Gorontalo
. Staf Ahli Menko Perekonomian, Arifin Habibie mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu makan beras sebagai menu sehari-hari.

"Keliru bila kita beranggapan harus makan beras untuk bisa hidup dengan sehat," katanya pada workshop Inovasi Teknologi Pertanian dalam rangka Hari Pangan Sedunia ke-31 di Gorontalo, Sabtu.

Menurutnya, pemerintah harus mempersilahkan setiap daerah untuk memilih pangan utama yang dikonsumsi dan mengkampanyekannya sebagai bagian dari upaya ketahanan pangan.

"Contohnya bila masyarakat Gorontalo memilih untuk makan jagung atau Maluku dengan sagunya ya silahkan saja, itu adalah hak daerah menentukan dan memilih pangan," jelasnya.

Ia menambahkan, tanah Indonesia yang subur memungkinkan masyarakat bisa menanam komoditi apa saja selain beras misalnya ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan sagu dengan mudah.

Jika masyarakat memilih mengkonsumsi sumber karbohidrat selain beras tersebut, kata dia, maka hal itu menunjukkan diversifikasi pangan di Indonesia cukup berhasil.

Selain itu, kampanye makanan non beras juga akan membantu ketahanan pangan di Indonesia, karena setiap daerah tak lagi bergantung pada konsumsi beras yang tinggi.

"Cara pandang masyarakat bahwa kalau makan ubi atau jagung itu orang miskin, harus diubah dengan mensosialisasikan manfaat dan kandungan gizi makanan non beras," lanjutnya.

Hari Pangan Sedunia ke-31 di Provinsi Gorontalo digelar sejak 20-23 Oktober 2011 dan dibuka oleh Wakil Presiden RI Boediono, serta dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat, para gubernur dan Menteri Pertanian. (ant)