Pekanbaru. Perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi di Riau memanfaatkan burung hantu (Tyto alba) sebagai pembasmi alami hama tikus.
"Membasmi hama tikus lebih efektif dengan mengandalkan burung hantu," kata Asisten Kepala Kebun Topaz PT Tunggal Yunus Estate Asian Agri Group Pandapotan Sitompul saat ditemui di areal perkebunan sawit perusahaan di Desa Petapahan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (9/6).Menurut dia, untuk membasmi hama tikus pihaknya sengaja memelihara burung hantu dengan menyiapkan kandang-kandang di lokasi kebun tertentu. Kandang itu sebagai rumah bagi predator alami tikus tersebut.
Dijelaskannya, kandang burung hantu dibuat senyaman mungkin berada di atas ketinggian lebih dari lima meter. Kandang yang terbuat dari drum plastik itu ditancapkan dengan sebatang tonggak kayu, dan pada bagian bawah tonggak dilapisi seng agar ular yang merupakan predator burung hantu tidak dapat menjangkau kandang.
Sitompul mengatakan, dari luas kebun 4.022 hektare pihaknya menyiapkan kandang burung hantu tiap 20 hektare luas kebun. Biasanya, setelah sepekan kandang dibangun ada burung hantu yang singgah dan bersarang di sarang buatan itu.
Menurut dia, hasil sensus pengendalian hama dan penyakit di areal perkebunan Topaz itu menunjukkan, saat ini terdapat sekitar 160 burung hantu yang menghuni kandang-kandang buatan di perkebunan tersebut. "Bahkan, ada kandang yang telah diisi penghuni baru burung hantu yakni anak-anak mereka. Biasanya burung hantu beranak 2-3 ekor. Anak burung hantu tetap kami pelihara di kandang bersama induknya," ujar Pandapotan Sitompul seraya menunjukkan dua anak burung hantu yang baru berumur beberapa hari.
Kedua ekor anak burung hantu itu terlihat belum ditumbuhi bulu lebat namun mata hitamnya yang besar terlihat jelas dan tajam. "Jika siang hari, biasanya induk burung pergi, yang tinggal di kandang anak-anaknya," ungkap Sitompul. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar