GUNUNGTUA - Empat kecamatan di Kab. Padanglawas Utara diserang ulat grayak atau yang biasa disebut warga Paluta ulat tentara. Serangan ulat ini cukup membuat warga sengsara. Sebab, warga harus menanam kembali padi yang belum sempat dipanen.
Empat kecamatan di Padanglawas Utara yang diserang ulat grayak, antara lain, Kecamatan Padang Bolak, Portibi, Halongonan, dan Padang Bolak Julu. Hama itu menyerang tanaman padi yang hampir berbulir.
Daun padi meranggas karena dimakan ulat. Akibatnya, bulir padi tidak bisa tumbuh maksimal karena daun tak bisa memasak makanan. Bila dibiarkan, lama-kelamaan padi pasti mati.
Kepala Dinas Pertanian Paluta , Harahap, mengaku sudah menerima laporan mengenai serangan ulat itu. “Serangan ulat grayak terjadi setiap puncak musim kemarau. Ulat grayak kerap merusak kebun dan sawah warga,” katanya.
Ditambahkan, pihaknya sudah menerjunkan petugas ke lapangan untuk memantau sekaligus memberikan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan kepada para petani yang terserang hama.
“Ulat grayak memiliki sifat merusak dengan cepat. Dengan cara berkoloni. ulat ini memotong batang padi pada saat fase generatif atau bermalai. Ulat grayak tidak akan menyerang saat vegetatif. Dan serangannya cukup cepat. Dalam semalam, tanaman padi akan hancur seluas 1 hektare karena populasi ulat yang tinggi,” ungkapnya.
Meski demikian, sambungnya, pihaknya telah berusaha untuk melakukan pengendalian hama secara bergotong royong bersama dengan warga. “Saat ini kita sedang melakukan penyemprotan dengan swadaya. Kasus telah saya laporkan kepada Bupati, mudah-mudahan ada bantuan dari Pemkab,” harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar