Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Litbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan saat ini terdapat 9 juta hektare lahan rawa yang tergolong potensial untuk pengembangan pertanian tanaman pangan.
Kepala Balitbangtan Haryono di Jakarta, Rabu (13/4) mengatakan, saat ini terdapat 33 juta hektare lahan rawa, dari jumlah tersebut 20 juta masuk kategori lahan gambut, dan sembilan juta hektare potensial untuk pengembangan pertanian, namun, hingga saat ini, tercatat sekitar 1-1,5 juta hektare lahan gambut yang sudah dikembangkan untuk pertanian.
"Lahan gambut (rawa) potensial menjadi lumbung pangan nasional," katanya menjelaskan hasil kunjungannya ke Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk meninjau lahan-lahan rawa di wilayah tersebut.
Menurut dia, pengembangan lahan gambut dengan mekanisasi untuk sawah padi sangat dibutuhkan guna mendukung ketahanan pangan seiring terus menyusutnya lahan sawah di Jawa.
Oleh karena itu, tambahnya, Kementerian Pertanian siap memaksimalkan penggunaan lahan gambut Kalimantan Tengah dengan penggunaan mekanisasi (teknologi/mesin) di sawah guna mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).
Haryono menyatakan, saat ini sudah dilakukan identifikasi dan pemetaan untuk pertanaman padi di lahan gambut seluas 100 ribu hektare di Kalimantan Tengah dan ada peluang untuk penggunaan mekanisasi di lahan gambut tersebut karena tenaga kerja yang minim.
Sementara itu Kepala Balai Penelitian Lahan Rawa (Balitra) Litbang Haris Syahbudin menyebut, dari 100 ribu hektare lahan gambut tersebut 60 persen merupakan tanah mineral yang mudah diolah untuk pertanaman. Sedang 40% sisanya merupakan lahan gambut dengan kedalaman maksimal 50 sentimeter dan layak untuk pertanaman.
Dari hasil penelitian Balitra di kawasan Lamunte tanaman pangan yang bisa dibudidayakan di lahan rawa/gambut antara lain padi, kedelai, jagung dan kacang tanah.
Produktivitas tanaman padi pada lahan rawa tercatat mencapai 5 ton per hektare sehingga dengan pemanfaatan 100 ribu hektare tersebut dinilai akan memberikan tambahan produksi nasional sekitar 500 ribu ton. Sedangkan produktivitas kedelai tercatat 1,3 hingga 2 ton per hektare tak jauh dengan produksi rata-rata nasional yang mencapai 2 ton per hektare.
Penanaman padi pada lahan rawa, menurut peneliti dari Baltra Muhammad Noor dapat dilakukan untuk mengisi kekosongan tanam pada bulan Juli-Agustus yang biasanya terjadi defisit sehingga harus impor. "Kalau lahan rawa dibuka untuk tanaman pangan maka akan ada beras terus (sepanjang tahun)," katanya. (ant)
"Lahan gambut (rawa) potensial menjadi lumbung pangan nasional," katanya menjelaskan hasil kunjungannya ke Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk meninjau lahan-lahan rawa di wilayah tersebut.
Menurut dia, pengembangan lahan gambut dengan mekanisasi untuk sawah padi sangat dibutuhkan guna mendukung ketahanan pangan seiring terus menyusutnya lahan sawah di Jawa.
Oleh karena itu, tambahnya, Kementerian Pertanian siap memaksimalkan penggunaan lahan gambut Kalimantan Tengah dengan penggunaan mekanisasi (teknologi/mesin) di sawah guna mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).
Haryono menyatakan, saat ini sudah dilakukan identifikasi dan pemetaan untuk pertanaman padi di lahan gambut seluas 100 ribu hektare di Kalimantan Tengah dan ada peluang untuk penggunaan mekanisasi di lahan gambut tersebut karena tenaga kerja yang minim.
Sementara itu Kepala Balai Penelitian Lahan Rawa (Balitra) Litbang Haris Syahbudin menyebut, dari 100 ribu hektare lahan gambut tersebut 60 persen merupakan tanah mineral yang mudah diolah untuk pertanaman. Sedang 40% sisanya merupakan lahan gambut dengan kedalaman maksimal 50 sentimeter dan layak untuk pertanaman.
Dari hasil penelitian Balitra di kawasan Lamunte tanaman pangan yang bisa dibudidayakan di lahan rawa/gambut antara lain padi, kedelai, jagung dan kacang tanah.
Produktivitas tanaman padi pada lahan rawa tercatat mencapai 5 ton per hektare sehingga dengan pemanfaatan 100 ribu hektare tersebut dinilai akan memberikan tambahan produksi nasional sekitar 500 ribu ton. Sedangkan produktivitas kedelai tercatat 1,3 hingga 2 ton per hektare tak jauh dengan produksi rata-rata nasional yang mencapai 2 ton per hektare.
Penanaman padi pada lahan rawa, menurut peneliti dari Baltra Muhammad Noor dapat dilakukan untuk mengisi kekosongan tanam pada bulan Juli-Agustus yang biasanya terjadi defisit sehingga harus impor. "Kalau lahan rawa dibuka untuk tanaman pangan maka akan ada beras terus (sepanjang tahun)," katanya. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar