Jakarta. Kementerian Pertanian menjamin pengembangan kawasan pangan skala luas atau food estate tidak akan menjadikan petani sebagai buruh karena program tersebut dilakukan secara kemitraan.

Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Senin mengatakan, selama ini program food estate sering disalahartikan seolah-olah petani akan menjadi buruh sedangkan pengusaha yang akan menguasai lahan tersebut.

"Petani tetap menjadi motor dalam food estate. Tidak benar jika petani nantinya menjadi buruh," katanya ketika menyampaikan hasil kunjungan ke Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur.

Dalam kunjungan ke Kabupaten Bulungan, Mentan Suswono sempat melakukan launching food estate Delta Kayan di SP 8 desa Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Selor.

Menurut dia, nantinya petani tetap mengelola lahan food estate, namun dengan skala yang luas melalui sistem intensifikasi sehingga produktivitas bisa dinaikkan.

Menyinggung pengembangan food estate secara nasional, dia menyatakan sudah ada di Merauke Papua, namun masih terkendala lahan dan infrastruktur.

Oleh karena itu, food estate akan dimulai dari mana saja yang memungkinkan untuk dikembangkan.

Dia menegaskan food estate itu tidak akan mendistorsi harga produk petani. Sementara itu, jika produk pangan di dalam negeri, kata dia, akan diekspor, mengingat kondisi pangan global sudah mulai kekurangan. "Jadi, berapapun jumlah pangan, pasti akan laku di pasar," katanya.

Sementara itu Pemkab Bulungan, Kaltim, menyediakan lahan 30 ribu ha untuk kawasan pangan terpadu skala luas (food estate) Delta Kayan, yang hingga saat ini sudah ada tiga investor yaitu PT Miwon Indonesia, PT Sang Hyang Seri (Persero) dan Solaria.

Bupati Bulungan Budiman Arifin mengatakan ada potensi lahan di Delta Kayan Bulungan seluas 30.000 ha yang dapat dikembangkan menjadi kawasan pangan terpadu skala luas atau food estate.

Lokasi tersebut, kata dia, sudah ada yang ditempati oleh masyarakat dan petani setempat serta ada yang dicadangkan untuk transmigran, namun, sebagian besar lahan di Delta Kayan masih kosong.

Miwon Indonesia telah membuat demplot 10 ha untuk jagung dan sudah pernah panen dari total lahan yang diberikan 3.245 ha.

PT Sang Hyang Seri (persero) sudah membuat lahan 20-50 ha untuk pabrik benih untuk kebutuhan di Kalimantan selain itu BUMN tersebut akan mengembangkan pabrik benih.

Bupati mengatakan, dari sisi infrastruktur pengangkutan, maka dalam sebulan ada tujuh kapal Surabaya dengan kapasitas 1.500 ton.

"Selama ini, petani bingung dalam memasarkan produk pertanian. Oleh karena itu, dengan adanya investor itu, maka sudah tidak kesulitan lagi," katanya. (ant)