Senin, 11 April 2011

Berita Pertanian : Lahan Pertanian Panyabungan Kian Sempit


Panyabungan. Perkembangan kota Panyabungan sebagai ibu kota Kabupaten Mandailing Natal (Madina) semakin pesat. Sayang, perkembangan kota tersebut mengorbankan lahan pertanian yang ada di daerah tersebut. Akibatnya, lahan sawah yang ada di Panyabungan semakin sempit dan berdampak pada penburunan produksi.
Karena itu, Pemkab Madina diharapkan dapat mencari atau membuka lahan persawahan baru sebagai pengganti persawahan yang kini sudah beralih fungsi menjadi area permukiman.

Pemerhati pertanian Baktar Nasution, Jumat (8/4) di Panyabungan mengatakan, dulu sebidang hamparan di pinggir jalan Lintas Timur Panyabungan masih difungsikan sebagai lahan pertanian. Tapi kini kesamaan pikiran pemilik lahan dan pemerintah telah merubah areal tersebut menjadi lokasi pemukiman penduduk.

Hal itu terjadi sebagai dampak perkembangan kawasan perkotaan yang secara alami dan terus meningkat. “Perkembangan Kota Panyabungan tidak bisa dipisahkan dari adanya areal permukiman yang baru seiring bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga menyebabkan produksi padi akan berkurang dan akhirnya berdampak pada kehidupan ekonomi masyarakatnya,” ujarnya.

Rasid, salah seorang warga Gunungtua mengatakan, kondisi lahan Panyabungan sebagai ibukota Kabupaten terbatas sehingga untuk pengembangan kota harus menggunakan lahan persawahan.

“Seperti di pinggir jalan Lintas Timur Panyabungan, lama-kelamaan luas areal sawah di Panyabungan akan habis. Jadi saya pikir pembuatan atau cetak sawah sangatlah perlu untuk mengantisipasi terjadi krisis pangan di Panyabungan,” harapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar