Selasa, 18 Januari 2011

Agribisnis dan Cara Budidaya Jamur Tiram

Jika kita perhatikan, bidang usaha yang paling realistis dan lebih permanen adalah usaha di bidang Agrobisnis. Karena produk yang dihasilkan adalah produk bahan pokok yang tidak bisa dibuat dalam industry manapun. Olehkarena itu usaha agrobisnis adalah usaha yang bisa dijalankan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, dan tidak mengalami titik jenuh…
Salah satu usaha agrobisnis yang paling realistis untuk dijalankan adalah budi daya jamur tiram. Karena usaha ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan yang lainnya.
  • Pangsa pasar yang luas sehingga tidak ada kesulitan dalam memasarkan produk
  • Perawatan yang mudah dan murah, karena tidak memerlukan biaya tambahan seperti halnya biaya pemupukan, penyiangan dll.
  • Tidak tergantung pada musim, karena pemeliharaan dilakukan di dalam ruangan kumbung yang tertutup.
  • Bahan baku yang melimpah dan murah
  • Satu kumbung dengan kapasitas 10.000 baglog cukup ditangani oleh satu orang tenaga kerja, sehingga akan menghemat biaya tenaga kerja
  • Panen setiap hari, sehingga perputaran modal lebih cepat
  • Harga jual relative stabil, sehingga resiko kerugian sangat kecil
  • Bisa dijalankan oleh siapa saja tanpa melihat latar belakang pendidikan, asal ada kemauan dan keseriusan pasti bisa menjalankan usaha ini.
  • Dalam skala rumahan bisa dilakukan di pekarangan rumah atau kamar kosong yang selama ini tidak dimanfaatkan

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom.


Karakteristik

Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk.Selain itu, jamur tiram juga memiliki sporamiselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat. berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta

Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk.Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.

Syarat pertumbuhan

Dalam menggunakan media pertumbuhan, jerami yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis jerami yang keras sebab jerami yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu jerami yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jerami sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu jerami yang digunakan tidlak busuk dan tidak ditumbuhi jamur jenis lain. Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik. Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya.

Habitat alami jamur tiram

Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah. Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap/tanpa sinar. Pada masa pertumbuhan misellium, jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60 - 70 %.

Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 OC dengan kelembaban 60 - 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 OC.

Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram.Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat, bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat).

Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl.Kemungkinan budidaya jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan jamur.

Jamur tiram sebagai bahan makanan

Jamur tiram juga memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan kolesterol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi. Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna dalam membunuh nematoda

Jamur tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi kolesterol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit seperti penyakit lever, diabetes, anemia. Selain itu jamur tiram juga dapat bermanfaat sebagai antiviral dan antikanker Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan. Jamur tiram ini mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan. Adanya polisakarida, khususnya Beta-D-glucans pada jamur tiram mempunyai efek positif sebagai antitumor, antikanker, antivirus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, antijamur, antibakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun. Pada jamur tiram, produk ini disebut sebagai plovastin yang di pasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia). Dilihat dari kandungan gizi yang terdapat dalam jamur tiram maka bahan ini termasuk aman untuk dikonsumsi.Adanya serat yaitu lignoselulosa baik untuk pencernaan. USDA (United States Drugs and Administration) yang melakukan penelitian pada tikus menunjukkan bahwa dengan pemberian menu jamur tiram selama 3 minggu akan menurunkan kadar kolesterol dalam serum hingga 40 % dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi pakan yang mengandung jamur tiram. Sehingga mereka berpendapat bahwa jamur tiram dapat menurunkan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterol. Di Jepang saat ini sedang diteliti potensi jamur tiram sebagai bahan makanan yang dapat mencegah timbulnya tumor. serta menurunkan kadar kolesterol.

ANALISIS PASAR

Deskripsi produk

Produk jamur tiram yang dihasilkan berupa :

  • Jamur Tiram segar
  • Produk turunan Jamur Tiram seperti kripik jamur, jamur goreng tepung, jamur siap masak dalam kemasan plastik, dll.

Prospek Pasar Budidaya Jamur

Budidaya jamur tiram sekarang ini telah memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut:

  1. Pasar jamur tiram saat ini telah meluas di kota manapun terutama kota besar di seluruh Indonesia sehingga diperlukan produksi jamur tiram dalam skala besar.
  2. Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan.
  3. Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.
Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar

Target market usaha ini adalah konsumen jamur dari house need sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa retail pada beberapa kota besar.


Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi suppliers jamur tiram minim dan masih sangat dibutuhkan.


Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah pelayanan akan faktor satisfaction penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.


Proyeksi Pengembangan Usaha


Usaha ini diorientasikan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar ekonomi, namun usaha tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan ekonomi Indonesia. Untuk itu pengembangan budidaya jamur ini akan dibagi dalam tiga tahap, yaitu: tahap industri kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap industri menengah. Penjelasan mengenai ketiga tahap industri tersebut adalah sebagai berikut :


A. Tahap Industri Kecil Awal
Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat dan kokoh
  • Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur.
  • Penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.
  • Penambahan tenaga kerja.
  • Pencarian investor
Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil yang kokoh. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil awal diperkirakan berkisar antara 30 hingga 100 juta rupiah.

B. Tahap Industri Kecil Lanjut

Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah kebutuhan dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha. Industri ini diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian produksi hingga profesional di bidang pemasaran, R & D dan administrasi.

Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri menengah nasional yang produksinya diperkirakan mencapai sedikitnya 100.000 baglog produksi per musim. Tahap industri kecil lanjut itu sendiri diharapkan mampu memproduksi hingga 9 ton per bulan. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil lanjut ini diperkirakan berkisar antara 150 hingga 200 juta rupiah.


C. Tahap Industri Menengah Nasional

Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem, kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan ekspor. Tahap ini diharapkan mampu menyerap sedikitnya 50 tenaga kerja. Investasi yang diperlukan masih dalam analisis.


Budidaya

Budidaya jamur tiram tidak membutuhkan peralatan yang rumit. Media tanam yang disebut dengan baglog juga dapat dibuat dengan mudah. Ada beberapa cara yang digunakan para pembudidaya jamur tiram untuk membuat baglog ini. Namun pada dasarnya, perlakuannya sama.

Bahan baku untuk membuat baglog adalah serbuk gergaji, bekatul, kapur, air, polybag, cincin bambu, plastik, kapas dan karet penutup dan bibit spora. Untuk komposisinya, 70 kg serbuk gergaji dicampur dengan 12 kg bekatul, 1 kg kapur serta 17 kg air, kemudian diaduk hingga merata.

Kemudian bahan baku sebanyak 900 gr tersebut dimasukkan kedalam polybag, dikancing dengan cincin bambu, ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet sehingga membentuk seperti tutup botol (baglog). Langkah ini disebut dengan proses pengompotan.

Setelah pengompotan, proses sterilisasi siap dilakukan, yaitu dengan cara memanaskan baglog dalam autoclave bertekanan 1,5 – 2,5 bar atau suhu 200 derajat celcius selama 2 jam. Dalam melakukan porses sterilisasi ini, Rosdiyanti hanya menggunakan drum bekas oli yang telah dibersihkan.

Baglog dimasukkan kedalam drum tersebut dengan posisi terbalik agar kadar air tidak bertambah. Kemudian dilakukan proses pengukusan selama 8 jam diatas tungku kayu bakar. Setelah itu baglog didinginkan dalam ruangan selama 12 jam

Langkah selanjutnya adalah proses penanaman bibit, yaitu memasukan bibit spora kedalam lubang baglog lalu diratakan, kemudian disumbat dengan kapas dan diikat kembali dengan plastik dan karet.

Baglog disimpan dalam ruang pemutihan sehingga terjadi penyebaran bibit spora dari bagian atas baglog ke bagian bawahnya. Hal ini menyebabkan baglog yang pada awalnya berwarna cokelat berubah menjadi putih.

Dalam waktu 3 minggu spora telah menyebar lebih dari 3/4 baglog. Baglog siap dipindahkan ke rak pertumbuhan, ditata menumpuk dan disiram dengan menggunakan sprayer 2 kali sehari. Satu sampai dua minggu berikutnya jamur tiram tumbuh dan siap untuk dipanen.

Tempat Produksi

Ruangan produksi jamur tiram atau yang biasa disebut dengan kumbung yang digunakan Rosdiyanti mempunyai luas 2 x 6 m. Untuk ruangan dengan ukuran tersebut, Rosdiyanti bisa menampung kurang lebih 1200 baglog.

Kumbung milik Rosdiyanti terbuat dari bilah bambu (gedek/bilik). Pertimbangannya adalah biaya pembuatannya murah. Tapi yang terpenting adalah kumbung dari bilah bambu ini ideal untuk pertumbuhan jamur karena mirip dengan habitat aslinya di hutan, yaitu intensitas matahari rendah dengan kelembaban yang tinggi.

Atap kumbung ini bisa menggunakan bilah bambu (gedek) atau genting. Yang penting baglog tidak terkena curah hujan dan matahari secara langsung. Diakuinya, jika cuaca terlalu panas maka diperlukan perawatan yang ekstra keras agar pertumbuhan jamur tetap baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar