Selasa, 18 Januari 2011

Berita Pertanian : Tanaman Kakao Petani di Lampung Diserang Penyakit

Lampung. Memasuki awal tahun 2011 ini, penyakit yang menyerang tanaman kakao di Kecamatan Katibung, Merbaumataram, dan Kecamatan Way Sulan, Kabupaten Lampung Selatan, masih terjadi.

Padahal, tanaman berbuah polong ini sudah mulai berbunga dan berbuah cukup lebat.

Selain mengakibatkan hasil produksi merosot tajam, serangan penyakit ini berpengaruh pada tingkat harga karena biji buah yang terserang penyakit memengaruhi mutu dan akibatnya harga pun rendah.

Dari hasil konfirmasi dengan beberapa pekebun di tiga wilayah ini diketahui paling tidak ada tiga jenis penyakit yang menyerang komoditas ekspor ini. Yaitu penyakit busuk buah, penyakit bintik hitam pada kulit buah, dan layu daun. Yang paling banyak menyerang adalah penyakit busuk buah yang ditandai dengan berubahnya warna buah dari hijau menjadi cokelat kehitaman dan pada akhirnya mengering. Serangan ini tidak terbatas pada buah yang masih kecil saja, juga terjadi pada buah yang sudah besar dan tua.

"Jika satu pohon sudah ada buah yang terkena serangan ini dapat dipastikan buah yang lain pada pohon yang bersangkutan akan tertular juga walaupun buah yang pertama terkena itu sudah dibuang dari pohonnya," kata Rahman, salah seorang pekebun kakao di Katibung.

Penyakit kedua yang juga menyerang buah kakao adalah timbulnya bintik hitam pada kulit buah yang jumlahnya hampir meliputi seluruh kulit buah tersebut. Apabila sudah tanaman sudah terkena, dampaknya perkembangan buah menjadi tidak normal. Kendati tetap berkembang sampai matang tapi kerdil. "Pada saat dibelah bijinya lengket pada kulit dan mutunya kurang bagus karena tidak bernas atau kepet," kata Muharjo, pekebun di Merbaumataram.

Penyakit lainnya yang juga menyerang tanaman ini adalah kering daun yang terjadi secara mendadak dan dalam tempo yang singkat. Serangan ini ditandai dengan menguningnya warna daun kemudian berubah menjadi cokelat dan kering. Serangan ini menjalar ke bagian cabang pohon yang lainnya, sehingga akhirnya dalam satu pohon akan mengalami nasib serupa. "Jika dahannya dipotong, kayu dahan itu bagian dalam kelihatan menghitam atau mati. Upaya kami menghadapi penyakit ini hanya dengan memotong dahan yang kena serangan dengan harapan tidak menjalar ke bagian pohon yang lainnya," kata Muslih, pekebun di Way Sulan.

Para pekebun mengatakan bahwa hingga saat ini mereka belum mampu mengatasi penyakit tersebut. Pencegahan dan pemberantasan dengan obat-obatan hanya berdasar informasi dari para penjual obat-obat pertanian dan perkebunan. sehingga lebih cenderung bersifat coba-coba. Mereka menduga timbulnya berbagai macam penyakit tersebut berkaitan erat dengan turunnya hujan sepanjang tahun ini. (lampung post)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar