Medan. Impor karet dari Sumatera Utara terus meningkat di tengah ekspor barang-barang berbasis karet alam itu yang juga menguat. Entah bagaimana, karena Sumatera Utara memiliki sejarah panjang soal karet alam ini kalau bukan penghasil utama karet alam berkualitas top dunia.

"Berdasarkan data BPS Sumatera Utara, ternyata daerah ini mengimpor karet dan barang dari karet meski daerah itu selama ini dikenal pengekspor," kata Kepala BPS Sumut, Suharno, di Medan, Sabtu.

Pada periode Januari-Juli 2011, nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumut mencapai 73,992 juta dolar AS atau naik 18,25 persen dari periode sama tahun lalu yang masih 62,570 juta dolar AS.

Berdasarkan data, nilai impor itu naik hampir di setiap bulan, seperti di posisi Juli yang sudah 13,756 juta dolar AS dari 9,086 juta dolar AS di Juni.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengatakan, impor itu bisa saja terjadi meski Sumut dikenal sebagai negara pengekspor karet dan barang dari karet.

"Bisa jadi yang diimpor merupakan produk yang tidak ada dihasilkan di Sumut atau sekadar menambah stok perusahaan," katanya.

Sumut, kata dia, tidak hanya mengekspor jenis SIR20, tetapi juga produk hilir lainnya termasuk ban sepeda, industri dan ban kendaraan.

Meski ada impor, tetapi persentasenya sangat kecil dibandingkan nilai ekspor golongan barang itu yang sudah mencapai 2,199 miliar dolar AS pada Juli 2011.

Direktur Komersial PT.Industri Karet Deli, dr Ferry Yonawan mengatakan, ekspor ban dari Sumut sudah berlangsung lama dan mutunya sudah diakui termasuk di Amerika Serikat.

Namun dewasa ini sebagai dampak krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa, permintaan sedikit melesu.(ant)