Sekretaris Persatuan Anggrek Indonesia Julianto di Banjarmasin Minggu (24/4) mengatakan, anggrek "lowii" yang merupakan anggrek khas Banjarmasin tersebut kini sudah tidak bisa ditemui di daerah asalnya.
Justru tambah dia, bunga langka asli pegunungan meratus tersebut sedang dikembangkan di Singapura. "Informasinya "dendrobium lowii" memang sangat sulit tumbuh, sehingga perkembangbiakannya tidak secepat jenis anggrek lainnya," kata Julianto.
Menurut dia, mengenang hasil alam khas Kalsel yang kini justru dikembangkan di negara tetangga tersebut, logo organisasi PAI Kalsel menggunakan simbol anggrek "dendrobium lowii". Memastikan bahwa kini anggrek langka tersebut masih ada, tambah Julianto pihaknya telah menghubungi pihak Singapura untuk mengirimkan foto-foto bunga tersebut.
Menurut dia, terdapat empat jenis anggrek Kalsel yang kini punah atau sulit ditemukan dipinggiran hutan Meratus antara lain "dendribium hepatikum" dan "spatoglotis aurea". (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar