BLOG Ricky Untuk Pertanian. Blog ini memuat tentang pertanian secara umum dan ada tambahan dari berita pertanian, tips ampuh berhubungan dengan pertanian, lowongan kerja bidang pertanian dan resep makanan-minuman dari hasil pertanian. Yang pasti Pertanian Untuk Negeriku Tercinta Indonesia.
Jumat, 29 April 2011
Berita Pertanian : Tercemar Flu Burung, Ribuan Ayam Potong Dimusnahkan
TENGGARONG. Dinas Peternakan Kabupaten Katai Kartanegara (Kukar) memusnahkan ribuan ayam potong yang diduga terinfeksi flu burung di Desa Makarti Kecamatan Marang Kayu, Kalimantan Timur.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Kukar Sumarji mengatakan, pemusnahan yang dilakukan untuk mencegah penularan virus flu burung terhadap unggas lainnya, dan sudah disetujui oleh para pemilik ternak.
"Ini dilakukan untuk mencegah penularan virus flu burung,"katanya, Jumat (29/4).
Menurutnya, berdasarkan hasil tes cepat yang dilakukan pihaknya terhadap ayam yang mati mendadak, diketahui ada kemungkinan terkena virus flu burung.
Terkait pemusnahan itu, Ayam ayam milik warga tersebut tidak akan dilakukan ganti rugi, karena para peternak sudah menyetujui pemusnahan tersebut.
Sementara itu, hingga saat ini sudah ada 2 warga di Desa tersebut diduga terkena suspect flu burung. Kendati pihaknya masih harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut, terhadap kedua warga tersebut.
"Desa Makarti tergolong rawan suspect flu burung, sebab daerah tersebut merupakan penghasil ayam potong dengan total produksi hingga 20 ribu ekor per bulan," ungkapnya.
Tips Ampuh : Rahasia Khasiat Ketumbar
MESKI lebih umum digunakan dalam bahan memasak sehari-hari, ketumbar ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Ketumbar selama ini memang dikenal keampuhannya dalam menyehatkan pencernaan.
Apa saja manfaat lain ketumbar? Berikut beberapa di antaranya seperti dikutip dari Times of India :
- Ketumbar bermanfaat bagi perempuan terutama bagi yang menderita sindrom pramenstruasi (PMS). Rebus saja 6 gram biji ketumbar dalam 500 ml air lalu tambahkan gula. Minumlah selagi hangat.
- Untuk penderita arthritis atau radang sendi, ketumbar memiliki sifat antiinflamasi. Rebus saja biji ketumbar dengan air dan minumlah untuk meredakan nyeri radang sendi.
- Ketumbar juga dikenal mampu menurunkan gula darah dengan merangsang sekresi insulin. Tanaman ini juga telah dikenal sebagai 'tanaman anti-diabetes'. Ketumbar membantu kinerja jantung dengan menurunkan kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik.
- Ketumbar juga bagus untuk kulit. Aduk bubuk ketumbar dengan bubuk kunyit yang diberi air secukupnya lalu oleskan pada jerawat dan komedo.
Berita Pertanian : DPR Sambut Baik Swasembada Daging di Soppeng
Hal itu dikatakan oleh Jafar disela-sela kunjungan kerja sebagai anggota DPR RI ke Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Jumat.
"Saya mendukung kebijakan tersebut dan diharapkan Kabupaten Soppeng menjadi salah satu kabupaten penghasil daging sapi terbesar di Sulsel," kata Jafar.
Ia mengatakan, untuk mendukung kebijaksanaan swasembada daging sapi memang diperlukan impor induk sapi atau anak sapi betina untuk dikembangkan.
"Kalau kita ingin swasembada daging sapi, kita harus mengembangkan dengan memelihara sapi-sapi dari luar, jangan sapi-sapi yang ada di kabupaten sendiri, juga jangan hanya mendatangankan sapi dari kabupaten tetangga. Tapi harus didatangkan sapi dari luar provinsi, bila memungkinkan mendatangkan sapi dari Australia," kata Jafar.
Ia menyarankan, dalam rangka swasembada daging, masyarakat diminta untuk tidak menyembelih sapi betina.
"Pemda Kabupaten Soppeng diminta untuk mengawasi dan melarang masyarakat menyembelih sapi dengan memberikan ganti rugi. Kalu mendatangkan sapi dari luar, haruslah sapi betina atau anak sapi betina agar mudah dikembangbiakan," kata Jafar.
Untuk tahun 2010, Pemerintah Pusat telah menyerahkan bantuan sebesar Rp1,5 miliar kepada Pemda Soppeng dan bantuan untuk swasembada daging sapi tahun 2011 akan terus diberikan melalui APBN Perubahan.
Sementara Kepala Dinas Peternakan Kementerian Pertanian Kab Soppeng, Sugirman mengatakan, pemerintah pusat telah membuat program swasembada dagaing sapi.
"Sudah 2 kali pemerintah pusat membuat program tersebut, yakni tahun 2005 dan 2010. Tapi kebijakan itu tidak jalan," kata Sugirman.
Menurut dia, dengan mengimpor sapi asal Australia, swasembada daging sapi dipastikan bisa meningkat di Kabupaten Soppeng.
"Selama ini, daging yang dihasilkan sapi lokal sangat rendah. Kalau kita mendatangkan sapi dari Australia, bisa per ekornya mencapai 800 kilogram," katanya.
Untuk tahun 2005, kata Sugirman, jumlah sapi di Kabupaten Soppeng mencapai 15 ribu ekor. Sedangkan tahun 2010, jumlah sapi mencapai 23 ribu ekor. Sementara bantuan dari APBD Kabupaten Soppeng hanya bisa untuk memelihara 13 ekor sapi.
"Kita (Pemda Soppeng) tidak bisa mengimpor sapi sendiri, karena kebijakan impor itu ada di pusat. Maka, sebaiknya pemerintah pusat mengubah kebijakan itu demi kesejahteraan masyarakat juga," kata Sugirman.
Berita Pertanian : Curah Hujan Tinggi, Petani Sawit Kesulitan Pasarkan Hasil Panen
MUSIRAWAS. Curah hujan yang cukup tinggi sepekan terakhir, membuat sebagian petani sawit kesulitan mengeluarkan hasil panen. Hujan mengakibatkan jalan menuju perkebunan yang berupa jalan tanah menjadi seperti kubangan lumpur, sehingga sulit dilalui.
Manan (43), salah seorang petani di kawasan Payolebar Desa Bukitulu Kecamatan Karangjaya mengatakan, sudah beberapa hari ini ia dan petani sawit lainnya kesulitan mengeluarkan hasil panen. Karena hujan yang terus menerus mengakibatkan jalan menjadi rusak.
"Tak hanya jalan kebun saja, bahkan jembatan di areal kebun ada hanyut terbawa arus air yang pasang. Kita terpaksa gotong royong memerbaikinya, jika tidak maka hasil panen tak bisa keluar. Di areal ini ada sekitar 100 paket kebun sawit yang menggunakan akses jalan dan jembatan ini" ujarnya.
Berita Pertanian : Waspadai Serangan Hama Wereng
JAKARTA. Kementerian Pertanian mengingatkan perlunya mewaspadai serangan hama wereng coklat pada tanaman padi yang kemungkinan melanda kembali.
Dikatakan, berdasarkan ramalan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kondisi tahun ini akan sama dengan 2010. Tahun lalu terjadi ledakan serangan hama wereng pada akhir Desember.
"Antara musim kemarau dan penghujan jika perbedaannya musim panas dan dingin sangat jelas maka akan timbul hama wereng, oleh karena itu harus diwaspadai," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian Haryono di sela Rapat Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Jakarta, Jumat (29/4).
Meski demikian, Haryono menyatakan, kemungkinan serangan hama wereng pada tahun ini diperkirakan lebih rendah dibanding tahun lalu, apalagi terlihat di sejumlah sentra produksi padi di kawasan Pantai Utara Jawa Barat, seperti Sukamandi dan Ciasem Subang tidak sebesar 2010.
Menurut dia, walaupun intensitas serangan hama wereng diperkirakan tidak akan setinggi tahun lalu, namun pihaknya tetap melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menanggulanginya, antara lain dengan pelatihan tenaga Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT).
Tahun ini, lanjutnya, akan ditempatkan seribu petugas POPT di seluruh daerah endemik serangan hama wereng di sentra-sentra produksi padi, antara lain tujuh kabupaten di Jawa Tengah sebanyak 700 tenaga POPT, Kabupaten Lamongan Jawa Timur dan Sukamandi Subang Jawa Barat masing-masing 400 orang.
13 Hektare Lahan Padi Terserang Hama Wereng Coklat
Areal padi di lima kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diserang hama wereng batang coklat. Akibatnya produktivitas menurun dan kualitas padi pun buruk.
Lima kecamatan tersebut adalah Candimulyo, Dukun, Salam, Ngluwar, dan Muntilan.
"Dari 29 hektare (ha) tanaman padi milik kelompok tani, sekitar 13 ha di antaranya telah terserang hama wereng ini sehingga mengalami penurunan produksi antara 80-90 persen. Sebagian bahkan telah gagal panen," kata Ketua Kelompok Tani Sido Luhur, Desa Tersangede, Kecamatan Salam, Sudiwiyatno, Kamis (28/4).
Menurutnya, jika biasanya setiap satu hektare tanaman menghasilkan antara enam hingga tujuh ton padi, saat ini berkurang drastis. Satu hektare tanaman hanya mampu berproduksi sekitar satu hingga dua ton saja. Kondisi ini mulai dirasakannya sejak dua bulan terakhir.
Nasib malang menimpa Yono, petani lainnya di desa itu. Dari sekitar 0,5 ha areal padi yang seharusnya tinggal menunggu panen malah puso lantaran diserang hama ini. "Mau bagaimana lagi, saya hanya bisa pasrah. Semua tanaman mengering karena cairannya dihisap wereng coklat," ujarnya.
Petugas Pengamat Hama dan Penyakit Tanaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jateng untuk Wilayah Magelang Pratondo, mengatakan, berkembangnya hama wereng coklat ini dipicu musim hujan berkepanjangan.
"Lantaran air tersedia cukup banyak, membuat petani terus-menerus menanam padi. Padahal biasanya diselingi cabai maupun tembakau. Siklus menanam padi yang terus menurus ini menimbulkan serangan organisme pengganggu tanaman seperti tikus dan tungro," kata Pratondo.
Dikatakan, hingga Maret 2011 tercatat sudah 11,81 ha areal padi di wilayah Magelang yang terserang wereng. Sedangkan pada minggu pertama April justru berkurang menjadi 8,5 ha. Namun luasan yang terancam serangan hama ini meluas dari 101 menjadi 128 ha.
Penanaman Padi Hibrida Merosot
Kementerian Pertanian mengungkapkan penanaman padi hibrida tahun ini mengalami penurunan dari 300 ribu hektare pada 2010 menjadi 298 ribu hektare 2011.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian Haryono di Jakarta, Jumat (29/4) mengatakan, penurunan luas tanam tersebut disebabkan adanya penolakan oleh petani di sejumlah daerah terhadap padi hibrida akibat serangan hama wereng.
"Pada awalnya target penanaman 400 ribu hektare. Kemarin hibrida sedikit turun karena hibrida memang tidak untuk tahan wereng. Selama ini hibrida untuk meningkatkan produktivitas," katanya.
Menurut dia, beberapa wilayah yang mengalami penurunan penanaman padi hibrida seperti Jawa Barat dan Jawa Timur yang selama ini dikenal sebagai sentra produksi padi.
Meski demikian, lanjutnya, untuk provinsi Jawa Timur penanaman padi hibrida tetap paling luas karena respon petani terhadap benih padi tersebut cukup baik.
Haryono mengatakan, untuk mengantisipasi serangan hama wereng maka Badan Litbang telah mengembangkan padi hibrida yang tahan serangan wereng antara lain HIPA Jatim 1 dan HIPA Jatim 2 yang rencananya akan dilepas pada 2012.
Selain tahan serangan wereng ataupun organisme pengganggu tanaman (OPT), menurut dia, benih padi hibrida hasil kerja sama Badan Litbang Pertanian dengan Pemda Jawa Timur itu memiliki potensi produktivitas hingga 12 ton per ha.
Potensi Energi Limbah Kelapa Sawit di Sumatera Utara
Dengan semakin meningkatnya populasi penduduk maka sejalan dengan itu kebutuhan akan energi khususnya energi listrik semakin meningkat pula.
Sedangkan sumber energi minyak bumi yang merupakan sebagai salah satu sumber energi terbesar saat ini yang digunakan sudah tidak akan bertambah lagi dan semakin hari semakin menipis.
Visi Sektor Ketenagalistrikan
Pemerintah melalui Kementrian ESDM melalui Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor : 2682 K/21/MEM/2008. Visi sektor ketenagalistrikan adalah dapat melistriki seluruh rumah tangga, desa serta memenuhi kebutuhan industri yang berkembang cepat dalam jumlah yang cukup, transparan, efisien, andal, aman dan akrab lingkungan untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pemerintah sangat jelas menginginkan tersedianya kebutuhan energi listrik yang aman lingkungan hal ini juga sejalan dengan kesepakatan Negara-negara Maju pada Kyoto Protocol khususnya dalam proyek pengembangan CDM (Clean Development Mechanism).
Dari berbagai sumber energi tersebut salah satu sumber energi yang masih belum dimanfaatkan secara masal dan komersial adalah energi limbah kelapa sawit.
Potensi Energi Limbah Kelapa Sawit
Proses pengolahan tandan buah segar (TBS = fresh fruit bunches) menjadi crude palm oil (CPO) dan seluruh aktifitas produksi pabrik kelapa sawit (PKS) menghasilkan biomassa produk samping, baik limbah padat maupun cair, dalam volume sangat besar. Itu sebabnya, peningkatan volume limbah merupakan konsekuensi tak terpisahkan dari peningkatan industri minyak kelapa sawit.
Secara umum, limbah PKS dikelompokkan menjadi limbah padat dan limbah cair (Palm Oil Mill Effluent / POME).
Untuk tiap ton TBS yang diolah dalam PKS diperlukan antara 1 - 2 ton air. Pasok air biasa diambil dari lingkungan sekitar, misal sungai.
Limbah cair yang dihasilkan sekitar 550 kg per ton TBS yang diolah, dengan berat jenis antara 1,05 hingga 1,1 g/cm3 ,diperoleh limbah cair mencapai 40%– 70% TBS yang diolah. Kisaran volume tersebut tergantung juga pada sistem pengolahan limbah pabrik.
Limbah padat PKS dikelompokkan menjadi dua, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan dan yang berasal dari basis pengolahan limbah cair. Limbah padat yang berasal dari proses pengolahan berupa tandan buah kosong (TBK = empty fruit bunch) yang terbuang dari penebah setelah tandan rebus dipisahkan dari buahnya, cangkang atau tempurung (palm shell), dan serabut atau serat (fiber). Sedangkan limbah padat yang berasal dari pengolahan limbah cair berupa lumpur aktif yang terbawa oleh hasil pengolahan air limbah .
Pemanfaatan dalam Bentuk Bahan Bakar
Pada dasarnya semua limbah padat PKS dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam PKS, yaitu sebagai bahan bakar ketel uap untuk memasok kebutuhan uap panas dan pembangkitan listrik. Limbah padat seperti serabut dan cangkang dapat dipakai langsung begitu keluar dari proses produksi sebagai bahan bakar. Tergantung pada rancangannya,
Untuk mengoperasikan ketel uap dapat memanfaatkan 100% cangkang, 100% serabut atau kombinasi antara keduanya.
Pemanfaatan dalam Bentuk Briket Arang
Selain untuk bahan bakar padat, alternatif lain yang relatif sederhana untuk mendapatkan manfaat energi limbah padat kelapa sawit adalah dengan terlebih dahulu mengolah limbah tersebut menjadi briket arang.
Tandan kosong sawit memiliki kandungan air yang tinggi. Ini membuat efisiensi termal TBK rendah dan lagi pembakarannya secara langsung akan menimbulkan polusi asap yang cukup mengganggu. Karena itu pemanfaatan TBK (Tandan Buah Kosong) sebagai bahan bakar harus melewati pengolahan terlebih dahulu. Briket arang menjadi bentuk alternatif.
Pemanfaatan limbah tersebut dapat meminimalisasi beban pencemaran terhadap lingkungan, sekaligus menghasilkan manfaat, antara lain dalam bentuk energi. Potensi output energi tersebut lebih tinggi dari kebutuhan energi PKS itu sendiri.
Pemanfaatan dalam Bentuk Biogas
Energi yang cukup besar dapat diperoleh pula dari pengolahan limbah cair. Pengolahan limbah cair dilakukan dengan proses bertingkat yang memanfaatkan kolam-kolam terbuka. Untuk PKS kapasitas sampai kira-kira 80 ton TBS per jam, dibutuhkan kolam-kolam dengan luas belasan hektar.
Inti proses tersebut adalah biodegradasi komponen organik limbah tersebut. Dekomposisi anaerobik meliputi penguraian bahan organik majemuk menjadi senyawa asam-asam organik dan selanjutnya diurai menjadi gas-gas dan air.
Gas metana akan terbentuk selama limbah cair diolah dalam kolam terbuka tersebut.
Gas metana yang dihasilkan proses tersebut merupakan komponen terbesar biogas. Ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi jika diolah dalam sistem digester anaerob.
Pada pabrik kelapa sawit yang mengolah 40 ton TBS/jam akan dihasilkan limbah cair sebanyak 20 m3/jam Jika pabrik bekerja selama 20 jam/hari, maka akan dihasilkan limbah cair sebanyak 400 m3 per hari. Dengan perhitungan karakteristik limbah cari untuk sebuah PKS dengan asumsi kapasitas 100 ribu ton TBS per tahun, dengan memasukkan perhitungan rentang nilai kalor maka bisa diperoleh energi antara 1,38 – 2,52 GW(e)h.***
Penulis adalah Staff Pengajar Politeknik Negeri Medan.
Peluang Usaha Pertanian : Menangguk Untung dari Sari Temulawak
Berkah Tuhan Bumi Nusantara Indonesia ini sungguh luar biasa. Sebagian kecil di antaranya adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Tanaman bangsa jahe-jahean ini mempunyai khasiat herbal amat beragam dan sudah menjadi perhatian dunia. Berbisnis temulawak, selain melestarikan budaya leluhur, juga menguntungkan.
Siapa yang tidak kenal temulawak? Khasiatnya yang beragam di bidang kesehatan seperti untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh, menyembuhkan penyakit hepatitis, kulit, batu empedu, demam dan gangguan pencernaan menjadikan temulawak sebagai bahan baku utama dalam pembuatan obat, bahan makanan maupun minuman penyegar.
“Ibarat makan, temulawak merupakan nasi dalam pembuatan obat herbal. Hampir 80% bahan baku obat herbal adalah temulawak. Bahkan temulawak ini mempunyai potensi menjadi ikon nasional sebagaimana ginseng untuk Korea,” ujar Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika (PTFM) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Rifatul Widjhati pada acara Bincang Iptek BPPT, Rabu (6/4) lalu.
Dia menambahkan, “ Dalam bahasa inggris saja temulawak dikenal dengan sebutan Java Turmeric (Kunyit Jawa), ini membuktikan bahwa temulawak sudah lama dikenal dan digunakan masyarakat kita.”
Lebih lanjut Rifatul mengungkapkan, BPPT telah melakukan penelitian terhadap DNA fingerprint tanaman temulawak untuk membuktikan tanaman ini sebagai tanaman asli Indonesia. Itu berkaitan dengan upaya Malaysia dan India yang ingin mengklaim temulawak sebagai tanaman asli kedua negara.
Sementara, menurut Teuku Tajuddin dari Balai Penelitian Bioteknologi BPPT, lembaga tempat dia mengabdikan diri itu telah meneliti DNA dan varietas temulawak sejak 2008, rencananya akan selesai pada 2012.
“Penelitian ini untuk membuktikan apakah temulawak tanaman asli Indonesia, atau bukan. Penelitian menyangkut sidik jari, sebaran tanaman, dan jumlah varian, serta formulanya,’’ jelas Tajuddin dalam diskusi tentang potensi obat herbal Indonesia di BPPT, Jakarta, Rabu (6/4).
Tajuddin menyatakan, dia telah mengelompokkan tanaman temulawak ini mulai dari Lampung, Bali, Boyolali, Merauke, Ciamis, Bengkulu, Pulau Buru, Ambon, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Bengkulu.
Dari hasil penelitian komposisi genetika, menunjukkan bahwa temulawak di Jawa dan Pulau Buru ada kesamaan. Demikian juga dengan kelompok tanaman yang jenisnya sama terdapat di Lampung, Boyolali, Ciamis, Pulau Buru, Sulawesi, NTB, Bengkulu, Merauke, memiliki jenis yang sama. Sedangkan dari Bali dan Ambon berbeda.
‘‘Untuk Bali memang belum lengkap datanya. Tapi untuk Ambon, berdasarkan catatan sejarah, asal usul temulawak dari Ambon. Dan berbeda dengan temulawak yang ada di tempat lain. Ini masih dalam pembuktian,’’ ujarnya.
Susah Dapat Klaim
Perbedaan itu bisa disebabkan karena evolusi alam. Apabila dari jumlah varian maupun komposisi khasiatnya lebih banyak ditemukan di Indonesia, maka tanaman itu bisa diklaim milik Indonesia.
Diakuinya untuk mendapat klaim tanaman asli Indonesia memang susah. Apalagi tanaman itu juga ditemui di India, Malaysia, Thailand, dan China. ‘‘Kalau hasilnya memang bukan asli Indonesia, ya kami akan katakan apa adanya dari hasil riset ini.’’
Namun dia optimistis karena Korea saja hanya memiliki 33 persen tanaman ginseng. ‘‘Dengan pembuktian sejarah dan teknologi DNA serta varian itu bisa membantu mengungkapkan petunjuk soal asal usul temulawak.’’
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT, Bambang Marwoto, mengatakan kajian tersebut diperlukan untuk melindungi tanaman temulawak sebagai plasma nutfah asli Indonesia agar tidak dieksploitasi dan dipatenkan oleh negara lain.
Secara morfologis, lanjut Bambang, memang sulit membuktikan temulawak sebagai tanaman asli Indonesia secara morfologis. “Karena di Indonesia banyak spesies temulawak dan banyak timbul beberapa varietas atau spesies baru. Untuk itu, perlu dibuktikan secara genetik, seperti upaya forensik terhadap manusia. Beberapa spesies temulawak punya senyawa aktif yang berbeda-beda. Seperti sidik jari, DNA temulawak dilihat dari senyawa aktifnya,” ungkapnya.
“Sidik jari DNA berlaku sebagai barcode atas tanaman unggulan lokal kita. Dengan ini, kita dapat melindungi sekaligus memanfaatkan sebesar-besarnya untuk masyarakat Indonesia,” kata Bambang.
Potensi Ekonomis
Temulawak sendiri mempunyai potensi ekonomis cukup besar. Atep Afia Hidayat, seorang penulis di blogforum kompasiana.com, belum lama ini menulis artikel kesehatan tentang potensi temulawak, yang di Jawa Barat dikenal dengan nama koneng gede itu.
“Belakangan ini temulawak makin naik daun, harganya mencapai USD 300 ( sekitar Rp 2,6 juta) per ton, dengan tingkat permintaan dunia mencapai 30.000 ton per tahun, sedangkan Indonesia baru bisa menyuplai 10 persen,” tutrnya.
Menurut Atep, meningkatnya nilai ekonomi temulawak, terutama disebabkan informasi yang meluas menyangkut khasiatnya dalam meredakan penyakit seperti hepatitis B. Selain itu, terjadi peningkatan minta masyarakat terhadap obat-obatan dari tumbuhan alami (fitofarmaka).
Berdasarkan catatan informasi yang dia kumpulkan, tahun 2000 omzet obat alami secara nasional mencapai Rp 1 triliun, dan tahun 2001 diperkirakan meningkat jadi Rp 1,4 triliun. Sementara pada Symposium Internasional Temu Lawak yang berlangsung 27-28 Mei 2008 di IPB, terungkap omzat obat alami atau obat tradisional tahun 2007 mencapai Rp 4 triliun, dan tahun 2008 menjadi Rp 7,2 triliun.
Atep juga mengungkapkan, memang belum ditemukan data yang akurat tentang mekanisme atau cara kerja temulawak dalam memerangi penyakit hepatitis. Namun, berdasarkan pengalaman masyarakat, khasiat temulawak sudah dikenal sebagai jamu yang ampuh untuk mengatasi sebah perut atau penyakit kuning (lever-Red).
Pengalaman dr. Melly Budhirman, seorang psikiater di Jakarta, sebagaimana diungkapkan dalam Intisari (September 1996), berawal dari gejala-gejala cepat lelah, nafsu makan menurun drastis kadang-kadang sampai muntah, dan bola mata kekuningan. Dari hasil pemeriksaan, ternyata terserang virus hepatitis B, yang kemungkinan ditularkan melalui jarum suntik yang tercemar virus.
Dalam perkembangannya, berdasarkan pemeriksaan lengkap melalui scanning dan biopsy dinyatakan menderita hepatitis kronis aktif, kemudian berkembang menjadi sirosis hepatitis. Satu-satunya obat yang diberikan, kortikosteroid dengan dosis cukup tinggi 4 x 10 mg. Namun ternyata menimbulkan efek samping berupa bengkak-bengkak pada tubuh, dan pemeriksaan fungsi hati menunjukkan hasil yang buruk.
Setelah memperoleh informasi menyangkut khasiat temulawak, dr.Melly lantas mengkonsumsi sari temulawak (rebusan temulawak) selama empat bulan berturut-turut. Hasil biopsy oleh Dr.Sadikin Darmawan, seorang patolog senior, menyatakan bahwa kondisi hati dr.Melly sehat.
Pengalaman serupa juga diungkapkan oleh seorang ibu di Bandung, setelah menempuh pengobatan alternatif di Garut selama lebih dari setahun (menggunakan ramuan tradisional, dengan bahan utama temulawak), penyakit hepatitisnya dinyatakan sembuh.
Secara medis modern, temulawak memang belum direkomendasikan sebagai obat. Namun secara empiris, khasiat temulawak yang luar biasa itu sudah terbukti nyata, bahkan diakui dunia. Hal itu tentu membuka lebar peluang berbisnis temulawak.Sari Temulawak
Sejak zaman dulu kala, negeri ini sudah dikenal memiliki kekayaan dan keanekaragaman flora. Termasuk, beragam tanaman herbal yang bisa dimanfaatkan sebagai obat. Salah satu tanaman yang cukup populer dan punya khasiat ampuh sebagai penyembuh penyakit adalah temulawak. Tanaman ini merupakan famili Zingiberaceae, yang awalnya banyak ditemukan di hutan.
Sebagai salah satu herbal, temulawak dipercaya bisa mengatasi berbagai penyakit. Seperti, gangguan lever, mencegah hepatitis, meningkatkan produksi cairan empedu, membantu pencernaan, mengatasi radang lambung dan gangguan ginjal.
Dulu, nenek atau kakek kita biasa menyerap sari temulawak dengan cara merebusnya lalu meminum airnya. Kini, ada cara mengonsumsi temulawak yang lebih praktis. Yakni, temulawak instan. Salah satunya, temulawak instan produksi UD Sidariz di Blora, Jawa Tengah.
Karjan, pembina UD Sidariz, mengatakan, kelompok binaannya memproduksi temulawak instan sejak 2006. Mereka menjual temulawak instan dalam tiga kemasan, Yang pertama, kemasan saset berisi bubuk. Harganya Rp 10.000 per pak isi 10 saset. Kemudian, kemasan gelas plastik siap minum yang dijual seharga Rp 1.500 per kemasan. Dan yang ketiga, kemasan botol ukuran 650 ml dengan harga Rp 20.000 per botol.
Untuk menjaga pasokan temulawak, kelompok usaha itu memiliki lahan temulawak seluas 32,75 hektare. Ini adalah wilayah hutan rakyat yang dikelola bersama Perhutani. “Temulawak ditanam di sela-sela pohon jati,” kata Karjan. Dalam sebulan, kelompok usaha ini mengolah 5 kuintal temulawak. “Omzetnya masih kecil,” imbuhnya.
Pengenalan produk dan cara pemasaran merupakan salah satu kendala yang dihadapi kelompok usaha ini. Padahal, menurut Karjan, prospek minuman temulawak instan ini sangat bagus. Buktinya, salah satu perusahaan jamu berniat membeli produknya. “Jika spesifikasi yang diminta bisa kami penuhi maka kami akan memasok ke sana,” katanya.
Keyakinan akan cerahnya prospek bisnis ini pula yang membuat Lilik Indrawati menekuni bisnis temulawak instan. “Banyaknya orang beralih ke obat-obatan herbal ini, menyebabkan permintaan temulawak berdatangan,” ujarnya.
Lilik memasarkan temulawak instan dengan merek Temulawak Prima Herba, yang diproduksinya di Solo. Ia memasarkan produknya lewat internet, sehingga jangkauan pasarnya cukup luas. “Permintaan datang hampir dari seluruh Indonesia,” katanya. Tak heran, saban bulan Lilik mampu meraup omzet Rp 30 juta-Rp 40 juta dari bisnis ini.Singkat Budidaya Temulawak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan. Manfaat utama tanaman ini sebagai penyembuh beragam penyakit antara lain sakit gangguan hati, demam, sakit kuning, pegal-pegal, sembelit, obat kuat (tonik), perangsang air susu (laktagoga) dan obat peluruh haid (emmenagogum).
Pengelolaan Tanaman
Agar menghasilkan produksi rimpang yang maksimal tanaman membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, tidak tergenang dan pengairannya teratur. Pada lahan pasang surut potensial dengan tipe luapan B yang ditata sebagai surjan, pola tanam pada umumnya adalah padi (tabukan), pada guludan dapat ditanam tanaman temu-temuan. Sedangkan pada tipe luapan C dan D tanaman temu-temuan dapat ditanam pada musim penghujan.
Pembibitan
Bahan tanam dipilih yang sehat berumur 10-12 bulan, bisa menggunakan rimpang induk dan anak rimpang. Ukuran bibitnya 20-40 gr/potong. Sebelum ditanam benih ditumbuhkan dahulu sampai mata tunasnya tumbuh dengan tinggi 0,5-1 cm, sehingga diperoleh tanaman yang seragam.
Persiapan Lahan
Tanah diolah menjadi gembur, diupayakan agar drainase lancar, untuk iru perlu dibbuat parit-parit pemisah petak. Lebar petak 2-3 m sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Jarak tanam temulawak bervariasi antara 50 x 60 cm pada sistem budidaya monokultur, dapat juga menggunakan jarak tanam 75 x 50 cm.
Pemupukan dan Pemeliharaan
Pupuk kandang diperlukan sebanyak 20 ton/ha sebagai pupuk dasar, diberikan pada saat tanam. Pupuk Urea 300 kg/ha, SP-36 dan KCl 200 kg/ha. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada saat tanam, sedangkan Urea diberikan secara bertahap, yaitu pada umur 1, 2 dan 3 bulan setelah tanaman tumbuh masing-masing tiga bagian. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan dan pembumbunan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari adanya kompetisi perolehan zat hara dengan gulma dan menjaga kelembaban, suhu, dan kegemburan tanah.
Pengendalian OPT
Untuk mencegah masuknya bibit penyakit busuk rimpang yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum, dilakukan dengan cara penggunaan benih sehat, perlakuan benih sehat (perendaman dengan antibiotik), menghindari pelukaan (menaburkan abu sekam di permukaan rimpang), pergiliran tanaman, pembersihan sisa tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi supaya tidak ada air menggenang dan aliran air tidak melalui petak sehat, pemantauan kebun secara rutin.
Panen dan Pasca Panen
Panen yang tepat berdasarkan umur tanaman perlu dilakukan untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi yaitu pada tanaman umur 10-12 bulan stelah tanam ditandai dengan daun mulai luruh atau mengering. Dapat pula dipanen pada umur 20-24 bulan setelah tanam. Potensi hasil tanaman temulawak mencapai 20-30 ton/ha.
Panen dilakukan dengan cara menggali dan mengangkat rimpang secara keseluruhan. Rimpang hasil panen dicuci dari tanah dan kotoran, kemudian dikeringanginkan kulit rimpangnya. Setelah itu rimpang diiris membujur dengan ketebalan 2-3 mm. Rajangan rimpang kemudian dijemur di atas alas yang bersih, atau bisa dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 40o C-600o C, hingga mencapai kadar air 9 %-10 %. *
Sumber: sumsel.litbang.deptan.go.id
Derita Buruh Sawit
Oleh : Amin Siahaan
Tepat satu abad lalu industri perkebunan kelapa sawit dirintis di Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Itam Ulu oleh perusahaan Olipalmen Cultuur dan di Pulau Raja oleh perusahaan Huileries de Sumatera.
Kini, Indonesia dikenal sebagai pemasok utama crude palm oil. Hasilnya, di tahun 2009, Indonesia mendapatkan 10 miliar dolar dari perdagangan CPO. Tanggal 28-30 Maret 2011 lalu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) beserta pemerintah merayakan peringatan 100 tahun komoditi kelapa sawit di Indonesia. Kota Medan dipilih untuk menjadi tuan rumah acara ini. Namun, cerita sukses ini meninggalkan derita tak terperi bagi ribuan buruh perkebunan kelapa sawit.
Pelanggaran Hak NormatifTahun lalu, Greenpeace merilis berita yang menyebutkan bahwa perusahaan Sinar Mas Group melakukan pelanggaran ekologi dalam proses produksi sawitnya. Akibatnya, perusahaan internasional Nestle dan Unilever menghentikan pembelian CPO untuk sementara waktu. Pengusaha sawit dan pemerintah pun segera mengambil sikap dengan mengatakan pemberitaan negatif atas sawit Indonesia adalah bentuk black campaign Barat. Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) mencatat luas perkebunan sawit nasional mencapai 9,2 juta hektar. Rata-rata seorang buruh sawit bekerja di atas lahan 5 hektare. Dengan demikian terdapat 1.840.000 buruh yang menggantungkan nasibnya terhadap tumbuhan asli Afrika ini.
Citra negatif perkebunan sawit tidak hanya identik dengan kerusakan lingkungan. Buruh sawit, yang bekerja mulai pagi hingga sore, bahkan malam, merupakan bagian dari masyarakat marjinal. Kehidupan buruh sawit sangat identik dengan kemiskinan. Ini dapat kita lihat dari buruh sawit asal Jawa di Sumatera yang sudah hidup tiga sampai empat generasi. Mereka biasanya dikenal dengan istilah Jawa Kontrak (Jakon). Kemiskinan buruh sawit diakibatkan sistem yang didesain secara sistemik dan terstruktur yang berujung hilangnya akses hidup buruh perkebunan. Manifestasi kemiskinan buruh sawit berupa, antara lain, pelanggaran atas hak-hak normatif.
Pertama, pelanggaran status kerja. Di mana buruh sawit kebanyakan berstatus harian lepas (harlep) atau kontrak. Implikasinya adalah mereka mendapatkan upah di bawah standar. Hanya Rp 10.000-Rp 15.000 per harinya. Ironisnya, sebagian besar di antara mereka bekerja di bagian produksi utama: pemanen dan perawatan. Hal ini jelas melanggar UU No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 56 ayat 1; 59 (2); dan 66 (1). Selain itu terdapat juga buruh brondolan sawit yang umumnya dikerjakan perempuan dan anak-anak. Meskipun bekerja dari awal sampai selesai, mereka tidak mendapatkan upah sama sekali.
Kedua, pelanggaran keselamatan kerja. Buruh perkebunan sawit bekerja tanpa dilengkapi alat pelindung kerja (APD). Helm, kacamata, masker, sarung tangan, sepatu boot, dan seragam amat minim diberikan. Ini melanggar UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja khususnya pasal 3 ayat 1 (f). Padahal, bekerja di perkebunan sawit sangat rentan terjadinya kecelakaan kerja seperti tertimpa buah sawit ataupun gigitan binatang buas (ular). Ketiga, pelanggaran alat kerja. Buruh kebun sawit pada umumnya harus membeli sendiri peralatan kerja mereka. Jika pun disediakan oleh perusahaan, maka harus membayar setengah harga yang dipotong dari gaji mereka. Sedangkan biaya perawatan atau kerusakan harus ditanggung sendiri.
Keempat, eksploitasi denda atau sanksi. Di perkebunan kelapa sawit berlaku denda berupa potongan gaji atas kesalahan kerja di lapangan. Misalnya, ketika ada buah sawit yang masak tapi tidak dipanen. Atau jika brondolan sawit banyak tertinggal di areal tanaman. Akumulasi denda ini akan dipotong dari gaji. Buruh tidak diberikan kesempatan membela kesalahannya. Umumnya kesalahan terjadi karena beratnya target kerja dan minimnya alat kerja. Kelima, pelanggaran atas kebebasan berserikat dan berkumpul. Perkebunan telah mematikan kehidupan sosial-politik buruh dengan melarang berdirinya serikat buruh selain yang ditetapkan oleh perkebunan. Ancaman mutasi dan pemecatan segera diberlakukan jika ada buruh yang mencoba masuk atau mendirikan serikat buruh yang tidak direstui perkebunan. Di sisi lain, serikat buruh dukungan perkebunan lebih merupakan perpanjangan tangan perusahaan untuk mengawasi gerak-gerik buruh perkebunan.
Kelima, pelanggaran fasilitas. Hanya buruh berstatus tetap yang bisa mendapatkan fasilitas seperti perumahan, air, dan listrik. Itupun dengan kualitas sangat memprihatinkan. Perumahan umumnya terbuat dari kayu papan. Air berwarna hitam kecoklatan dan berkeruh karena perkebunan sawit berdiri di atas lahan gambut. Fasilitas sekolah kebanyakan hanya sampai tingkat sekolah dasar. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya anak buruh yang tidak sekolah karena ketiadaan biaya. Orangtua mereka "lebih suka" anaknya membantu bekerja di perkebunan.
Keenam, pelanggaran proses kerja. Tiap harinya buruh sawit bekerja dengan tiga target kerja sekaligus yaitu, jam kerja, luas areal dan target produksi. Buruh di bagian pemanen harus bekerja mulai pagi sampai sore dengan luas areal 5 hektar dan beban tandan buah segar (TBS) sebesar 1-2 ton. Ketiganya harus tercapai jika tidak ingin dikenakan denda atau sanksi. Pola inilah yang mengakibatkan istri dan anak buruh terpaksa harus ikut bekerja untuk meringankan pekerjaan dan menghindari sanksi.
Ketujuh, pelanggaran gender. Buruh perempuan, juga anak-anak, sangat rentan terhadap eksploitasi seksual. Pelakunya bisa berasal dari unsur pimpinan seperti Mandor ataupun sesama buruh. Lokasi kerja yang jauh dan sepi mendukung tindakan kriminal ini. Bahkan bukan rahasia lagi, praktek prostitusi inheren pada setiap perkebunan.
Pelanggaran hak-hak normatif merupakan kejahatan terhadap hak asasi manusia. Karena telah melanggar hak ekonomi, sosial, dan budaya serta hak sipil-politik buruh perkebunan. Kondisi yang tidak jauh berbeda seperti yang dikisahkan oleh Johanes Van den Brand dalam brosur Millioenen Uit Deli 109 tahun lalu.
Makna Perayaan
Dari paparan di atas patut kita pertanyakan apa korelasinya bagi buruh, dan keluarganya, gelaran satu abad sawit di Indonesia diadakan? Perayaan yang mengambil tema "Sawit Sahabat Rakyat" ini tidak akan mengubah sedikit pun kehidupan buruh sawit. Kemiskinan akan terus diwariskan ke generasi selanjutnya. Jelas bahwa industri sawit hanya menguntungkan segelintir pemodal. Lalu di mana peran pemerintah? Setali tiga uang. Pemerintah lebih nyaman duduk bersama pengusaha. Peran mensejahterakan rakyat (buruh) menjadi alpa karena begitu kuatnya intervensi pemodal.
Bukti terkini dapat kita lihat dalam draf moratorium yang ternyata hanya berlaku di obyek hutan primer. Perkebunan sawit yang sudah berdiri di atas hutan lindung atau lahan gambut tetap bisa beroperasi. Oleh karenanya, kebanggaan Indonesia sebagai pemasok utama CPO dunia adalah semu. Karena tidak berimplikasi pada perbaikan ekonomi jutaan buruh sawit. ***
Penulis aktif di NGO Lentera Rakyat (Bergerak di Bidang Pendidikan dan Pengorganisasian Buruh Perkebunan)
Berita Pertanian : Volume Penggilingan Padi Menyusut
BANYUMAS. Penggilingan padi di wilayah Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), sejak dua pekan terakhir didominasi pelayanan untuk konsumsi petani sehari-hari. Kondisi ini terjadi seiring menyusutnya stok padi di wilayah selatan, karena para tengkulak dari Jateng bagian utara dan Jawa Barat (Jabar) berebut hasil panenan padi yang masih berlangsung di Cilacap.
Ketua Persatuan Penggilingan Padi (Perpadi) Banyumas, Wahyudianto, Kamis (28/4), mengatakan, pada musim panen raya lalu, dari sekitar 500 tempat penggilingan padi di wilayah Banyumas, rata-rata setiap hari mengolah sekitar 2.900 ton. Namun, saat ini hanya tinggal 300 ton per hari.
”Kebanyakan tempat penggilingan padi hanya memenuhi permintaan konsumsi sehari-hari para petani. Adapun dari para mitra Bulog ataupun tengkulak, berkurang drastis,” ujarnya.
Kepala Humas Perum Bulog Subdivre IV Banyumas, Priyono, mengatakan, hingga pertengahan April pihaknya telah menyerap 34.000 ton beras atau tercapai 42 persen dari prognosa tahun 2011 sebesar 95.000 ton. Stok beras Bulog cukup hingga Agustus.
Tegal dan Medan stabil
Harga beras dan gabah di wilayah Kota Tegal, Jateng, dan Medan, Sumatera Utara (Sumut) dan sekitarnya, masih stabil, meski panen sudah mulai berkurang.
Di Tegal, harga beras kualitas premium dari petani sekitar Rp 5.200-Rp 5.400 per kilogram (kg), sedangkan harga di tingkat eceran Rp 6.000 per kg.
Mahrudi (33), pedagang beras di Pasar Induk Beras Martoloyo, Kota Tegal, mengatakan, dua pekan lalu harga beras naik Rp 50-Rp 100 per kg. Harga beras premium saat ini Rp 5.560 per kg.
Hasan, pedagang beras di Pasar Pringgan, Medan, mengatakan banyak beras masuk dari Aceh. Harga IR 64 asal Aceh Rp 5.850-Rp 5.900 per kg. Sementara IR 64 kelas menengah Rp 6.400 per kg. Beras kuku balam antara Rp 8.400-Rp 8.500 per kg.
Di Makassar, harga beras cenderung turun sebulan terakhir. Di Pasar Tello, Makassar, semua jenis beras turun Rp 400 hingga Rp 1.000 per kg seminggu terakhir. Harga beras di kisaran Rp 5.500–Rp 8.000 per kg.
Berita Pertanian : Tanaman Kubis Kering Kena Abu Vulkanik di Malang
Malang. Hingga Kamis (28/4), paparan debu Gunung Bromo masih melanda Kabupaten dan Kota Malang, Jawa Timur. Meski tidak lagi mengganggu penerbangan, tanaman kubis warga mengering akibat terpapar asap dari gunung dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu.
”Penerbangan sudah normal kembali. Pendaratan dan pemberangkatan sudah dilakukan dari Malang,” kata Kepala Dinas Operasi Bandara Abdulrachman Saleh Malang Kolonel Penerbang Novianto Widadi.
Meski demikian, para petani sayuran merasakan dampak paparan asap yang mengandung belerang tersebut. ”Dampak lirang (belerang) dari Bromo itu sudah kami rasakan sejak seminggu lalu. Bukan debunya, melainkan asap atau awan dari Gunung Bromo yang turun ke ladang pada malam hari,” kata Cipto, petani asal Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas. Dusun itu jaraknya 12 kilometer dari Gunung Bromo.
Menurut dia, kubis yang terkena belerang memang akan mengering, tetapi itu tidak akan lama. ”Seusai terkena lirang, biasanya nanti tanaman justru akan subur,” katanya.
Lahar dingin
Di Magelang, Jawa Tengah, dalam dua pekan terakhir banyak pengungsi korban lahar dingin Merapi mulai pulang ke rumah masing-masing. Mereka merasa situasi sudah cukup aman meski sebenarnya pemerintah masih memperpanjang masa tanggap darurat.
Jumlah pengungsi yang semula 3.588 orang, saat ini tinggal 2.947 orang.
Namun, Pemerintah Kabupaten Magelang tetap mengimbau mereka siap jika suatu waktu harus kembali mengungsi. Sebab, hujan dalam intensitas tinggi masih berpotensi terjadi.Berita Pertanian : Peneliti: Kopi Toraja Populer di Korsel
Makassar. Kopi torabika khas Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel), menjadi ikon kopi Indonesia yang semakin populer di mancanegara termasuk di Korea Selatan (Korsel).
Hanya saja, putra asli Sumedang, Jawa Barat ini, menyebutkan bahwa kopi Toraja yang sampai ke Korea bukan dipopulerkan oleh pengusaha Indonesia melainkan pengusaha asal Jerman. "Toraja Coffee selalu dicari di Korea, tapi kompetitornya orang Jerman, katanya dijual di sana sampai Rp5 juta per kilogram," ucapnya.
Meski kompetitornya orang Jerman, Yaya tetap bangga karena tetap menggunakan merek lokal yakni Toraja Coffee. Selain kopi Toraja asal Indonesia yang terkenal di luar negeri, juga terdapat kopi Sumatera, kopi Mandailing, kopi Jawa, kopi Bali, dan kopi luwak.
Untuk kopi luwak, Yaya pernah membawa ilmuwan dari Korea Selatan untuk melakukan penelitian tentang pembuatan kopi luwak di Jawa Timur. Selain kopi Toraja, Yaya yang pernah mendapat penghargaan dari pemerintah Korea Selatan di bidang analisis tanaman obat-obatan mengemukakan, temu lawak menjadi komoditas asli Indonesia yang masih punya nama besar di "negeri ginseng".
Hanya saja, lanjutnya, jika temu lawak yang tumbuh hampir di seluruh Indonesia mau dijadikan komoditas internasional, waktu panennya harus di atas sembilan bulan. "Di Indonesia, banyak yang baru enam bulan sudah dipanen sehingga kandungan obatnya kurang bagus," jelasnya.
Hasil penelitian yang dilakukan Yaya menunjukkan bahwa temu lawak baik untuk kesehatan mulut. Sementara tanaman obat lainnya dari Indonesia yang awalnya mendominasi pasar Korea saat ini tergeser oleh komoditas Thailand yang lebih memiliki "merek".
Dalam seminar tersebut Yaya membawakan materi berjudul "peluang Sulsel sebagai pusat pertumbuhan dan pengolahan agro industri Indonesia untuk pasar dunia".
Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu"mang yang tampil sebagai pembicara pertama memaparkan strategi Sulsel dalam meningkatkan produksi komoditas unggulan, termasuk kakao, jagung, udang, dan rumput laut. Pemprop Sulsel mencanangkan mulai 2012 fokus pada pengembangan agroindustri. (ant)
Berita Pertanian : Balai Karantina Pertanian Soekarno-Hatta Kekurangan SDM
Sejumlah anggota DPR tersebut yakni Wakil Ketua Komisi IV, Herman Khaeron (FPD), Sri Hidayati (FPD), Siswono Yudo Husodo (FPG), I Wayan Sugiana (FPD), Hardisusilo (FPG) dan Yusran Aspar (FPD) menyaksikan pemusnahan produk pertanian impor ilegal yang berlangsung di Instalasi Karantina Pertanian Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Menurut data, jumlah penerbangan domestik di Bandara Soekarno Hatta mencapai 247.541 dan jumlah penerbangan internasional mencapai 63.405 pada 2010. Dari penerbangan tersebut, diketahui jumlah penumpang mencapai 44 juta per tahun atau 3,7 juta penumpang per bulan.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Banun Harpini membenarkan minimnya tenaga SDM di BBKP Soekarno-Hatta tersebut. Dia mengakui kekurangan SDM tersebut juga karena kurangnya jurusan karantina di Universitas yang ada sehingga akan diambil dari SMK kejuruan peternakan ataupun pertanian. "Nantinya akan kami sekolahkan lagi di Ciawi, D3 dan D2 sebagai lanjutan sekolah di bawah Kementerian pertanian," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga akan mengupayakan terus menambah jumlah SDM yang saat ini ada. "Jumlah SDM kami tambah 624 orang dari sarjana pertanian," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV, Herman Khaeron mengharapkan agar jumlah dan kualitas SDM Karantina Pertanian Kementerian Pertanian ditingkatkan. Selain kurangnya tenaga SDM, Musyaffak juga mengeluhkan minimnya anggaran untuk karantina. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta pada 2010 mendapat anggaran Rp21,8 miliar dan pada 2011 turun menjadi Rp18,86 miliar. (ant)
Berita Pertanian : TNI Sediakan 50.000 Hektare Lahan Tidur untuk Pertanian
"Sedikitnya 50.000 hektare lahan tidur yang dimiliki TNI bisa dimanfaatkan untuk menambah luas lahan pertanian di seluruh Indonesia," ujarnya pada acara Rakernas Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) I dan HUT ke-38 HKTI, Rabu (27/4) di Balai Citra, Tiara Hotel, Medan.
Dikatakannya, lahan non-produktif itu akan diberikan kepada petani sesuai dengan tujuan TNI yang ingin mewujudkan industri pertanian nasional yang mapan, maju dan modern. "Dengan pengembangan lahan diharapkan produksi juga bisa meningkat sehingga bisa sama dengan negara lain yang produksinya mencapai 20 ton per tahun sehingga petani bisa sejahtera,” ucapnya.
Seluruh lahan tersebut, lanjut dia, harus dimanfaatkan hingga tingkat desa. Jangan sampai terhenti pada tingkat pusat saja sehingga tujuan mewujudkan petani yang makmur dan berdaulat tidak tercapai.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Bayu Krisnamurthi mengatakan, bicara pertanian bukan hanya soal impor dan ekspor. “Meskipun selama ini kita masih mengimpor produk pertanian dengan nilai total US$ 12 miliar, namun perlu diketahui Indonesia juga mengekspor produk yang sama dengan nilai lebih tinggi yakni US$ 15 miliar. Jadi perlu diketahui bahwa perdagangan kita sudah cukup bagus,” katanya.
Ke depan, lanjut Wamentan, hal yang perlu ditingkatkan adalah keseimbangan perdagangan (balance of trade) sehingga Indonesia bisa memimpin pasar. Indonesia tidak bisa menghentikan impor karena akan berimbas negatif ke negara sendiri apabila negara lain juga menghentikan impor.
"Kalaupun Indonesia masih tetap mengimpor, hanya produk-produk strategis yang memang dibutuhkan. Jadi produk yang diimpor sesuai dengan kebutuhan dalam negeri," imbuhnya.
Daya saing produk dalam negeri harus bisa ditingkatkan. Tidak seperti sekarang ini pada umumnya produk pertanian yang dihasilkan tidak berdaya saing tinggi. Dapat dilihat dari kualitas, pengemasan yang masih rendah tetapi harganya mahal. “Tiga hal itu menjadi kunci sehingga pertanian bisa tumbuh berkelanjutan dan petani makmur. Kemandirian pangan yang harus dikedepankan terlebih dahulu,” ujarnya.
Sementara Menko Kesra Agung Laksono mengatakan, apabila kemandirian pangan yang merupakan bagian dari ketahanan pangan tercipta maka tingkat kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Saat ini, kata dia, penurunan tingkat kemiskinan hanya berkisar 0,8%. Ke depan harus ditingkatkan di atas 1% sehingga rata-rata penurunan tingkat kemiskinan pada 2014 sebesar 10%. “Kalau petani sudah mandiri maka daya beli juga meningkat yang menunjukkan tingkat kesejahteraannya juga meningkat,” katanya.
Ketua Umum DPN HKTI Oesman Sapta mengatakan, pihaknya menargetkan produksi padi di Indonesia bisa mencapai 15 ton per hektare sehingga petani lebih mandiri. Untuk mencapai itu kerja sama dengan berbagai pihak telah dilakukan khususnya kepada TNI.
Dengan kerja sama tersebut, pihaknya berharap target tersebut bisa tercapai, tidak hanya beras, tetapi juga jagung, kedelai, gula dan lainnya. Seluruh komoditas itu merupakan masalah pokok. “Kerja sama dengan TNI sudah dilakukan. Lahan tidur bisa dimanfaatkan tanpa sewa tapi bagaimana system detail-nya masih di susun oleh HKTI begitu juga teknologi dan petani dari HKTI,” tuturnya.
Berita Pertanian : Balitbangtan Ingatkan Wereng Coklat Melanda Kembali
"Antara musim kemarau dan penghujan jika perbedaannya musim panas dan dingin sangat jelas maka akan timbul hama wereng, oleh karena itu harus diwaspadai," katanya di sela Rapat Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Menurut dia, walaupun intensitas serangan hama wereng diperkirakan tidak akan setinggi tahun lalu, namun pihaknya tetap melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menanggulanginya, antara lain dengan pelatihan tenaga Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT).
Pada tahun ini, lanjutnya, akan ditempatkan 1.000 petugas POPT di seluruh daerah endemik serangan hama wereng di sentra-sentra produksi padi, antara lain tujuh kabupaten di Jawa Tengah sebanyak 700 tenaga POPT, Kabupaten Lamongan Jawa Timur dan Sukamandi Subang Jawa Barat masing-masing 400 orang.
Sementara itu, menyinggung serangan ulat bulu di beberapa daerah, Haryono menyatakan, hama tersebut tidak mengancam pada tanaman padi karena jenisnya lain dengan ulat yang menyerang tanaman pangan itu.
Dia menegaskan, saat ini serangan ulat bulu sudah selesai apalagi telah melewati siklus 30 hari yang mana telor sudah tidak ada serta tidak jadi kepompong karena adanya parasitoit.
Untuk itu, guna memperbaiki ekosistem alam, maka Badan Litbang Pertanian melakukan gerakan menanam pohon di lingkungan lembaga tersebut yang tersebar di tanah air. "Satu orang staf diwajibkan menanam lima pohon, jika saat ini ada 8.600 orang staf Badan Litbang di seluruh Indonesia maka akan tertanaman lebih dari 40 ribu pohon," katanya.
Haryono menyatakan, pohon yang ditanam untuk perbaikan ekosistem tersebut yakni komoditas pangan lokal seperti pohon menteng, nyamplung, sukun, mangga, dan lain-lain. (ant)
Rabu, 27 April 2011
Distributor Pupuk Organik NPK Plus Daunic, PT. Buana Mitra Lestari
SEKILAS PRODUK
PUPUK
Pupuk adalah zat hara yang ditambahkan pada tumbuhan agar dapat berkembang dengan baik sesuai genetis dan potensi produksinya. Pupuk dapat dibuat dari bahan organik (alamiah) ataupun non-organik (sintetis).
Organik sejauh yang diketahui mengacu kepada sesuatu yang berasal dari makluk hidup (manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan. Kata 'Organik' sebenarnya bermaksud 'berasal dari tanah'. Singkatnya, membawa arti 'asli, alami, tidak tercemar dan lain-lainnya'.
Pupuk An-organik
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 08/Pert/SR.140/2007 yang dimaksud pupuk an-organik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis, dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk.
Pupuk Organik
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 02/Pert/HK.060/2/2006, yang dimaksud dengan pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Mengapa Harus Mengarah ke Pupuk Organik
- Pada tahun 1970, kandungan organik di dalam lahan masih tinggi (5%), tetapi pada saat ini kandungan organik di dalam lahan hanya tinggal rata-rata 2%.
- Para petani hanya berpikir pada nilai ekonomis jangka pendek sehingga tanah dieksploitasi secara maksimal tanpa memperdulikan keseimbangan unsur tanah tsb.
- Terlalu banyak menggunakan pupuk anorganik sehingga unsur didalam kandungan tanah akan mematikan unsur biologi didalam tanah, tanah menjadi semakin keras dan tidak dapat menyimpan air.
- Pupuk organik memberi makanan kepada mikroba dalam tanah, karena aktivitas mikroba membuat tanah menjadi gembur sehingga aerasi dan porositas tanah menjadi bagus.
- Akar tanaman bisa tembus leluasa dan menembus tanah dengah mudah, akibatnya proses penyerapan air dan hara akan lebih lancar.
- Pupuk organik mengandung unsur silika yang berfungsi mengeraskan dinding sel batang tanaman dan daun lebih berserat sehingga tidak mudah terserang hama dan penyakit.
PUPUK ORGANIK "DAUNIC"
Pupuk Organik NPK Plus Daunic mengandung kandungan hara lengkap, lebih dari 16 macam unsur hara penting dalam pertumbuhan.
3 (tiga) unsur diperoleh bebas di udara dan air dalam bentuk:
- CO2
- O2
- H2O
6 (enam) unsur hara makro Pupuk Organik NPK Plus Daunic :
- Nitrogen (N) : 2,38 %
- Phosphor (P2O5) : 1,19 %
- Kalium (K2O) : 3,25 % (abu dan limbah tandan sawit mengandung Kalium tinggi maks. 30-40%)
- Magnesium (Mg) : abu dan limbah tandan sawit mengandung maks. 3% MgO
- Calsium (Ca) : abu dan limbah tandan sawit mengandung maks. 9% CaO
- Sulfur (S) : abu dan limbah tandan sawit mengandung maks.3,8% S
7 (tujuh) unsur hara mikro Pupuk Organik NPK Plus Daunic :
Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu tandan. Abu tandan tersebut ternyata memiliki kandungan 30-40%K2O, 7%P2O5, 9%CaO, dan 3%MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200ppm Fe, 1.00 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu. Sebagai gambaran umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa sawit dengan kapasitas 1200 ton TBS/ hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10,8%/hari. Setara dengan 5,8 ton KCL; 2,2 ton kiersit; dan 0,7 ton TSP. dengan penambahan polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O 30-38% dengan pH 8 – 9.
- Fe : 120 ppm
- Mn : 0,04 %
- Cl : 0,02 %
- Cu : 93 ppm
- Zn : 132 ppm
- B : 42 ppm
- Mo : 0,2 ppm
C -Organik : 12,65 %
PH 10% Solution : 9,1
Cobalt (Co) : dibawah 0,05 ppm
E - Coli : dibawah 3,0 NPM/gram
Salmonella sp : negative
Pupuk yang kandungan logam beratnya sebagai bahan ikutan tidak melebihi batas toleransi maksimal sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pertanian No. 09/Kpts/TP.260/1/2003 tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pupuk An-organik, yaitu:
- Arsen (As) maksimum 100 ppm
- Merkuri (Hg) maksimum 10 ppm
- Kadmium (Cd) maksimum 100 ppm dan
- Tembaga (Pb) maksimum 500 ppm
- Tembaga (Pb) : 24 ppm
- Arsenic (As) : 1,0 ppm
- Mercury (Hg) : 18 ppm
- Kadmium (Cd) : 0,23 ppm
Sertifikat No. 01022/DBBPAE oleh PT Sucofindo
PUPUK NPK ORGANIK PLUS DAUNIC
Pupuk NPK Organik Plus ini telah dikembangkan sejak tahun 2005 dan sudah digunakan oleh banyak pemilik perkebunan pribadi maupun perusahaan di daerah Sumatera Utara. Kapasitas pada saat itu masih terbatas karena diproses secara manual. Kini kami telah melakukan investasi yang cukup besar untuk mengembangkan proses produksi dengan menggunakan teknologi mesin sehingga dapat menghasilkan kapasitas yang cukup besar untuk memenuhi permintaan.
Pupuk NPK Organik Plus Daunic terbuat dari pengolahan limbah industri Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang di campur dengan bahan alamiah lainnya yang terbentuk menjadi pupuk organik yang sudah terbukti kualitasnya dan mampu menyamai pupuk anorganik/sintesis.
Limbah PKS yang digunakan dalam proses pengolahan pupuk NPK Organik ini adalah limbah padat dan tandan kosong yang kemudian dicampur dengan bahan campuran alamiah lainnya sehingga membentuk kandungan hara lengkap lebih dari 16 unsur hara penting dalam pertumbuhan tanaman.
16 unsur hara yang di maksud adalah: 3 unsur yang diperoleh dari alam bebas yaitu: CO2, O2 dan H2O. 6 unsur hara makro: Nitrogen, Phosphor, Kalium, Magnasium, Calsium dan Sulfur. 7 unsur hara mikro: Fe, Mn, Cl, Cu, Zn, B dan Mo.
Pupuk NPK Organik Plus Daunic menggandung mikroba yang setelah diaplikasikan ke tanah akan menghidupkan mikroba (cacing tanah) yang dapat membuat tanah menjadi gembur sehingga aerasi dan porositas tanah menjadi bagus. Akar tanah bisa tumbuh dengan leluasa dan menembus tanah dengan mudah, akibatnya proses penyerapan air dan hara akan lebih lancar.
Pupuk NPK Organik Plus Daunic setelah diaplikasikan ke tanaman akan menggandung unsur silika yang berfungsi menggeraskan dinding sel batang tanaman dan daun lebih berserat sehingga tidak mudah terserang hama dan penyakit.
Pupuk NPK Organik Plus Daunic dapat memberikan nilai kompetitif sebagai berikut :
- Ramah Lingkungan karena menggunakan limbah industri dan 100% campuran alamiah lainnya
- Menggandung unsur hara lengkap dan tidak perlu campuran jenis pupuk lainnya
- Memperbaiki dan mengemburkan tanah yang telah rusak karena menggunakan pupuk anorganik secara berlebihan
- Dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan karena kebutuhan makanan tanaman telah terpenuhi
- Dapat meningkatkan kuantitas hasil produksi karena perkembangan tanaman yang sempurna
- Menggandung mikroba yang dapat meningkatkan kehidupan mikroorganisme
- Efisiensi dalam pemupukan karena telah lengkap unsur haranya (cukup hanya 1 jenis pupuk yang digunakan) tidak perlu di tambahkan pupuk lainnya
- Dapat menghemat biaya pemupukan, karena hanya 1 jenis pupuk yang digunakan
Harga promosi Rp. 200.000 per sak (50 kg)
Tapi belum ongkos kirim
Hubungi :
Ricky BP, STP
Hp : 0821 6726 1469, 0813 6143 2129
Email : kenanganraindolan@yahoo.co.id
atau
Distributor :
PT. Buana Mitra Lestari
Jl. Tengku Amir Hamzah, Sentosa Land No. 9 N Medan 20117 - Indonesia
Telp. (061) 6623274, 6623249 Fax : (061) 6623249
Email : buanamitralestari@hotmail.com