Tanjungmorawa. Para petani di Desa Wonosari sudah 10 tahun mengairi persawahannya dengan mengambil air dari sumur bor.
“Sudah 10 tahun kami mengairi sawah kami dengan menggunakan air dari sumur bor karena air dari sungai Batu Gingging tidak sampai ke Desa Wonosari, karena banyaknya petani ikan di aliran sungai tersebut,” kata Wahidin Sitorus saat ditemui wartawan di Desa Wonosari, Selasa (26/4).Untuk itu kata dia, mereka berharap kepada Pemerintah Daerah Deliserdang dapat menyelesaikan masalah perairan ini mengingat persoalan perairan dari Sungai Batu Gingging sudah lama namun tak pernah selesai. “Kami sudah melaporkan hal ini ke DPRD Deliserdang dan kepada dinas terkait, tetapi tanggapannya hingga saat ini masih belum jelas juga,” katanya lagi.
Saat ini kata Sitorus, mereka sudah memasuki masa tanam karena mengejar waktu untuk Lebaran. “Jika ini tidak dipercepat maka pada saat Lebaran nanti kami bisa-bisa jaga burung,” jelasnya.
Dikatakannya, sumur bor tersebut sangat membantu petani dalam mengairi tanaman mereka. “Di Desa Wonosari luas areal persawahan berkisar 600 hektare. Jadi, jika tidak menggunakan sumur bor air tidak akan sampai ke lokasi persawahan kami. Sawah akan kering yang akhirnya bisa membuat petani gagal panen,” ujar Sitorus.
Fambudy, Kasi Pemerintahan Desa Wonosari mengharapkan kepada pemerintah Deliserdang agar bertindak tegas terhadap pemilik kolam ikan karena sudah menyusahkan petani padi. “Jika masyarakat tidak menanam padi bagai mana nantinya,” katanya.
Sementara itu, Nasam, salah seorang petani sawah mengatakan, sanggang yang biasa masyarakat petani di Wonosari menyebutnya adalah padi yang sudah dipanen dan tumbuh, setelah itu dipanen kembali ini dapat menopang perekonomian keluarganya.
Nasam berserta istrinya melakukan panenan pada tanaman padi yang tumbuh kembali setelah dipanen. Menurutnya, hasil panen yang diperoleh dapat menghasilkan gabah kering panen sebanyak 10 kg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar