka petani hortikultura di daerah Sipirok. Juga pelanggan lainnya dari Medan, Deli Serdang, dan Asahan.

“Khusus order dari Sipirok, sebenarnya sudah harus dikirim pertengahan Februari, namun kami minta tenggang waktu hingga awal Maret mendatang. Tapi kalau keadaan cuaca terus seperti ini, kami khawatir tenggat waktu itu pun tidak bisa tercapai. Setidaknya pesanan tidak bisa terpenuhi seluruhnya,” jelas Arief.

Sebelumnya, Balai Besar Metereologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan memperkirakan, sebagian besar daerah di Sumatera Utara akan mengalami curah hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dalam satu minggu ke depan.

Curah hujan ringan hingga sedang terjadi di daerah perkotaan dan wilayah pesisir pantai. Sementara di daerah pegunungan Sumut, diperkirakan intensitasnya masih tinggi.(medan bisnis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar