Jakarta. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta (Soetta) Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga tak mampu mengantisipasi masuknya produk pertanian impor ilegal secara maksimal.
"Tenaga SDM Balai Besar Soetta hanya 118 orang yang dikerahkan untuk mengawasi penerbangan domestik dan internasional. Jadi, kalau kami kecolongan mohon dimaklumi," kata Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP), Soekarno-Hatta Musyaffak Fauzi, di depan anggota Komisi IV DPR di, Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Kamis (28/4).Sejumlah anggota DPR tersebut yakni Wakil Ketua Komisi IV, Herman Khaeron (FPD), Sri Hidayati (FPD), Siswono Yudo Husodo (FPG), I Wayan Sugiana (FPD), Hardisusilo (FPG) dan Yusran Aspar (FPD) menyaksikan pemusnahan produk pertanian impor ilegal yang berlangsung di Instalasi Karantina Pertanian Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Menurut data, jumlah penerbangan domestik di Bandara Soekarno Hatta mencapai 247.541 dan jumlah penerbangan internasional mencapai 63.405 pada 2010. Dari penerbangan tersebut, diketahui jumlah penumpang mencapai 44 juta per tahun atau 3,7 juta penumpang per bulan.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Banun Harpini membenarkan minimnya tenaga SDM di BBKP Soekarno-Hatta tersebut. Dia mengakui kekurangan SDM tersebut juga karena kurangnya jurusan karantina di Universitas yang ada sehingga akan diambil dari SMK kejuruan peternakan ataupun pertanian. "Nantinya akan kami sekolahkan lagi di Ciawi, D3 dan D2 sebagai lanjutan sekolah di bawah Kementerian pertanian," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga akan mengupayakan terus menambah jumlah SDM yang saat ini ada. "Jumlah SDM kami tambah 624 orang dari sarjana pertanian," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV, Herman Khaeron mengharapkan agar jumlah dan kualitas SDM Karantina Pertanian Kementerian Pertanian ditingkatkan. Selain kurangnya tenaga SDM, Musyaffak juga mengeluhkan minimnya anggaran untuk karantina. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta pada 2010 mendapat anggaran Rp21,8 miliar dan pada 2011 turun menjadi Rp18,86 miliar. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar