Malang. Hingga Kamis (28/4), paparan debu Gunung Bromo masih melanda Kabupaten dan Kota Malang, Jawa Timur. Meski tidak lagi mengganggu penerbangan, tanaman kubis warga mengering akibat terpapar asap dari gunung dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu.
”Penerbangan sudah normal kembali. Pendaratan dan pemberangkatan sudah dilakukan dari Malang,” kata Kepala Dinas Operasi Bandara Abdulrachman Saleh Malang Kolonel Penerbang Novianto Widadi.
Meski demikian, para petani sayuran merasakan dampak paparan asap yang mengandung belerang tersebut. ”Dampak lirang (belerang) dari Bromo itu sudah kami rasakan sejak seminggu lalu. Bukan debunya, melainkan asap atau awan dari Gunung Bromo yang turun ke ladang pada malam hari,” kata Cipto, petani asal Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas. Dusun itu jaraknya 12 kilometer dari Gunung Bromo.
Menurut dia, kubis yang terkena belerang memang akan mengering, tetapi itu tidak akan lama. ”Seusai terkena lirang, biasanya nanti tanaman justru akan subur,” katanya.
Lahar dingin
Di Magelang, Jawa Tengah, dalam dua pekan terakhir banyak pengungsi korban lahar dingin Merapi mulai pulang ke rumah masing-masing. Mereka merasa situasi sudah cukup aman meski sebenarnya pemerintah masih memperpanjang masa tanggap darurat.
Jumlah pengungsi yang semula 3.588 orang, saat ini tinggal 2.947 orang.
Namun, Pemerintah Kabupaten Magelang tetap mengimbau mereka siap jika suatu waktu harus kembali mengungsi. Sebab, hujan dalam intensitas tinggi masih berpotensi terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar