Sabtu, 15 Januari 2011

Teknik Membudidayakan Terong

Terong merupakan tanaman setahun berjenis perdu yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 60 - 90 cm. Daun tanaman ini lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna ungu dan merupakan bunga sempurna, biasanya terpisah dan terbentuk dalam tandan bunga. Buah terong sangat dikenal masyarakat dan banyak digunakan sebagai lalap sayuran segar dan disayur. Hal ini disebabkan oleh rasa buah terong yang enak dan banyak mengandung vitamin.

Taksonomi Tanaman

  • Kingdom : Plantae
  • Subkingdom : Tracheobionta
  • Superdivisio : Spermatophyta
  • Divisio : Magnoliophyta
  • Kelas : Magnoliopsida
  • Sub-kelas : Asteridae
  • Ordo : Solanales
  • Familia : Solanaceae
  • Genus : Solanum
  • Spesies : Solanum melongena L.

Syarat Tumbuh Tanaman Terong

  • Terong ini lebih mudah karena dapat tumbuh di berbagai tempat, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.
  • Terong lebih mudah beradaptasi terhadap pengaruh cuaca dan suhu udara 22 - 30o C
  • Budidaya tanaman terong membutuhkan jenis tanah yang subur, kaya akan unsur hara atau nutrisi dalam tanah, bertekstur remah atau lempung berpasir dan memiliki aerasi tanah yang baik.
  • Sinar matahari harus cukup dan cocok ditanam musim kemarau
  • Aerasi tanah adalah kemampuan tanah dalam meyerap gas seperti Oksigen dari udara yang berguna bagi pertumbuhan tanaman terong.
  • Tingkat keasaman tanah atau pH tanah yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman terong ini berkisar antara 6,8 sampai 7,3 dimana unsur hara dapat tersedia dalam jumlah cukup dan mikroorganisme pengurai dapat hidup di dalam tanah.
Budidaya Tanaman Terong

Pembibitan

Tanaman terong berasal dari biji. Penyemaian bibit dari biji ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena biji tanaman terong lebih keras dibandingkan tanaman lainnya.

Untuk mempercepat dalam budidaya tanaman terong, sebaiknya biji direndam dulu dalam wadah yang dibasahi. Wadah tersebut diisi dengan busa atau kapas sebagai media tumbuh. Biji terong akan berkecambah lebih cepat dan siap untuk dipindahkan ke lahan semai/pembibitan lebih dulu.

Pada saat pembibitan, hindarkan siraman air hujan secara langsung dan lindungi bibit dari cahaya matahari penuh agar bibit terong tidak mudah layu dan kering. Caranya dengan memberikan penutup pada lahan pembibitan, seperti dengan menggunakan mulsa plastik.

Pengolahan Lahan

  • Bersihkan rumput liar (gulma) dari sekitar kebun
  • Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30 - 40 cm hingga gembur
  • Buat bedengan selebar 100 - 120 cm, jarak antar bedengan 40 - 60 cm, ratakan permukaan bedengan
  • Jika pH tanah rendah, tambahkan dolomit
  • Sebarkan pupuk kandang 15 - 20 ton / ha, campurkan merata dengan tanah.
  • Sebarkan pupuk dasar dengan campuran ZA atau Urea 150 kg + TSP 250 kg per ha dicampur
  • dengan tanah secara merata atau sekitar 10 gr campuran pupuk per lubang tanam
  • Sebarkan Natural GLIO 1 - 2 sachet dicampur pupuk kandang 25 - 50 kg merata ke bedengan atau ke lubang tanam
  • Jika pakai Mulsa plastic, tutup bedengan pada siang hari
  • Biarkan selama seminggu sebelum tanam
  • Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm

Penanaman

  • Waktu tanam yang baik musim kering
  • Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
  • Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
  • Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah atau lembab

Pengairan

Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering

Penyulaman

  • Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
  • Penyulaman maksimal umur 15 hari

Pemasangan air (Turus)

  • Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu dan merusak sistem perakaran
  • Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80 - 100 cm dan lebar 2 - 4 cm
  • Tancapkan secara individu dekat batang
  • Ikat batang atau cabang terong pada turus

Penyiangan

  • Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
  • Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60 - 75 hari setelah tanam
Pemangkasan

Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh

Pemupukan

Pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hari setelah tanam antara lain ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 sebanyak 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua dilakukan pada umur 50 hari setelah tanam dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8 - 10 gram per tanaman. Pemupukan ke – IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen yang kedua dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.
Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki setiap 1 - 2 minggu sekali

Pengendalian Hama Penyakit

H A M A
1. Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1 - 2 minggu sekali.

2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda
Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR setiap 1 - 2 minggu sekali.

3. Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.

4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari
Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810.

5. Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag.
Menyerang dengan cara merusak dan memakan daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan Natural VITURA.

6. Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1 - 2 minggu sekali

PENYAKIT
1. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum
Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak

2. Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.

3. Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.

4. Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam

5. Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat

6. Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp.
Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit:
Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit Rendam benih dengan POC NASA dosis 2 cc / lt + Natural GLIO dosis 1 gr/lt. Pencegahan sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang sebelum tanam ke lubang tanam.

Pemanenan

Umur terong yang dapat dipanen tergantung dari varietas yang ditanam. Namun, secara umum terong dapat dipanen sekitar 4 bulan atau 90 hari sejak semai. Selanjutnya selang seminggu sekali, buah terong dapat dipanen 6 sampai 7 kali. Dalam pemanenan, diperhitungkan pula lama pengangkutan sampai ke tangan konsumen. Sebaiknya terong yang dipetik adalah buah muda yang bijinya belum keras dan daging buahnya belum liat. Apabila pengangkutan memerlukan waktu lama, maka sebaiknya terong dipetik sebelum masak, tapi sudah tampak bernas atau berisi. Waktu panen sebaiknya dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Hindari waktu panen saat terik matahari karena dapat mengganggu tanaman dan membuat kulit terong menjadi keriput dan kering sehingga menurunkan kualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar