Medan. Meski baru lima tahun melakukan ternak jangkrik, namun R Daulay sudah mampu mengantongi pendapatan sekitar Rp 10 juta dalam sebulan. Itu karena, bisnis peternakan jangkrik sangat menjanjikan apalagi dalam pemeliharaannya tidaklah sulit.
Menurut Daulay, modal yang dikeluarkan untuk memulai usaha tersebut hanya berkisarRp 300.000. Modal itu digunakan untuk membeli bibit jangkrik sebanyak setengah kilogram (kg) dan membeli 5 kotak papan untuk dijadikan kandang.Sedangkan ilmu beternak jangkrik selain diperoleh dari temannya yang sudah lebih dulu melakukan budidaya tersebut, Daulay juga mendapatkannya dari buku tentang cara pengembangbiakan jangkrik.
Pria berusia 64 tahun ini, mengatakan, beternak jangkrik sangatlah mudah, sebab jangkrik hanya memakan sayur-sayuran juga pur. Jangkrik pun tumbuh besar dengan sendirinya, tinggal diletakkan di dalam kotak. Untuk menghasilkan jangkrik yang berkualitas baik, pembuatan kandang harus disesuaikan. Dan, kandang dibuat dengan panjang 80 cm, lebar 55 cm, dan tinggi 40 cm.
Sedangkan untuk panen, Daulay melakukan panen 40 hari sekali. “Jika terlalu lama membiarkan jangkrik sampai besar, harga jual tidak ada. Sebab jangkrik yang sudah bersayap sangat rendah harganya. Biasanya jangkrik-jangkrik tersebut dijual untuk makanan burung, ikan arwana dan lain-lain. Untuk burunng, suara kicauan burung bisa merdu setelah makan jangkrik, sebab jangkrik mengandung banyak protein,” akunya.
Jangkrik sendiri ada beragam jenisnya, ada jangkrik alam dan ada jangkrik sampah. Harga jangkrik alam mencapai Rp 70.000 per kg sedangkan jangkrik sampah lebih murah yakni Rp 45.000 per kg.
Daulay mengaku penjualan jangkrik hasil ternaknya saat ini sudah meluas hingga ke luar kota seperti, Padangsidempuan dan Pangarayan. Bahkan dari Malaysiapun ada yang memesannya. Selain itu harga telur jangkrik juga cukup mahal, mencapai Rp 50.000 per ons. “Saat ini pesanan jangrik cukup banyak dan saya sendiri kesulitan untuk memenuhi permintaan tersebut. Permintaan melebihi target dari ternak yang saya miliki. Dan, untuk menghilangkan kekecewaan konsumen, saya terpaksa mengorder dari peternak jangkrik lainnya,” akunya.
Mengenai kendala pemeliharaan, ia mengatakan, ketika terserang hama penyakit, namun jangkrik sendiri jarang terserang penyakit. Untuk usaha ternak jangkrik ini, Daulay berharap pemerintah dapat memantau perkembangan usaha tersebut. “Usaha ternak jangkrik ini perlu dikembangkan mengingat jangkrik juga merupakan bahan baku untuk pembuatan obat, kosmetik bahkan ada yang dijadikan bahan makanan,” sebut Daulay.
bung saya ni seorang peternak jangkrik pemula, saya kesulitan untuk pemasaran, saya berdomisisli di serdang bedagai, mohon bantuan dan masukan
BalasHapus