Senin, 11 April 2011

Berita Pertanian : Rehabilitasi Tanaman Kakao Dilakukan dengan Sambung Samping

Medan. Pasar ekspor menuntut mutu biji kakao yang lebih baik. Padahal saat ini, mutu biji kakao yang rendah (biji-bijinya kecil), sangat banyak dijumpai di perkebunan besar maupun perkebunan rakyat sehingga tidak bisa menembus pasar ekspor.

"Untuk mengatasi inilah dilakukan rehabilitasi tanaman kakao dengan sambung samping," kata Dwi, staf anjungan Kabupaten Asahan kepada MedanBisnis, Kamis (7/4), di arena Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU).

Menurut Dwi, kecilnya biji kakao yang dihasilkan karena berbagai faktor seperti penggunaan bahan tanaman yang mutunya kurang baik. Padahal, sudah ditemukan klon dengan produktivitas yang lebih tinggi dengan kualitas biji yang lebih seragam dan cukup besar.

"Hal terpenting dalam rehabilitasi tanaman kakao ini sebenarnya pemeliharaan. Pemeliharaan akan berhasil jika dilakukan secara teratur. Tunas palsu dibuang secara berskala dan pemangkasan dibentuk setelah umur 6 bulan agar permukaan tajuk lebih besar,” ujar Dwi.

Menurutnya, rehabilitasi sambung samping ini memang sedang digiatkan petani-petani kakao di Asahan. "Pasar ekspor kakao saat ini memang cukup besar. Peluangnya terbuka lebar. Jadi selain produk kelapa sawit, kakao juga menjadi andalan dari daerah Asahan," ujarnya.

Memang diakuinya, keterbatasan lahan petani juga menjadi salah satu kendala pengembangan tanaman kakao. Padahal, rehabilitasi tanaman kakao ini bisa meningkatkan produksi hingga 50% dari produksi sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar